Anda di halaman 1dari 2

Penunjang PPT

A. Kebijakan outsourcing di Indonesia didasari dengan adanya UU No. 13 Tahun 2003


tentang ketenagakerjaan, yang secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah proses
mengalihdayakan atau memindahkan kegiatan usaha ke pihak ketiga, tujuan utama dan
terutama melakukan outsourcing adalah untuk menghemat biaya produksi, selain itu
perusahaan juga dapat lebih memfokuskan diri pada kompetensi intinya, yaitu perluasan
jaringan bisnis atau ide bisnisnya.
B. Saat ini sebanyak 40-50% tenaga kerja sektor formal di Indonesia berstatus sebagai tenaga
kerja alih daya atau outsourcing. Tenaga kerja sektor formal di Indonesia kini mencapai
sekitar 30 jutaan orang, sementara sektor informal bisa mencapai 70 juta orang lebih.
C. Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa pekerjaan yang dapat di-
outsourcekan (dialihdayakan) adalah merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara
keseluruhan, seperti : usaha pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyediaan
makanan bagi pekerja/buruh catering, usaha tenaga pengaman (security/satuan
pengamanan), usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta usaha
penyediaan angkutan pekerja/ buruh. Namun saat ini, jenis pekerjaan yang di-alihdayakan
juga tak lagi sebatas pekerjaan pendukung semacam tenaga sekuriti, OB ataupun tenaga
kurir. Kini juga makin banyak pekerjaan back office yang di-outsource-kan, seperti tugas
sekretaris, staf payroll, staf accounting dan sejenisnya.
D. Penerapan kebijakan outsourcing dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi
pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam ketenagakerjaan. Yaitu :
1. Bagi buruh: kesempatan bekerja pendek dan terbatas, tak ada kompensasi pada akhir
hubungan kerja, kesejahteraan menurun, upah tidak pernah naik, tidak dapat berserikat.
2. Bagi serikat buruh: kehilangan anggota, minat terhadap serikat buruh berkurang, posisi
tawar semakin lemah, tidak berdaya mengatasi outsourcing, pelanggaran hak berserikat
secara langsung maupun tidak langsung
3. Bagi pengusaha: urusan ketenagakerjaan semakin praktis, biaya tenaga kerja jauh
berkurang, biaya tinggi dalam jangka pendek tetapi rendah dalam jangka panjang:
membayar management fee dan pesangon dalam rangka pengalihan hubungan kerja
tetap menjadi kontrak tetapi tidak perlu memberikan kompensasi dan pensiun ketika
hubungan kerja berakhir, mengurangi resiko kerugian karena fluktuasi bisnis
4. Bagi pemerintah: dampak positifnya adalah, outsourcing dapat mengembangkan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional
serta dapat mengurangi pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadi
pelanggaran massal terhadap peraturan dan UU mengenai outsourcing dan kebebasan
berserikat, penurunan wibawa, kompetensi dan profesionalisme aparat disnaker,
perluasan kesempatan kerja di sektor formal sulit tercapai.
E. Berdasarkan beberapa permasalahan yang muncul dalam penerapan kebijakan outsourcing
di Indonesia, hendaknya pemerintah dapat melakukan beberapa hal seperti :
1. Menyusun peraturan-peraturan ketenagakerjaan di tingkat pusat dan daerah untuk
perlindungan buruh kontrak dan outsourcing.
2. Membuat peraturan dalam rumusan yang tegas dan satu makna.
3. Mencantumkan sanksi dengan efek jera dalam peraturan tentang buruh kontrak dan
outsourcing
4. Membuat prioritas anggaran daerah untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme
pegawai pengawas tenaga kerja.
5. Melakukan konsolidasi kekuatan serikat buruh untuk memperkuat posisi tawarnya.
6. Menerapkan sistem jaminan sosial sebagai wujud tanggungjawab negara terhadap
warga negara

Anda mungkin juga menyukai