Anda di halaman 1dari 4

 Ordo Diptera: Musca domestica, green bottle fly/lalat hijau/Calliphora sp, Chrysomya sp

 Ordo Orthoptera: Periplaneta americana


 Ordo Hemiptera: Cimex lectuarius, Panstrogilus megistus
 Ordo Siphonoptera: Ctenocephalides sp, Xenopsylla sp,Pulex irritans
 Ordo Anoplura: Pedunculus humanus capitis (kutu rambut) Phthirus pubis, Pedunculus
humanus corporis.
Tambahan: Filum Arthropoda
 Kelas Maxilopoda, Ordo Cyclopoida: Cyclops sp
 Kelas Arachnida, Ordo Sarcoptiformes: Sarcoptes scabiei
Biologi Musca domestica
 Daur hidup : Telur – Larva – Pupa – Dewasa/imago (metamorfosis sempurna)
 Telur, berbentuk seperti pisang, warna krem, diletakkan berkelompok. Satu kelompok terdiri
dari 100 – 150 butir.
 Tempat peletakan telur yang disukai adalah feses, sampah organik yang membusuk dan
lembab. Menetas 6-8 jam.
 Larva berbentuk maggot, berwarna krem, ukuran 10 –12 mm. Terdiri dari 3 instar, lama
stadium larva 5 hari.
 Sebelum menjadi pupa, larva mencari tempat yang kering
 Pupa berbentuk barel, kecoklatan. Lama stadium pupa 3-4 hari.
 Lalat menetas dari pupa melalui kantung di bagian atas kepala yang disebut ptilinum.
 Jarak terbang lalat mencapai 20 mil
 Lalat bertelur setelah 4-8 hari kawin. Makanan lalat dapat berbentuk cair, semi padat dan
padat.
 Lalat mempunyai tipe mulut menghisap, labium memanjang terbagi menjadi 2 labellum di
bagian distal. Mempunyai pseudotrachea yang merupakan saluran untuk menghisap.
Kerugian yang ditimbulkan :
 Penular berbagai jenis penyakit perut pada manusia (disentri, kolera, diare)
 Menimbulkan gangguan higienis pada peternakan
 Status higiene dan sanitasi

Chrysomya megacephala
(Lalat Hijau)
 Lalat bertelur pada barang bekas basah,feses atau bahan organik yang membusuk. Jumlah
telur rata-rata 254 butir.
 Telur menetas 9 – 10 jam. Lama stadium larva sekitar 4 hari. Lalat dewasa dapat hidup
sampai 105 hari.
 miasis fakultatif
Sarcophaga sp.
(Lalat blirik/daging)
Lalat ini berwarna abu-abu, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm panjangnya.
Lalat ini mempunyai tiga garis gelap pada bagian dorsal toraks, dan perutnya mempunyai corak
seperti papan catur. Lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat
perkembangbiakannya sperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk.

Pengendalian Lalat
 Meningkatnya jumlah lalat di suatu daerah dapat dianggap sebagai sebuah indikator
efisiensi pembuangan sampah dan standard sanitasi di suatu daerah.
 (1) Sumber serangga tersebut
 (2) Bagaimana populasi serangga tersebut bisa meningkat ?
 (3) Bagaimana derajat gangguannya pada individu dan komunitas, dan
 (4) Peran serangga terhadap penularan penyakit bakterial dan viral.
METODA NON KIMIAWI
 Cara pengendalian nonkimia untuk lalat dewasa tersedia dari mulai yang alat pengusir dan
jebakan lalat yang sangat sederhana seperti kertas perekat lalat, sampai dengan yang sangat
canggih seperti perangkap lampu (light trap) yang dapat membunuh lalat dewasa dengan
aliran listrik, saat ini banyak dipakai.
Pengendalian Kimiawi
 Dengan didukung upaya pengendalian non kimiawi seperti upaya higiene dan sanitasi,
insektisida dapat memegang peranan penting dalam pengendalian lalat. Secara praktis
isnsektisida banyak digunakan untuk mengendalikan lalat dewasa seperti insektisida
golongan organofosfat, karbamat, piretrin dan berbagai jenis piretroid sintetik.
 Penggunaan insektisida dalam pengendalian lalat bisa meliputi pembunuhan larva (larvisida),
penolakan lalat dewasa (repelan), atau pembunuhan lalat dewasa dengan cara
penyemprotan residu permukaan (residual surface spray), penyemprotan ruangan (space
spray) atau pengumpanan (bait).
Morfologi Umum Blattidae
 Antena filiform, panjang, bersegmen-segmen dan bisa bergerak.
 Umumnya mulut bertipe mengunyah (Chewing/mandibulate mouthparts)
 Mempunyai sepasang mata majemuk dan dua simple ocelli.
 Bentuk tubuh oval pipih dorsoventral dengan permukaan halus tidak berambut,tidak
bersisik.
 Kepala tertutup pronotum.
 Sayap 2 pasang, yang luar tebal dengan venasi jelas dan bagian dalam membranous.
 Berwarna coklat sampai cokat tua (agak hitam).
 Mempunyai tiga pasang kaki untuk merayap(berlari).
Life Cycle
• kecoa mengalami simple metamorphosis
• nimfa mengalami 3 fase
• umur kecoa dewasa dapat mencapai 3 tahun
Telur
 Untuk stadium telur kecoa membutuhkan waktu 30-40 hari sampai telur menetas.
 Telur diletakkan secara berkelompok.
 Telur dilindungi oleh selaput keras atau kapsul telur yang disebut ootheca.
 Satu kapsul biasanya berisi 8-16 telur.
 Telur biasanya diletakkan di tempat-tempat tersembunyi sampai menetas, tapi ada
beberapa jenis kecoa yang menempelkan telurnya di ujung abdomen induk sampai menetas.
Nimfa
 Sebuah kapsul telur yang telah dibuahi oleh kecoa jantan akan menghasilkan nimfa.
 Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur biasanya berwarna putih.
 Seiring bertambahnya umur, warna ini akan berubah menjadi cokelat. Seekor nimfa akan
mengalami pergantian kulit beberapa kali sampai dia menjadi dewasa.
 Lamanya stadium nimfa ini berkisar 5-6 bulan.
 Pada spesies Periplaneta Americana stadium nimfa dapat dikenali dengan tidak adanya
sayap, sayap akan tumbuh jika sudah dewasa.

Periplaneta Americana
 Merupakan kecoa berukuran besar, panjang tubuh sekitar 3,8 cm.
 Warna tubuh kuning kecoklatan atau merah kecoklatan.
 Pronotum lebih dari 0,6 cm.
 Ada serkus di ujung abdomen.
 Sayap yang tumbuh sempurna setelah dewasa menutupi seluruh bagian abdomen. Betina
memiliki sayap yang lebih lebar. Memungkinkan kecoa jenis ini bebas bergerak dengan
sayapnya.
Beberapa aspek perilaku kecoa
 Umumnya kecoa adalah binatang malam yang hidupnya sering berkoloni.
 Kecoa menyenangi tempat-tempat kotor untuk hidup.
 Kecoa pada umumnya adalah pemakan segala(omnivora), tetapi kecoa menyukai makanan
kotor seperti kotoran manusia dan dahak. Walaupun demikian dia suka makan makanan
manusia.
 Kecoa memiliki dua senso-motorik Pertama, pada bagian kepala dengan dua antena sebagai
penala getaran. Kedua, pada bagian kaki belakang sampai ke bagian perut dengan rambut-
rambut halus yang berfungsi sebagai antena.
 Untuk menanggapi rangsang dari luar kecoa hanya butuh waktu 15 - 20 milidetik.
 Kecoa tua akan mengalami penurunan stamina hingga mudah ditangkap.
Kecoa sebagai penular penyakit
 Sebagai intermediet host bagi Hymenolepis diminuta (cacing pita)
 Sebagai vektor mekanis yang dapat menularkan stadium infaktif protozoa usus dan telur-
telur Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Enterobius vermicularis.
 Juga dapat menularkan virus dan bakteria seperti poliovirus, Salmonella, dan Clostridia.

Pemberantasan
1) pemberantasan ootheca
mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah almari, celah-
celah peralatan, dan dimusnakan dengan membakar/dihancurkan.
2) Pemberantasan Kecoa
Secara fisik atau mekanis :
• Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan, Menyiram tempat
perindukkan dengan air panas, Menutup celah-celah dinding
Secara Kimiawi :
 Menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray (pengasapan), dust (bubuk),
aerosol (semprotan), bait (umpan)
Panstrogilus megistus
 triatoma
 0,75-1,25 inch
 Vektor penyakit Chagas, tripanosomiasis
 Mentransmisikan parasite ketika menyengat
 Meninggalkan kotorannya setelah menyengat
Ctenocephalides sp
 Berukuran kecil 1-2 mm, berwarna coklat tua atau hitam, tubuh pipih, suka meloncat-loncat,
sering terlihat di sela rambut kucing dan akibat dari gigitannya akan menyebabkan rasa
gatal. Tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa sangat besar. Tubuh
gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah ke belakang dan rambut
keras. Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala. Bagian mulut tipe
penghisap dengan 3 stilet penusuk.
 Memiliki tubuh dengan ujung posterior seperti tombak yang mengarah ke atas, antenna
lebih panjang dari betina.Betina bagian bawah membulat
Xenopshila sp
 Tanpa sisir genal, pronotal, dan abdominal
 Mesotoraks dengan garis pleural
 Bulga spermateka tidak lebih lebar dari pangkal hilla
 Hilla panjang, pangkal hilla ramping dan lebih meluas daripada bulga spermateka
 Jantan: mempunyai alat reproduksi seperti per melengkung yaitu aedaagus atau penis
berkitin di ujung posterior abdomen
  Betina: Mirip dengan spesies jantan, namun memiliki spermateka di ujung posterior
abdomen untuk menyimpan sperma
Pulex irritans/ Pinjal manusia
 (Pulex Irritans) tidak memiliki sayap, sebagian besar
tidak bermata, bentuk tubuh yang pipih dorsoventral, bagian mulut disesuaikan untukmenus
uk-isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki yangkokoh dengan
kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan tonjolan tibia berguna
untuk merayap dan memegangi bulu atau rambut inangnya. Pinjal manusia
 (Pulex Irritans) tidak memiliki baik ktenidia genal dan pronatal ktenidia, dahinyamembentuk
kurva (membulat). Umumnya
 Pulex Irritans  menginfestasi manusia,tetapi dapat menginfestasi, ayam, babi, anjing, kucing
dan tikus 

Pedunculus humanus capitis


• Bentuk pipih dorsoventral, berukuran 2 – 3 mm, berwarna abu-abu Tubuh dibagi menjadi 3
bagian antara lain : chepalus, thorax, dan abdomen
• bagian chepalus atau kepala terdapat 1 pasang antena terdiri dari 5 ruas besar, 1 pasang
mata, dan 1 alat tusuk atau proboscis Pada bagian thorax atau dada ada 3 pasang kaki yang
terletak pada prothorax 1 pasang, mesothorax 1 pasang, dan metathorax 1 pasang, tidak
mempunyai sayap, otot thorax tidak kelihatan jelas
• Pada bagian abdomen  atau perut ada 9 ruas abdomen, terdapat lubang pernapasan atau
spirakel yang terlihat jelas Alat kelamin jantan berbentuk seperti ujung tombak disebut
aedeagus Alat kelamin betina berbentuk seperti huruf V terbalik disebut porus genitalis atau
lubang kelamin
Ptirus pubis
 Memiliki sepang antenna
 Mata facet
 Haustellum alat mulut
 3 pasang kaki yang kuat

Pedunculus humanus corporis


 Morfologi mirip dengan kutu kepala
 Menghisap darah dari tubuh hospes
 Sering ditemukan pada komunitas yg memiliki higenitas rendah

Cyclops
 Intermediet host dari dracunculiasis dan dyphilobothrium latum
 Panjang 0,5-5 mm
 Tubuh terbagi atas 2 bagian, bagian depan bagian oval luas terdiri dari kepala dan dada lima
pertama segmen. Bagian belakang jauh lebih ramping dan terdiri dari segmen toraks keenam
dan empat segmen pleonic tak berkaki.
Sarcoptei scabei
 Etiologi Scabies
 Memasuki stratum korneum membentuk kanalikuli atau terowongan sepannya 0,6-1,2 cm

Anda mungkin juga menyukai