Anda di halaman 1dari 4

Kesehatan Lingkungan dalam UU

Menjawab persoalan kesehatan lingkungan, Pemerintah Indonesia telah menaruh perhatian


pada persoalan kesehatan dan lingkungan. Perhatian ini ditunjukkan dari awal pemberlakuan
pertaturan yang mengatur tentang kesehatan lingkungan yakni undang-undang No. 11 tahun
1962 tentang Higiene untuk Usaha-Usaha Bagi Umum dan Undang-undang No. 2 Tahun
1966 tentang Higiene.

Pembahasan I : UU No. 11 Tahun 1962 tentang Higiene untuk Usaha - Usaha Bagi Umum

Undang-undang No. 11 tahun 1962 tentang Higiene untuk Usaha-Usaha Bagi Umum.
Dalam undang-undang ini dijelaskan dasar pertimbangan perlunya undang-undang ini adalah
untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat.

Adapun higiene untuk usaha-usaha bagi umum yang diatur dalam undangundang No. 11
tahun 1962 ini meliputi:
a. Higiene air, susu, makanan, dan minuman untuk konsumsi bagi umum, perlu diawasi mutu
kesehatannya, tidak mengandung kuman penyakit, zatzat racun, dan sebagainya.
b. Higiene perusahaan-penisahaan dan lingkungannya perlu memenuhi syaratsyarat kesehatan
agar karyawan tidak mudah mengalami bahaya dan beketja dalam suasana yang sehat.
c. Higiene bangunan-bangunan umum, seperti stasiun, pelabuhan, bioskop, sekolah, dan lain-
lain harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, seperti kebersihan, dun sebagainya.
d. Higiene tempat pemandian umum, harus bersih dan sehat serta aman terhadap penyebaran
penyakit menular.
e. Higiene alat-alat pengangkutan umum seperti kereta api, bus, kapal, dan pesawat terbang
perlu memenuhi syarat-syarat kesehatan.
f. dan lainnya diatur oleh Menteri Kesehatan.

Dalam Undang-Undang Higiene tahun 1962 ini juga telah dicantumkan sanksi hukum pidana
bagi yang melanggarnya berupa pidana kurungan dan atau denda.

Pembahasan II : Undang-undang No. 2 Tahun 1966 tentang Higiene

Dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1966 tentang Higiene dijelaskan istilah higiene
digunakan untuk mencakup seluruh usaha manusia ataupun masyarakat yang perlu dijalankan
guna mempertaharikan dan memperkembangkan kesejahteraannya di dalam lingkungannya
yang bersifat badan dan jiwa ataupun sosial.

Dalam undang-undang ini dicantumkan usaha di bidang higiene dan pelaksanaan usaha
tersebut.
Intisari dari ketentuan undang-undang ini adalah:
a. Rakyat harus mengerti dan sadar akan pentingnya keadaan yang sehat, baik kesehatan
pribadi, maupun kesehatan masyarakat.
b. Pemerintah hams memberikan pelayanan di bidang kesehatan bagi rakyat.

Pembahasan III : UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009

UU Kesehatan menghimpun semua ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan


pelayanan kesehatan menjadi satu sehingga dengan demikian tidak tersebar di berapa
undang-undang seperti sebelumnya. Kesehatan lingkungan dalam Undang-undang ini
termasuk dalam Bab XI dari 22 bab dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009.

Dalam pasal 162 dan 163 ayat 1,2, dan 3 pada Bab XI tentang kesehatan lingkungan,
dipaparkan sebagai berikut :

Pasal 162 : Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 163
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang
sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
(2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
(3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.

Dalam penjelasan ketentuan di atas, dikemukakan bahwa untuk mencapai kesehatan


masyarakat yang optimal, perlu ditingkatkan sanitasi lingkungan, baik pada lingkungan
tempatnya maupun terhadap wujud atau bentuk substantifnya yang berupa fisik, kimiawi,
atau biologik, termasuk perubahan perilaku.

Mengenai tempat umum dimaksud antara lain hotel, pasar, pertokoan, pasar swalayan, mal,
dan bioskop. Demikian pula lingkungan kerja, lingkungan pemukiman dan angkutan umum
sama raja dengan yang diatur pada undang-undang kesehatan lingkungan/higiene yang lama.

Penyehatan air dan udara untuk meningkatkan kualitas, termasuk penekanan pada masalah
polusi. Pengamanan ditujukan untuk limbah padat, cair, dan gas serta pengamanan terhadap
limbah yang berasal dari rumah tangga dan industri, begitu pula pengamanan dan penetapan
standar penggunaan alat yang menghasilkan radioaktif, gelombang elektromagnetik, listrik
tegangan tinggi, sinar infra merah, dan ultra violet. Demikian pula pengamanan terhadap
ambang batas bising yang dapat mengganggu kesehatan di pabrik-pabrik serta pengendalian
vektor penyakit dari binatang pembawa penyakit seperti serangga dan binatang pengerat.

Adapun ketentuan-ketentuan hukum lebih lanjut dapat disimak pada UU Kesehatan No. 36
Tahun 2006 . Selain itu UU yang diterbitkan pemerintah di atas perlu diketahui dan dipahami
oleh kalangan kesehatan terutama yang bertugas dalam bidang kesehatan masyarakat, dokter
puskesmas dan para dokter perusahaan agar dapat menunjang dan mengamankan usaha
pemerintah meneapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap masyarakat.
Daftar Pustaka
Etika kedokteran dan hukum kesehatan ed 4 Oleh Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.OG(K) &
Prof. dr. Amri Amir, Sp.F(K), SH
http://www.gudangmateri.com/2010/11/uu-kesehatan-no-36-tahun-2009.html diakses tanggal
: 1 Juli 2011

 http://www.gudangmateri.com

Dasar Hukum AMDAL


Filed under Kesehatan Lingkungan

Peraturan dan Dasar Hukum Terbaru Bidang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Terdapat beberapa dasar hukum
dan peraturan tentang AMDAL yang saat ini sudah tidak berlaku lagi. Beberapa peraturan dan dasar
hukum dimaksud, antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL


2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan AMDAL
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL

Sebagaimana kita ketahui, saat ini telah ditetapkan dan diundangkan Peraturan Pemerintah
nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP 27/2012. Kemudian sebagai upaya
pelaksanaan ketentuan dari peraturan tersebut, kemudian ditetapkan beberapa Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup, antara lain :
1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah diatas disusun sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Undang-Undang


32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya
ketentuan dalam Pasal 33 dan Pasal 41. Peraturan Pemerintah 27/2012 mengatur dua
instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu instrumen kajian
lingkungan hidup (dalam bentuk amdal dan UKL-UPL) serta instrumen Izin Lingkungan.

Penggabungan substansi tentang amdal dan izin lingkungan dalam tersebut dilakukan dengan
pertimbangan bahwa AMDAL/UKL-UPL dan izin lingkungan merupakan satu kesatuan.
Sebaagaimana tercantum pada Pasal 2

1. Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin
Lingkungan.
2. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan kegiatan
yang meliputi: a.    penyusunan Amdal dan UKL-UPL; b.    penilaian Amdal dan pemeriksaan
UKL-UPL; dan c.    permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012  merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999


Tentang Amdal dengan penambahan berbagai pengaturan dan ketentuan perihal izin
lingkungan. Beberapa pembeda dengan PP lama antara lain, proses penilaian amdal dalam PP
27/2012 ini lebih cepat, yaitu 125 hari dari 180 hari pada PP lama. Peraturan Pemerintah ini
juga menambah semakin besarnya ruang bagi keterlibatan masyarakat khususnya masyarakat
terkena dampak dalam hal penentuan keputusan mengenai layak tidaknya rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut. Permohonan izin lingkungan dan penerbitan izin lingkungan harus
diumumkan 3 kali dalam tahap perencanaan. Dalam PP lama hanya mewajibkan satu kali
pengumuman saja yaitu pada tahap sebelum menyusun kerangka acuan (KA Andal).

Sebagai catatan kita, walaupun bidan

Anda mungkin juga menyukai