Anda di halaman 1dari 13

IDEOLOGI DAN WARGA NEGARA

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ideologi merupakan sebuah konsep yang fundamental dan aktual dalam sebuah negara.
Fundamental karena hampir semua bangsa dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
ideologi. Aktual, karena kajian ideologi tidak pernah usang dan ketinggalan jaman. Menurut Syafiie
(2001:61), ideologi adalah “sistem pedoman hidup yang menjadi cita-cita untuk dicapai oleh sebagian
besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus, disusun secara sadar oleh tokoh pemikir negara
serta kemudian menyebarluaskannya dengan resmi”.

ideologi merupakan alat pengikat yang baik karena didasarkan pada pemikiran yang
menyatakan bahwa jika persatuan sudah terwujud maka alat pengikat sudah tidak diperlukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa kebersamaan masyarakat sebenarnya dibangun diatas
keanekaragamaan (budaya, etnis, bahasa, agama dan sebagainya), sehingga perpecahan merupakan
benih yang subur dan siap meledak setiap saat. Mengingat pentingnya ideologi bagi sebuah negara,
maka pembinaan secara terus menerus agar ideologi yang diterimanya semakin mengakar dan pada
gilirannya mampu membimbing masyarakat menuju pemikiran yang relatif sama. Upaya memahami
ideologi bagi suatu bangsa juga dapat dilakukan melalui pemahaman tentang fungsi ideologi yang dianut
oleh suatu negara.

Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan
keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga dari negara itu. Warga negara Indonesia ialah warga negara yang diakui secara
hukum sevagai warga negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi ?
2. Apa saja jenis-jenis ideologi ?
3. Apa saja macam-macam ideologi ?
4. Apa yang dimaksud dengan warga negara ?
5. Bagimana cara memperoleh kewarganegaraan ?
6. Apa saja yang dapat menyebabkan hilangnya status kewarganegaraan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi

Ideologi atau ideologie (dalam bahasa Perancis) pertama kali dikumandangkan oleh
Antoine Destutt de Tracy (1754-1836) yang hidup pada masa Revolusi Perancis melihat
bahwa ketika Revolusi berlangsung, banyak ide atau pemikiran telah menginspirasikan
ribuan orang untuk menguji kekuatan ide-ide tersebut dalam kancah pertarungan politik dan
mereka mau mengorbankan hidup demi ide-ide yang diyakini tersebut.
Ideologi, secara etimologis berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology (logos=ilmu).
Dalam rumusan De Tracy, ideologi diharapkan menjadi cabang ilmu pengetahuan yang
bertujuan mengkaji serta menemukan hukum-hukum yang melandasi pembentukan serta
perkembangan ide-ide dalam masyarakat, sehingga ide-ide tersebut dapat dijelaskan
secara rasional.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi adalah pemikiran yang
mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut
agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk
menyebarkannya.
Menurut Frans Magnis Suseno (1989. hal: 50-51). Ideologi itu bukan cita-cita yang
sudah hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok yang
mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Ideologi
tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu berhasil merebut kekuasaan politik,
ideologinya itu akan dipaksakan pada masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma
kelakuan dan nilai-nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi
tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang kehidupannya. “Dengan
ideologi disini dimaksud segala macam ajaran tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai
dasar dan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
ideologi merupakan alat pengikat yang baik karena didasarkan pada pemikiran yang
menyatakan bahwa jika persatuan sudah terwujud maka alat pengikat sudah tidak diperlukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa kebersamaan masyarakat sebenarnya dibangun diatas
keanekaragamaan (budaya, etnis, bahasa, agama dan sebagainya), sehingga perpecahan
merupakan benih yang subur dan siap meledak setiap saat. Mengingat pentingnya ideologi bagi
sebuah negara, maka pembinaan secara terus menerus agar ideologi yang diterimanya semakin
mengakar dan pada gilirannya mampu membimbing masyarakat menuju pemikiran yang relatif
sama. Upaya memahami ideologi bagi suatu bangsa juga dapat dilakukan melalui pemahaman
tentang fungsi ideologi yang dianut oleh suatu negara.

B. Jenis-jenis Ideologi

Ideologi dibedakan menjadi 2, yaitu :


1.  Ideologi Tertutup

Ideologi jenis ini menawarkan ide secara mendetail, yang telah ditentukan
sistem hidup yang harus digunakan, sebagai satu-satunya pilihan. Tidak dibenarkan
mengadopsi aturan lain walaupun sejiwa dengan ideology tersebut. Contohnya
sistem khilafah.

2. Ideologi Terbuka

Bahwa ideologi jenis ini hanya menawarkan ide secara umum, yang memberi
peluang untuk mengadopsi sistem hidup yang digunakan tanpa melihat asal sistem
tersebut, asal sesuai dengan ide dasar dari ideologi. Contohnya Pancasila.

c. Macam-macam Ideologi

Dalam bahasan ini, baik karena kategori waktu maupun perkembangan sosio-historis,
kiranya dapat dikemukakan beberapa ideologi yang penting untuk  diperbincangkan.
Ideologi-ideologi yang dibahas dan dikategorikan sebagai ideologi klasik antara lain;
Liberalisme, Sosialisme, Komunisme, Islamisme. Pemilihan ideologi-ideologi yang
bersangkutan dianggap memiliki pengaruh cukup meluas dalam kehidupan bangsa-bangsa,
baik dimasa lalu maupun disaat ini. Namun pengkategorian ini hanya dimaksudkan untuk 
menyederhanakan pemahaman berdasarkan akar teoritis dan historis, karena dalam
perkembangannya ideologi juga mengalami transformasi, sehingga seseorang, sebuah
gerakan, atau bahkan sebuah negara mencoba mengkombinasikan beberapa ideologi
menjadi sebuah perspektif.

Ideologi Liberalisme
    

Pengertian Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh
dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Pemikiran liberal (liberalisme)
berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya
Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari
batasan karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan
gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika
gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya pertukaran
gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu.
Dalam masyarakat modern, liberalisme dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini
dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Pada demokrasi,
hak-hak dan kondisi dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak
terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan
dengan
sadar, bebas, dan yang diketahui benar dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan
melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan
pandangan-pandangan kaum minoritas. Masyarakat yang terbaik, menurut paham
liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan individu
sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan
pikiran dan bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas
tindakannya dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya.

Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut


1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara,
    kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang
dibuat
    hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
terbesar    
    individu berbahagia.
6. Hak-hak tertentu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan   
    manapun.

Negara yang menganut Ideologi Liberalisme :


Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat,
Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko,
Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih
liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland,
Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname dan masih banyak lagi negara-negara
yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.

Ideologi Sosialisme
  

Pengertian Sosialisme
Istilah sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Penggunaan istilah sosialisme
sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok,
tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri
dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas
dan memperjuangkan masyarakat yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat
melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Sosialisme lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan. Paham sosialis berkeyakinan
perubahan setidaknya dapat dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham
sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat.

Ideologi Komunisme
  

Pengertian Komunisme
Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang
filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Karl Heinrich Marx yang
pertama kali mengemukakan kata Komunisme sehingga beliau disebut sebagai Lambang
Komunisme. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai
sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Komunisme lahir sebagai reaksi
terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik
dan mengesampingkan buruh.

Ciri-ciri Ideologi Komunisme :


1.   Atheis. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan
ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
2.   Kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua,
rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin, terbukti dari ajarannya
yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
3.   Salah satu doktrin komunis adalah revolusi terus-menerus. Revolusi itu menjalar ke seluruh
dunia. Maka, komunisme sering disebut go international. Komunisme memang
memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas,
semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang
bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah
membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
4.   Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis.
Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis
Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara
komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati
HAM.

Negara yang menganut Ideologi Komunisme :


Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat
Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Tiongkok, Kuba dan Laos

Ideologi Kapitalisme
  

Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah
dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan pribadi.
Kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di  Eropa pada abad ke-16 hingga
abad ke-19, yang pertama kali dikemukakan oleh Adam Smith, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk
mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan
mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih
dari bahan baku tersebut.

Ideologi Islamisme
  

Pengertian Islamisme
Islamisme adalah sebuah paham yang pertama kali dicetuskan olehJamal-al-Din
Afghani atau Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn (1838 – 1897, Persia) sebagai
paham politik alternatif dalam menyatukan negara-negara termasuk di daerah Mandat
Britania atas
Palestina yang mempunyai akar budaya dan tradisi yang berbeda dengan budaya dan
tradisi Arab.

Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan Islam sejak tahun 622


Masehi di Madinah oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini
mampu memberikan solusi dan kemakmuran bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam
tak lagi diterapkan sejak 3 Maret 1924, saat runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak saat
itu, Islam sebagai ideologi tak lagi diterapkan secara menyeluruh

ciri-ciri ideologi Islamisme sebagai berikut :


1.   Sumber: Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Menjadi landasannya.
2.   Dasar kepemimpinan ideologis : La ilaha illallah (menyatukan antara hukum Allah SWT
dengan kehidupan).
3.   Pembuat hukum dan aturan: Allah SWT lewat wahyu-Nya. Akal manusia berfungsi
menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu.
4.   Ikatan perbuatan: Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro'. Perbuatan baru bebas
dilakukan bila sesuai dengan hukum syaro'.
5.   Kebebasan pribadi dalam berbuat: Distandarisasi oleh hukum syaro'. Bila sesuai, bebas
dilakukan. Bila tidak, maka tidak boleh dilakukan.
6.   Pandangan terhadap masyarakat: Masyarakat merupakan kumpulan individu yang memiliki
perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama.
7.   Dasar perekonomian: Setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan membatasi
sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan yang dimiliki tidak
boleh dibatasi.
8.   Kemunculan sistem aturan: Allah SWT telah menjadikan bagi manusia sistem aturan untuk
dijalankan dalam kehidupan yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. Manusia hanya
memahami permasalahan, lalu menggali hukum dari Al Qur'an dan As Sunnah.
9.         Tolok ukur: Halal dan haram.
10.     Penerapan hukum: Atas dasar ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan penerapan dari
masyarakat.
d. Pengertian Warga Negara

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi
unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka,
karena warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warrga dari suatu Negara, yakni
peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung
jawab bersama untuk kepentingan bersama. Ada beberapa pengertian warga Negara yaitu :

v  AS hikam di dalam Ghazali (2004)

Mendefinisikan bahwa warga Negara merupakan terjemahan dari citizen  artinya anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk Negara itu sendiri.

v  Koerniatmanto S

Mendefinisikan warga Negara dengan anggota Negara. Sebagai anggota Negara, seorang warga
Negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak
dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.

v  Dalam UUD 1945 pasal 26

Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga Negara.

v  Pasal 1 UU No. 24/1958

Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan


dan/ atau perjanjian-perjanjian dan/ atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus
1945 sudah menjadi warga Negara Republik Indonesia.

..........  Penduduk suatu negara dapat dibagi atas warganegara dan bukan warga negara (orang
asing). Dalam hubungan dengan negara yang didiaminya, keduannya sangat berbeda, yakni:

1. Setiap warga negara memiliki hubungan yang tidak terputus dengan tanah airnya, dengan
UUD negaranya, walaupun misalnya yang bersangkutan berada di luar negeri, selama
yang bersangkutan tidak memutusakan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum
Internasional, misalnya seorang yang kawin dengan orang perancis, maka ia otomatis
mengikuti kewarganegaraan suaminya.
2. Penduduk yang bukan warga negara(orang asing) hubungannya hanyalah selama yang
bersangkutanbertempat tinggal dalam wilayah negara  tersebut.
E. macam-macam memperoleh kewarganegaraan

cara mendapat kewarganegaraan

1) Naturalisasi: Naturalisasi di Indonesia di sebut pewarganegaraan dan menurut Siahaan dalam


bukunya yang berjudul hukum kewarganegaraan dan HAM, mengatakan bahwa proses naturalisasi pada
saat berlakunya undang-undang nomor 62 Tahun 1958, lembaga peradilan (Pengadilan Negeri) masih
memegang peranan didalamnya.54 Setelah berlaku undang-undang nomor 12 tahun 2006 maka
pengadilan negeri tidak memegang peranan di dalamnya. Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia
karena dikabulkannya permohonan, diklasifikasikan sebagai pewarganegaraan atau naturalisasi dan
terdapat 2 jenis pewarganegaraan: (1) Pewarganegaraan biasa yang terdiri dari: a. Pewarganegaraan 18
tahun yang diatur dalam pasal 4 atau biasa pula disebut sebagai naturalisasi yang di permudah b.
Pewarganegaraan 21 tahun.55 (2) Pewarganegaraan istimewa yaitu pemberian kewarganegaraan oleh
Presiden bagi orang asing yang berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara.

2) Menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat bagi warga negara asing yang
sah menikah dengan warga negara Indonesia.

3) Kelahiran berdasarkan prinsip ius soli terbatas dan ius sanguinis

4) Penetapan pengadilan terhadap pengangkatan anak orang asing oleh warga negara Indonesia
sebelum usia 5 tahun (Adopsi).

F. Kehilangangan kewarganegaraan

Setiap warga negara dapat dengan sendirinya mengalami kehilangan status kewarganegaraannya
karena:

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;

2. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan yang bersangkutan mendapat
kesempatan untuk itu

3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin Presiden;


4. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh warga negara
Indonesia;

5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian
dari negara asing tersebut

6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing;

7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan
sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya, atau;

8. Bertempat tinggal di luar wilayah negara republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus menerus
bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu
berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin
tetap menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan;

9. Warga negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan. Penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia diatur berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2007 tentang Tata cara Memperoleh, Kehilangan,
Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai