Anda di halaman 1dari 3

1.

Xerostomia
Xerostomia adalah suatu gejala yang timbul di rongga mulut dengan keluhan mulut
kering yang umumnya berhubungan dengan berkurangnya salifah oleh berbagai faktor
penyebab
xerostomia dapat terjadi akut atau kronis bersifat sementara atau menetap dan ada
saliva yang hanya berkurang sedikit atau hampir seluruhnya. Saliva sendiri adalah
suatu cairan mulut yang kompleks tidak berwarna yang disekresikan dari kelenjar saliva
mayor dan minor untuk mempertahankan homeostasis rongga mulut. Saliva memiliki
beberapa fungsi sebagai pelindung pelumas pelarutan dalam melawan karies
Faktor etiologi xerostomia terbagi menjadi tiga kelompok besar kelompok yang
pertama yaitu keadaan lokal yang menghasilkan kekeringan pada mukosa meliputi
bernafas melalui mulut merokok yang berlebihan an an kelompok yang kedua berupa
adanya penyakit atau gangguan pada kelenjar saliva yaitu agenesis kelenjar saliva
sialadenitis kronis kista dan tumor kelenjar saliva sindrom sjogren radioterapi pada
daerah kepala dan leher kelompok ketiga merupakan faktor-faktor sistemik yang
mempengaruhi fungsi kelenjar saliva meliputi penyakit-penyakit sistemik efek samping
obat dan faktor faktor psikis termasuk diabetes melitus
Keluhan akibat xerostomia rasa seperti terbakar, masalah pada pemakaian gigi
palsu, gangguan pengecapan, kesulitan mengunyah dan menelan, sulit untuk
berbicara, mukosa mulut kering
Adanya komplikasi neuropati ini pada penderita diabetes mellitus, menyebabkan
gangguan saraf termasuk inervasi ke kelenjar saliva. Padahal kelenjar saliva terutama
dikontrol oleh sinyal saraf simpatis dan parasimpatis. Gangguan inervasi ini
mempengaruhi pula sekresi kelenjar saliva. Maka dari itu untuk mengetahui sejauh
mana kerusakan kelenjar Saliva ini dilakukan pengukuran curah saliva.

2. kenapa bisa terjadi hiperpigmentasi pada moko kutaneus , kenapa orang


perokok bisa hiperpigmentasi?
Pigmentasi pada mukosa mulut umumnya bertambah sejalan dengan meningkatnya
usia dan ditemukan pada gingiva terutama pada permukaan labial gigi anterior, diikuti
oleh mukosa bukal, palatum durum, lidah, bibir dan palatum molle. Intensitas dan
distribusi pigmentasi pada mukosa mulut bervariasi, tidak hanya bervariasi antara. Hal
tersebut tergantung pada aktifitas melanosit bukan pada jumlahnya Pada perokok aktif
ditemukan adanya pigmentasi pada mukosa mulut terutama pada permukaan labial
gingiva gigi anterior.

Merokok dapat merangsang melanosit mukosa oral untuk menghasilkan melanin,


sehingga menyebabkan terbentuknya bercak pigmentasi coklat pada gingiva atau
mukosa bukal (Bouquot & Schroeder, 1992; Carpenter & Keiles, 2005).

3. Beda kista radikuler dan abses

Kista Radikular : merupakan kumpulan inflamasi kista yang berkembang dari deposit
jaringan epitel pada ruang periodontal berlanjut necrosis pulpa

Abses Periapikal : pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke
jaringan di sekitarnya akibat suatu infeksi.

4. Apa beda retensi, impaksi dan aginisi ?


a. Retensi adalah daya tahan gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan
pergerakan kearah berlawanan dengan arah pemasangannya. Retensi
merupakankemampuan gigi tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi, sifat adhesi
makanan, dangaya-gaya yang berhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga
akan menghasilkangigi tiruan tetap pada posisinya di dalam rongga mulut.
b. Impaksi adalah gigi yang erupsi sebagian atau tidak dapat erupsi oleh karena
terhalang oleh gigi, tulang atau jaringan lunak yang ada disekitarnya. Hal ini
memerlukan penanganan medis khusus. Gigi impaksi sering terjadi pada gigi molar
ketiga (M3) bawah, gigi M3 atas, gigi kaninus atas dan insisivus kedua, dapat juga
terjadi pada kaninus bawah dan premolar atas dan bawah.
c. Agenesis adalah tidak dibentuknya atau tidak tumbuhnya benih gigi. Agenesis
dapat mengenai satu atau beberapa gigi, bahkan dapat mengenai seluruh gigi dan
dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.

5. Komplikasi Pada Perikoronitis!


 Adanya pus yang keluar dari daerah jaringan pericoronal.
 Trismus(sukar membuka mulut).
 Rasa yang tidak nyaman.
 Halitosis (bau mulut tak sedap).
 Pembengkakan kelenjar getah bening regional (Cervical lymphadenopathy).
 Tampak adanya penyakit yang berhubungan dengan abses pericoronal atau
abses servikal.
 Timbul gejala dan tanda sistemik.
 Adanya trauma dari gigi antagonis.

Anda mungkin juga menyukai