Anda di halaman 1dari 6

KEONG MAS

     Dahulu Kala, Di istana Kerajaan Daha Hiduplah seorang raja


bersama kedua putrinya.  Suatu hari, Raja memanggil kedua putrinya,
karena mereka akan kedatangan tamu dari Kerajaan Karuhipan yang
bernama Raden Inu Kertapati.
Raja                 : “Putri-Putriku Kemarilah!” (Memanggil kedua
putrinya)
Galuh              : (Berjalan menghampiri sang ayah) “Ada apa,ayahanda?”
Kirana             : (Berjalan dibelakang Galuh Ajeng) “Apakah ayahanda
memanggilku juga?”
Raja                 : “Iya Putriku, Ada pemberitahuan yang sangat penting..
Besok Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan akan datang Lusa..”
Kirana : “Lalu, apa Hubungannya dengan kami Ayahanda?”
Raja                 : “Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah
dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah akan menikahkan salah
satu putri Ayah dengan Raden Inu.”
Galuh              : ( Berbinar senang) “Siapa diantara kami yang
akan dinikahkan dengan Raden Inu, ayah?”
Raja                 :  “Kami telah memutuskan bahwa Candra Kirana
yang akan menikahkan Raden Inu Kertapati.. dan keputusan ini
tidak bisa diganggu gugat!”
Galuh              : (Menundukkan kepala) “Maaf ayahanda, Galuh ingin
pergi kebelakang.. Permisi.. (Berjalan pergi sambil menundukkan
kepala)
Kirana             : (Melihat kepergian Galuh, Kemudian melihat sang Raja)
“Terima Kasih,Ayahanda.. Kirana senang sekali..
Raja                 : “Sama-sama anakku.. mari kita persiapkan segala
sesuatunya..” (Sambil mengelus kepala Kirana)
     Sementara dewi galuh, merasa iri dengan kirana yang bernasib baik
dan mujur akan menikah dengn inu kertapati, niat jahat untuk
mencelakai kirana pun terbesit di pikirannya. Ia pun mendatangi sebuah
gubuk milik penyihir.
Galuh              : “Permisi, Apa ada orang didalam?” (melihat sekeliling)
Penyihir           : “Apa yang anda butuhkan Gadis manis?” (berjalan
menggunakan tongkat)
Galuh              : “Aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”
Penyihir           : “Kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh              : “Aku ingin kamu menyihir Candra Kirana menjadi
Sesuatu yang menjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir           : “Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga
dia tidak dapat  bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh              : (Tersenyum senang) “Terimakasih atas bantuanmu,
senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai
imbalannya.” (Memberi amplop berisi uang)
Penyihir           : (Menerima uang itu) “Sekarang aku akan
mempersiapkan kutukan untuknya…”
Galuh              : “Kutunggu kabar darimu, penyihir!!”
( meninggalkan gubuk penyihir dan kembali ke Istana)
     Keesokan Harinya, Candra Kirana pergi ke pasar membeli
keperluan untuk menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati
besok. Sepulang dari pasar Kirana melewati sebuah sungai. Di
sungai tersebut kirana dihadang oleh seorang perempuan tua
yang buruk rupa. Perempuan tua itu adalah nenek sihir yang
diperintah oleh Galuh untuk menyihir Kirana.
Penyihir           : “Hwahahahaha!! Candra Kirana! Apa kabarmu,
Hah? Kelihatannya kamu sangat senang  hari ini? Hwahahaha…”
Kirana             : (terkejut) “ Siapa kamu?”
Penyihir           : “Diam! Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi
keong!!
Kirana             : “Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”
Penyihir           : “Saudaramu yang menyuruhku untuk
menyihirmu.”
Kirana             : “Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”
Penyihir           : “Sudah ! jangan banyak omong ! terima saja
nasibmu! hahahaha.” (mengucapkan mantra untuk menyihir
Kirana menjadi Keong)
Kirana                         : “Tidak!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir           : “Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi
manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam,
kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir
bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha!” (Membuang
Keong Mas Ke sungai)
     Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong emas dan
dibuang ke sungai hingga terdampar di Desa Dadapan. Suatu hari
seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong
emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu
dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan.
Nenek              : “Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan
membawanya pulang!”
     Setibanya dipondok,  nenek itu meletakkan keong itu di
tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi.
Nenek              : “Sampai jam segini aku belum juga
mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi, kalau tidak
mendapat ikan, aku mau makan apa?” ( Pergi keluar untuk
mencari ikan)
     Nenek itu kembali mencari ikan di sungai. Kemudian, Kirana
kembali ke wujud manusianya.
Kirana             : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi ‘kan
ada seorang nenek yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu,
untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku
akan membuatkan makanan untuknya.”
     Hingga menjelang malam nenek itu tidak mendapat ikan
seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang
saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget, karena di meja
sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang mengirim
masakan ini.Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani
kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa
yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu
berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti
biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya.
Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong
emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik.
Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut
di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut
memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu.
Nenek              : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana
asalmu?”
Kirana             : ( Menoleh kaget) ” Aku….aku…aku Candra
Kirana. Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi
keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri
kepadaku”
Nenek              : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak…
Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, hingga
tega ingin mengutukmu! Tapi namanya manusia kalau sudah
cemburu,…apapun dia lakukan! Ya, sudah…sementara kamu
boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana             : “ Terimakasih, Nek…”
     Sementara itu pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja
ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan
cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya
tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan
Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat
burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia
menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal
raden Inu diberikan arah yang salah.
Raden Inu       : (Terkejut) “siapa kau ?”
Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan
arah ke Desa Dadapan, di sana kamu akan bertemu dengan
Candra Kirana.”
Raden Inu       : “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa
kau sebenarnya?”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja
petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu       : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
     Setelah berjalan cukup jauh mengikuti petunjuk arah dari
burung gagak, Raden Inu tidak juga menemukan Desa Dadapan.
Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang
sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek
itu adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari
burung gagak itu.
Kakek              : “Tolonglah nak, sudah beberapa hari kakek
tidak makan.”
Raden Inu       : “Oh, ini kek, ada sedikit makanan.” (memberi
sepotong roti)
Kakek              : “Terima kasih anak muda. Janganlah kau
mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak tadi, dia
sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan arah
yang salah padamu.”
Raden Inu       : “Lalu apa yang harus kulakukan kek?”
Kakek              : “Berjalanlah mengikuti aliran sungai ini, di
ujung sana kamu akan menemukan Desa Dadapan.”
Raden Inu       : “Terima kasih kek, saya akan melanjutkan
perjalanan ini.”
Kakek              :  “Berhati-hatilah dalam perjalananmu,anak
muda.”
Raden Inu       : “Baiklah kek.”
     Setelah berjalan berhari-hari sampailah Raden Inu di desa
Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk
meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di
gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia bertemu dengan Candra
Kirana.  Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena
perjumpaan itu.
Raden Inu       : “Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa
numpang istirahat di sana untuk sementara waktu dan
setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali
setelah berjalan sejauh ini.”( Menghampiri pondok itu) “
Permisi!!…”
Kirana             : “Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu       : (Terkejut) “ Bukankah kamu….Candra Kirana?”
Kirana             : “Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu       : “Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku
mencarimu. Sekarang ayo kita pulang, ayahmu sudah
menunggumu.”
Kirana             : “Terimakasih banyak, karena kamu sudah
menyelamatkanku.”
     Dari dalam rumah terdengar suara nenek memanggil Kirana.
Nenek              : “Siapa, Kirana?”(Berjalan mendekati Kirana)
Kirana             : “Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang
Kirana ceritakan waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang.
Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek              : “Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu
merindukan keluargamu.”
Raden Inu       : “Begini saja, Nenek ikut kami ke Istana dan
hidup bersama kami.”
     Akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek
yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana
menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Sang Raja. Raja minta
maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu
mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa
takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra
kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta
tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia

Anda mungkin juga menyukai