ACARA IV
URIN KUANTITATIF
Disusun oleh :
Kelompok XIV
Devi Hasna Fitria PT/07597
Fitriani Nur Khasanah PT/07609
Katon Enggar Pranandhiko PT/07624
Khalifa Alifia Dhiya Rahmadhanisya PT/07627
Wisnu Oka Purwantoro PT/07683
Wahyu Suratman PT/07863
Tujuan Praktikum
Praktikum biokimia dasar acara urin kuantitatif bertujuan untuk
mengetahui komponen dan kadar khlor yang terdapat di urin sapi serta
untuk mengetahui kadar NaCl dalam urin sapi.
Tinjauan Pustaka
Urin adalah zat-zat yang disekresikan melalui ginjal, zat-zat yang
didapat di dalamnya adalah zat-zat makanan yang sudah dicerna,
kemudian diserap, dan bahkan telah dimetabolisme sel-sel tubuh,
kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan saluran urin (Kustyorini dan
Hidayati, 2018). Eliminasi urin merupakan salah satu dari proses
metabolisme tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa dari
tubuh. Eliminasi urin ini sangat bergantung kepada fungsi ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring produk limbah dari darah
untuk membentuk urin. Ureter berfungsi mentranspot urin dari ginjal ke
kandung kemih. Kandung kemih berguna untuk menyimpan urin sampai
timbul keinginan untuk berkemih (Yuwono dan Hidayati, 2012).
Urin normal yang selalu jenuh memiliki pH 4,8-7,4 dan berat jenis
1008-1030. Warna kekuning-kuningan karena pengaruh pigmen yang
berwarna kuning dan baunya tidak enak. Urin banyak mengandung
garam-garam anorganik dan senyawa-senyawa organik. Senyawa
anorganik yang terdapat di dalam urin sebagian besar merupakan sampah
dari proses metabolisme antara lain ureum, asam urat, kreatin, asam
hipurat, indikan, asam-asam amino, asam-asam organik (asam asetat,
asam format, asam butirat, asam sitrat, asam oksalat, asam laktat, asam
glukoronat, dan asam benzoat). Beberapa enzim antara lain amilase,
tripsin, lipase, beberapa hormon (hormon-hormon kelamin) vitamin C, dan
vitamin B yang juga terdapat di dalam urin. (Sumardjo, 2009).
Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah
nitrogen (ureum, kreatinin, dan asam urat), asam hipurat zat sisa
pencernaan sayuran dan buah, zat sisa metabolisme lemak, ion-ion
elektrolit (Na, Cl, K, Amonium sulfat, Ca, dan Mg), hormon, zat toksin
(obat, vitamin, dan zat kimia asing), dan zat abnormal (protein, glukosa,
sel darah, dan kristal kapur). Klorida memiliki fungsi mempertahankan
tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan
keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel. Beberapa klorida
yang terdapat dalam urin sebagian besar berasal dari makan yang
dimakan ternak. Semakin besar kandungan klorida dalam bahan pakan
maka kadar klor yang ada dalam urin juga semakin meningkat (Murray
dan Robert, 2003).
Proses pembentukan urin dalam ginjal meliputi proses penyaringan
(filtrasi), penyerapan kembali (reabsorsi), dan penambahan zat-zat
(augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomelurus dan kapsula bowman,
proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan proses augmentasi
terjadi di tubulus distal (Murray dan Robert, 2003). Satu ekor sapi dalam
satu hari dapat menghasilkan urin sebanyak kurang lebih 20 liter. Urin sapi
adalah limbah hewan ternak yang mengandung auksin dan senyawa
nitrogen. Auksin yang terkandung dalam urin sapi terdiri dari auksin-a
(auxentrollix-acid), auksin-b, dan auksin lain (hetero auksin) yang
merupakan IAA (Indol Acetic Acid). Kandungan auksin pada urin sapi
berasal dari makanan yang diberikan kepada ternak sapi yang berupa
pakan hijauan. Zat-zat yang terdapat pada protein hijauan pakan tersebut
tidak dapat diuraikan oleh tubuh ternak sapi sehingga dikeluarkan sebagai
filtrat bersamaan dengan urin (Qibityah, 2014).
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil urin adalah pakan.
Pemberian pakan konsentrat dengan level yang berbeda akan
memberikan konsumsi protein yang berbeda sehingga berpengaruh
terhadap jumlah produksi N mikroba dalam rumen. Urin di bentuk di
daerah ginjal setelah dieliminasi dari tubuh melalui saluran kencing dan
berasal dari metabolisme nitrogen dalam tubuh (urea, asam urat, dan
keratin) serta 90% urin terdiri dari air. Urin yang dihasilkan ternak
dipengaruhi oleh makanan, aktivitas ternak, suhu eksternal, konsumsi air,
musim dan lain sebagainya (Rinekso et al., 2011).
Ada beberapa hal yang berkaitan erat dengan proses pembentukan
urin, dimana ketika terjadi ketidaknormalan antara satu dengan yang lain
akan timbul berbagai macam penyakit (Wahidi dan Sopari, 2015).
Penyakit tersebut antara lain batu ginjal, diabetes melitus, diabetes
insipidus, dan uremia. Batu ginjal terjadi karena pengendapan asam urat
pada kandung kemih. Diabetes melitus terjadi karena terdapat glukosa
dalam urin sedangkan diabetes insipidus terjadi karena kekurangan
hormon ADH. Uremia disebabkan karena ampas atau racun yang
menumpuk dalam tubuh (Tandra, 2018).
.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum biokimia dasar acara
urin kuantitatif antara lain labu takar, pipet, gelas erlenmeyer, kertas
saring, corong, dan buret.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum biokimia dasar
acar kuantitatif antara lain urin sapi peranakan Ongole (PO), urin sapi
peranakan Friesian Holstein (PFH), larutan asam nitrat (HNO 3), larutan
AgNO3, aquades, larutan sulfosianat, dan larutan amonium tiosianat.
Metode
Penentuan uji khlor (metode Volhard) dalam urin.
Labu takar 100 ml disiapkan dan ditambahkan 5 ml urin, 0,5 ml
HNO3 pekat, dan larutan AgNO3 0,171 N. Lalu campuran larutan tersebut
diencerkan dengan aquades sampai tanda. Larutan yang telah diencerkan
disaring dan filtratnya ditampung pada gelas erlenmeyer 1. Larutan pada
gelas erlenmeyer 1 diambil 25 ml dan dimasukkan ke dalam gelas
erlenmeyer 2 dan ditambahkan 2,5 ml indikator aulin. Larutan tersebut
dititrasi dengan larutan amonium tiosianat sampai warnanya berubah jadi
merah muda. Volume larutan amonium tiosianat yang digunakan untuk
titrasi dicatat.
Penghitungan gram NaCl
Gram NaCl dalam urin sapi dapat dihitung dengan rumus :
(10 – 2X) x 0,010 = gram NaCl
X : jumlah ml amonium tiosianat yang digunakan untuk tritrasi
perhitungan :
Berat Cl = Berat Atom Cl x gram NaCl
Berat Molekul NaCl
Berat Cl = 35,5 x …. gram NaCl
58,5
Kadar Cl = Berat Cl x 100/5
Prinsip perhitungan :
Jumlah ml larutan tiosianat yang terpakai merupakan ukuran
tentang kelebeihan AgNO3 dalam 50 ml filtrat. Jika hasil ini dikalikan maka
diperoleh kelebihan AgNO3 dalam seluruh filtratnya. Jika hasil perkalian ini
dikurangi dari jumlah ml larutan AgNO 3 yang dipakai untuk mengendapkan
klorida dalam 10 ml urin. Untuk memperoleh berapa gram NaCl yang
terdapat 10 ml larutan urin, maka volume AgNO 3 yang terpakai harus
dikalikan dengan 0,010.
Hasil dan Pembahasan
Wahidi. dan Onang. 2015. Konsep urin menurut Ibnu Sina : Kajian atas
kitab al-Qanuun fith-Thibb. Jurnal Pendidikan Islam. 4(2):339371.
Yaswir, Rismawati. dan Ferawati. 2012. Fisiologi dan gangguan
keseimbangan natrium, kalium dan klorida serta pemeriksaan
laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas. 1(2) : 80-85.
Yuwono , K.P., dan Hidayati. 2012. Study deskriptif volume urin 24 jam
pada ibu hamil. Jurnal Nursing Studies. 1(1) : 124-131
Lampiran 1. Perhitungan
Perhitungan Gram dan Kadar NaCl
Untuk mengetahui berapa gram NaCl yang terdapat dalam 5 ml
urin dipergunakan rumus sebagai berikut :
1. Urin Sapi PO
(10 – 2X) x 0,010 = gram NaCl
[10 – 2(1,7)] x 0,010 = 0,066 gram NaCl
perhitungan :
Berat Cl = Berat Atom Cl x gram NaCl
Berat Molekul NaCl
Berat Cl = 35,5 x 0,066 gram NaCl = 0,04 gram
58,5
perhitungan :