Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Non Formal
yang diampu oleh
Heriyanto Susilo, S.Pd., M.Pd. dan Windasari, S.Pd., M.Pd.
MANAJEMEN PENDIDIKAN
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Definisi Perencanaan Pendidikan Nonformal.................................................................
B. Aspek Aspek Perencanaan Pendidikan Nonformal.........................................................
C. Langkah Langkah Perencanaan Pendidikan Nonformal.................................................
D. Program Perencanaan Pendidikan Nonformal................................................................
E. Analisis SWOT Dalam Perencanaan Pendidikan Nonformal.........................................
F. PRA Dalam Perencanaan Pendidikan Nonformal...........................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................................
SARAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
GLOSARIUM.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perencanaan
Manajemen Pendidikan Non Formal”
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan
dukungan beberapa pihak yang membantu kami sebagai penulis. Karena dukungan, kontribusi
dan bantuanya, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.
Kami sebagai penulis juga sangat menyadari jika terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Maka kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki
makalah ini maupun makalah-makalah yang lain. Semoga makalah ini dapat membantu dalam
hal ilmu pengetahuan, yang mana makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan
serta dapat memberi banyak manfaat bagi para pembacanya.
25 Februari, 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mecapai tujuan yang ditetapkan, maka perencanaan selalu berorientasi pada masa
depan. Dengan orientasi inilah maka perencanaan harus mampu memprediksi kondisi
lingkungan sosial-ekonomi baik di dalam organisasi atau di luarnya agar tetap seirama
dengan tujuan yang diharapkan membuat suatu perencanaan adalah berupaya semaksimal
mungkin menciptakaan misi dan tujuan organisasi. Perencanaan mengkontrol dan
mengarahkan organisasi secara keseluruhan.
Kegiatan-kegiatan yang direncanakan tidak dapat diwujudkan jika tidak disertai dengan
usaha untuk memikirkan dan mempersiapkan berbagai sumber daya yang dapat
menunjang tercapainya kegiatan tersebut dalam rangka pencapaian tujuan.
Dengan melihat kondisi atau keadaan suatu wilayah yang akan digunakan sebagai
sasaran lokasi, maka perlu memperhatikan aspek sebagai berikut :
5). Kesehatan lingkungan yang ada seperti, gizi dan kondisi rumahnya.
6). Tata cara hidup Bersama , adat istiadat, kebiasaan yang berlaku,
Setelah hasil analisis dan alternatif-alternatif telah ditetapkan maka sasaran lokasi
dapat ditentukan dan digunakan sebagai lokasi binaan.
4. Merumuskan Tujuan
Perlunya merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai dalam pengembangan PLS
kedepannya setelah melakukan penetapan sasaran lokasi.
Pengaruh dari sebuah kebutuhan belajar sangatlah besar terhadap keberhasilan dalam
belajar. Sehingga hal tersebut berkaitan dengan :
5). Narasumber,
Pelatiham bagi tenaga atau pelatih sangat diperlukan dalam berbagai jenis
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Maka sebelumnya perlu dilakukan
identifikasi pada tenaga yang kemudian dapat dilatih.
11. Evaluasi
Evaluasi dilakukan guna menilai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau
direncanakan sebelumnya. Dan evaluasi juga dilakukan sebagai bahan untuk dapat
menyempurnakan menjadi lebih baik lagi.
Program PNF diarahkan untuk memberi layanan pendidikan kepada warga masyarakat
yang belum sekolah, tidak pernah sekolah (buta aksara) dan warga masyarakat yang
membutuhkan layanan pendidikan melalui satuan-satuan PNF.
Berbagai program PNF yang dikembangkan (Renstra Dit. PTK-PNF, 2006) yaitu :
1. Pendidikan Kesetaran diarahkan pada anak usia Wajar pendidikan dasar sembilan
tahun, kurikulum disesuaikan dengan kurikulum pada SD dan SMP dengan penekanan
pada life skills, dan sebagian biaya operasional dan personal ditanggung oleh pemerintah
dan Pemda.
5. Pendidikan kecakapan hidup yang bisa diintegrasikan dalam berbagai program PNF
sebagai upaya kemampuan untuk hidup mandiri.
7. Memperkuat Unit Pelaksana Teknis Pusat dan Daerah sebagai tempat pengembangan
model program PNF.
Threat ( Ancaman),Maksud ancaman dari analisis ini adalah hal-hal yang dapat
menghambat program sehingga harus diatasi, diperbaiki, dan ditingkatkan untuk
mendukung berjalannya program untuk mencapai tujuan. Analisis ancaman dapat
mendorong perencanan pendidikan luar sekolah untuk lebih kreatif dan dinamis.
Contohnya rasa bosan yang dirasakan peserta program pelatihan komputer di desa A
sehingga peserta pelatihan tidak konsisten mengikuti program. Strategi yang dapat
digunakan untuk menyelesaikannya.
a. Pengadaan lomba atau hiburan untuk peserta pelatihan seperti lomba desain
menggunakan komputer
b. Pemberian reward kepada peserta yang telah menyelesaikan program pelatihan seperti
pemberian sertifikat
c. Suasana program pelatihan yang bersahabat sehingga membuat peserta tidak merasa
jenuh
e) Orientasi praktis
PRA berorientasi praktis yaitu pengembangan kegiatan. Oleh karena itu
dibutuhkan informasi yang sesuai dan memadai, agar program yang dikembangkan
bisa memecahkan masalah dan meningkatkan kehidupan masyarakat.
f) Keberlanjutan dan selang waktu
Program PRA bukan hanya ketika program tersebut sudah dilaksanakan lalu
selesai dan dianggap cukup dan orang luar yang memfasilitasi kegiatan keluar dari
desa. PRA merupakan program berkelanjutan yang terus menerus dilakukan dan
dikembangkan agar potensi masyarakat tergerak.
3. Langkah-langkah Pengembangan Program
a) Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi serta penyadaran
b) Perumusan masalah dan penetapan prioritas
c) Identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah/pengembangan gagasan
d) Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat
e) Perencanaan penerapan gagasan, penyajian rencana kegiatan
f) Pelaksanaan pengorganisasian
g) Pemantauan dan pengarahan kegiatan
h) Evaluasi dan rencana tindak lanjut
4. Contoh Pemberdayaan Masyarakat di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang (Zuriah, 2017) Desa ini memiliki banyak sekali sumber daya
alamnya selain dari hasil pertanian serta letak geografisnya yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai daerah destinasi wisata Karena panorama alamnya yang indah.
Terdapat root of problem pada masyarakat desa ngadas yang harus segera diatasi,
yaitu : belum adanya regulasi di tingkat desa dalam mempersiapkan desa wisata adat,
ketergantungan yang tinggi terhadap hasil pertanian, dan karakter hidup bersih dengan
menjaga lingkungan dalam kesiapan menjadi desa wisata. Untuk itu, diperlukan adanya
pemberdayaan masyarakat desa yang tepat untuk membangun desa wisata adat dengan
tetap bertumpu pada potensi lokal yang dimilik desa.
a) Pendampingan perbaikan tata kelola dan arah kebijakan Desa dalam membangun
Desa wisata adat melalui pelatihan pembuatan Peraturan Desa (PerDes)
b) Pelatihan pembangunan karakter menjaga lingkungan Bersih dan sehat
c) Pelatihan packaging olahan minuman terong belanda dan peningkatan
pengetahuan tentang produksi minuman higenis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Program Pendidikan Non Formal juga diarahkan untuk memberi layanan pendidikan
kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah (buta aksara) dan warga
masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan melalui satuan-satuan PNF. Terdapat pula
fungsi dari sebuah perencanaan program Pendidikan Non Formal adalah sebagai acuan
melakukan aktivitas, alat pengendali melakukan aktifitas, tolok ukur kegiatan evaluasi secara
periodic, materi yang akan dinilai dalam evaluasi program, mengetahui unsur penunjang dan
penghambat pelaksanaan program, dan bisa merumuskan kriteria keberhasilan pelaksanaan
program.
Opportunity (peluang) adalah Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada ((((Nisak, n.d.). Peluang dari analisis ini
melihat faktor-faktor dari luar program yang kalau dianalisis dan dimanfaatkan dengan baik
dapat menjadi peluang dari program yang sudah direncanakan.
Threat ( Ancaman)
Maksud ancaman dari analisis ini adalah hal-hal yang dapat menghambat program sehingga
harus diatasi, diperbaiki, dan ditingkatkan untuk mendukung berjalannya program untuk
mencapai tujuan. Analisis ancaman dapat mendorong perencanan pendidikan luar sekolah untuk
lebih kreatif dan dinamis.
PRA dalam Perencanaan Program Pendidikan Non Formal (PRA) merupakan suatu metode
pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekananya
pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. adapun juga prinsip –
prinsip yang ada pada Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu belajar dari kesalahan, orang
luar sebagai fasilitator masyarakat sebagai pelaku, saling belajar dan berbagi pengalaman serta
menghargai perbedaan, santai dan informal, orientasi praktis, dan keberlanjutan selang waktu.
Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, abdul. (2018). Manajemen Pemberdayaan Pada Pendidikan Nonformal. Ideas Publishing
flairyzah. (2010). Perencanaan PLS (PNF) Dalam Pembangunan Masyarakat. Retrieved from
perencanaan pls pnf dalam pembangunan :
http://flairyzah.blogspot.com/2010/05/perencanaaan-pls-pnf-Salam-pembangunan.html?
m=1
Zuriah, N. (2017). pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal berbasis potensi lokal dalam
membangun desa wisata adat.
GLOSARIUM
Analisis : penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya
Efisiensi : kemampuan dalam menjalankan sebuah tugas dengan cara yang tepat dan baik
Elemen : bagian yang penting, yang dibutuhkan dari keseluruhan yang lebih besar
Evaluasi : kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai
Fasilitator : peran yang dilakukan pendamping sosial dalam membantu dan mendorong pihak terkait
dalam masyarakat untuk terwujudnya keserasian sosial
Motivasi : sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan sebuah
kegiatan yang ingin dituju.
Orientasi : peninjauan untuk menentukan sikap (arah,tempat,dan sebagainya) yang tepat dan benar
Perkiraan : sebuah pertimbangan/perhitungan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan yang
dicapai