Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sofwan Ali Fakhrudin

NIM: 2201861881

KELAS: DQEA

Tugas Personal 01

(Minggu 2 / Sesi 3)
Pengantar:

Tugas personal pertama akan mengambil bahan dari materi-materi yang dibahas pada minggu
pertama dan minggu kedua, baik yang berasal dari Lecturer Notes, materi ppt, buku yang menjadi
bahan referensi, dan peraturan perundangan yang terkait dengan materi minggu pertama dan kedua.

Jawablah tugas ini dengan dalam bentuk Essay dan cantumkanlah sumber jawaban kalian di setiap
akhir jawaban (misalnya jika dari buku, tulislah nama penulisnya, judul buku, tahun terbit dan
halaman yang dikutip. Jika dari sumber internet tulislah link sumber tersebut dan tanggal berapa
kalian mengakses sumber tersebut)

! Pada setiap halaman pertama (cover) dari lembar jawaban yang di submit harus mencantumkan
nama dan NIM mahasiswa

Soal:
1. Pada tahun 2016 lalu, Pemerintah Indonesia menerapkan Tax Amnesty kepada masyarakat
Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, berikan penjelasan dan analisis tentang “aturan hukum
yang mendasari dilakukannya tax amnesty” dan kaitkan penjelasan tersebut dilihat dari tujuan
hukum serta unsur-unsur hukum !

2. Salah satu materi yang dipelajari dalam mata kuliah ini adalah tentang objek hukum, dimana
benda merupakan objek hukum dalam perekonomian. Oleh karena itu perlu dipelajari tentang
bagaimana konsep hukum benda dalam hukum. Tugas kalian adalah: berikan contoh sebuah
benda yang menjadi objek transaksi dalam perdagangan dan analisis benda tersebut berdasarkan:
bezit, levering, verjaring, dan bezwaring ! (lihat materi ppt dan LN)
== Selamat Mengerjakan ==
Jawaban:

1. Diawali dengan pengertian dari tax amnesty itu sendiri yaitu penghapusan pajak yang
seharusnya dibayar dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana
diatur dalam UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Dalam undang-undang ini
juga disebutkan, wajib pajak hanya perlu mengungkap harta dan membayar tebusan pajak

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


sebagai pajak pengampunan atas harta yang selama ini tidak pernah dilaporkan. Jadi, Tax
Amnesty adalah sarana bagi pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dari pajak serta
kepatuhan wajib pajak. Selain itu Tax amnesty merupakan kebijakan yang sering diterapkan
banyak negara, tak terkecuali Indonesia. (https://www.online-pajak.com/)
Dasar Hukum Tax Amnesty. Yang menjadi dasar hukum Tax Amnesty adalah Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak. UU
tersebut di sahkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 1 Juli 2016.
Dasar Hukum Pelaksanaan Tax Amnesty
Sesuai dengan pasal 24 UU No 11 tahun 2016, bahwa ketentuan pelaksanaan pengampunan
pajak diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor PMK-118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.
Dalam pelaksanaan secara teknis, Direktorat Jenderal Pajak selaku pelaksana utama dari
kegiatan pengampunan pajak menggunakan SE-30/PJ/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengampunan Pajak untuk menunjang pelaksanaan tersebut.
Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan PER-07/PJ/2016 tentang Dokumen dan Pedoman
Teknis Pengisian Dokumen dalam Rangka Pelaksanaan Pengampunan Pajak.
http://taxamnestyindonesia2016.blogspot.com

Tujuan Umum Tax Amnesty


Di dunia, ada beberapa negara yang pernah menerapkan tax amnesty selain Indonesia di
antaranya Australia, Belgia, Kanada, Jerman, Yunani, Italia, Portugal, Rusia, Afrika Selatan,
Spanyol, dan Amerika Serikat.
Tax Amnesty dilakukan untuk menarik “uang” dari para wajib pajak yang disinyalir
menyimpan secara rahasia di negara-negara bebas pajak.
Dengan tersimpannya “uang” di negara-negara bebas pajak tersebut, hilang pula potensi
penerimaan negara dari pajak. Oleh karena itu, untuk menarik hati para wajib pajak,
pemerintah menerapkan program tax amnesty dengan harapan para wajib pajak yang
menyimpang “uang” mereka di luar negeri dapat mengalihkan simpanannya ke dalam negeri.
Dengan demikian, pemasukan negara dari pajak dapat meningkat dan dapat berkontribusi
secara siginfikan terhadap pembangunan ekonomi dalam negeri.

2. Berikan contoh sebuah benda yang menjadi objek transaksi dalam perdagangan dan analisis
benda tersebut berdasarkan: bezit, levering, verjaring, dan bezwaring !
Pemilikan (Bezit)
Pemilikan (Bezit) yakni dalam hal benda bergerak berlaku azas yang tercantum dalam pasal
1977 KUH Perdata, yaitu berzitter dari barang bergerak adalah pemilik (eigenaar) dari barang
tersebut. Sedangkan untuk barang tidak bergerak tidak demikian halnya.

Penyerahan (Levering)

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Penyerahan (Levering) yakni terhadap benda bergerak dapat dilakukan penyerahan secara
nyata (hand by hand) atau dari tangan ke tangan, sedangkan untuk benda tidak bergerak
dilakukan balik nama.

Daluwarsa (Verjaring)
Daluwarsa (Verjaring) yakni untuk benda-benda bergerak tidak mengenal daluwarsa, sebab
bezit di sini sama dengan pemilikan (eigendom) atas benda bergerak tersebut sedangkan
untuk benda-benda tidak bergerak mengenal adanya daluwarsa.

Pembebanan (Bezwaring)
Pembebanan (Bezwaring) yakni tehadap benda bergerak dilakukan pand (gadai, fidusia)
sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik adalah hak tanggungan untuk tanah
serta benda-benda selain tanah digunakan fidusia.

Contoh benda yang menjadi objek transaksi dalam perdagangan adalah kendaraan bermotor,
Tidak perlu Bukti Kepemilikan sebagai Hak Penguasaan, Pemegang benda bergerak (beziter)
dianggap sebagai pemilik (eighiner) benda bergerak tersebut. Karena kendaraan bermotor
merupakan benda bergerak, maka dibutuhkan penyerahan yang dilakukan secara nyata.
Terkait dengan pembebanan (bezwaring) ketika kendaraan bermotor tersebut dijadikan suatu
jaminan, dan kendaraan bermotor tersebut dikuasai oleh orang lain. Penjaminan itulah yang
disebut pembebanan.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai