1. Azidatun Nasihah
2. Achmad Saifudin
3. Dwi kristiyani
4. Ifah Dwi Rahayu
5. Islahiyah Pratiwi
6. Nur Afifah
7. Rifda Husna
8. Solikhatun
9. Rani wulandari
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke khadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan
Komunitas“Pengambilan masyarakat di area kerja (pabrik tahu) “
Kelompok
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Sehatnya suatu bangsa tergantung pada sumberdaya manusianya,
dimana anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang akan
membuat Indonesia sehat. Berdasarkan Susenas tahun 2003, tingkat
partisipasi anak sekolah dasar baik laki-laki maupun perempuan adalah 96,
42 % dan diperkirakan jumlah anak usia sekolah saat ini adalah sepertiga
total jumlah penduduk Indonesia yang dua pertiganya adalah anak sekolah,
sehingga ini merupakan jumlah yang sangat besar dan potensial untuk
dikembangkan dalam upaya keperawatan atau kesehatan.
Berdasarkan besarnya potensi dalam peran keperawatan dari anak usia
sekolah maka diperlukan suatu program yang langsung berhubungan
dengan anak usia sekolah, yaitu usaha kesehatan sekolah (UKS) yang
sudah dirintis sejak tahun 1976 dan pada tahun 1984 diperkuat dengan
diterbitkannya Surat Keputusan bersama 4 menteri yaitu Menteri
Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam
Negeri yang diperbaharui tahun 2003.
Pembinaan program UKS menurut WHO tahun 2003 adalah
mengenalkan pendekatan Sekolah Mempromosikan Kesehatan (health
promoting school), artinya semua komunitas yang ada di sekolah saling
bekerjasama dalam mempromosikan kesehatan dan memberi perlindungan
kesehatan bagi murid-muridnya.
Kegiatan kesehatan sekolah ini dapat diberikan pada pendidikan
kesehatan di dalam kurikulum atupun di ekstra kurikuler. Sehingga
diharapkan melalui kegiatan itu dapat mengurangi permasalahan yang
biasa muncul pada anak usia sekolah, seperti akibat dari kebersihan
perorangan dan lingkungan, kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat,
kebiasaan gosok gigi, cuci tangan dengan sabun, kebiasaan memotong
kuku, dan sebagainya. Sehingga tidak heran jika berdasarkan SKRT tahun
2001 menyebutkan bahwa kejadian karies gigi dan penyakit periodontal
pada anak usia 12 tahun mencapai 74, 4 % dan menduduki urutan 1
sampai 5 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas, sedangkan prevalensi
terjadinya cacingan perut pada anak SD sebesar 60-80% (Depkes, 2000).
Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah bentuk dari usaha
kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah. Dalam melaksanakan
program UKS ini, mengacu pada UU No.23 tahun 1992, UU No.20 tahun
2003.
Program usaha kesehatan sekolah sebaiknya tidak sekedar
memberikan promosi saja, diharapkan juga meliputi upaya preventive,
kuratif dan rehabilitative. Hal ini di upayakan karena terkadang anak
sekolah mudah jenuh dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan guru,
karena anak usia sekolah dalam kegiatannya sangat tergantung pada minat
anak, dimana minat ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, jika ada anak
yang tidak suka pada satu guru, kemungkinan anak yang lain juga akan
terpengaruhi. Sehingga upaya dalam bentuk pelatihan perawatan kesehatan
melalui permainan peran mungkin akan sedikit membuat minatnya tertarik
dan mencegah kebosanan pada anak.
Perawat, terutama perawat komunitas memiliki peranan yang cukup
besar dalam upaya peningkatan kesehatan sekolah diantaranya adalah
sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah dan sebagai penyuluh
dalam bidang kesehatan. Dalam hal ini, perawat bertanggung jawab dalam
promosi praktik kesehatan yang baik dan mengembangkan pendidikan
kesehatan yang efektif yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan
pengetahuan dan keterampilan untuk perawatan diri yang kompeten dan
menginformasikan pembuatan keputusan tentang kesehatan (Potter dan
Perry, 2005).
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru SD yang telah dilakukan
pada tanggal 8 Oktober 2019 masalah keperawatan yang perlu diberikan
penyuluhan anak MI Negeri 1 Kendal kelas 2 (A,B,C,D dan E) yaitu
tentang keperawatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di tatanan
sekolah.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak
usia sekolah melalui UKS.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah keperawatan yang
ada di sekolah
b. Mahasiswa mampu menentukan intervensi yang sesuai dengan
masalah yang teridentifikasi
c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi yang tepat sesuai dengan
masalah yang teridentifikasi.
d. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi
kesehatan sekolah dalam melaksanakan implementasi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI UKS
A. Pengertian
UKS adalah upaya terpadu lintas proram dan lintas sektor dalam
rangka meningkakan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup
sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan perguruan agama
(Depkes RI, 1996). UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada masyarakat sekolah yaitu : anak didik, guru dan
karyawan sekolah lainnya (Indan Entjang, 1993). Usaha kesehatan sekolah
(UKS) adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat
yang dilakukan ecara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan
kesehatan di sekolah (Mubarak dan Chayatin, 2009).
B. Ruang Lingkup UKS
Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tri Program UKS (TRIAS UKS)
meliputi:
1. Pendidikan Kesehatan
a. Kegiatan intrakurikuler, yakni pelaksanaan pendidikan jam
pelajaran yang sesuai ketentuan yang berlaku untuk tingkat
sekolah dasr sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas.
b. Kegiatan ekstrakurikuler yakni kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah, dengan
ujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan
peserta didik, serta melengkapi upaya pembinaan manusia
Indonesia seutuhnya.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan
kesehatan dan latihan ketrampilan dalam rangka pelayanan
kesehatan.
b. Kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan
daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit,
dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul kelainan.
c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat
proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik yang cidera/cacat agar dapat berfungsi optimal
3. Pembinaan Lingkugan Kehidupan Sekolah Sehat
a. Kegiatan bina lingkungan fisik
b. Kegiatan bina lingkungan mental sosial, sehingga tercipta suasana
dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antar sesama
warga sekolah.
Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya
pendidikan dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan
kurikulum sekolah
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
A. Teknik Pelaksanaan
Tehnik pelaksanaan dari kegiatan dilakukan dengan cara melakukan
survey tempat ke MI dan dilanjutkan pengkajian dengan kepalasekolah
dan koordinator kelas 2 dan masing-masing penanggung jawab kelas, yang
dilakukan untuk mendapatkan data sebagai bahan untuk mendapatkan
data. Lalu dilanjutkan dengan pemberian pendidikan kesehatan pada siwa-
siswi MI yang dilakukan 4 hari setelah pengkajian.
B. SAP
RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Subpokok Bahasan : Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di
Area Sekolah
Hari/Tanggal : Sabtu , 26 Oktober 2019
Waktu : 07.30 – 09.30 WIB
Sasaran : Siswa Murid Kelas 2 MIN 1 KENDAL
Tempat : Ruang Kelas 2 MIN 1 KENDAL
Penyuluh : Kelompok 2
1. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh
setiap individu/keluarga/kelompok masyarakat sangat banyak, dimulai dari
bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok
dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigm sehat dalam budaya
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan
untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik,
mental, spiritual, maupun sosial. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
merupakan bagian dari pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi berdasarkan kurikulum di Sekolah Dasar.
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan di lingkungan sekolah selama 1x60
menit diharapkan siswa MIN 1 KENDAL mampu memahami
pengertian, manfaat, dampak tentang menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan di lingkungan sekolah selama
1x60 menit diharapkan siswa MIN 1 KENDAL mampu memahami
tentang :
1) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2) Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
3) Mengetahui indiktor PHBS di area sekolah
3. Materi
Terlampir
4. Proses Kegiatan
Kegiatan
No Tahap Waktu Metode
Penyuluh Audience
1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam Menjawab Lisan
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
Kontrak waktu Memperhatikan
Apersepsi Menjawab
2 Isi 45 Menjelaskan Ceramah
menit Pengertian PHBS Memperhatikan
Manfaat PHBS Memperhatikan
Indikator PHBS Memperhatikan
Menjawab
5. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
6. Media
a. Laptop
b. Leaflate
c. power point
7. Setting Tempat Duduk
Keterangan
: Penyuluh
: Audiens
8. Evaluasi
1. Evaluasi Standart
a. Leaflate sudah dicetak minimal 1 hari sebelum penyuluhan.
b. Materi sudah diketik rapi minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
c. SAP sudah dibuat minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
d. Power point sudah diketik rapi minimal 1 hari sebelum penyuluhan.
e. Audiens duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang sudah
ditentukan.
f. Laptop sudah disiapkan minimal 10 menit sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. siswa MIN 1 KENDAL memperhatikan dan mendengarkan penyuluh
saat penyampaian pengertian PHBS dengan cermat.
b. siswa MIN 1 KENDAL memperhatikan dan mendengarkan penyuluh
saat menyampaikan manfaat PHBS dengan cermat
c. siswa MIN 1 KENDAL memperhatikan dan mendengarkan penyuluh
saat menyampaikan indikator PHBS dengan cermat.
3. Evaluasi Hasil
a. siswa MIN 1 KENDAL mampu menjawab kembali pengertian PHBS
dengan baik
b. siswa MIN 1 KENDAL mampu menjawab kembali manfaat PHBS
dengan baik
c. siswa MIN 1 KENDAL mampu menjawab kembali indikator PHBS
dengan baik.
9. Pertanyaan dan Jawaban
Mahasiwa Pengampu
Kelompok 3
Lampiran
1. Pengertian
PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai upaya
agar dirinya sehat dan aktif membantu kesehatan masyarakat di sekitarnya.
PHBS memang sepertinya mudah dikatakan tapi penerapannya sangat sulit
karena membutuhkan kesadaran dan kesungguhan akan pentingnya menjaga
kesehatan. Semua perilaku manusia sebenarnya pasti punya pengaruh terhadap
kesehatan, apapun bentuknya, mulai dari makan, tidur, mandi, berpakaian,
sampai cara belajar, hanya saja diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi
menimbulkan penyakit.
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
2. Manfaat tentang PHBS
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit
b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar peserta didik
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
3. Indikator PHBS di Sekolah
a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
b. Mencuci tangan dilakukan setiap selesai beraktivitas apakah itu membantu
orang tua atau bermain serta setiap sebelum makan. Mencuci tangan yang
baik adalah mencuci tangan di air yang mengalir, tujuannya agar kotoran
dari hasil cuci sebelumnya tidak ikut digunakan saat membilas, karena jika
membilas dengan air kotoran bekas mencuci maka kotorannya kan kembali
menempel di tangan. Mencuci tangan juga sebaiknya dilakukan dengan
sabun dengan tujuan agar kuman-kuman penyakit bisa lebih mudah diangkat
dan dibunuh.
c. Makan sayur buah dan daging
Makan tidak hanya cukup dengan nasi, utamakan makan dengan sayuran,
jika bisa lauknya bervariasi setiap harinya. Makan yang sehat bukan berarti
makan yang mewah yang penting lengkap, ada nasi, sayur, daging, dan buah
jika perlu tambahkan susu. Belajarlah untuk menyukai makan sayur sejak
kecil.
d. Jajan di kantin sekolah yang sehat
Saat jajan di kantin sebaiknya pilih jajan yang sehat, jajan yang sehat itu
adalah jajan yang bersih dan jauh dari jangkauan lalat. Jajan makanan yang
banyak dihinggapi lalat bisa menyebabkan diare karena lalat yang tadinya
hinggap di kotoran akan membawa kuman penyakit pada makanan yang
akan ia hinggapi.
e. Menggosok gigi secara teratur
Menjaga kesehatan mulut dan gigi penting terutama saat masa pergantian
dari gigi susu. Cara yang paling mudah menjaga kesehatan mulut dan gigi
adalah dengan menggosok gigi secara teratur. Menggosok gigi sebaiknya
dilakukan setiap selesai makan dan sebelum tidur karena saat itulah kuman
berkembang dengan cepat dan berpotensi merusak gigi.
f. Mandi dan keramas teratur
Mandi penting agar kulit terhindar dari penyakit jamur seperti kada dan
kurap. Mandi bisa dilakukan 2 kali sehari atu jika kekurangan air 1 kali
sehari cukup, sedangkan keramas sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali.
Keramas bertujuan agar rambut tetap sehat dan menghindari tumbuhnya
kutu dan jamur.
g. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan tempat berkembangnya lalat dan kuman penyakit,
dengan mengurangi jumlah sampah berarti juga mengurangi lalat dan bibit
penyakit. Cara mengurangi jumlah sampah yaitu dengan membuang sampah
pada tempatnya, jika perlu pisahkan antara sampah plastik, kaca, kaleng,
dan daun-daunan (organik) dengan membuang dan memisahkan sampah,
maka akan mempermudah pengelolaannya, sampah plastik, kaca dan kaleng
bisa dijual dan didaur ulang sedangkan sampah daun bisa dijadikan pupuk
atau dibakar saja.
h. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Mengukur tinggi dan berat badan penting untuk memantau pertumbuhan
sehingga apabila terjadi kekurangan gizi bisa cepat ditangani.
i. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Olahraga bertujuan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat, olahraga seperti
senam memang terlihat sepele tapi sebenarnya memiliki manfaat yang besar
karena melatih otot tubuh agar tidak kaku selain untuk mendapatkan udara
segar dan sinar matahari pagi sebagai sumber vitamin D.
j. Memberantas jentik nyamuk secara rutin
Jika di sekolah atau rumah ada bak penampungan air seperti gebeh atau bak
mandi sebaiknya rajin dikuras setiap minggu agar tidak menjadi sarang
perkembangbiakan nyamuk.
k. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Buang air besar di jamban bertujuan agar kotoran tidak dihinggapi lalat
selain untuk mencegah bau dan pemandangan yang tidak sedap.
l. Tidur yang cukup
Tidur yang baik anak usia 6-12 tahun adalah selama 9-10 jam, tidur bisa
dilakukan mulai jam 9 malam sampai jam 6 pagi, sedangkan jamnya lagi
untuk tidur siang setiap selesai mengerjakan tugas di sekolah. Saat tidur di
malam hari sebaiknya dengan mematikan lampu, selain menghemat listrik
tidur tanpa nyala lampu membuat tubuh lebih cepat beristirahat.
C. PPT
Terlampir
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
D. Askep Komunitas
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Hal yang perlu dikaji kelompok antara lain: Inti (Core):
a) Data demografi kelompok
Dari data wawancara didapatkan rata-rata usia anak usia
yang beresiko, jumlah siswa di kelas 2C terdapat 20
siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Semuasiswanya
beragama islam.
2) Lingkungan Fisik
MIN 1 KENDAL terletak di samping jalan raya dan didalam
area pemukiman warga. Di kelas 2C sendiri untuk sirkulasi
udaranya kurang dikarenakan ruangan tersebut dulunya
digunakan sebagai gudang, dan sangat pengap sekali apabila
tidak disediakan kipas angin. Dibeberapa sudut ruangan terdapat
banyak sampah jajanan siswa-siswi yang ditinggalkan begitu
saja sehingga terdapat banyak nyamuk yang terdapat di berbagai
sudut tersebut.
MIN 1 KENDAL didirikan pada tahun 1991,dengan kontruksi
bangunannya Sudah modern, MI ini memiliki 28 kelas,1 ruang
guru,1 kantin,1 uks yang terbengkalai , 15 WC, dan memiliki
±3000 siswa. MIN 1 KENDAL terletak dipinggir jalan dan
ditengah pemukiman warga.
3) Keamanan
MIN 1 KENDAL memiliki petugas keamanan sehingga ada
yang membantu siswa menyebrang jalan ketika akan membeli
jajanan. MIN 1 KENDAL tidak disediakan sarana transportasi
seperti bis sekolah untuk mengantar jemput siswa sehingga
banyak siswa yang diantar jemput oleh orangtua. Keamanan
fasilitas sekolahnya kurang terjaga dengan baik seperti kantin
yang kurang terjaga kebersihannya dan banyak pedagang kaki
lima yang menjul jajanan yang kurang sehat seperti es gasrok,
cilok, gulali dan lain-lain.
2. Analisa Data
No Analisa data Interprestasi data Problem
1. DS : Wali kelas MI kelas 2C mengatakan Dari data yang diperoleh terdapat beberapa Hipertermia
anak didiknya sering ijin tidak masuk murid yang mengalami demam dan batuk
sekolah karena demam pilek dikarenakan sering mengonsumsi
DO : Terdapat beberapa murid yang jajanan yang sembarangan di kantin sekolah
demam dan batuk pilek contohnya minuman es
2. DS : Wali kelas MI kelas 2C mengatakan Dari data yang diperoleh dari hasil Diare
anak didiknya sering mengalami diare wawancara wali kelas terdapat beberapa
DO: Terlihat beberapa murid yang sedang anak yang sering tidak melakukan cuci
makan jajan tidak mencuci tangan sebelum tangan sebelum makan yang dapat
makan menyebabkan diare
KRITERIA STANDAR
1 Hipe Untuk Untuk Mencari informasi Melakukan Setelah Tesbook MIN Kendal
rter meningk menghind terkait penyakit pendidikan dilakukan Guru MIN
mi atkan ari hipertermi kesehatan pendidikan Kendal
kualitas terjadinya kesehatan
hidup penyakit selama 1x2
diarea hipertermi jam siswa
sekolah Untuk mampu
menghind menerapkan
ari pola hidup
Untuk terjadinya sehat
meningk penyakit
atkan diare
kualitas Setelah
hidup dilakukan
diarea pendidikan
sekolah kesehatan
selama 1x2 Tesbook
Mencari informasi jam siswa Guru MIN MIN Kendal
terkait penyakit mampu Kendal
2 Diar diare Melakukan menerapkan
e pendidikan pola hidup
Untuk kesehatan sehat
meningk
atkan
kualitas
hidup
diarea
sekolah Setelah
dilakukan
Untuk pendidikan
meningkat kesehatan
kan selama 1x2
pengetahu jam siswa
an terkait mampu
penyebab menerapkan
penyakit pola hidup Tesbook
sehat Guru MIN
Mencari informasi Kendal MIN Kendal
terkait penyakit
3 Defi Melakukan
sien pendidikan
si kesehatan
peng
etah
uan
9. Evaluasi
NO TANGGAL DIAGNOSIS EVALUASI
. KEPERAWATAN
26 oktober Defisiensi S : siswa siswi mengatakaan
2019 pengetahuan sudah paham apa yang
09.00 wib dijelaskan oleh mahasiswa
mengenai PHBS di
lingkungan selolah
P : pertahankan intervensi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data di atas dapat kami simpulkan bahwa PHBS dilingkungan sekolah
belum disadari oleh siswa, guru maupun orangtua. Dibuktikan dari
berbagai kantin dilingkungan sekolah yang masih menjual berbagai
makanan instan dan beberapa makanan yang dibiarkan terbuka tidak
ditutup.
Oleh karena itu dari pihak sekolahan merasa berterimakasih pada
mahasiswa karena telah diadakannya pendidikan kesehatan untuk
menyadarkan siswa-siswi akan pentingnya hidup sehat dilingkungan
sekolah.
Daftar Pustaka