Minipro Gaster
Minipro Gaster
Disusun Oleh:
Pembimbing:
PUSKESMAS REMBANG 2
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Hiegenitas
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan individu, seperti mencuci tangan untuk
kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan
piring, membuang bagian makanan yang telah rusak (Chandra,
2006).
1.2.1 Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan (Environmental Sanitation), secara
relatif merupakan disiplin yang lebih terbatas yang sekarang telah
dikembangkan menjadi kesehatan lingkungan. WHO
mengemukakan definisi sanitasi lingkungan sebagai usaha
pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia
yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang
merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan
hidup manusia (Hassan, 2012).
Ruang lingkup sanitasi lingkungan terutama ditujukan
kepada pengendalian (kontrol) dari:
2). Penyediaan air, untuk menjamin bahwa air yang digunakan oleh
masyarakat cukup bersih dan sehat.
3). Perumahan, untuk menjamin bahwa rumah dapat memberikan
rasa nyaman dan bebas dari kemungkinan penyebaran
penyakit.
4). Makanan termasuk susu, untuk menjamin bahwa segala
sesuatunya bersih dan aman.
5). Individu dan masyarakat agar terbiasa hidup sehat dan bersih.
6). Kondisi udara untuk menjamin bahwa udara luar bebas dari
elemen yang merugikan, dan udara di dalam ruangan dapat
mencukupi kebutuhan sesuai dengan aktifitas di dalamnya
(Arifin M, 2009).
1.3.1 Hiegenitas Ibu terhadap Kejadian Stunting
Praktik kebersihan/higyene ibu berpengaruh dengan
dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. Maka dapat
dikatakan bahwa ibu yang memperhatikan kondisi
kebersihan/higyene anak akan berpengaruh positif kepada keadaan
status gizi anak, dimana digambarkan pada hasil penelitian ini yang
termasuk dalam kategori baik dalam praktik kebersihan/higyene
menunjukkan 61,9% tinggi badan anak normal di posyandu Asoka
II wilayah pesisir keluarahan barombong (Rahmayana dkk, 2014).
Penelitian Aditianti (2010) juga mendukung hasil penelitian
tersebut yang meneliti factor determinan stunting di Indonesia
dengan hasil penelitian bahwa personal higiene adalah faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting pada anak usia
24-59 bulan di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa ibu yang
melakukan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, sebelum
menyiapkan makanan, setelah buang air besar dan setelah pegang
binatang pada anak dengan status gizi normal jumlahnya lebih
banyak dari ibu pada kelompok anak stunting. Menurut Turnip
(2008), Kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan berperan
penting dalam memelihara kesehatan akan serta mencegah
penyakit-penyakit diare dan infeksi kecacingan. Satu kebiasaan
yang bersih seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
dan setelah buang air besar, telah menjadi fokus kampanye WHO
untuk mengurangi timbulnya penyakit-penyakit diare.
Bayi adalah individu yang mengalami pertumbuhan dan
waktu 2-4 jam sekali kecuali jika anak buang air besar dan harus
yang benar akan memberikan hasil akhir alat makan yang sehat dan
makanan yang tidak baik seperti kertas, plastik dan tempat yang
yang baik seperti tudung saji cukup aman untuk menjaga makanan
Fitriyanti, 2015).
botol, dot, dan tutup botolnya serta mencucinya dengan air sabun.
6) Penyajian makanan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit. Mencuci tangan juga bermanfaat untuk membunuh kuman
penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera,
disentri, typus, kecacingan, flu burung atau SARS . Selain itu, tangan menjadi
bersih dan bebas dari kuman (Kemenkes RI, 2014). Indikator waktu untuk
mencuci tangan pakai sabun adalah sebelum makan, sebelum mengolah dan
menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan
bayi/balita, sesudah buang air besar/kecil, dan sesudah memegang unggas/hewan.
Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah penularan penyakit, namun jika CTPS tidak
dilakukan akan menimbulkan dampak buruk, yaitu terkena penyakit diare,
cacingan, kolera disentri, typus, flu burung bahkan penyakit SARS (Kemenkes
RI, 2014).
Pilar Pertama STBM adalah Stop buang air besar sembarangan. Pesan yang
d. Cara hidup sehat dengan membiasakan keluarga buang air besar yang
aman dan sehat berarti menjaga generasi untuk tetap sehat.
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, akses sanitasi layak yaitu apabila
penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama, dengan
jenis kloset leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan
tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Metode pembuangan
tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar
benar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
6. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
(Depkes, 2013)
a. Reduce
b. Reuse
c. Resycle
Recycle yaitu mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru.
Sasaran kegiatan “GASTER” ini adalah ibu hamil dan ibu balita di
wilayah Rembang 2, yang diharapkan mampu mengoptimalkan tumbuh
kembang anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk mencegah kejadian
stunting.
BAB IV
BENTUK KEGIATAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Bentuk kegiatan :
Kegiatan Miniproject dilakukan dalam 1 hari pada tanggal 29 Februari 2020\
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
6.1 MONITORING
Kegiatan ini dihadiri oleh 35 peserta yang terdiri dari 20 ibu hamil
dari desa mondoteko dan 15 Ibu Balita stunting beserta balita. Seluruh peserta
telah hadir pada pukul 08.00 WIB sehingga kegiatan dapat segera dimulai.
Para peserta sangat antusias dan kooperatif dalam mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan hingga selesai. Pembukaan acara dilakukan oleh ketua tim
miniproject setelah itu dilanjutakan sambutan dari kepala puskesmas,
perwakilan penanggungajawab gizi dan penanggung jawab KIA dari
puskesmas. Kegiatan acara ini berjalan lancar karena kerjasama panitia
dengan pihak puskesmas, terutama bidan-bidan dari berbagai desa yang sudah
memberikan andil dalam membagikan pot feses pasien balita stunting untuk
pemeriksaan feses rutin. Di akhir acara, semua pihak yang terlibat mengaku
sangat puas dan secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar.
6.2 EVALUASI
Kegiatan GASTER ini secara keseluruhan sudah berjalan cukup baik,
hanya saja pada saat kegiatan penyuluhan banyak balita yang tidak kondusif
hal ini dipahami karena waktu yang cukup lama mengingat balita mudah
merasa bosan. Durasi waktu untuk pojok konsultasi juga dirasa kurang,
karena pojok konsultasi ini dilakukan di akhir acara menjadikan ibu balita
tidak leluasa untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. KESIMPULAN
Kegiatan mini project yang bertema GASTER “Gerakan Anti
Stunting Terpadu” di Balaidesa Mondoteko Rembang ini berjalan dengan
lancar dan diharapkan dapat memberikan pengaruh positif pada para
peserta tentang pentingnya pencegahan stunting di 1000 Hari Pertama
Kehidupan.
7.2. SARAN
7.3.1 Melaksanakan kegiatan GASTER “Gerakan Anti Stunting Terpadu”
secara rutin di setiap desa untuk meningkatkan pengetahuan tentang
pencegahan stunting di 1000 HPK.
7.3.2 Bekerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang 2,
sehingga dapat di sosialisasikan kepada Puskesmas di seluruh
Kabupaten Rembang.
7.3.3 Memberikan materi kepada kader terkait pencegahan stunting supaya
kader dapat ikut memberikan penyuluhan terhadap ibu hamil dan ibu
balita di setiap desa.
DAFTAR PUSTAKA
Aditianti. Faktor Determinan “Stunting” Pada Anak Usia 24–59 Bulan di
Indonesia. Program Pascasarjana : Institut Pertanian Bogor, 2010.
Jakarta: EGC
Fathir, M. et al., 2017. Hubungan Higienitas Botol Susu Dengan Kejasian Diare
Di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
Acta. Volume 3
Kishnam, Y.G., 2014. Gambaran Perilaku Hidup Sehat Ibu Yang Memiliki Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ubud I, Kabupaten Gianyar Bali Tahun
2014. , 4(1), pp.51–58.
Marisdayana, R., Sahara, P. & Yosefin, H., 2017. Teknik Pencucian Alat Makan,
Personal Hygiene, Terhadap Kontaminasi Bakteri Pada Alat Makan. ,
2(October), pp.376–382.
Turnip, Frisda. Pengaruh Positive Deviance Pada Ibu dari Keluarga Miskin
Terhadap Status Gizi anak Usia 12-24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi Tahun 2007. Medan : Universitas Sumatera Utara, 2008.