Penyakit tidak didefinisikan dengan gejala atau nama penyakitnya yang umum
disebut, misalnya seperti kita biasa menyebut diare atau gejala tipes. Seorang
praktisi akupuntur akan berbicara mengenai ketidakimbangan energi, seperti
“kekurangan yin”. Istilah ”yin” dan ”yang” menggambarkan energi yang saling
bertolak-belakang yang seharusnya tetap seimbang.
Yin-Yang sifatnya relatif. Dalam keadaan tertentu, Yin dapat berubah menjadi
Yang, dan sebaliknya. Yin dan Yang saling tergantung, membatasi, dan selalu
berada dalam keadaan perubahan dinamis untuk menjamin keseimbangannya.
Itulah mengapa pengobatan tradisional Cina menerapkan prinsip Yin-Yang ini
untuk menjelaskan fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai
tuntunan dalam terapi dan diagnosis.
Perkembangan Akupuntur di Indonesia
Pada tahun 1982, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) kala itu
membentuk sub-konsorsium akupuntur serta menjadi mitra kerja Depdiknas dan
Departemen Kesehatan (Depkes) dalam merumuskan kebijaksanaan pemerintah
tentang kurikulum sistem pendidikan akupuntur. Juga merumuskan berbagai sistem
penataran bagi pendidik serta penguji praktek yang harus dipatuhi oleh lembaga
pendidikan akupuntur di Indonesia.
Selain itu juga dibentuk Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI) yang
merupakan wadah tunggal bagi akupunturis di Indonesia pada tahun 1986.
Kemudian metode akupuntur mendapatkan pengakuan yang ditandai dengan
adanya Permenkes R.I. NO. 1186 MENKES/PER/XI/1996 dan Kepmenkes RI no.
1277/Permenkes/SK/VII/2003. Disebutkan pula bahwa pengobatan akupunktur
adalah penunjang dan sebagai senjata melawan berbagai penyakit perasaan nyeri,
bukan hanya sebagai pengobatan alternatif melainkan berfungsi pula sebagai cara
tambahan pada pengobatan konvensional.
Akupuntur dapat dikatakan sudah salah satu komponen yang diterima dalam sistem
kesehatan masyarakat apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
Berdasarkan ilmu dan dapat dikembangkan secara terbuka
Titik-titik akupunktur pada tubuh manusia yang ada sekitar 720 titik, merupakan
daerah kulit yang banyak mengandung serabut syaraf. Stimulasi pada titik
akupunktur merangsang syaraf di titik tersebut dan mempengaruhi berbagai
neurotransmitter sebagai zat kimiawi otak serta mendorong perubahan biofisika.
Zat inilah yang dipercaya mampu menjaga keseimbangan fisiologik tubuh dalam
keadaan sehat serta meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit. Itulah
sebabnya mengapa terapi akupuntur dapat membenahi ketidakseimbangan pada
fungsi pencernaan, penyerapan dan aktivitas produksi energi serta sirkulasi energi.
Macam Efek Akupuntur
Efek penusukan pada pengobatan akupuntur terjadi melalui hantaran saraf. Secara
umum, efek penusukannya terbagi atas: efek lokal, efek segmental dan efek
sentral.
Efek Lokal
Penusukan jarum akupuntur menimbulkan perlukaan kecil/mikro pada jaringan
yang menyebabkan pelepasan hormon jaringan (mediator) dan menimbulkan reaksi
rantai biokimiawi. Reaksi ini dapat dilihat dari kemerahan pada daerah penusukan.
Efek yang terjadi secara lokal meliputi dilatasi kapiler, perubahan lingkungan
interstisial, aktivasi respons imun nonspesifik, peningkatan permeabilitas kapiler,
stimulasi nosiseptor, dan penarikan leukosit dan sel Langerhans.
Efek Sentral.
Rangsangan yang sampai pada medula spinalis lalu diteruskan pula ke susunan
saraf pusat melalui jalur batang otak, substansia grisea, hipotalamus, talamus dan
cerebrum. Dengan demikian maka penusukan dapat menghilangkan gejala nyeri,
mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga memulihkan homeostasis.
Rasional
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa akupuntur termasuk salah satu
alternatif pengobatan.
Indikasi Pemberian Pengobatan Akupuntur
Bahkan Badan Kesehatan Dunia / world Health Organization (WHO) mengakui
penggunaan akupuntur pada penanganan masalah kesehatan berikut ini:
Masalah mata :Konjungtivis akut, retinitis sentralis, miopia (rabun jauh)
pada anak, katarak yang tanpa komplikasi
Masalah mulut : Sakit gigi dan nyeri post ekstraksi gigi, ginggivitis,
pharingitis akut serta kronis.
Masalah pencernaan : Gastritis, maag, spasme usus besar, konstipasi
atau sembelit dan diare.
Masalah pernafasan : Sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, dan
juga asma.
Masalah syaraf dan otot : kepala sering pusing, nyeri leher, nyeri pada iga,
bahu kaku, nyeri pada siku, beragam peradangan otot, nyeri tulang belakang /
pinggang bawah, skiatika, osteoarthritis.
Masalah urinasi dan kesehatan reproduksi.
Masalah kondisi emosional.
Kontra Indikasi Pengobatan Akupuntur
Akupunktur sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih. Hal ini untuk
mencegah terjadinya keluhan setelah diberikannya metode pengobatan ini. Walau
sangat minim efek samping, namun akupuntur juga memiliki pantangan untuk
diberikan pada suatu kondisi. Ada beberapa kondisi yang sangat tidak disarankan
untuk melakukan terapi menggunakan jarum.
efek samping akupuntur
Ada beberapa efek samping yang terjadi sebagai akibat pemberian akupuntur.
Karena menggunakan benda tajam yang ditusukkan pada titik tertentu di kulit, ada
beberapa orang yang merasakan sedikit rasa sakit karena ambang nyerinya yang
rendah. Juga merasa kaku atau kesemutan ketika jarum akupuntur ditusukkan.
Mungkin juga akan mengeluarkan beberapa tetes darah ketika jarum dicabut
karena titik akupuntur yang berdekatan dengan vena besar.
Dalam beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, penerima metode pengobatan
akupuntur merasa pusing atau mual selama akupuntur. Untuk meminimalisasi efek
samping yang mungkin timbul, sebaiknya tidak minum minuman yang
mengandung alkohol bila telah merencanakan untuk menerima pengobatan
akupuntur. Bagi wanita, pastikan juga kondisi saat itu sedang tidak hamil muda
karena ada beberapa titik akupuntur yang tidak boleh distimulir selama kehamilan
agar tidak menimbulkan keguguran.
DAFTAR PUSTAKA
https://halosehat.com/review/tindakan-medis/akupuntur