Anda di halaman 1dari 2

Satria Gumilang Kriska Nagara / 1606832624

Tugas Perancangan Lapangan Terbang – Review Paper

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization), bandar


udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan
dan pergerakan pesawat. Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah
lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa
Perang Dunia I bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan
pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara
mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang. Sekarang, bandar udara
bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas
ditambahkan seperti apalagi di bandara-bandara baru. Kegunaan bandar udara selain sebagai
terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu,
di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas bea dan
cukai. Di Indonesia terdapat banyak bandar udara yang berstatus bandar udara internasional
salah satunya yaitu bandar udara Juanda di Surabaya yang akan menjadi topik bahasan penulis
saat ini. Topik bahasan saat ini yaitu membahas tentang karya tulis artikel / paper mengenai
pembangunan terminal baru pada Bandara Juanda.
Pembangunan terminal baru Bandara Juanda berlatar belakang kebijakan ASEAN pada
tahun 2015 lalu mengenai terbukanya wilayah udara antar sesama anggota ASEAN yang
membuat barang yang akan keluar atau masuk ke Indonesia yang menggunakan transportasi
udara dapat langsung menuju negara Indonesia tanpa masuk terlebih dahulu ke 3 bandara
pemegang peta kargo di ASEAN ( Singapura, Thailand, dan Vietnam ). Perencanaan
pembangunan terminal baru di Bandara Juanda tentunya harus dilakukan secara benar, aktual,
relevan, dan memiliki tujuan akhir sesuai dengan yang diinginkan. Perencanaan ini dimulai
dengan identifikasi permasalahan, studi pustaka, pengumpulan data, melakukan peramalan
pertumbuhan penumpang serta pergerakan pesawat, perhitungan luas ruang terminal baru,
hingga merencanakan kelengkapan ruang dan fasilitas berdasarkan SNI.
Data – data yang dikumpulkan yaitu jumlah penumpang tiap tahunnya dengan
melakukan permodelan dan peramalan yang bersumber jumlah penumpang dari tahun ke tahun
sehingga di dapat bahwa terminal baru bandara juanda akan mencapai 75 juta penumpang pada
tahun 2029. Selain data jumlah penumpang, data yang dikumpulkan yaitu jumlah pergerakan
pesawat yang pada artikel / karya tulis (paper) hanya mengumpulkan dan meramalkan
pergerakan pesawat tipe B739, B757, dan A330 . Permodelan dan peramalan bersumber dari
jumlah pergerakan pesawat tiap tahunnya sehingga di dapat untuk pesawat tipe B739 akan
mencapai 25.276 di tahun 2029, pesawat tipe B757 mencapai 9.175 di tahun 2029, dan pesawat
tipe A330 akan mencapai 2167. Dari hasil peramalan jumlah penumpang dan pergerakan
pesawat maka dapat dihitung untuk besar luar ruang terminal, luas apron , dan luas serta tebal
runway. Sehingga di dapat total luas fasilitas utama terminal baru yaitu 875.000 m2 , apron
untuk tipe pesawat B739 yaitu 33.923 m2, apron untuk tipe pesawat B757 yaitu 33.377 m2 ,
dan untuk tipe A330 memiliki apron seluas 55.816 m2.
Selain perencanaan untuk bangunan fisik dan fasilitas kapasitas sisi udara terminal baru
di Bandara Juanda maka harus direncanakan juga untuk kebutuhan transportasi penunjang di
terminal tersebut. Hingga saat ini transportasi publik pada Bandara Juanda yaitu bis shuttle
antar terminal 1 dan 2, bis damri di tiap terminal, dan taxi di tiap terminal. Dengan hasil jumlah
ramalan penumpang dan kebijakan baru di ASEAN maka perlu dibutuhkan peningkatan
aksesbilitas supaya pertumbuhan penumpang, kebijakan baru serta pembangunan terminal baru
ini tidak menghambat dan tidak membuat perjalanan transportasi terhambat, baik itu perjalanan
transportasi udara dan darat. Peningkatan aksesibilitas ini dapat dilakukan dengan peningkatan
kualitas jalan maupun beragamnya pilihan moda transportasi yang saling terhubung ke bandara
bisa dimulai dengan diadakannya bis shuttle antar terminal, bis damri, dan taxi di terminal baru
Bandara Juanda, bahkan untuk mengantisipasi perlonjakan kebutuhan transportasi manusia dan
barang di Bandara Juanda pemerintah setempah bisa mulai membuat konektivitas transportasi
massal berbasis rel dari bandara menuju ke daerah – daerah sekitar bandara, karena transportasi
berbasis rel sendiri adalah transportasi yang memiliki waktu tempuh yang terprediksi, jauh dari
hambatan, daya tarik minat yang tinggi terhadap masyarakat, serta bisa menjadi investasi
berkelanjutan untuk daerah tersebut.
Transportasi yang beragam akan membuat pengguna lebih fleksibel mengakses bandara
sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing maupun kesesuaian waktu tempuh.
Aksesibilitas merupakan salah satu kunci menyeimbangkan antara supply and demand dalam
kasus pembangunan terminal baru di Bandara Juanda. Akses yang baik harus disediakan baik
bagi penumpang pengguna bandara, industri kargo, bisnis lokal, masyarakat maupun pekerja
bandara untuk meningkatkan daya tarik kawasan bandara bagi para pengguna tersebut.
Referensi :
ICAO, 1999.
Annex 14 Third Edition
ICAO, 2006.

Anda mungkin juga menyukai