Jtptunimus GDL Tieauswatu 5992 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Tieauswatu 5992 2 Babii PDF
TINJAUAN TEORI
A. Anemia
1. Anemia
Definisi Anemia
zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh
(Notoatmodjo, 1997).
bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada trimester
2006).
1998).
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan
jumlah plasma menyebabkan pengenceran darah. Plasma 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%.
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil,
1) Fisiologis
hipervolemia yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat volume
peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi tidak
Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6 minggu,
adalah meningkatnya kebutuhan Fe ibu hamil. Kebutuhan ibu hamil akan zat
besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester dua (puncaknya usia kehamilan 32
2) Patologis
kehamilan, dan maksimum terjadi pada trimester III dan meningkat sekitar
1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan
Cepat lelah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat
beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mual
RI, 2002)
pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan,
2) Anemia megaloblastik
jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat kaitanya dengan defisiensi
makanan.
3) Anemia hipoplastik
4) Anemia hemolitik
1) Tidak Anemia : Hb 11 g r%
2) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %
3) Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %
d. Diagnosis
1) Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang – kunang, dan keluhan sering mual muntah lebih hebat pada
hamil muda.
2) Pemeriksaan fisik
b) Kurang bergairah.
3) Pada inspeksi muka, conjungtiva, bibir, lidah, selaput lendir dan dasar
takhirkardi.
1) Keguguran.
2) Partus prematurus.
5) Syok.
8) Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4 gr% ) terjadi payah jantung yang
bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan tapi juga bisa fatal.
1) Bagi ibu
(2)Persalinan prematuritas
(2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.
(4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum
(5) Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia
uteri.
d) Bagi janin
a) Abortus
h) Inteligensia rendah
suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi
asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan
dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200
pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia. Mengindari
makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi yaitu kopi dan teh.
1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau,
mangga dan lain – lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi (Mei,
2009).
konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati,
ikan, daging, kacang – kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran
berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah –
buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu dibiasakan pula menambahkan
substansi yang mendahulukan penyerapan zat besi sperti vitamin C, air jeruk,
daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi
mengandung kaya akan zat besi di imbangi dengan makanan yang dapat
jeruk, tomat, mangga dan jambu. Sebab kandungan asam askorbat dalam
a. Faktor dasar
1) Sosial ekonomi
seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi,
terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan miskin
penyakit (Manuaba, 1998). Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan
sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum atau selama hamil. Status
melalui pendapatan.
Hans Diater Evers (1982:20), pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa
uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi yang
dimaksud pendapatan dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan
pada tahun 2011 adalah Rp 939756 (Wordpress 2011). Jadi jika jumlah UMR itu
Keadaan perekonomian ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi biaya daya
beli dan tingkat konsumsi ibu akan makanan yang membantu penyerapan zat besi,
sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi ibu hamil (Pujiati,
2001).
2) Pengetahuan
kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya (Istiarti, 2000). Kebutuhan
ibu hamil akan zat besi (Fe) meningkat 0,8 mg pada trimester I dan meningkat
tajam pada trimester III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin
hamil yang kurang terhadap peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil
Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan
mempengaruhi konsumsi tablet (Fe), dan juga pemilihan makanan dengan sumber
(Fe) yang rendah. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan konsumsi tablet (Fe) yang
baik akan memiliki pola makan yang baik pula dalam pemenuhan zat besi
(Arisman, 2004a).
3) Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
makanan nya tercukupi, maka ibu hamil dapat terhindar dari anemia
(Jamaludin, 2004).
4) Perilaku
bersikap dan sebagainya untuk memberikan respon terhadap situasi diluar subyek
tersebut, yang bersifat pasif (tanpa tindakan) dan dapat juga bersifat aktif (dengan
jenis :
rangsangan dari luar subyek sehingga alam sendiri yang akan mencetak
perilaku manusia yang hidup didalamnya, sesuai dengan sikap dan keadaan
alam tersebut.
c) Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, berupa perbuatan terhadap
perilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu (a) faktor
dalam lingkungan fisik ( tersedia atau tidaknya sarana dan fasilitas kesehatan ),
(c) faktor faktor pendorong yang terwujud dalam sikap sikap dari petugas
5) Budaya
Kebiasaan berpantang makanan yang terjadi di kalangan ibu hamil untuk tidak
disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada
ANC, kejadian anemia dapat terdeteksi secara dini, karena anemia pada
2) Paritas
terjadinya anemia yang berhubungan erat dengan jarak kehamilan yang terlalu
dekat < 2 tahun. Hal ini menurut (Arisman, 2004a) disebabkan karena terlalu
3) Umur
Ibu hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun) tidak atau belum siap untuk
4) Riwayat kesehatan
gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat besi
c. Faktor langsung
anemia kehamilan adalah konsumsi tablet besi (Fe) dan kadar hemoglobin pada
terjadinya anemia khususnya pada trimester II, trimester III dan masa nifas.
Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada masa ini lebih besar dibandingkan
gizi ibu hamil merupakan predisposisi terjadinya anemia defisiensi pada ibu hamil
Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam
banyaknya besi keluar misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil
akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-
300%. Perkiraan jumlah zat besi yang diperlukan selama hamil 1040 mg.
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200
sedikit yaitu 0,8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester III
yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui
2) Penyakit infeksi
Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga penyebab
3) Perdarahan
Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyak besi keluar dari
melihat keadan gizi seseorang baik (under nutrisi) atau (over nutisi) dapat di
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada
masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi
yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain
kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi sebelum
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalium. Gizi kurang seperti Zat Besi
kondisi yang baik pada ibu hamil dapat diupayakan dengan pengaturan
(Arisman, 2004).
masalah, baik pada ibu, janin dan terhadap proses persalinan yaitu :
(1)Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi
pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
(2)Terhadap persalinan
janin dan menimbulkan keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati,
asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), bayi lahir dengan BBLR
(Manuaba, 1998).
(Soetjiningsih, 1997)
(a) Pengertian
(b) Tujuan
(i) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
menderita KEK
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm atau di bagian merah pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko
KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat badan lahir rendah (BBLR).
pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan titik tegang dan kencang.
Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat –
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm
dan lebih dari sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran <23,5 cm
Dari hasil pengamatan ada hubungan kuat antara status gizi dengan
kejadian anemia, biasanya ibu dengan status gizi buruk atau dengan
banding ibu dengan status gizi nya baik atau dengan LILA >23,5 cm
(Supariasa, 2000).
B. Kerangka Teori
Meninjau pada tinjauan teori yang telah dipaparkan, maka kerangka teori
Gambar 2.1
Faktor Dasar :
a) Sosial ekonomi
(Pendapatan perkapita
keluarga)
b) Pengetahuan
c) Pendidikan
Faktor langsung :
a) Kunjungan ANC
b) Paritas
c) Umur
d) Riwayat kesehatan
2004)
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu antara variable yang satu dengan variable
(Notoatmodjo, 2010).
Gambar 2.2
Variabel bebas Variabel terikat
Pendapatan
perkapita keluarga
Anemia
Status gizi
D. Hipotesis