Anda di halaman 1dari 11

RESUME

BIOLOGI DASAR

OLEH :

SALFIKA
1912142007

PRODI FISIKA SAINS


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
TRANSPOR PASIF, TRANSPOR AKTIF, DAN TRANSPOR
MAKROMOLEKUL

Interaksi sel, baik dengan sel lainnya maupun dengan lingkungannya, sangat
dibutuuhkan, untuk mempertahankan kelangsungan hidup tersebut.interaksi ssel
dilkukan dengan cara transport melalui membrane plasma. Transpor melalui membrane
bertujuan, antara lain sebgai berikut.
a. Memasukkan gula, asam amino, dan nutrient lain yang diperlikan oleh sel.
b. Memasukkan oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon oksida (CO2) pada proses
respirasi sel.
c. Mengantur konsentrasi ion anorganik didalam sel, contohnya ion Na+, K+, Ca2+,
dan Cl-.
d. Membuang sisa-sisa metabolism yang bersifat racun.
e. Menjaga kestabilan pH.
f. Menjaga konsentrasi suatu zat untuk menndukung kerja enzim.
Transport xat melalui membrane dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut.
1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi.
Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.
Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
 Difusi
Proses ini merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju
larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran.
 Difusi terfasilitasi (Difusi terbantu)
Proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat
tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu
dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri Escherichia
coliyang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat
impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit
kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease,
yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan
jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel. Difusi
dapat dipermudah oleh protein spesifik yang membentuk saluran protein dan
protein transpor pada membrane sel. Mekanisme difusi terfasilitasi adalah sebagai
berikut.
 Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran
semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.
Osmosis adalah proses bergeraknya molekul pelarut (air) kelarutan dengan
konsentrasi rendah (hipotonik) kelarutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi
(hipertonik) melalui selaput selektif peermeabel. Larutan hipotonik memiliki
konsentrasi zat terlarut hipertonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
Larutan isotonik memliki konsentrasi zat terlarut yang sama. Osmosis merupakan
difusi air melewati membran selektif permeabel yang arahnya di tentukan hanya
oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total, bukan banyaknya jenis zat terlarut.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul melawan suatu gradien 
konsentrasi dengan menggunakan energi untuk masuk atau keluar sel melalui
membran sel. Selain memerlukan energi berupa ATP, transpor aktif juga
memerlukan enzim untuk memindahkan molekul dan ion dari tempat konsentrasi
rendah ke tempat konsentrasi tinggi. Agar enzim dapat berfungsi sebagai pompa,
maka enzim tersebut harus dapat mengikat ion dan mengangkut ion dari satu sisi
membran ke sisi yang lain. Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke
dalam sel menggunakan energi. Energi ini di peroleh dari gradien konsentrasi Na+
yang terjadi pada pengangkutan natrium-kalium. Dengan bantuan suatu protein
transport khusus, molekul glukosa dan ion natrium masuk ke dalam sel bersama-
sama. Kemudian, natrium tersebut dikeluarkan lagi oleh pompa natrium-kalium.
Dengan demikian, pompa natrium-kalium tidak hanya mengangkut secara aktif Na+
dan K+ , tetapi secara tidak langsung menyediakan energi untuk proses
pengangkutan yang lain. Transpor aktif terdiri atas pompa ion, kotranspor, dan
eksositosis-endositosis.
Berikut penjelasan tentang Endositosis dengan Eksositosis
 Pompa ion
Pompa ion adalah transpor ion melalui membran dengan cara melakukan
pertukaran ion dari dalam sel dengan ion di luar sel.
 Kontranspor
Kontranspor adalah transpor aktif dari zat yang tertentu yang dapat menginisiasi
transpor zat lainnya.
 Eksositosis-endositosis
 Eksositosis
Eksositosis Merupakan proses sel mensekresi makromolekul dengan cara
menggabungkan vesikula dengan membran plasma, vesikula trnsport yang
terlepas dari apatatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma.
Contohnya sekresi enzim pencerna ke dalam usus. Sekret (zat yang
dikeluarkan) biasanya terbungkus dalam kantung membran atau vakuola.
Kantung-kantung itu menuju ke tepi sel, terbuka dan keluarlah sekretnya.
 Endositosis
Endositosis adalah proses menangkap zat atau partikel dari luar sel dengan
melanda atau melalap dengan membran sel. Membran membentuk lipatan di
atas substansi atau zat dan itu menjadi benar-benar tertutup oleh membran.
Pada titik ini kantung membran, atau vesikel, menjepit dan menggerakan zat
ke dalam sitosol. Ada dua jenis utama dari endositosis yaitu:
 Fagositosis
Fagositosis (pemakan seluler), sel menelan suatu partikel dengan
pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan
membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar
untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola
bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Contoh
fagositosis, misalnya sel darah putih memakan protein asing (kuman
penyakit) atau ameba yang memakan bakteri.
 Pinositosis
Pinositosis, yaitu mekanisme yang digunakan sel untuk mencerna cairan
ekstraselular dan isinya; mekanisme ini meliputi pembentukan invaginasi
oleh membran sel, yang menutup dan terlepas sehingga terbentuk vakuola
berisi cairan dalam sitoplsma.
 Endositosis yang diperantai dengan reseptor
Endositosis yang diperantarai reseptor, yang tertanam dalam membran adalah
protein dengan tempat reseptor spesifik yang dipaparkan ke fluide ekstraseluler.
Memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang
melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam
fluida seluler misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap
kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk
sintesis steroid lainnya.

3. Transport Makromolekul
Makromolekul merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom atau blok
penyusun. Sebagian besar makromolekul berupa polimer atau suatu molekul panjang
yang terdiri atas banyak blok penyusun identik dan dihubungkan dengan ikatan-
ikatan kovalen. Blok penyusun dari suatu polimer adalah molekul kecil yang disebut
monomer. Monomer-monomer dihubungkan melalui suatu reaksi kondensasi atau
dehidrasi sehingga dua molekul dapat berikatan secara kovalen melalui pelepasan
satu molekul air. Sel hidup memiliki empat makromolekul, yaitu karbohidrat, lipid,
protein, dan asam nukleat.

MEKANISME SINTESIS MAKROMOLEKUL SEL


Biosintesis adalah suatu proses banyak-tahap, yang dikatalisis-enzim di mana substrat diubah
menjadi produk yang lebih kompleks dalam organisme hidup. Dalam biosintesis, senyawa
dimodifikasi, diubah menjadi senyawa lain, atau digabungkan bersama untuk membentuk
makromolekul. Proses ini terkadang terdiri dari jalur metabolik. Beberapa dari jalur biosintesis
ini berlokasi didalam organel sel tunggal, sementara lainnya melibatkan enzim yang berlokasi di
dalam organel sel ganda. Contoh dari jalur biosintesis ini diantaranya pada produksi komponen
membran lipida dan nukleotida. Biosintesis biasanya bersinonim dengan anabolisme.

Unsur-unsur prasyarat untuk biosintesis meliputi: senyawa prekursor, energi kimia (misalnya
ATP), dan enzim katalitik yang mungkin memerlukan koenzim (misalnya NADH, NADPH).
Elemen-elemen ini menciptakan monomer, suatu blok pembangun untuk makromolekul.
Beberapa makromolekul biologis penting meliputi: protein, yang terdiri dari monomer asam
amino yang bergabung melalui ikatan peptida, dan molekul DNA, yang terdiri dari nukleotida
yang bergabung melalui ikatan fosfodiester.

Sifat reaksi kimia


Biosintesis terjadi karena serangkaian reaksi kimia. Agar reaksi-reaksi ini terjadi, unsur-unsur
berikut ini diperlukan:

 Senyawa prekursor: senyawa-senyawa ini adalah molekul awal atau substrat dalam suatu
reaksi. Prekursor ini juga dapat dilihat sebagai reaktan dalam proses kimia tertentu.[3]
 Energi kimia: energi kimia dapat ditemukan dalam bentuk molekul energi tinggi.
Molekul-molekul ini diperlukan untuk reaksi yang tidak menguntungkan secara energi.
Lebih lanjut, hidrolisis senyawa ini mendorong reaksi ke depan. Molekul berenergi
tinggi, seperti ATP, memiliki tiga fosfat. Seringkali, fosfat terminal terpecah selama
hidrolisis dan dipindahkan ke molekul lain.]
 Enzim katalitik: molekul-molekul ini adalah protein khusus yang mengkatalisasi suatu
reaksi dengan meningkatkan laju reaksi dan menurunkan energi aktivasi.
 Koenzim atau kofaktor: kofaktor adalah molekul yang membantu dalam reaksi kimia.
Konfaktor tersebut mungkin merupakan suatu ion logam, turunan vitamin seperti NADH
dan asetil KoA, atau turunan non-vitamin seperti ATP. Dalam kasus NADH, molekul
mentransfer hidrogen, sedangkan asetil KoA mentransfer gugus asetil, dan ATP
mentransfer fosfat.

Lipida
Banyak makromolekul rumit disintesis dalam pola struktur berulang yang sederhana. Sebagai
contoh, struktur lipida yang paling sederhana adalah asam lemak. Asam lemak adalah turunan
hidrokarbon; mereka mengandung "kepala" gugus karboksil dan "ekor" rantai hidrokarbon. Asam
lemak ini menciptakan komponen yang lebih besar, yang pada gilirannya menggabungkan
interaksi nonkovalen untuk membentuk lapisan ganda lipida. Rantai asam lemak ditemukan
dalam dua komponen utama lipid membran: fosfolipida dan sfingolipida. Komponen membran
utama ketiga, kolesterol, tidak mengandung unit asam lemak ini.

Nukleotida
Biosintesis nukleotida melibatkan reaksi yang dikatalisis-enzim yang mengubah substrat menjadi
produk yang lebih kompleks.[3] Nukleotida adalah blok pembangun DNA dan RNA. Nukleotida
terdiri dari cincin beranggota lima yang terbentuk dari gula ribosa dalam RNA, dan gula
deoksiribosa dalam DNA; gula-gula ini terkait dengan basa purin atau pirimidin dengan ikatan
glikosida dan gugus fosfat di lokasi 5' pada gula

DNA
Ketika DNA polimerase bergerak dari posisi 3' ke arah 5' di sepanjang untaian templat, ia
mensintesis untai baru dari posisi 5' ke arah 3'

DNA terdiri dari nukleotida yang bergabung dengan ikatan fosfodiester. Sintesis DNA, yang
terjadi di inti, adalah proses semikonservatif, yang berarti bahwa molekul DNA yang dihasilkan
mengandung untai asli dari induknya struktur dan untai baru. Sintesis DNA dikatalisis oleh
keluarga DNA polimerase yang membutuhkan empat deoksinukleosida trifosfat, untai templat,
dan primer dengan 3 'OH bebas yang menggabungkan nukleotida.

Agar replikasi DNA terjadi, garpu replikasi dibuat oleh enzim yang disebut helikase yang
melepaskan heliks DNA. Topoisomerase yang berada di garpu replikasi menghapus superkoil
yang disebabkan oleh DNA yang tidak mengikat, dan protein pengikat untai tunggal
mempertahankan dua templat DNA untai tunggal distabilkan sebelum replikasi.

Asam amino
Protein adalah polimer yang tersusun dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.
Ada lebih dari 300 asam amino yang ditemukan di alam dan hanya dua puluh diantaranya, yang
dikenal sebagai asam amino esensial, adalah blok pembangun untuk protein. [11] Hanya tumbuhan
hijau dan sebagian besar mikroba yang mampu mensintesis semua dari 20 asam amino esensial
yang dibutuhkan oleh semua spesies hidup. Mamalia hanya dapat mensintesis sepuluh dari dua
puluh asam amino esensial. Asam amino lainnya, valin, metionin, leusin, isoleusin, fenilalanin,
lisin, treonin dan triptofan untuk orang dewasa dan histidin, serta arginin untuk bayi diperoleh
melalui makanan.[12]

Protein
Sintesis protein terjadi melalui proses yang disebut translasi. Selama proses translasi, materi
genetik yang disebut mRNA dibaca oleh ribosom untuk menghasilkan rantai protein polipeptida.
Proses ini membutuhkan transfer RNA (tRNA) yang berfungsi sebagai adaptor dengan mengikat
asam amino di satu sisi dan berinteraksi dengan mRNA di ujung lainnya; pasangan yang terakhir
antara tRNA dan mRNA memastikan bahwa asam amino yang benar ditambahkan ke rantai.
Sintesis protein terjadi dalam tiga fase: inisiasi, elongasi, dan terminasi

MEKANISME PEROMBAKAN SEL

Pembentukan & Perombakan Eritrosit


Pembentukan sel darah merah (eritropoesis) berasal dari sel induk yang disebut proeritroblas/
hemositoblas yang awalnya berasal dari sel retikulum disumsum tulang belakang. Hemositoblas
akan membentuk basofil eritroblas (mulai terbentuk hemoglobin), lalu menjadi polikromatofil
eritroblas (nukleus mulai mengecil), selanjutnya berkembang menjadi normoblas (kadar
hemoglobin bertambah sehingga nukleus menghilang dengan cara autolisis dan absorbsi)
kemudian terbentuk retikulosit (eritrosit muda).

Perombakan Eritrosit Oleh Hati


Sel sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Penghancuran sel darah merah
dilakukan dengan jalan hemolisa dan fragmentasi. Melalui sel histiosit, hemoglobin akan
diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin.
Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke
usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat
warna empedu(berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang
berfungsi memberi warna pada feses dan urine. Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan
dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk
pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.

Hb dapat disebut juga sebagai sel darah merah, yang mempunyai nama lain yaitu eritrosit. Sel
darah merah atau eritrosit atau Hb ini megalami pembentukan dan juga perombakan di dalam
organ tubuh manusia, yakni hati. Hati merupakan organ tubuh manusia yang bertugas
membentuk sel darah merah atau eritrosit atau Hb ini. Di dalam hati ini pula, sel darah merah
tersebut mengalami perombakan.

Proses Perombakan Hb di dalam Hati


Sel- sel yang ada di dalam hati yang mempunyai tugas untuk merombak sel darah merah atau Hb
ini adalah sel histiosit.

1. Proses perombakan sel darah merah diawali dengan penghancuran sel darah
merah tersebut yang dilakukan dengan jalan hemolisa dan juga fregmentasi.
2. Melalui sel histiosit itu pula, hemoglobin akan diuraikan hingga menjadi senyawa
hemin, zat besi, dan juga globin.
3. Sel senyawa hemin dirubah menjadi zat warna yaitu bilirubin dan biliverdin di
dalam hati.
4. Kemudian setelah dirubah menjadi zat warna tersebut, lalu dikirim ke usus.
Setelah melalui suatu proses tertentu kemudian dibuang ke luar tubuh bersama
dengan feses.
5. Di dalam usus, zat warna empedu ini (yang mempunyai warna hijau dan biru)
dioksidasi menjadi urobilin (yang mempunyai warna kuning dan coklat) yang
mempunyai fungsi memberi warna pada feses dan juga urin.
6. Sementara, zat besi yang tertahan akan tersimpan di dalam hati atau dikembalikan
ke sumsum tulang , sedengkan globin digunakan untuk pembentukan eritrosit
baru dan juga metabolisme protein.

Itulah proses perombakan dari sel darah merah atau eritrosit atau disebut juga Hb yang
berlangsung di dalam hati. Oleh karena hati ini mempunyai fungsi yang sangat penting, maka
sebaikanya kita menjaga kesehatan hati kita masing- masing.
HUBUNGAN ANTARA SEL DAN EKSTRASELULER
Matriks ekstraseluler merupakan komponen paling besar pada kulit normal dan memberikan
sifat yang unik pada kulit dari elastisitas, daya rentang dan pemadatannya. ECM merupakan
komponen paling besar pada lapisan kulit dermis. Matriks ekstraseluler dapat memengaruhi
bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan kelakuan sel. Sebagian
besar sel perlu melekat ke matriks ekstraseluler untuk tumbuh dan berkembang biak.

Dua kelas utama makromolekul yang menyusun matriks ekstraseluler: rantai-rantai polisakarida
pada kelas yang disebut glikosaminoglikan (GAG), yang biasanya ditemukan terhubung secara
kovalen dengan protein dalam bentuk proteoglikan dan protein berserat, yang meliputi kolagen,
elastin, fibronektin, dan laminin, yang memiliki fungsi struktural dan adhesif.

Glikosaminoglikan (GAG)
GAG merupakan rantai-rantai polisakarida tidak bercabang yang tersusun atas unit-unit
disakarida berulang dan merupakan kelompok heterogen pada rantai-rantai polisakarida yang
bermuatan negatif yang terhubung secara kovalen dengan protein untuk membentuk molekul
proteoglikan. Disebut GAG karena satu dari dua gula pada disakarida yang berulang selalu
merupakan gula amino (N-asetilglukosamin/N-asetilgalaktosamin). Gula kedua biasanya asam
uronat (glukuronat atau iduronat). GAG sangat bermuatan negatif karena terdapat gugus sulfat
atau karboksil pada sebagian besar gulanya.

Empat kelompok utama GAG dibedakan berdasarkan gulanya, tipe hubungan di antara gula, dan
jumlah serta lokasi gugus sulfat:

1) hialuronan,

2) kondroitin sulfat dan dermatan sulfat,

3) heparan sulfat, dan

4) keratan sulfat.

Hialuronan merupakan GAG yang paling sederhana. Hialuronan tidak mengandung gula yang
bersulfat, semua unit disakaridanya sama, panjang rantainya sangat besar (ribuan monomer
gula), dan umumnya tidak terhubung secara kovalen dengan beberapa protein inti. Proteoglikan
tersusun atas rantai-rantai GAG yang terhubung secara kovalen dengan protein inti. Proteoglikan
dianggap memiliki sebuah peranan utama dalam pemberian isyarat kimiawi di antara sel.

Kolagen
Kolagen merupakan protein utama pada matriks ekstraseluler dan merupakan sebuah keluarga
protein berserat yang ditemukan dalam semua hewan multiseluler. Tipe utama kolagen yang
ditemukan pada jaringan penghubung adalah tipe I, II, III, V, dan XI. Rantai polipeptida kolagen
disintesis pada ribosom yang terikat membran dan dimasukkan ke dalam lumen retikulum
endoplasma sebagai prekursor besar, yang disebut rantai pro-α. Setiap rantai pro-α lalu
bergabung dengan dua yang lainnya untuk membentuk molekul heliks yang terikat hidrogen dan
untai-tiga yang dikenal sebagai prokolagen. Setelah sekresi, molekul prokolagen fibrilar
dipotong menjadi molekul kolagen, yang berkumpul menjadi fibril. Dalam pemanfaatannya,
kolagen digunakan untuk bahan kosmetik agar kulit menjadi kencang karena sifatnya yang
lentur.

Fibronektin
Fibronektin merupakan protein ekstraseluler yang membantu sel melekat dengan matriks dan
merupakan glikoprotein besar yang ditemukan dalam semua vertebrata. Fibronektin adalah dimer
yang tersusun atas dua subunit yang sangat besar yang terhubung dengan ikatan disulfida pada
satu ujungnya. Tipe utamanya disebut ulangan fibronektin tipe III, berikatan dengan integrin.
Tipe ini memiliki panjang sekitar 90 asam amino.

Fibronektin muncul dalam bentuk yang dapat larut dan fibrilar. Terdapat banyak isomer bentuk
dari fibronektin, yaitu fibronektin plasma dan fibronektin fibril. Pentingnya fibronektin pada
perkembangan hewan ditunjukkan dengan eksperimen inaktivasi gen.

Fibronektin tidak hanya penting untuk pelekatan sel ke matriks, tetapi juga untuk menuntun
migrasi sel dalam embrio vertebrata. Fibronektin memiliki banyak fungsi, yang
membolehkannya berinteraksi dengan banyak zat ekstraseluler, seperti kolagen, fibrin, dan
heparin, serta dengan reseptor membran yang spesifik pada sel-sel yang responsif.

PERBANDINGAN STRUKTUR DINDING SEL DAN


STRUKTUR MEMBRAN SEL
Dinding Sel dan Membran Sel
Membran sel (membran plasma) dan dinding sel adalah lapisan terluar sel yang memisahkan
organel sel dari lingkungan luarnya. Lapisan khusus ini memberikan bentuk pada sel dan
pelindung mekanis untuk perlindungan organel sel internal. Namun, tidak seperti membran sel
yang hadir di semua jenis sel, dinding sel ada pada tumbuhan, jamur dan kebanyakan sel protista
saja, tidak pada sel hewan. Artikel ini akan membahas dinding sel dan membran sel pada sel
hewan dan tumbuhan, secara rinci, menyoroti perbedaan antara dinding sel dan membran sel.

Dinding Sel
Dinding sel adalah lapisan sel kaku terluar dari sel yang ditemukan di sel tumbuhan, jamur dan
sebagian besar protista. Dinding sel tanaman terdiri dari selulosa, sedangkan milik bakteri terdiri
dari peptidoglikan. Dinding sel tanaman disintesis oleh protoplas di dekat membran sel. Lapisan
selulosa terletak pada sudut, untuk meningkatkan kekuatan dinding sel. Fungsi utama dinding sel
meliputi; Memberikan kekuatan struktural, memberi bentuk yang pasti pada sel, dan melindungi
sel terhadap patogen dan cedera mekanis.

Membran Sel
Membran sel atau membran plasma ditemukan di hampir semua sel hidup. Ini membungkus sel
dan memisahkan isinya dari lingkungan luar. Membran plasma terbentuk dari lapisan ganda
fosfolipid dengan protein yang tertanam di dalamnya. Itu fleksibel dan tebalnya berkisar 5
sampai 10 nm.

Model membran sel disebut ‘model mosaik fluida’, sebuah mosaik protein dalam atau pada
lapisan ganda lipid cair. Berdasarkan asosiasi protein membran dengan membran, ada dua jenis
protein membran; (1) protein integral, yang tertanam di dalam membran, dan (2) protein perifer,
yang ditemukan di permukaan membran. Protein transmembran ini dapat berfungsi sebagai
pembawa; yang membawa molekul melintasi membran dengan transport aktif atau pasif, protein
saluran; yang secara pasif mengangkut molekul melintasi membran, dan protein reseptor; yang
mengirimkan informasi ke dalam sel. Selain protein dan fosfolipid, ada rantai karbohidrat yang
terkait dengan protein (glikoprotein) dan lapisan ganda lipid (glikolipid). Mereka pada dasarnya
penting dalam pengenalan diri dan pengenalan jaringan dari sel . Fungsi utama membran sel
meliputi; memberi bentuk ke sel, bertindak sebagai pelindung, transportasi selektif molekul
melintasi membran, dan regulasi pergerakan ion masuk dan keluar dari sel.

Apa Perbedaan antara Dinding Sel dan Membran Sel?


 Dinding sel ada di sel tumbuhan, jamur dan sebagian besar protista, kecuali sel hewan.
Sebaliknya, membran sel hadir di semua jenis sel termasuk sel hewan.
 Dinding sel adalah selubung terluar dari sel tumbuhan, sedangkan membran sel adalah yang
terluar menutupi sel hewan.
 Dinding sel ada di luar membran plasma. Sebaliknya, membran sel ada di luar sitoplasma.
 Dinding sel adalah komponen sel yang kaku dan tebal, sedangkan membran sel fleksibel dan
relatif tipis.
 Membran sel secara selektif permeabel, sedangkan dinding sel permeabel.
 Membran sel terdiri dari fosfolipid dan protein sedangkan dinding sel terdiri dari selulosa.

Anda mungkin juga menyukai