Anda di halaman 1dari 42

PENJELASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal 1
URAIAN UMUM

1. Mendatangkan, penanganan dan pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,


mengadakan alat bantu dan sebagainya, yang pada umumnya langsung atau tidak langsung
termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan
lengkap. Dalam hal ini termasuk pula pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebut dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih dalam lingkup
pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Tim Teknis dan Konsultan Lapangan.

2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya diserahkan sebagai
tanggung jawab Komite Pembangunan Bangunan Kayu Baru.

3. PELAKSANA harus menyerahkan pekerjaan dengan dalam keadaan selesai ddengan hasil
sempurna, dimana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan sebagainya.

4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama, PELAKSANA


berkewajiban antara lain:
a Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang dapat menganggu
jalanya pekerjaan.
b Pengamanan lokasi pekerjaan sehingga para pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan
nyaman dan aman, demikian pula bahan dan alat dalam keadaan aman.
c Mengadakan segala sesuatu yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan pekerjaan.

5. PELAKSANA wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing) berdasarkan pada
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini sebagai penjelas secara
detail menganai pekerjaan khusus/spesifik yang belum tercakup lengkap dalam gambar
kerja/dokumen kontrak.

6. Semua gambar shop-drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Lapangan (KL).

7. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana adalah:

1
“PEKERJAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN KAYU BARU” yang di dalamnya meliputi
pekerjaan:
a Pekerjaan Persiapan.
b Pekerjaan konstruksi unit-unit bangunan dan pengadaan kursi taman sebagai kelengkapan
sesuai fungsinya.
c Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk pembersihan umum
pada waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai,
sampah, kerusakankerusakan atau ahal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan
PELAKSANA.
d Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar,
Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan.

8. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Spesifikasi Teknis,
gambargambar yang ada, Berita Acara Penjelasan, Perintah Pejabat Pembuat Komitmen dan atau
pihak yang ditunjuk serta petunjuk-petunjuk teknis Konsultan Lapangan selama pekerjaan
berlangsung.

9. Ukuran-Ukuran :
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang tertera didalam gambar utama dengan ukuran
yang tertera di dalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada di
dalam gambar skala besar. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada
Konsultan Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.
c. Pengambilan dan Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab PELAKSANA sepenuhnya.
d. Sebagai Patokan/Ukuran pokok + 0.00 diambil petunjuk yang diadakan di lapangan, yaitu
pada ketinggian lantai bangunan .
e. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku senantiasa dijaga dan diperhatikan ketelitiannya
dengan mempergunakan waterpass dan alat ukur lainnya yang diperlukan.

2
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahanya:
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare werken ( AV ) 1941
2.2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30 Desember 2004,
tenang Pembakuan Tipe Bangunan Kayu Menengah Pertama
2.3. Pedoman Perencanaan Gedung Bangunan Kayu Menengah Umum SNI 03-1730-1989
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
2.5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
2.7. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987
2.8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5
2.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.11. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.12. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991 2.13. Peraturan Umum
Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.14. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972.
2.15. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.16. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.17. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991 2.18
Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
2.19 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana ketentuan dan
syarat dalam peraturan di atas, maka PELAKSANA wajib megikuti ketentuan peraturan-peraturan
yang disebutkan di atas.

3
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup pekerjaan


Meliputi pekerjaan
3.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
3.1.2. Pengamanan lokasi bangunan
3.1.3. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet
3.1.4. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
3.1.5. Pengukuran (uitset) dan pemasangan bouwplank
3.1.6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
3.1.7. Keselamatan Pekerja
3.2. Persyaratan bahan
3.2.1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja , digunakan Rangka kayu, dinding papan dan atap
3.2.2. Untuk Direksi Keet digunakan bahan rangka kayu, dinding papan dicat dengan cat
tembok, atap seng gelombang BJLS 030, dan lantai papan atau beton rabat.
3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan bak/drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-
1919-03.
3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih.
3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II uk. 5/7 dan papan kelas III ukuran 2/20
3.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar
pohon yang terkena bangunan dan halaman Bangunan Kayu disekeliling bangunan,
termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran
tersebut diatas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
3.3.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan perjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian
ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air

4
harusmemenuhi syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
SK-SNI-T-15-1919-03.
3.3.4. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat dan atabil, Papan diketam rata dan lurus pada
sisi atasnya dan dipasang horizontal/waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya
harus siku.

Pasal 4
PEKERJAAN GALIAN/URUGAN TANAH

4.1. Lingkup pekerjaan


Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut dll
4.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran drainase keliling bangunan
4.1.3. Timbunan kembali galian tanah untuk pondasi
4.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk pemadatannya.
4.1.5. Perataan tanah sekeliling bangunan (cut & fill)

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir urug kualitas baik.
Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran organik maupun bahan-
bahan bersifat kimiawi dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan berpedoman pada bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu yang telah diperiksa dan disetujui Konsultan Lapangan.
4.3.2. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka PELAKSANA secepatnya
memberitahukan kepada Konsultan Lapangan atau kepada instansi yang berwenang
untuk mendapat petunjuk seperlunya.
4.3.3. PELAKSANA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.

5
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
PELAKSANA wajib melaporkannya dan menyerahkan kepada pihak yang
berwenang atau Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih
dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail.
4.3.4 Untuk kondisi tanah yang mudah longsor harus memasang turap kayu pengaman
yang cukup kuat. Turap di dalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
4.3.5 Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam
gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang
disyaratkan dalam Site Plan.
4.3.6 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
4.3.7 Pengurugan bekas galian pondasi, galian saluran air hujan, saluran air bersih dan
saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15
cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat
tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan
berikutnya dan dipadatkan kembali seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
4.3.8 Di bawah pondasi dan di bawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10
cm dan dipadatkan.

Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1. Pondasi tiang tongkat kayu.
5.1.2. Pondasi Batu Gunung.

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Pondasi tiang tongkat kayu belian ukuran 9/9 cm, laci dan alas ukuran 4,5/9 cm - 80
cm dan alas kayu hutan ½ ∅ 30 - 80 cm, Balok keep 9/9 cm dari kayu belian,
Gelagar 7/7, 8/8 cm dan selempang kayu belian 4,5/9 cm, baut besi diameter 5/8”.
Bahan dari kayu belian harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat.

6
5.2.2. Semua material untuk pekerjaan pondasi Batu Gunung terdiri dari batu pecah dengan
ukuran lebar setiap sisi + 15 cm. Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan
harus keras, tidak mudah retak atau patah.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan
Konsultan Lapangan tentang kesempurnaan galian.
5.3.2. Tiang tongkat kayu belian dengan ukuran 9/9 cm diatas laci dan alas dari kayu
belian/alas kayu hutan di atas dasar pondasi yang disesuaikan dengan keadaan tanah
dan petunjuk Konsultan Lapangan .
5.3.3. Tiang tongkat harus dipasang dengan teliti, harus tegak lurus dan siku serta diperkuat
dengan laci dan alas, yang dipasang selang-seling dengan ukuran 4,5/9 cm.
5.3.4. Antara tiang dengan tongkat diikat dengan baut diameter 5/8"dan pada bagian bawah
dipasang laci dan alas ukuran 4,5/9 cm
5.3.5. Keseluruhan pekejaan balok keep untuk konstruksi kayu, dibuat dari kayu belian yang
berkualitas baik, tua dan tidak cacat dengan ukuran 9/9 cm atau sesuai dengan
gambar dan menurut petunjuk Konsultan Lapangan.
5.3.6. Pekerjaan gelagar dari kayu belian/kayu kelas I dengan ukuran 7/7, 8/8 cm atau harus
sesuai dengan gambar dan menurut petunjuk Konsultan Lapangan.
5.3.7. Adukan perekat untuk pasangan pondasi Batu Gunung terdiri dari 1 semen : 5 pasir
diukur dalam takaran volume. Semen yang dipakai adalah Portland semen local dan
pasir yang dipakai adalah pasir pasang dan harus bersih dari Lumpur dan tanah serta
sisa-sisa akar. Dimensi serta elevasi dari pasangan pondasi Batu Gunung harus
sesuai dengan gambar rencana

Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1. Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang K.175 dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR harus dibuat untuk:
6.1.1. Struktur bangunan yang menggunakan konstruksi beton, seperti pondasi tiang pancang
atau strauss dan slof, serta
6.1.2. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana seperti Lantai Kamar Mandi/ WC.

7
6.2. Bahan
6.2.1. Semen Portland (PC)
• Digunakan Portland Cement (PC) jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
• Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
• Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
6.2.2. Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir kasar-tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia SK-SNI-T-15-191903.
6.2.3. Kerikil
• Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia SK-SNIT-15-1919-03.
• Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
6.2.4. Air Kerja
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain bersifat kimiawi yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
6.2.5. Besi beton
• Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
• Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya.
• Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang sehingga berkarat.

8
• Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Konsultan Lapangan terlebih dahulu.
• Jika PELAKSANA tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan: Harus ada persetujuan Konsultan Lapangan.
• Jumlah besi per-satuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab KP-
USB.

6.2.6. Cetakan dan Acuan
• Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
• Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03..
6.2.7. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan Karakteristik (K.175) dengan campuran 1 Pc 2 Ps : 3 Kr.

6.3. Pedoman Pelaksanaan :


6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
6.3.2. PELAKSANA melaporkan secara tertulis pada Konsultan Lapangan apabila ada
perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Lapangan , yaitu • Tidak
berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
• Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-
1919-03.
6.3.4. Perawatan beton

9
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
• Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
• Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil (porous), permukaan
tidak rata sesuai bentuk yang direncanakan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan cacat lainnya yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan
Lapangan. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
PELAKSANA.

Pasal 7
PEKERJAAN SRUKTUR DAN DINDING

7.1. Lingkup Pekerjaan


7.1.1. Rangka Badan menggunakan balok kayu dengan ukuran 6/12 cm, berfungsi sebagai
struktur utama bangunan, dipasanga sesuai dengan gambar kerja.
7.1.2. Dinding papan kayu 2/20 cm dipasang sebagai pembatas ruangan yang ditentukan
dalam gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Rangka Badan menggunakan kayu jenis Belian/Klas kuat I dengan ukuran 6/12 cm,
cukup umur, kering dan lurus.
7.2.2. Tiang-tian pilar dinding menggunakan kayu klas kuat I atau II ukuran 5/10 cm, cukup
umur, kering dan lurus.
7.2.3. Untuk dinding memenggunakan papan kayu klas kuat II dengan ukuran 2/20 cm ,
cukup umur dan kering serta tidak baling .
7.2.4. Alat penyambung menggunakan baut dengan ukuran sesuai gambar, paku, dan nagel
(pantek) kayu keras.

7.3. Pedoman Pelaksanaan


7.3.1. Pekerjaan struktur dan dinding kayu meliputi :
• Struktur badan bangunan, yaitu tiang-tiang pilar utama bangunan, termasuk
sloof dan ringbalk .

10
• Pasangan pilar untuk dinding, dinding papan dan balok apit.
• Permukaan kayu yang nampak harus diketam/diserut rata dan halus.
7.3.2. Persyaratan Pekerjaan
• Tiang pilar utama digunakan kayu yang benar-benar cukup umur, kering dan
lurus, dipasang secara presisi dan rapi sesuai dengan bambar kerja.
• Untuk kedudukan papan-papan dinding, dipasang pilar-pilar berjarak 2 m dan
balok pembagi sebagai regel/frame sesuai gambar kerja. Pilar-pilar ini bertumpu
pada sloof kayu dan ringbalk dengan menggunakan sambungan lubang dan pen.
• Papan-papan dinding dipasang bersusun rapi secara horisontal dengan
menggunakan paku. Agar papan-papan dinding tersebut tidak berubah bentuk
akibat perubahan cuaca, maka diberi balok pengapit sebagai sabuk, ukuran 5/7
cm, dipasang tegak berjarak 2 m.
• Papan dinding dapat pula disusun berjajar secara vertikal dengan menggunakan
sambungan lidah dan alur sehingga susunan papan-papan tersebut rata/tidak
baling dan rapi. Agar kedudukan papan-papan dinding stabil dan tidak berubah
akibat perubahan cuaca, maka diberi balok pengaoit sebagai sebuk, dipasang
horisontal sesuai gambar kerja.
• Konstruksi sambungan kayu harus rapi dan rapat/tidak longgar, ikatan perkuatan
harus menggunakan baut dan paku serta pen kayu keras yang sebelumnya
bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya
dapat melekat dengan baik.
7.3.2. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh PELAKSANA secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat semua pasangan struktural maupun non struktural benar-
benar siku, tegak-lurus dan presisi. Pasangan dinding harus rata (horizontal), baik
dilihat dari dalam maupun dari luar bangunan.
7.3.3. Apabila digunakan dinding pasangan bata merah atau batako, maka dapat
menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan Pelaksanaan
Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”

Pasal 8

11
PEKERJAAN LANTAI

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, menggunakan papan-papan kayu.

8.2. Bahan yang digunakan


8.2.1. Balok-balok untuk lagur/pemikul utama menggunakan kayu klas kuat I yang tahan
terhadap air dan perubahan cuaca, dengan ukuran 6/12 cm dengan balok-balok
pembagi ukuran 6/12 cm.
8.2.2. Papan-papan untuk lantai menggunakan kayu klas kuat I atau II dengan ukuran 4/20
cm.
8.2.3. Alat penyambung menggunakan lubang dan pen , baut dan paku dengan ukuran dan
cara penyambungan sesuai gambar kerja

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Balok-balok pemikul utama bertumpu pada sloof dengan menggunakan sepatu agar
kedudukan balok-balok tersebut stabil., dipasang pada jarak 1 m atau sesuai gambar
kerja.
8.3.2. Agar kedudukan papan-papan lantai rata/tidak melendut, maka diantara balok-balok
pemikul dipasang balok pembagi berjaran 2 m, dengan cara penyambungan sesuai
gambar kerja.
8.3.3. Agar diperoleh ikatan yang kokoh dan tidak baling akibat muai-susut kayu atau
perubahan bentuk akibat perubahan cuaca, maka papan-papan lantai tersebut
dirangkai dengan sambungan lubang dan pen atau lidah dan alur.
8.3.4. Agar permukaan lantai rata/datar, maka setelah papan-papan lantai terpasang,
permukaan yang tidak rata, terutama pada pertemuan antar papan diketam.
8.3.5. Semua permukaan kayu yang nampak harus diketam rata dan halus.
8.3.6. Apabila pekerjaan laintai menggunakan beton rabat atau penutup laintai keramik,
maka dapat menggunakan pedoman yang yang tertuang dalam “Penjelaksan
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi Beton”.

Pasal 9

12
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan,
sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah:
9.1.1 Pekerjaan Kuda-kuda Kayu dan atau Baja Ringan, gording, kasau, reng & rangka atap
9.1.2 Pekerjaan rangka badan dan dinding
9.1.3 Daun pintu/jendela dan ventilasi
9.1.4 Lisplank, papan talang dan riuter

9.2. Persyaratan Bahan


9.2.1. Untuk rangka kuda-kuda kayu termasuk gording mengunakan kayu kelas kuat II,
rangka badan dari kayu belian/kayu kelas kuat I, kusen pintu dan jendela, lisplank
papan talang dari kayu kelas kuat II, daun pintu WC/KM dari kayu belian, daun
pintu dan jendela ruangan dari kayu kelas kuat II.
9.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus
betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.
9.2.3. Untuk rangka kuda-kuda baja ringan menggunakan bahan zynkalum atau baja galvanis
yang tahan terhadap korosi atau karat dengan ukuran sesuai spesifikasi teknis yang
dikeluarkan oleh produsen baja ringan untuk konstruksi atap bangunan

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Kuda-kuda Kayu
• Semua kayu untuk konstruksi kuda-kuda dan gording diawetkan dengan residu.
Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2 x sehingga menghasilkan warna
yang merata pada seluruh permukaan kayu.
• Konstruksi rangka harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun
cara penyambungannya.
• Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam Sk-SNI-5-10-1990-F.
• Konstruksi sambungan konstruksi kuda-kuda harus dilengkapi baut dan besi
strip/plat 4 x 0,4 cm.
9.3.2. Rangka Atap
Rangka atap dilaksanakan dengan kayu ukuran 5/7 dan ¾ cm. Dipasang dengan ukuran
yang ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata dan tidak
bergelombang.

13
9.3.3. Kuda-kuda Baja Ringan
• Semua bahan untuk kuda-kuda dan rangka atap lainnya menggunakan bahan
baja ringan jenis zynkalum atau baja balvanis tahan korosi dan karat, dengan
ukuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen.
• Prosedur pelaksanaan konstruksi, perakiran dan pemasangan (erektion)
mengikuti petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh produsen.
• Pengerjaannya dilakukan secara rapid an presisi oleh tenaga terlatih dan terampil
atau tukang yang telah memperoleh pelatihan hingga terampil.
• Sambungan konstruksi dipakai alat penyambung baut dengan ukuran sesuai
spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen.
9.3.4. Rangka Badan
• Ukuran kayu untuk rangka badan digunakan 6/12 cm Kayu Belian/Klas I
• Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan baut, pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini
harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan
baik.
9.3.5. Kusen dan Daun Pintu/Jendela, dan Ventilasi
♦ Kusen pintu/jendela menggunakan kayu klas kuat II
♦ Daun pintu panil dibuat dengan kayu klas kuat I atau II dan disyaratkan agar
PELAKSANA memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada
toko.
♦ Khusus untuk pintu KM/WC terbuat dari kayu belian atau kayu tahan air. Apabila
menurut penilaian Konsultan Lapangan pemasangan tidak rapi, maka Konsultan
Lapangan berhak menolak daun pintu tersebut.
♦ Jendela dibuat model panil, disesuaikan dengan gambar detail. Kaca untuk jendela
dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan muai
susut baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut.
♦ Ventilasi jalusi dibuat dari papan klas kuat I atau II dengan ukuran 1 x 7 cm dan
diketam halus serta dipasang dengan rapi.
9.3.6. Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan langsung
pada usuk atau kaso. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas beban PELAKSANA.
9.3.7. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I atau II kualitas
terbaik.
9.3.8. Untuk lisplank kayu digunakan papan klas kuat I atau II kualitas terbaik di lokasi.

14
9.3.9. Untuk kayu motif digunakan kayu meranti batu kualitas baik.

Pasal 10
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

10.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan adalah rangka plafond dan menutup plafond pada Ruang
Kantor/Administrasi, Ruang Kelas, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium, KM/WC,
Rumah Dinas Kepala Bangunan Kayu, Asrama Guru dan emperan keliling bangunan.
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan lis
langit-langit ukuran 1/3 cm.

10.2 Persyaratan Bahan


10.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu klas kuat II ukuran balok gantung 5/10 cm
kualitas baik. Rangka pembagi digunakan kayu klas kuat II kulitas baik ukuran 5/7
dan 4/6 cm.
10.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan triplek dengan
ketebalan 0,3 cm atau asbes ukuran 1 x 1 m dengan ketebalan minimal 4 mm.
10.2.3. Bahan langit-langit yang dipasang adalah renglat dari papan klas kuat II kualitas
baik.

10.3 Pedoman Pelaksanaan


10.3.1 Balok induk langit-langit ukuran 5/10 cm dipasang dengan urutan pertama, bertumpu
pada dinding rentang kiri dan kanan, kemudian rangka induk ukuran 5/7 cm
dipasang dan diberi penggantung dari papan kualitas terbaik atau besi beton Ø 10
mm yang dikaitkan pada gording. Kemudian dilanjutkan pemasangan rangka
pembagi dari kayu kelas II ukuran 4/6 cm.
10.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. PELAKSANA bertanggung jawab
atas kerapian pemasangan rangka ini.
10.3.3. Penutup plafond dari bahan tripleks atau asbes dipasang pada rangka ini, dengan
memakukannya menggunakan paku tripleks/asbes. Hasil akhir harus rata. Apabila
terdapat penutup plafond yang cacat, pecah harus diganti dengan tripleks baru.
10.3.4. Untuk langit-langit renglat dipasang pada rangka kayu seperti pada gambar.

Pasal 11

15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

11.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.

11.2 Bahan yang digunakan


13.2.1. Untuk atap digunakan bahan genteng keramik atau metal berwarna dengan ketebalan
0.25

11.3. Pedoman Pelaksanaan


11.3.1. Pemasangan penutup atap genteng keramik disusun rapi dengan bertumpu pada reng,
dan pada bagian sisi kiri dan kanan sebagai pengunci sebaiknya genteng lekatkan
dengan dipakukan pada reng.
11.3.2. Apabila menggunakan penutup atap metal (seng gelombang atau aluminium)
dipakukan langsung pada rangka atap/langsung pada gording dengan menggunakan
paku genteng (paku khusus untuk atap metal).
11.3.3. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan
antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata
(tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
11.3.4. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dengan ketebalan setara BJLS 35 mm.
Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus
sesuai dengan persyaratan pabrik.
11.3.5. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat bocor.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut
harus dibongkar dan dipasang baru.

Pasal 12
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

12.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

12.2. Persyaratan Bahan


12.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas baik ukuran 4 x 3 atau yang setaraf.

16
12.2.2. Kunci pintu dipasang kunci 2 slaag (dua kali putar) atau yang setaraf.
12.2.3. Grendel (sloot), Tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
12.2.4. Expanyolet berkualitas baik.

12.3. Pedoman Pelaksanaan


12.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag, yang berkualitas baik.
12.3.2. Engsel pintu dipasang 4 (empat) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke
pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan
dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel
kuat ke kayu yang dipasang.
12.3.3. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang PELAKSANA memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan Lapangan.
12.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Pimpro berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya PELAKSANA.
12.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan
harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun
jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini.
12.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pintu).

Pasal 13
PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI

13.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Perpipaan dan Perlengkapan Sanitasi meliputi pemasangan seluruh jaringan air
bersih, air kotor, pemasangan stop kran, floor drain, pipa hawa, septicktank, kloset jongkok, bak air
fibre glass, instalasi air di dalam bangunan serta saluran air hujan.

13.2. Bahan-bahan yang digunakan


13.2.1. Pipa PVC diameter ½” dan diameter ¾” untuk keperluan air bersih digunakan dengan
tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama
dengan bahan untuk pipa.
13.2.2. Stop kran ¾”

17
13.2.3. Kran diameter ½”
13.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.
13.2.5. Septick tank/beerput, rangka dan dindingnya dari kayu belian sedangkan tutup bagian
atas terbuat dari beton bertulang.
13.2.6. Kloset jongkok standart
13.2.7. Bak penampungan air dari fiber glass kapasitas 1000 liter dengan rangka menara
kayu belian (sesuai gambar detail).
13.2 .8. Untuk saluran air hujan digunakan beton tumbuk campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr dan
diplester.

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding (in bouw).
Pasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak boleh dipasang
miring.
13.3.2. Air diambil dari sumber air (sumur gali/sumur bor) dengan menggunakan pompa.
Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke toren air memakai pipa PVC
diameter ¾”. Dari toren disalurkan ke dinding terdekat tempat pemakaian air dengan
menggunakan pipa PVC ¾”. Dari sini digunakan shock ½”- ¾” untuk merubah
besaran pipa ke ½”. Pipa ½” ditanam di dalam dinding, dikeluarkan pada tempat-
tempat yang dibutuhkan dan digunakan kran air diameter ½”. Pipa pengambilan dan
pipa distribusi harus ditanam di dalam tanah.
13.3.3. Menara air dibuat dari konstruksi kayu belian (sesuai gambar). Diatas Menara
dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 1 m3 air.
13.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang
disaksikan oleh PELAKSANA dan Konsultan Lapangan. Pengujian harus
menghasilkan tekanan hidraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan
tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil
pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian
adalah taggungan PELAKSANA.
13.3.5. Air kotor dari MCK dialirkan dengan pipa beton diameter 1/2 - 20 cm dan diameter
20 cm kesaluran terdekat.
13.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PVC diameter 4”
ke septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke
septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol.

18
13.3.7. Septicktank/beerput dibuat dari kayu belian dan bagian atasnya beton bertulang 1
PC : 2 PS : 3 KR tebal 4-6 cm serta diberi pipa pembuangan udara dari pipa
galvanis diameter 2”.
13.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas septicktank/beerput
harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.
13.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari beton bertulang 1 PC : 2 PS : 3
KR. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik. Lubang penguras pada
bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi dengan penutup khusus yang
mempunyai ulir kualitas baik.
13.3.10. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM sumber air untuk
kebutuhan Bangunan Kayu diambil dari Jaringan PDAM tersebut. Segala biaya yang
timbul dari penyambungan air ini dibebankan pada PELAKSANA.

Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

14.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam bangunan,
pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau genset,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik dan sebagainya sehingga
listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan
jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat
mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus
listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

14.2. Bahan-bahan yang digunakan


14.2.1. Kabel NYWGBY
Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.
14.2.2. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti
14.2.3. Kabel NYA

19
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5
mm2 Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
14.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari kualitas baik
14.2.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional atau yang
sekualitas, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
• Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu
dibelakang.
• Balast merk Sinar atau sejenisnya
• Stater Merek Philips atau sejenisnya
Fitting
• Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
• Pengabelan didalam harus disolder
• Kap merek SUN atau sekualitas
14.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi
listrik, Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan)
dari kabel B.C.
Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah :
• Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
• Plug dan socket 1 phase untuk power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soketdengan tutup dan plug
locking
Type : Pemasangan di luar diberi
landasan kayu
• Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN
ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40 ) tinggi
maksimum 175 cm

20
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu
16.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi Bangunan Kayu maka
PELAKSANA wajib menambah Tiang listrik.

14.3. Penggunaan
14.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel di gardu induk
ke distribution panel ditiap-tiap bangunan. Di luar bangunan dipasang sebagai kabel
tanah dengan memperhatika peraturan-peratuan yang berlaku.
14.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di dalam dinding.
14.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

14.4. Pedoman Pelaksanaan


14.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas
plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak
harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).
14.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt. Daya yang digunakan
sebagai berikut:
• Ruang Kantor 6 Ampere
• Ruang Perpustakaan 6 Ampere
• (tiga) RKB 8 Ampere
• KM/WC murid 2 Ampere
14.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Tim Teknis, PELAKSANA boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik
atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN).
PELAKSANA tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik
tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.
14.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan PELAKSANA pada beban penuh selama
1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini
menjadi tanggung jawab PELAKSANA.

21
14.4.5. PELAKSANA berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi PLN.
Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka PELAKSANA harus
menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel listrik menjadi
beban PELAKSANA.
Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN

15.1 Lingkup pekerjaan


15.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan
konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
15.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
15.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu panel dan
ventilasi kayu, lisplank serta dinding papan yang dapat dibuka dan plafond renglat.
15.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond tripleks.
15.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

15.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti:


15.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit.
15.2.2. Cat kayu sekualitas sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit.
15.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platone.
15.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
17.2.5. Politur sekualitas Platone.
15.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, dan Platone.

15.3. Pedoman pelaksanaan


15.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
15.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2
(dua) kali.
15.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut:
• 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
• 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
• Penghalusan dengan amplas

22
• Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali 17.3.4. Pengecatan
dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut:
• Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
• Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
• Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
• Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas
15.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut
• Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
• Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
15.3.6. Warna yang digunakan ditentukan oleh hasil kesepakatan rapat PELAKSANA.

Pasal 16
PEKERJAAN SITE DAN INSFRASTRUKTUR

16.1. Lingkup Pekerjaan


Pembuatan tiang bendera, selasar penghubung bangunan, jalan masuk, jalan rabat beton, pagar
Bangunan Kayu, saluran air hujan, tempat parkir sepeda, gapura, penataan halaman upacara
dan halaman bermain, bak sampah penyediaan sumur pompa dan pra instalasi.

16.2. Bahan Yang digunakan


16.2.1. Tiang bendera, dari bahan pipa besi galvanis, pondasi beton cor, tali, bendera dan
pengecatan dengan ukuran sesuai gambar.
16.2.2. Selasar penghubung antar bangunan, bahan yang digunakan konstruksi kayu
belian/kayu kelas I dan diberi atap.
16.2.3. Saluran Keliling dan Jalan Rabat Beton, bahan yang digunakan Cor Beton Tumbuk
dengan Campuran 1 Pc : 3Ps : 5 Kr.
16.2.4. Pagar Bangunan Kayu, bahan yang digunakan Wermess, untuk pagar depan,
sedangkan untuk pagar samping dan belakang digunakan pagar Kawat Berduri
/Kawat Harmonika dengan Pondasi Tiang Belian Ukuran 7/7.
16.2.5. Perataan /Penataan Halaman upacara dari gebalan rumput dan tanaman musiman.
16.2.6. Tempat Parkir Sepeda, bahan yang digunakan lantai cor beton tumbuk, Kerangka
Kayu Belian, penutup Atap Genteng Metal 0,25.

23
16.2.7. Gapura, bahan digunakan Kerangka Kayu Belian Ukuran 8/8, Penutup Atap Genteng
Metal 0,25.

16.3. Pedoman Pelaksanaan


16.3.1. Tiang bendera dipasang sesuai dengan letak yang tertara dalam site plan, dibuat dari
pondasi beton cor, pada kedalaman yang cukup kuat, kemudian ditanam 2 buah besi
profil yang dibuat angker baut tempat memasukkan pipa besi. Dilengkapi dengan
kerekan dan tali bendera.
16.3.2. Jalan masuk dan Saluran air hujan dibuat dengan beton tumbuk dan diplester,
ditimbun
bagian dalamnya dengan pasir urug, kemudian di cor dengan beton cor 1 Pc : 3 PS :
5 Kr.
16.3.3. Tempat Parkir dibuat dengan lantai cor beton tumbuk, rangka kayu Belian dan
Penutup Atap Genteng Metal.
16.3.4. Pra instalasi dilakukan dengan mengurus pemasukan air dari PDAM, listrik dari
PLN atau generator sampai kedua hal tersebut berfungsi dan pada lokasi tersebut
dibuat sumur gali atau sumur bor, hingga kedalaman sumur.
16.3.4 Papan nama Bangunan Kayu dibuat dari konstruksi kayu belian/Kayu kelas I.
Dengan pentutup atap dari Genteng Metal.

Pasal 17
PEKERJAAN FINISHING

17.1 Sebelum pekerjaan diserah terimakan PELAKSANA diwajibkan membongkar gudang,


bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang
ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam
keadaan bersih dan rapi.
17.2. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka harus menyerahkan Surat Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat.

Pasal 18
PEKERJAAN LAIN-LAIN

20.1. Lingkup pekerjaannya adalah Administrasi/dokumentasi, Biaya kemananan/jaga malam,


obatanobatan/P3K, papan nama proyek dan direksi keet lengkap.

24
Administrasi/dokumentasi yang dimaksud adalah kegitan untuk membuat segala
administrasi proyek, yaitu membuat buku harian, mingguan, bulanan dan, as built drawing,
foto-foto proyek dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kelancaran pekeraan. As built drawing
adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan dan harus diselesaikan 4
minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali dalam format kertas kalkir.
Obat-obatan/P3K minimum disediakan di lapagan untuk keperluan 20 orang pekerja.
20.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan
tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tesebut
harus diaksanakan.
20.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati dalam melaksanakan
pekerjaan ini.

25
SYARAT-SYARAT TEKNIS LANDSCAPE
PASAL 1
PEKERJAAN PAVING
Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam
keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.2.Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai,
kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:a.Lapisan
SubgradeSubgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah
dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified
Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan
areapavingnantinya.b.Lapisan SubbasePekerjaan lapisan subbase harusdisesuaikan dengan
gambar dan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario
subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri
dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving
kita.c.Kanstin/Penguat Tepi. Lapisan ini berupa pasir urug yang kandungan lumpurnya tidak
boleh lebih dari 2%. Dipadatkan sampai mencapai 90%
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada
tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil
akhirnya.d.Drainage/Saluran AirSeperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga
harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib
dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah
paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.3.Sesuaikan spesifikasi beban
yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan material pendukung
untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone,a.Pastikan
permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.b.Pasang Kanstin
beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang tidak
bergeser.c.Gelar pasir tebal 20 cmmengikuti kemiringan yang telah ditentukan
kemudian diratakan dengan menggunakan jidar kayu.d.Lakukan pemasangan paving block
dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang
telah terpasang.e.Material yang dipakai adalah Paving t = 8cm mutu beton K –300

26
ukuran t = 8cm, p=20cm, lebar=10cm.f.Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum
terpasang paving block (las-lasan), potong paving block dengan menggunakan alat
pemotong paving block / paving block cutter.g.Setelah lahan 100% sudah terpasang
paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat paving block tersebut
(pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.h.Padatkan paving block yang
telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali
putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama
lainnya.i.Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu
PASAL 2
PEKERJAAN KANSTIN.
Pekerjaan Kanstina.Lingkup Pekerjaan.Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.Pekerjaan urugan meliputi seluruh
pekerjaan yang disebutkan dalam detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk
penimbunan dan penimbunan kembali,juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.Bahan Material yang dipergunakan adalah Kanstin ukuran t = 45cm, l =
50cm, dan tebal 15cm mutu beton K -250. Untuk bahan campuran Semen ,pasir dan air
pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan beton .Adukan yang
dipakai untuk pasangan kanstin adalah dengan campuran 1 PC : 3 Psr. Pemasangana.
Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan
ketebalan sesuai dengan gambar .kemudian disiram dengan air hingga jenuh. Kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan beton kanstin.Kanstin beton yang telah dipasang dengan
adukan campuran 1PC:3Psr.terpasang padat dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta
pasangan permukaan atas kanstin harus datar/rata dan waterpass

PASAL 3
PEKERJAAN TANAMAN
3.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi-Pekerjaan Galian,-Pekerjaan Penahan sementara
tanaman-Pekerjaan Pengadaan dan penanaman Pohon dan Rumput-Pemeliharaan-
Penyiraman-Pemupukan 16
b. Pengukuran Peil(Levelling)Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00
Bangunan existing.Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera

27
melaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang
keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat
(instrumen) yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan
ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung-jawabkan.Untuk itu, dihindari cara-
cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.
3.2. Pekerjaan Galian
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran
dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar. Semua bekas-bekas
pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus di bongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai
harus disumbat.Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa
pembuangan, kabel-kabel listrik,telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka
secepatnya diberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau instansai yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi
kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah
tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi
yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longosoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh
alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga
pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.Pengisian
kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil disiram air
secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas,baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian
tersebut.
3.3. Pekerjaan Tanaman
A. Persyaratan Umum
Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana Pekerjaan yang
berpengalaman sesuai dengan bidangnya.Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik,dengan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas,dengan masa pemeliharaan sesuai RKS ini dan
tanaman dapat hidup dengan subur. Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap hasil pekerjaan tanaman dimaksud.Jenis tanaman yang akan ditanam adalah

28
tanaman rumput dan perdu sebagai penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi
dan dapat juga memperindah lingkungan.Lingkup pekerjaan sampai dengan masa
pemeliharaan meliputi
 Pengolahan tanah
 Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
 Pemberian air (pengairan yang baik)
 Penggunaan dosis pupuk yang tepat
 Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman
B. Persyaratan Bahan Tanaman
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum dalam
gambar, memenuhi standart spesifikasi bahan tanaman yang telah dipilih dan disetujui oleh
pimpinan proyek
Bahan tanaman yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada pengawas
untuk disetujui.
C. Persyaratan Persiapan dan Pelaksanaan
1).Pengadaan/Penyediaan Bibit Tanaman
a). Kualitas Dan Ukuran
Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok nursery yang sudah dalam
keadaan yang telah di check ketersediaan tanaman tersebut dipasaran agar tidak terjadi
perubahan jenis tanaman karena tidak tersedia,serta tidak menunjukan gejala-gejala tanaman
akan mengering dan mati.
 Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam,siap untuk
dipindahkan dan bola akar tanaman masih dalam keadaan terbungkus atau dalam
wadah/polybag tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum ditanam.
 Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai denganjenis atau varietas tanaman itu
sendiri.Semua tanaman memiliki bentuk percabangan yang normal,serta dengan tinggi
sekitar 3 meter batang keras dengan diameter 7cm.Tanaman yang berasal dari nursery
yang baik yang telah diperiksadan disetujui pengawas.
 Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman tersebut berdiri pada posisi
alamiah.Tidak diperkenankan melakukan penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan
atau menurunkan bola akar pada lubang tanaman.
 Untuk tanaman rumput dipergunakan jenis rumput gajah mini ditanam dengan
cara pasang karpet/rapat.

29
2). Pengiriman Tanaman Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik untuk
mengurangi kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian depan dan samping,
sedangkan dibagian belakang dan bagian atas terbuka.
 Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya kemudian diikat
supaya tidak rusak. Perakaran dibungkus dengankarung dan diikat dengankuat,jika
dibungkus dengan bahan plastik maka bahan itu harus dilepas sebelum tanaman
ditanam
 Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan dengan posisi berdiri
pada bak kendaraan,atau posisi yang menantang arah angin, tetapi posisi yang
diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun mengarah ke bibir
bak kendaraan sebelah belakang,atau searah dengan arah angin.
 Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup dan mengenai
semua bagian dari tanaman,(kalau memungkinkan) sebaiknya pengangkutan
dilakukan malam hari.
 Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai rusak
baik tanaman maupun tanahnya.
 Keteledoraan dalam tata cara pengiriman yang tidak memenuhi standart umum dapat
membuat tanaman tidak diterima di lapangan,karena dapat memungkinkan tanaman
rusak atau mati.
3.4. Persiapan Pekerjaan Tanah
3.4.1. LingkupPekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi :
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik.
b) Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi:
- Pekerjaan persiapan tanah
- Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.
3.4.2. Persyaratan Pekerjaan Tanah
a) Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja
b) Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syaratpekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan proyek.
c) Tanah yang dipergunakan adalah tanah subur setebal 30cm. Dengan jenis tanah
yang sesuai dengan persyaratan teknis.

30
d) Apabila kesalahan pemakaian jenis tanah untuk timbunan tidak memenuhi
persyaratan teknis dan mengganggu pertumbuhan pohon atau tanaman, maka
semuanya akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Untuk itu dianjurkan
kepada kontraktor pelaksana, sebelum melakukan pekerjaan penimbunan tanah
subur, harus terlebih dahulu ada pemeriksaan contoh tanah untuk mengetahui
kandungan unsur haranya.
3.4.3. Pekerjaan Persiapan Tanah
 Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan, pembersihan
tempat kerja dari benda/bekas tanah asal (tanah sub soil, benda/bekas
bangunan/struktur bangunan yang tidak berguna lagi,yang dapat mengganggu
pelaksanaan dan kelancaran kerjadi tempat tersebut.
 Tanah di siram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui rata tidaknya
permukaan tanah,jika didapatp ermukaan tanah yang tidak rata, segera diisi kembali
tanah baru dengan olahan yang sama. Khusus untuk area rumput atau ground cover
dibiarkan saja karena kondisi eksisting sudah tertanam dengan baik.
 Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titik mula/peildasar
yang diperlukan ditempat kerja.
3.5. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman
3.5.1. Tanaman
Pelaksana/kontraktor menyiapkan jadwal perawatan/ maintenance kepada pemilik/
Konsultan Pengawas.Pemilik/Konsultan Pengawasakan meminta pertanggung
jawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman, pemupukan,
penyemprotan, pencabutan tanah liar, penggemburan, penyulaman tanaman dan
sebagainya.Kontraktor harus memperhatikan site selama masa pemeliharaan.
3.5.2. Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetaphidupdan subur setelah masa pemeliharaan dan
setelah dilakukan penyerahan Pekerjaan FHO. Penggantian tanaman/Penyulaman
sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan.Penyulaman ini merupakan
penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan jenis,ukuran yang sama pada posisi
yang sama.Apabila ada tanaman yang mati/rusak selama masa pemeliharaan,maka
kontraktor wajib untuk menggantinya dengan tanaman baru yang sama dengan
spesifikasi yang sama.
3.5.3. Masa Awal Pemeliharaan.
Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan dilakukan oleh
pelaksana lansekap,tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum kontraktor

31
melakukan pemeriksaan sendiri.Tiap-tiap fase pengecekan berikutnya akan dilakukan
secara terpisah.

5.3.4.Pemeriksaan akhir dan penyulaman.


Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat menutup masa
pemeliharaan akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Seluruh tanaman harus
diserahkan dalam keadaan hidup dan subur. Kontraktor mengganti tanaman yang mati
atau perubahan lainnya.Biaya penggantian seluruhnya menjadi tanggungan
kontraktor,yang telah termasuk dalam perhitungan biaya perawatan.
3.6. Pelaksanaan Tanaman
Pelaksanaan :
- Pengolahan tanah untuk jenis tanaman yaitu dengan mencangkul dan membuat
lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang akar,sekitar 40cm,dimana tanah
dibalik dan digemburkan serta diratakan dan diberi unsur hara(humus).
- Jarak tanam antar tanaman rata-rata berkisar 30-60 cm atau sesuai dengan kondisi
lapangan.
- Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada waktu pagi dan sore hari sebelum
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) daun.
- Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea,pupuk NPK atau TSP/DAP dengan
dosis:
* Pupuk Urea :0,5sdt/pohon sehari sebelum ditanam
:0,5sdt/pohon setelah berumur 21hari
* PupukNPK :7,5gr/pohon sehari sebelum ditanam
* PupukTSP :2,5gr/pohon setelah berumur 1bulan
Pemberantasan hama/penyakit yang menyerang pada tanaman umumnya dilakukan
dengan memotong bagian-bagian tanaman yang terserang hama/penyakit dan atau
menyemprotnya dengan insektisida,herbisida dan fungisida

32
BABIII
TATA CARA PEMELIHARAAN PASCA TANAM
Pasal 1
1.1. Maksud danTujuan
1). Maksud Tata Cara Pemeliharaan Tanaman pasca penanaman dimaksudkan sebagai acuan
bagi Pelaksana dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pelaksana pekerjaan.
2). Tujuan untuk menyeragamkan metoda pemeliharaan sehingga didapatkan suatu hasil
yangbaik.
1.2. Ruang Lingkup
Tata cara pemeliharaan tanaman lansekap jalan ini mencakup deskripsi,persyaratan-
persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan dan jadwal tentang pemeliharaan tanaman
lansekap.
1.3.Pengertian Pupuk Organik
ialah pupuk alam yang dihasilkan dan kotoran hewan ternak dan pupuk hijau dari sisa-sisa
tanaman.Pupuk Anorganik,ialah pupuk buatan yang dibuat dipabrik.Pupuk ini dapat
digolongkan berdasarkan jenis dan kandungan hara dalam pupuk tunggal dan majemuk.-
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara.Dikenal
pupukNitrogen (N),pupuk fosfat(P) dan pupuk kalium(K).Pada pupuk Nitrogen (N) dikenal
pupuk Urea,Amonium Sulfat dan Amonium Chlorida.Pupuk majemuk yaitu pupuk yang
mengandung dua atau lebih jenis unsur hara.Dikenal pupuk NP,pupuk PK,pupuk NK dan
pupuk NPK.Pestisida ialah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia
yang dipergunakan untuk memberantas/mematikan hama tanaman misalnya-
Insektisida(untuk membunuh hama yang disebabkan oleh serangga) -Rodentisida(untuk
membunuh hama yang disebabkan oleh binatang pengerat) Fungisida ialah senyawa kimia
atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas/membunuh
cendawan yang menyebabkan penyakit.Unsur Hara Tanah ialah unsur yang paling
menentukan pertumbuhan tanaman,biasanya ada 3(tiga) unsur hara makro yaitu nitrogin,
fosfor dan kalium.Umumnya unsur ini terdapat dalam jumlah kurang dalam tanah dan perlu
ditambah dengan melakukan pemupukan.Pemeliharaan Pasca Tanam yaitu kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanaman sejak selesai ditanam sampai batas waktu
minimal 3(tiga)bulan dan dilaksanakan secara intensif agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik.Pemeliharaan Rutin yaitu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukant erhadap
semua tanaman yang berada dimedian dan jalur tepi didalam Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
dengan mengikuti tahapan dan jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan kondisid aerah
setempat.

33
PASAL 2
KETENTUAN –KETENTUAN
2.1. Umum
2.1.1 PersyaratanPemeliharaanTanaman
A. Penyiraman Penyiraman dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan.
B. Pengairan dan penyiangan Pendangiran dilakukan untuk penggemburan tanah dan
pembersihan tanaman/rumput liar disekitar tanaman.
C. Pemangkasan
1) Pemangkasan pada pemeliharaan Pasca Tanam dilakukan:-Untuk tanaman pohon dan
semak/perdudengan memangkas daun atau ranting yang patah, mati/kering, agar
pertumbuhan tanaman tidak terganggu.-Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada
daun,atau ranting yang terkena penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar
tidak menular kebagian tanaman lainnya
2) Pemangkasan pada pemeliharaan rutin dilakukan:-Untuk mengendalikan pertumbuhan
tanaman yang sudah tidak teratur dan mengganggu lingkungan/penglihatan pemakai
jalan. Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun,atau ranting yang terkena
penyakit,jamur atau parasit lainnya,perlu segera dipangkas agar tidak meluas kebagian
tanaman lainnya.Untuk menghilangkan dahan/ranting yang tua/rusak dan mati.-Untuk
mempertahankan bentuk atau dimensi dan ukuran tanaman.-Untuk mengurangi
penguapan pada musim kemarau panjang sehingga tanaman tidak mati kekeringan
(dilakukan pada akhir musim hujan).Untuk mengurangi jumlah dadaunan sehingga
dahan tidak patah pada musim hujan.
3) Untuk menjaga pertumbuhan tanaman dengan baik,waktu pemangkasan perlu diatur
dengan tepat yaitu;
 setelah musim berbunga/berbuah,
 pada akhir musim hujan,
 untuk membuat bentuk pohon/tanaman yang ideal seperti yang rencanakan
pemangkasan harus dilakukan pada saat tanaman sedang berdaun lebat.
4). Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan:
(1) Pada pemeliharaan pasca tanam untuk mempercepat pertumbuhan akar dan
pertumbuhan vegetatif seperti daun/dahan
(2) Pada pemeliharaan rutin untuk:-Menambah kesuburan tanah dengan memberi
tambahan pupuk organik dan anorganik

34
(3) Memperbaiki keadaan fisika tanah antara lain kedalam anefektif tanah yaitu
dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman dapat berkembang dengan bebas,
teksture, kelembaban dan tata udara tanah.
(4) Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain melakukan pemupukan, mengamati
reaksi tanah dan tersedianyaunsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan untuk
memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH sekitar 6,5 (pH netral). Memperbaiki
keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah sebagai bahan organik tanah,
humifikasi, mineralisasi dan pengikatan nitrosin udara.
5). Pencegahandan Pemberantasan Hama/Penyakit Pencegahan dan pemberantasan
hama atau penakit tanaman diperlukan untuk menjaga agar tanaman tidak terserang
oleh hama/penyakit yaitu dengan penyemprotan pestisida kearah batang,daun serta
semua percabangan.
6) Penggantian Tanaman/Penyulaman Tanaman Lansekap jalan yang perlu diganti
adalah:
1) Tanaman yang mati/hilang
2) Tanaman yang rusak(dapat karena tertabrak)
3) Tanaman yang terkena serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke tanaman
lain.
2.1.2.PersyaratanMaterial
1) Air yang dipergunakan untuk menyiram tanaman harus bebas dari segala kotoran
minyak,zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
temperatur air antara 15C-25 Celcius.
2) Pupuk Kandang/Organik.Pupuk kandang adalah' pupuk yang diperoleh dari kotoran
padat dan kotoran cair dan hewan ternak.Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang yang bermutu baik,sudah matang/kering yang telah mengalami
penimbunan cukup lama dan sudah tidak mengalami proses kimia lagi (biasanya
sudah berumur sekitar 6 bulan).
3) PupukAnorganik.Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandun gunsur
Nitrogen(N), unsur fosfat(P) dan unsur kalium (K) yang disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan kondisi tanah disekitar tanaman.Contoh:-NPK 20420+20
Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan prosentase kandungan antara
unsur unsur 20%N+20%P +20%K dalam pupuk
4) Obat Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman Pemberian obat pemberantas
hama dan penyakit tanaman sangat ditentukan oleh jenis hama/penyakit dan
tanaman yang diserangnya. Memilih pestisida yang efektif terhadap hama atau

35
penyakit tanaman sebaiknya dipilih pestisida rendah (mudah terurai),dan telah
direkomendasikan untuk jenis tanamannya.

2.2. Teknis
2.2.1. Tenaga Kerja yang dibutuhkan
1) Tenaga Pengendali-keahlian :minimal SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas)
atau sederajat dan berpengalaman-tugasnya:
-menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan-mengawasi pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan dan;
-memberikan petunjuk cara pengerjaan yang benar untuk setiap tahapan pekerjaan,
termasuk mengatur dosis pupuk anorganik yang disesuaikan dengan jenis tanaman
yang akan dipupuk.
2) Tenaga Penyiram
- Bila menggunakan mobil tanki dibutuhkan 1 (satu) orang pengemudi dan 2
(dua) orang untuk penyemprot air
- Bila menggunakan peralatan lainnya jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan
areal yang akan dikerjakan
3) Tenaga Pendangir dan penyiang:
tenaga kerja kasar yang berpengalaman
4) Tenaga Pemangkas Tanaman :-
Tenaga kerja dengan berpengalaman Pangkas Tanaman
5) Tenaga Pemupuk/penyemprot hama dan penyakit
Tenaga kerja kasar dengan pengalaman memupuk tanaman/memberi pestisida,
fungisida,insektisida
-tenaga lulusan SPMP atau sederajat dan berpengalaman.
2.2.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan
1) Penyiraman
Peralatan yang dipergunakan:
- Mobil tangki air
- Slang air
- Ceret siram
- Ember
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Pakaian seragam yang berwama mencolok dan menggunakan topi.
2) Bahan

36
Air yang bebas dari kotoran,minyak,zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman
Jumlah air yang dibutuhkan;
- untuk pohon:+10l/ pohon
- untuk semak: + 5l/pohon
- untuk rumput/penutup tanah+5l/m22).
3) Pendangiran dan penyiangan
Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali dengan peralatan:
-Garpu tanah
-Sekop
-Seroktaman
-Cangkul
-Kereta dorong untuk mengangkut sampah
-Sapulidi
-Peralatan pengaman lalu-lintas
-Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
4) Pemangkasan
Jadwal pemangkasan untuk setiap jenis tanaman tidak sama dan disesuaikan dengan
proporsi bentuk tanaman yang diharapkan (sesuai dengan rencana) Peralatan:
--Gergaji dahan
-Gunting rumput
-Gunting ranting
-Golok/sabit
-Tali tambang
-Karung untuk pengumpul sampah
-Kereta dorong
-Peralatan pengaman lalu-lintas
-Sapu lidi
-Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
Bahan: tidak diperlukan bahan
5) Pemupukan Pemberian pupuk terhadap tanaman perlu ada kesesuaian antara jenis
tanaman dengan jenis pupuk dan dosis yang perlu diberikan disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman
Peralatan:
-Cerek siram
-Ember

37
-Cangkul
-Sekop
-Alat penyemprot
-Peralatan pengaman lalu-Iintas
-Tongkat pelubang tanah
-Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
Bahan:
Pupukorganik : pupuk hewan temak yang telah matang (+6bulan).
Pupuk ini harus bersih dari rumput liar atau tanamanliar lainnya.
Pupukanorganik: Jenis pupuknya adalah NPK atau TSP dengan dosis untuk pohon
25 gram/pohon,untuk perdu/semak2,5gram/pohon untuk rumput 2.5gram perM2
(Urea).
6) Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit
Peralatan:
-Alatpenyemprothama
-Masker
-Sarungtangan
-Kaca mata
-Pakaian seragam dengan wama mencolok dan menggunakantopi.
7) Penggantian Tanaman/Penyulaman
Peralatan:
-Garpu tanah
-Sekop
-Serok taman
-Cangkul
-Keretadorong
-Peralatan pengaman lalu-Iintas
-Linggis,
-alat pemotong,
-sapu lidi
-Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
Bahan :
-Tanaman pengganti
-Tanah subur (topsoil)
-Pupuk kandang/pupuk anorganik
-Penopang tanaman (Bambu,kayu atau besi)

38
-Tali

39
PASAL 3
CARA PENGERJAAN
3.1. JenisPemeliharaan
Untuk dapat menentukan tahapan dan jadwal pemeliharaan terhadap tanaman lansekap jalan,
perlu diadakan pengamatan/evaluasi terhadap kondisi tanaman yang tumbuh dilokasi yang akan
ditangani pemeliharaan lansekap jalan antara lain Jenis Pemeliharaan Kondisi Tanaman Jenis
Tanamanoo Pasca Tanam-3 bulan dihitung sejak selesai penanaman.Pemeliharaan Rutin-Baru
ditanam (masa pertumbuhan).Tanaman yang ada (tanaman lama dan tanaman baru atau
sisipan).Pohon,semak rumput/penutup tanah.Pohon,semak Penutuptanah/ rumput.
3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan
1) Pemeliharaan Pasca Tanam
Pekerjaan pemeliharaan pasca tanam meliputi pekerjaan pemangkasan dahan yang
kering/mati,penggemburan tanah dan membersihkan tanaman/rumput liar disekitar tanaman
pokok,perbaikan saluran-saluran yang tererosi,penggunaanf asilitas perlindungan bagi
tanaman, memperbaiki/mengganti daerah-daerah di mana lempengan rumput tidak tumbuh
dengan baik dan penggantian tanaman yang mati serta penyiraman secara teratur sampai
tanaman tumbuh dengan subur.Secara terinci jadwal pemeliharaan pasca tanam dapat dilihat
pada tabel1. Yang menyebabkan terjadinya erosi/longsor.
2) Cara Pemangkasan
(a) Pohon/perdudan semak.
-Dilakukan miring (450) dan rata agar air hujan tidak tergenang dan dapat mengakibatkan
pembusukan batang.
-Arah memangkas dari bawah ke atas, dan setelah tanaman dipangkas sebaiknya dilakukan
pemupukan agar tunas yang baru dapat terbentuk kembali.
(b)Rumput-Dipangkas dengan ketinggian/tebal rumput + 5cm dari Permukaan tanah.
-Untuk perapihan rumput pada daerah tepi dilakukan pengetrekan dengan alat cangkul kecil
atau guntingrumput
3) Cara Pemupukan
(a) Diberi dengan cara menabur pada tanah yang telah didangir sedalam15-20cm di sekeliling
batang pohon selebar diameter tajuk,kemudian pupuk ditutup tanah kembali dan disiram
dengan air agar cepat larut.
(b) Pupuk kandang diberikan dengan ditaburkan ditanah kemudian dicampur dengan tanah
subur (topsoil).

40
(c) Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan air yang
kemudian disiramkan disekeliling perakaran tanaman,sedangkan untuk pupuk daun
disemprotkan pada daun.
(d) Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah penanaman dan setelahnya
dilakukan minimal1 bulansekali.
4) Cara Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit:
(a) Pemberantasan hama dilakukan dengan insektisida secara berulang-ulang tiap 1 minggu
sekali,sampai tanaman bebas dari hama yang menyerang.Apabila serangan cukup
berat,penyemprotan dapat dilakukan 2 kali seminggu.
(b) Untuk pemberantasan penyakit tanaman,digunakan fungisida tiap 1(satu) minggu
sekali.Apabila cukup parah sebaiknya tanaman dibongkar dan bekas lubang tanaman
dibiarkan terbuka dan disinari mataharu untuk beberapa lama, baru ditanam kembali. Apabila
serangan bersama-sama, dapat dilakukan penyemprotan secaraberganti-ganti menggunakan
insektisida dan fungisida, atau dapat keduanya dicampur pada pemakaiannya. Penyemprotan
jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik karena dapat menimbulkan
terbakarnya daun.Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian tanaman. Hama
perusak tanaman yang dapat diberantas oleh pestisida digolongkan:
- Hama perusak akar; nematoda, larvakumbang, larvalalat, kepik akar,kutu akar,rayap dan
semut.
- Hama perusak batang/cabang ;binatang pengerek,tikus.-Hama perusak daun;bangsa ulat,
kumbang, belalang, thrips, kututumbuh-tumbuhan,kepik,sikeda dan tungau.
- Hama perusak buah;binatang pengerek buah,kepik,tikus
5) Cara Penggantian Tanaman:
(a)Tanaman yang mati atau rusak dicabut kemudian siapkan lubang tanaman dengan ukuran:
-pohon,l mulm×lm
-semak, 60cm×40cm panjang(m') 35 Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah
subur dan pupuk kandang dengan perbandingan =3:2,masukkan tanaman pengganti secara
hati-hati,setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dibuang keluar
lokasi.Kemudian media tanam dipadatkan Untuk menjaga agar perakaran tanaman tidak
patah,perlu ditunjang dengan bambu penahan(steger)sampai pohon tumbuh denganbaik
(b)Untuk penggantian rumput dilakukan setelah area dibersihkan dan rumput yang mati dan
tanahnya digemburkan lalu dicampur dengan tanah subur dan pupuk urea dengan komposisi
2:1.Rumput yang digunakan dapat berbentuk gebalan/lempengan, tunas atau biji. Setelah
selesai penanaman perlu dilakukan penyiraman dengan jumlah air yang dibutuhkan:
-Untukpohon : +U10l/pohon
-Untuksemak : +U5l/pohon

41
-Untuk rumput/penutup tanah: +5l/m2
3.3.KapasitasTenagaKerjaPemeliharaan
Kapasitas kerja dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman lansekap jalan dapat dilihat
pada tabel berikut:

PASAL IV
JADWALPEMELIHARAAN
4.1. Pemeliharaan Pasca Tanam
Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan dan
berlangsung minimal selama 3(tiga) bulan.Pemeliharaan ini merupakan pemeliharaan selama
masa tumbuh dan dilakukan secara intensif dengan memperhatikan jenis tanamannya. Setiap
jenis tanaman mempunyai perlakukan penanganan yang berbeda dan untuk memberikan
kemudahan, jadwal pemeliharaan dibedakan menurut pembagian sebagai berikut:
-Jenis Tanaman Pohon
-Jenis Tanaman Semak/Perdu
-Jenis Tanaman penutup tanah/rumput.
4.2. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin pada lansekap jalan dilakukan baik pada tanaman lama yang sudah ada
maupun merupakan kegiatan lanjutan setelah selesai pemeliharaan pasca tanam.Pekerjaan
pemeliharaan rutin jalan dengan tahapan dan jadwal kegiatan

42

Anda mungkin juga menyukai