Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


“ Pencegahan Kekurangan Nutrisi Pada Anak di Daerah Belakang Terminal
Pakupatan”
Dosen Pengampu : Mila Ermila Hendriyani, S. Si., M. Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Anggota :
Ismayuroh (
Dhiah Avio Nita (
Nabila Fitriani Derajat (
Kelas 6C

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi pada anak dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi dan latar sosial
budaya yang berhubungan dengan pola makan dan gizi. Nutrisi yang tidak
tepat dalam lima tahun pertama kehidupan berakibat pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan otak yang berifat
irreversible. Ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi adalah status
gizi. Status gizi balita mencerminkan tingkat perkembangan dan
kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara serta berhubungan dengan
status kesehatan anak di masa depan (Bhandari, et al., 2013).
Menurut WHO jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta
anak dan keadaan tersebut merupakan penyebab sepertiga dari seluruh
penyebab kematian anak di seluruh dunia. Asia Selatan merupakan wilayah
dengan prevalensi kurang gizi tersbesar di dunia, yaitu sebesar 46%
kemudian daerah sub-Sahara Afrika 28%, Ameika Latin 7% dan yang
paling rendah terdapat di Eropa Tengah dan Timur sebesar 5% (Sigit, 2012).
UNICEF melaporkan sebanyak 167 juta anak usia pra-sekolah di dunia yang
menderita kurang gizi (underweight) sebagian besar berada di Asia Selatan
(Gupta, et al., 2016).
Susenas mendapatkan gambaran status gizi yang meliputi underweight
(gizi kurang), wasting (kurus), dan stunting (kerdil). Hasilnya, prevalensi
balita underweight atau gizi kurang pada 2019 berada di angka 16,29%.
Angka ini mengalami penurunan sebanyak 1,5%. Kemudian prevalensi
balita stunting pada 2019 sebanyak 27,67%, turun sebanyak 3,%. Sementara
itu untuk prevalensi balita wasting (kurus), berada pada angka 7,44%.
Angka ini turun 2,8%. Semua data dibandingkan dengan hasil survei dari
tahun 2018.
Menurunnya angka gizi buruk di Indonesia merupakan kabar baik. Tapi
masih perlu kerja keras semua pihak untuk melakukan segala upaya
penurunan gizi buruk. Menurut standar WHO, batas maksimal toleransinya
di angka 20% atau seperlima dari jumlah total anak balita yang sedang
tumbuh. Oleh karena itu, usaha kami sebagai mahasiswa untuk mengurangi
jumlah penderita gizi buruk adalah dengan melakukan penyuluhan
mengenai pencegahan gizi buruk kepada masyarakat.
1.2 Tema kegiatan
Kelainan dalam sistem pencernaan.
1.3 Judul kegiatan
Pencegahan Kekurangan Nutrisi Pada Anak di Daerah Belakang Terminal
Pakupatan
1.4 Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan gizi buruk ?
2. Apa yang menyebabkan gizi buruk pada anak ?
3. Bagaimanakah gejala – gejala gizi buruk pada anak ?
4. Bagaimana cara pencegahan terjadinya gizi buruk pada anak ?
5. Bagaimana cara mengatasi gizi buruk pada anak ?
1.5 Tujuan
1. Agar masyarakat dapat memahami dan menambah wawasan mereka
mengenai kelainan pada sistem pencernaan berupa gizi buruk.
2. Agar masyarakat terutama ibu-ibu dapat memahami apa saja penyebab
terjadinya gizi buruk pada anak.
3. Agar masyarakat terutama ibu-ibu dapat memahami gejala gejala gizi
buruk pada anak.
4. Agar masyarakat terutama ibu-ibu dapat melakukan pencegahan
terhadap terjadinya gizi buruk pada anak.
5. Agar masyarakat terutama ibu-ibu dapat mengatasi gizi buruk pada
anak.
BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1 Teknis Pelaksanaan


Penyuluhan kepada Ibu – Ibu dengan anak berusia maksimal 8 tahun.
2.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penyuluhan mengenai sistem pencernaan yang berkaitan dengan kekurangan
nustrisi tubuh dilakukan pada :
Hari / Tanggal : Sabtu, 15 Februari 2020
Tempat : Daerah belakang Terminal Pakupatan
2.3 Rencana Kegiatan
a. Persiapan
Pada fase persiapan kelompok kami akan memilih tempat, tema
penyuluhan, mempelajari masyarakat dan melakukan perizinan. Selain itu
akan dipersiapkan beberapa hal yaitu :
1. Memilih tempat penyuluhan
2. Mengadakan survei tempat penyuluhan
3. Melakukan perizinan ke RT/RW/masyarakat setempat.
4. Menentukan materi penyuluhan
5. Merancang kegiatan yang akan dilakukan saat penyuluhan.
6. Membuat media untuk menyampaikan materi penyuluhan
7. Membuat proposal
b. Kegiatan Inti
Pada fase kegiatan inti, kelompok kami melakukan penyuluhan mengenai
kelainan pada sistem pencernaan yang berkaitan dengan gizi buruk pada
anak di daerah belakang terminal Pakupatan. Adapun hal yang akan
dilakukan adalah :
1. Mendatangi tempat penyuluhan.
2. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar.
3. Mengadakan kegiatan minum susu bersama.
c. Evaluasi
Pada fase akhir, kami akan mengadakan evaluasi terkait hal-hal yang harus
diperbaiki ketika mengadakan penyuluhan lanjutan.
BAB III
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

3.1 Anggaran Biaya


No. Komponen Jumlah Harga satuan Total
Poster 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
2. Susu bantal 15 Rp. 1.000 Rp. 15.000
Total Rp. 35.000

3.2 Rancangan Kegiatan


Waktu dan
No. Kegiatan Media
Tahap
1. Orientasi  Salam pembuka
(5 menit)  Perkenalan mahasiswa
kepada masyarakat
 Menyampaikan tujuan Poster
penyuluhan
 Apersepsi materi
penyuluhan
2. Kegiatan Inti  Menjelaskan kepada Poster
(20 menit) masyarakat mengenai
kelainan pada sistem
pencernaan berupa gizi
buruk.
 Memberikan wawasan
kepada masyarakat
mengenai faktor penyebab
terjadinya gizi buruk pada
anak.
 Memberi pemahaman
kepada masyarakat
mengenai gejala - gejala
gizi buruk pada anak.
 Menjelaskan kepada
masyarakat bagaiman cara
pencegahan gizi buruk pada
anak.
 Memberikan informasi
kepada masyarakat cara
mengatasi gizi buruk pada
anak.
3. Penutup  Salam penutupan
-
(10 menit)

Anda mungkin juga menyukai