Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan yang penting dalam
mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya keberadaan
sektor UKM, pemerintah dapat mengurangi jumlah pengangguran akibat angkatan
kerja yang tidak terserap ke dalam dunia kerja. Menurut data yang diperoleh dari
Menteri Keuangan, UKM memberi kontribusi sekitar 99% ke dalam sejumlah
badan usaha yang ada di Indonesia, serta memiliki andil sebesar 99,6% dalam
penyerapan tenaga kerja [ CITATION UMK12 \l 1057 ]. Sehingga keberadaan UKM
dapat dikatakan turut menstimulus dinamisasi ekonomi. Karena karakter dari
UKM sendiri sangatlah fleksibel yakni dapat mengganti lingkungan bisnisnya
lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Saat terjadi krisis moneter
pada tahun 1997 yang hampir membuat 80% perusahaan besar gulung tikar dan
melakukan PHK dalam jumlah besar. Namun, UKM justru dapat bertahan
ditengah krisis meskipun dengan keterbatasan yang dimiliki. Dari sini dapat
disimpulkan bahwasanya pertumbuhan UKM yang lebih baik perlu mendapatkan
dukungan dan perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat agar UKM
dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi yang lainnya.
Untuk menuju negara yang mandiri, pemerintah harus memberi dukungan dan
menstimulus pertumuhan UKM. Peran pemerintah sebagai salah satu pihak yang
memiliki kewenangan untuk menerapkan suatu kebijakan yang dapat mendukung
pertumbuhan sektor UKM di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah
yakni, meningkatkan aset UKM melalui akses pembiayaan, peningkatan
kapabilitas serta infrastruktur pendukung dan teknologi. Kemudian, pemerintah
juga perlu menyediakan layanan penunjang berupa program pendampingan,
pengembangan bisnis, serta membantu menciptakan iklim persaingan yang sehat.
UKM seringkali menjumpai permasalahan dalam hal perluasan jaringan untuk
mengembangkan usahanya serta kemampuan untuk perluasan pasar yang rendah.
Hal ini menyebabkan jumlah produk yang diproduksi pun terbatas karena
permitaan pasar yang minim. Jika bersaing pada pasar lokal sangatlah susah maka

[Date]
1
UKM LAWANG BARAT COFFE
untuk menembus pasar internasional pun memerlukan usaha yang lebih. Oleh
karena itu, observasi yang kami lakukan pada salah satu UKM di Prigen,
Pasuruan, guna mengetahui mekanisme kerja di dalamnya serta berpartisipasi
secara aktif ataupun pasif guna membantu mengembangkan UKM tersebut.
Penelitian kami lakukan di UKM Lawang Barat Coffee yang berada di Dusun
jeruk, Desa Ledug, Kec.Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Alasan memilih UKM ini karena usaha kopi di Ledug memiliki potensi yang
besar dalam pengembangan perekonomian di Pasuruan. Selain itu, kopi khas
Ledug juga memiliki pangsa pasar yang loyal dalam segmennya. Meski demikian,
UKM tersebut masih memiliki banyak permasalahan terutama pada manajemen
internal perusahaan serta faktor-faktor eksternal seperti kondisi lingkungan bisnis
dan pesain. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami berusaha untu menggali
informasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman-ancaman yang
mempengaruhi kondisi ekonomi perusahaan. Sehingga nantinya dapat diketahui
apa saja faktor kunci sukses atau Key Success Factor yang menyebabkan
perusahaan dapat bertahan pada industri tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa permasalahan utama yang terjadi pada UKM Lawang Barat Coffee selama
ini?
2. Bagaimana kondisi dan respon UKM Lawang Barat Coffee terhadap aspek-
aspek internal UKM Lawang Barat Coffee yang telah berjalan selama ini?
3. Bagaimana kondisi dan respon UKM Lawang Barat Coffee terhadap aspek-
aspek eksternal UKM Lawang Barat Coffee yang telah berjalan selama ini?
4. Apakah strategi yang diimplementasikan di UKM Lawang Barat Coffee sudah
relevan dengan kondisi internal dan eksternal UKM?
5. Strategi apa saja yang sebaiknya diterapkan oleh UKM Lawang Barat Coffee
untuk mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan?
6. Strategi apa saja yang sebaiknya dipertimbangkan oleh UKM Lawang Barat
Coffee untuk melakukan ekspansi usaha?

[Date]
2
UKM LAWANG BARAT COFFE
1.3 TUJUAN
Dari pelaksanaan observasi hingga penyusunan makalah tujuan yang
diharapkan penulis sebagai berikut :
1. Mengetahui permasalahan-permasalahan utama UKM Lawang Barat Coffee
sebagai bahan evaluasi dan perumusan strategi UKM.
2. Menilai kesesuaian kondisi internal UKM Lawang Barat Coffee dengan respn
UKM yang diproyeksikan dalam implementasi strategi internal yang saat ini
digunakan.
3. Menilai kesesuaian kondisi eksternal UKM Lawang Barat Coffee dengan respn
UKM yang diproyeksikan dalam implementasi strategi eksternal yang saat ini
digunakan.
4. Mengetahui dan menilai relevansi strategi yang telah diterapkan UKM Lawang
Barat Coffee dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi UKM Lawang
Barat Coffee.
5. Merumuskan strategi-strategi yang sebaiknya dilakukan oleh UKM Lawang
Barat Coffee untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan.
6. Memberikan saran terkait dengan rencana strategi untuk ekspansi usaha dimasa
depan.

1.4 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari observasi manajemen strategik pada UKM
Lawang Barat Coffee yakni :
a. Segi Teoritis
Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dengan adanya manajemen strategik ini
adalah penyesuaian langsung antara segi teori dengan keadaan riil di lapangan.
Sehingga dapat memberikan masukan-masukan untuk penyempurnaan teori dan
pedoman pengaplikasian manajemen strategik.

b. Segi Praktis
1. Bagi Pemilik Usaha
a) Dapat memberikan informasi kepada UKM Lawang Barat Coffee mengenai
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki.

[Date]
3
UKM LAWANG BARAT COFFE
b) UKM Lawang Barat Coffee akan mampu menghadapi tantangan perubahan
global yang semakin kompleks dengan aksi-aksi lokal, karena manajemen
strategik ini telah berorientasi pada masa depan.
c) Dengan adanya manajemen strategik maka diharapkan akan mampu
menuntun semua unit kerja di UKM Lawang Barat Coffee dalam
pencapaian tujuan institusi yang diinginkan secara objektif.
d) Dengan manajemen strategik yang bersifat adaptif dan fleksibel, maka
diharapkan UKM Lawang Barat Coffee dapat melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan yang muncul baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
e) Pelayanan UKM Lawang Barat Coffee akan lebih meningkat serta
komunikasi baik vertikal maupun horizontal antar unit kerja akan semakin
lancar.
f) Diharapkan penggunaan sumber daya akan lebih efektif dan efisien
sehingga dapat meningkatkan produktivitas UKM Lawang Barat Coffee.

2. Bagi Mahasiswa
a) Tugas observasi ini sebagai ajang penyelarasan antara teori yang didapat di
bangku perkuliahan dengan keadaan UKM yang sesungguhnya.
b) Sebagai pembelajaran secara langsung bagi para mahasiswa.
c) Mahasiswa dapat berpikir kreatif untuk merumuskan strategi-strategi terbaik
untuk UKM yang mereka observasi.

[Date]
4
UKM LAWANG BARAT COFFE
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 JENIS DATA


Data yang kami kumpulkan adalah data primer yang kami dapatkan dengan
melakukan wawancara dengan narasumber (pemilik) dan stakeholder, antara lain
konsumen, agen, karyawan, dan masyarakat sekitar.

2.2 TEKNIK PENGAMBILAN DATA


Dalam manajemen strategik ini digunakan beberapa metode untuk
merumuskan strategi yang cocok untuk Lawang Barat Coffe, yaitu :
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Observasi digunakan untuk melihat kegiatan perusahaan Lawang Barat Coffe
termasuk bagaimana proses pemasaran barang.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan berupa catatan, buku, laporan
keuangan, dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek pemasaran, sumber daya
manusia, operasional, dan keuangan. Hal ini digunakan untuk memperoleh data
yang berhubungan dengan Lawang Barat Coffe Kerupuk seperti jumlah karyawan,
job description, dan sebagainya.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung kepada orang yang berwenang di Lawang Barat Coffe. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai aspek pemasaran,
manajemen produksi, sumber daya manusia dan aspek keuangan yang
berhubungan dengan kegiatan Lawang Barat Coffe.

[Date]
5
UKM LAWANG BARAT COFFE
2.3 LOKASI OBSERVASI
Sesuai dengan apa yang telah kami jelaskan pada bagian latar belakang,
bahwa tempat observasi yang kami pilih yakni UKM Lawang Barat Coffe yang
terletak di Dusun Jeruk, Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

2.4 TAHAPAN PENGUMPULAN DATA


Dalam proses pengumpulan data, kami melakukan beberapa tahap yang telah
kami rencanakan. Tahapan pengumpulan data tersebut tercantum dalam tabel
Jadwal Kegiatan Observasi beserta deadline waktu yang telah kami tetapkan
sebelumnya.
Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan Observasi
September Oktober
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi UKM sasaran + pesaing                
2 Membuat daftar pertanyaan                
Negosiasi dengan pemilik UKM
3 untuk waktu wawancara                
Wawancara awal (UKM sasaran dan
4 pesaing)                
5 Penyusunan laporan tahap 1                
Wawancara lanjutan (UKM sasaran
6 dan pesaing)                
7 Penyusunan laporan tahap 2                
8 Penyempurnaan laporan                
9 Presentasi laporan                

2.5 TAHAPAN PENGOLAHAN DATA


1. Melakukan analisis lingkungan internal yang meliputi analisis aspek
pemasaran, aspek produksi, aspek sumber daya manusia, aspek
keuangan, dan aspek manajemen. Output dari tahap ini adalah daftar
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki UKM Lawang Barat Coffe.
2. Melakukan analisis lingkungan eksternal yang meliputi analisis
lingkungan umum, analisis lingkungan industri, dan analisis lingkungan
operasional. Output dari tahap ini adalah daftar peluang dan ancaman
yang dihadapi UKM Lawang Barat Coffe.

[Date]
6
UKM LAWANG BARAT COFFE
3. Melakukan pencocokan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dengan menggunakan matriks SWOT, IE, SPACE, dan matriks
besar. Output dari tahap ini adalah alternatif strategi yang sesuai dengan
UKM Lawang Barat Coffe.
4. Memutuskan strategi yang sesuai dengan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman UKM Lawang Barat Coffe dengan menggunakan
matriks QSPM dan Strategi Generik Porter.
5. Menyimpulkan hasil observasi serta memberikan saran/rekomendasi
untuk UKM Lawang Barat Coffe.

[Date]
7
UKM LAWANG BARAT COFFE
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PROFIL LAWANG BARAT COFFEE


Nama Perusahaan : UKM LAWANG BARAT COFFEE
Nama Pemilik : Kasiman Bambang Sampeni
Tahun Berdiri : 2009
Alamat : Dusun Jeruk, Desa Ledug, Kecamatan Prigen, Pasuruan
No. Telepon : 082234007669
No. PIRT : 5103514010762-20
Bidang Usaha : Perdagangan dan jasa
Jenis Barang : Kopi Bubuk

Lawang Barat Coffee merupakan Usaha Kecil Menengah yang begerak di


bidang perdagangan kopi yang berdiri pada tahun 2009. Lawang Barat Coffee
merupakan usaha yang dijalankan oleh Bapak Kasiman Bambang Sampeni
bersama keluarga dan telah mendapatkan izin P-IRT pada tahun 2009 dan
Sertifikat Halal dari MUI. Untuk produksinya, UKM Lawang Barat Coffee
bekerjasama dengan Perum Perhutani, PLTD dan Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH) Bumi Lestari Mulyorejo yang juga diketuai oleh Bapak Kasiman,.
Kopi sudah ditinggalkan oleh nenek moyang dulu disekitar ketinggian 1.200
sampai dengan 1.300 hektar ada Blok Perkebunan Kopi di area Perum Perhutani,
wilayahnya terletak mulai dari Lawang hingga perbatasan Mojokerto yang
melewati empat kecamatan antara lain Lawang, Purwosari, Purwodadi, dan
Prigen. Penghasil utama kopi Lawang Barat berasal dari tiga gunung yakni,
gunung Welirang, gunung Ringgit dan gunung Arjuna. Sesuai dengan
kesepakatan bersama Lawang Barat diangkat sebagai nama merk Lawang Barat
Coffee yang berasal dari hutan penghasil kopi khas Kabupaten Pasuruan Barat,
dimana itu semua adalah satu kuncinya yaitu untuk menjadikan lawang barat lebih
baik.

[Date]
8
UKM LAWANG BARAT COFFE
Ciri khas yang menjadikan kopi lawang barat berbeda dengan kopi yang lain
adalah gestur ketinggian tanah dan yang lebih menunjang yaitu adanya sulfur dari
belerang sehingga sangat menentukan citarasa yang berbeda dari kopi yang lain.
Target awal pemasaran Lawang Barat Coffee yakni kepada teman atau kawan
yang masih bertempat tinggal dalam lingkup wilayah Kabupaten Pasuruan. Tetapi
kemudian berhasil menambah pasar mulai dari mensuplai kebutuhan kopi untuk
warung-warung di wilayah Ledug hingga wilayah diluar kabupaten Pasuruan.
Jumlah karyawan hingga saat ini masih berjumlah 25 orang. Mayoritas
karyawannya adalah masyarakat disekitar wilayah produksi UKM.
UKM ini dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan bisnis kopi, hal ini bisa
dilihat dari banyaknya meningkatnya jumlah pesanan dari waktu ke waktu, selain
itu saat ini makin banyak merk pesaing yang kian bermunculan di wilayah Prigen,
terutama di Desa Ledug sendiri.
Cakupan wilayah pemasaran Lawang Barat Coffee masih meliputi wilayah
Lawang dan Pasuruan itu sendiri. Namun, UKM ini masih belum bisa melayani
pemesanan luar kota, karena UKM ini masih belum memiliki strategi khusus
untuk memasarkan produk kopinya hingga wilayah diluar pasuruan. Namun,
meskipun begitu Lawang Barat Coffee sudah memiliki peminat dan pelanggan
yang loyal.
Berikut adalah tabel ringkasan tiap aspek UKM Lawang Barat Coffee :
Tabel 3.1. Ringkasan per Aspek UKM Lawang Barat Coffee
1 Aspek Modal awal Rp 10.000.000
keuangan Omset (bulan) Rp 75.000.000
Laba bersih (bulan) Rp 30.000.000
2 Aspek Jumlah tenaga kerja 13 orang
SDM Pihak manajemen 2 orang
3 Aspek Ledug, Pasuruan, luar
Daerah Pemasaran
pemasaran daerah pasuruan.
Jumlah Agen -
4 Aspek 1 kwintal biji kopi petik
kapasitas produksi
produksi merah/hari
waktu produksi 8 jam

[Date]
9
UKM LAWANG BARAT COFFE
3.2 VISI LAWANG BARAT COFFEE
Visi merupakan pendorong utama dari suatu usaha yang dimana di visi
tersebut akan diketahui apa yang menjadi impian dari perusahaan tersebut atau
arah kemana jalannya perusahaan tersebut. Visi adalah suatu pandangan jauh ke
depan mengenai cita dan citra yang ingin diwujudkan suatu institusi atau
organisasi pada masa yang akan datang, sehingga dapat menjawab pertanyaan
institusi atau organisasi ingin menjadi seperti apakah kita? (David, Fred R., 2012).
Maka dapat dinyatakan bahwa visi adalah pandangan jauh kedepan kemana
perusahaan tersebut akan dibawa atau gambaran apa yang diinginkan oleh
perusahaan. Visi perusahaan akan menunujukkan suatu keadaan masa depan
organisasi yang mungkin dan dikehendaki yang mencakup tujuan-tujuan spesifik.
Sejak berdiri pada tahun 2009, UKM Lawang Barat Coffe sudah memiliki
visi dan misi dalam menjalankan bisnis mereka. Adapun visi dan misi perusahaan
tersebut sebagai berikut:

VISI UKM LAWANG BARAT COFFE


“Hutan tetap lestari, masyarakat tetap sejahtera”

Analisis visi
Pemilik sendiri telah melakukan berbagai inovasi untuk mempertahankan
posisinya seiring dengan banyaknya pesaing yang memasuki industri. Hal ini
dikarenakan dalam blok kebun kopi tidak ada yang namanya pesaing, melainkan
mereka adalah rival. Siapa yang kreatif dia yang unggul. Kopi di Ledung Lawang
sendiri menduduki tingkat 2 Nasional.
Visi tersebut terdengar cukup singkat dan padat. Ada dua point penting
dalam visi itu. Yang pertama yakni “Hutan tetap lestari”. Hal ini berarti UKM
harus mampu melestarikan hutan agar tetap lestari dengan adanya tanaman kopi.
Karena tanaman kopi sendiri tidak mungkin di potong, tidak mungkin di ubah dan
tidak mungkin di pindah. Tanaman kopi diharapkan dapat mendukung penguatan

[Date]
10
UKM LAWANG BARAT COFFE
kondisi lahan dari risiko ancaman bencana longsor maupun banjir, karena itulah
kopi menjadi naungan dari menghijaukan mata air dan menjadikan resapan air.
Peristiwa seperti itu sudah menjadi perhitungsn dari leluhur terdahulu, sekarang
kita yangmenjadi genurusnya tinggal melanjutkan.
Point kedua adalah “Masyarakat tetap sejahtera”. UKM ini merupakan
produksi kopi bubuk pada segmentasi kabupaten Pasuruan khususnya di daerah
Ledug. Karena UKM ini sudah berkiprah sejak tahun 2009, maka ia memiliki
banyak pelanggan loyal. Selain itu, rasa dan kualitas produk juga sudah dikenal
banyak penikmat kopi melalui word of mouth. Pemilik berharap, dengan adanya
produksi kopi bubuk ini dapat mensejahterakan masyarakat di daerah Ledug dan
bisa mengangkat naama Pasuruan.

3.3 MISI LAWANG BARAT COFFE


Selain penetapan visi hal penting lain yang harus dibuat oleh suatu
perusahaan atau ukm yakni misi. Misi adalah. Secara umum, misi perusahaan
adalah suatu tindakan untuk mewujudkan atau merealisasikan apa yang menjadi
visi dari perusahaan.
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran
yang ingin dicapai. Misi dapat membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi
akan menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang akan dilakukannya, dan
bagaimana cara melakukannya. Dari pernyataan misi tersebut, diharapkan agar
seluruh pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui
peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa yang akan
mendatang. Adapun misi Lawang Barat Coffe sebagai berikut :

[Date]
11
UKM LAWANG BARAT COFFE
MISI UKM LAWANG BARAT COFFE

1. Menjadi salah satu produsen kopi bubuk terkemuka di


Pasuruan dengan menguasai pangsa pasar para penikmat
kopi.
2. Mempertahankan cita rasa, kualitas terbaik, dan standar
produk melalui karyawan yang terampil dan teknologi yang
memadai.
3. Memperluas daerah pemasaran untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, profitabilitas, dan pertumbuhan UKM.
4. Menunjang kehidupan warga di desa Ledug lebih baik.
5. Selalu memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar dengan
mengutamakan semangat berbagai ilmu dan pengetahuan.

Analisis misi
Dalam sebuah misi, harus memuat sembilan komponen misi agar misi
tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk menyusun strategi. Komponen-
komponen misi tersebut yakni terdiri dari: konsumen; produk atau jasa; pasar;
teknologi; fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas;
filosofis; konsep diri; fokus pada citra publik; dan fokus pada karyawan. Analisis
dari satu per satu komponen tersebut, sebagai berikut:
1. Konsumen  siapakah konsumen perusahaan?
Komponen tersebut terjawab dalam misi UKM pada poin pertama “pangsa
pasar para penikmat kopi”. Komponen misi ini kami sesuaikan dengan
target pasar UKM Lawang Barat Coffe bahwa target pasar mereka adalah
masyarakat penikmat kopi, selain itu UKM ini juga meragetkan mulai umur
18 tahun sampai dengan umur 35 tahun bagi pemula.

[Date]
12
UKM LAWANG BARAT COFFE
2. Produk atau jasa  apakah produk atau jasa utama perusahaan?
Komponen misi ini tercantum dalam poin misi pertama, yakni “produsen
kopi bubuk”. Dari misi poin satu, kita juga dapat mengetahui bahwa produk
yang dihasilkan adalah kopi bubuk.
3. Pasar  secara geografis, di manakah perusahaan bersaing?
Komponen ini tercantum dalam misi poin pertama, yakni “produsen
kerupuk bawang terkemuka di Pasuruan”. Dari poin ini, kita dapat
mengetahui bahwa secara geografis, UKM ini memasarkan produknya di
daerah Pasuruan. UKM ini berharap mampu menguasai pasar kerupuk
bawang di Pasuruan.
4. Teknologi  apakah perusahaan canggih secara teknologi?
Komponen ini tercantum dalam pernyataan misi poin kedua, yakni
“teknologi yang memadai”. Meski UKM ini tidak menggunakan teknologi
canggih seperti perusahaan-perusahaan besar, namun teknologi yang
digunakan telah disesuaikan dengan kapasitas UKM. Selain itu, UKM ini
juga melakukan berbagai inovasi teknologi untuk mencapai efisiensi.
5. Fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas  apakah
perusahaan komitmen dengan pertumbuhan dan kondisi keuangan yang
sehat.
Komponen misi tersebut terjawab pada poin misi ketiga, yakni
“mempertahankan kelangsungan hidup, profitabilitas, dan pertumbuhan
UKM”.
6. Fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas  apakah
perusahaan komitmen dengan kondisi warga khususnya di desa Ledug.
Komponen misi tersebut terjawab pada poin misi keempat, yakni
“Menunjang kehidupan warga di desa Ledug lebih baik” karena UKM ini
juga menggunakan tenaga kerja dari warga desa Ledug untuk pemprosesan
pembuatan kopi bubuk.
7. Filosofis  apakah keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis dasar
perusahaan?
Komponen ini tercantum dalam dalam misi poin kelima, yakni
mengutamakan semangat berbagi ilmu, waktu dan pengetahuan. Hal ini

[Date]
13
UKM LAWANG BARAT COFFE
menjadi filosofi UKM karena sang pemilik percaya bahwa dengan berbagi
ilmu dan pengetahuan, UKM ini dapat memberikan manfaat untuk
masyarkat luas yang pada akhirnya berdampak positif pada bisnis.
8. Konsep diri  apakah kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif
utama perusahaan?
Keunggulan kompetitif perusahaan secara eksplisit tercantum dalam poin
kedua, yakni “Mempertahankan cita rasa, kualitas terbaik, dan standar
produk melalui karyawan yang terampil dan teknologi yang memadai”.
Poin ini merupakan gambaran dari konsep diri perusahaan. melalui cita rasa,
kualitas, dan produk yang terstandar, UKM ini memiliki keunggulan
kompetitif yang membuatnya berbeda dengan pesaing-pesaingnya.
9. Fokus pada citra publik  apakah perusahaan responsif terhadap masalah-
masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup?
Komponen ini tercantum dalam poin kelima, yakni bahwa UKM
berkomitmen memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, termasuk
berbagi ilmu dan pengalaman. Seperti pada komponen filosofi, dengan
mengutamakan semangat berbagi, pemilik yakin hal ini akan memberikan
dampak positif pada stakeholder, termasuk masyarakat sekitar. Yang pada
akhirnya dapat meningkatkan citra UKM di masyarakat.
10. Fokus pada karyawan  apakah karyawan dipandang sebagai aset
perusahaan yang berharga?
Komponen ini tercantum dalam poin kedua yakni karyawan yang terampil.
UKM berusaha untuk meningkatkan keterampilan para karyawannya
dengan mentraining setiap karyawan baru agar menguasai semua bidang
pekerjaan yang ada di UKM ini. Dengan demkian, seorang karyawan
dianggap sebagai aset perusahaan yang penting. Dalam implementasinya,
pihak manajemen UKM tidak memberlakukan aturan-aturan ketat. Ada
semacam perjanjian tak tertulis antara pihak manajemen dengan karyawan
mengenai aturan-aturan perusahaan yang dilandaskan rasa saling
menghargai dan mendukung.

[Date]
14
UKM LAWANG BARAT COFFE
3.4 TUJUAN LAWANG BARAT COFFE
Tujuan pada umumnya akan mampu memberikan arah, memberikan sinergi,
membantu dalam evaluasi, menentukan prioritas, mengurangi ketidakpastian,
meminimalkan konflik, merangsang pengerahan tenaga, dan membantu dalam
mengalokasikan sumber daya dan merancang pekerjaan. Tujuan tersebut penting
sebagai alat ukur kenerja manajerial. Tujuan merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi, dimana tujuan menjadi hasil akhir yang akan
dicapai pada jangka waktu tertentu. Dalam hal ini penetapan jangka waktu
pencapain tujuan adalah selama 5 tahun. Oleh karena itu penetapan tujuan harus
dapat menggambarkan isu-isu strategis yang ingin dicapai oleh semua unit-unit
kerja dalam suatu organisasi, sehingga dalam pelaksanaannya akan terjadi iklim
yang kondusif serta mendorong terjadinya sinergisme. Tujuan yang ingin UKM
Lawang Barat Coffe capai selama periode 5 tahun terakhir yaitu:

TUJUAN UKM LAWANG BARAT COFFEE

1. Memproduksi kopi bubuk yang berkualitas


2. Memelihara relasi yang baik dengan para konsumen
3. Memelihara relasi yang baik dengan para pemasar
4. Memperluas daerah pemasaran

Analisis Tujuan

Dalam menentukan tujuan, harus memuat gambaran jelas tentang keinginan


yang ingin di capai oleh UKM tersebut di masa yang akan datang. Oleh karena itu
UKM Lawang Barat Coffe memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Memproduksi kopi bubuk yang berkualitas.


Analisis  untuk mendapatkan kopi bubuk yang berkualitas harus
memperhatikan proses produksinya yaitu mulai dari tahap awal hingga ke
tahap akhir. Awal proses pemetikan betik merah sampai proses pengemasan
harus di proses yang baik, maka akan menghasilkan kopi bubuk yang lebih

[Date]
15
UKM LAWANG BARAT COFFE
berkualitas dan akan semakin menambah kepercayaan konsumen terhadap
produk tersebut.
2. Memelihara relasi yang baik dengan para konsumen
Analisis  sebuah usaha diperlukan untuk membangun komunikasi dan
relasi yang baik dengan para konsumen. UKM ini selalu berusaha untuk
membangun hubungan yang baik dengan konsumen dengan cara mencukupi
dan menyanggupi pesanan dari pemasar yang tentunya pesanan dari
konsumen juga. Hal ini merupakan salah satu usaha mereka agar pelanggan
ataupun konsumen tidak merasa kecewa dan tetap percaya akan kualitas
Lawang Barat Coffe tersebut.
3. Memelihara relasi yang baik dengan para pemasar.
Analisis  Suatu hubungan yang baik dengan pemasar meliputi
komunikasi yang baik. Karena pemasar adalah penghubung antara produsen
dengan konsumen maka sangat dibutuhkan komunikasi yang baik untuk
mendapat informasi jumlah pesanan dari konsumen secara detail. Apabila
komunikasi dan relasi yang baik telah terjalin antara produsen dengan
pemasar maka akan terjalin juga hubungan yang baik antara produsen
dengan konsumen, dengan begitu akan menambah nilai kepercayaan
konsumen akan produksi dan kualitas dari kopi bubuk Lawang Barat ini.
4. Memperluas daerah pemasaran
Analisis  apabila pemasaran semakin meningkat, maka nilai profit dari
UKM Lawag Barat Coffe juga meningkat. Hal ini tentunya akan memberi
dampak positif dan merupakan impian dari UKM. Karena pemasaran
merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam kemajuan suatu bisnis dan
tentunya juga menambah jumlah konsumen dan meningkatkan jumlah
pesanan. Maka UKM ini harusnya telah mempersiapkan jumlah produksi
apabila pemasarannya telah meningkat.

3.5 SASARAN LAWANG BARAT COFFEE


Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan

[Date]
16
UKM LAWANG BARAT COFFE
(Wikipedia). Oleh karena itu, sasaran yang baik haruslah lebih fokus, spesifik,
terperinci dan dapat diukur.
Berdasarkan pada kriteria tersebut di atas, maka kopi Lawang Barat
menetapkan sasaran yang akan dicapai, yaitu:
1) Mencapai produksi sesuai pesanan dari pasar (pemasaran) dan
konsumen.
Aktivitas produksi merupakan jantung bagi keberlangsungan hidup Lawang
Barat Coffee, untuk itu penting bagi UKM ini untuk selalu memproduksi
barang sesuai dengan permintaan dan pesanan pasar. Sehingga kecepatan
dalam proses produksi sangat penting untuk memenuhi jumlah pesanan baik
itu pesanan dari dalam wilayah Lawang, Pasuruan maupun pesanan yang
berasal dari luar daerah Pasuruan sebagai salah satu jalan untuk menambah
keuntungan UKM Lawang Barat Coffee.
2) Meningkatkan penjualan dengan menambah agen atau distributor.
Agen atau distributor merupakan hal yang sangat penting, yang dapat
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap UKM secara langsung. Hal
ini dikarenakan agen atau distributor memiliki peran dalam pengembangan
dan pemasaran produk. Dengan adanya agen atau distributor produsen dapat
memperluas panetrasi pasar hingga ke pelosok negeri. Sehingga harapannya
dengan dibukanya agen atau distributor khusus dan resmi akan meningkatkan
laba perusahaan. UKM ini berharap dapat menarik minat konsumen hingga di
luar daerah Pasuruan.
3) Meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai 2kw per hari
Kapasitas produksi UKM kopi Lawang Barat hanya berkisar 1 kw per hari.
Padahal, permintaan pasar makin lama semakin bertambah. Dalam jangka
pendek, Lawang Barat Coffee ingin meningkatkan kapasitas produksinya
untuk memenuhi permintaan pasar. Jika seluruh aspek perusahaan stabil,
maka tidak ada faktor eksternal yang mengancam kegiatan operasional, serta
laba perusahaan dipastikan akan terus meningkat, maka target kedepannya
UKM ini mampu menambah kapasitas produksi menjadi 2 kw dalam waktu 1
hari.

[Date]
17
UKM LAWANG BARAT COFFE
4) Memaksimalkan laba, serta mempertahahankan konsumen lama dan
mendapatkan konsumen baru.
Poin keempat ini akan dapat dicapai dan dilihat dari berapa banyak jumlah
agen atau distributor resmi yang yang memasarkan produk Lawang Barat
Coffee. Apabila volume penjualan dari UKM Lawang Barat kopi meningkat
maka sudah dapat dipastikan laba perusahaan juga akan mengikuti. Selain itu,
dengan banyaknya agen, UKM ini juga dapat menjangkau konsumen baru
atau konsumen lama yang berada di luar daerah Pasuruan.
5) Pasokan bahan baku agar tetap terpenuhi.
Bahan baku adalah nyawa dari proses produksi, jika pasokan bahan baku
kurang maka perusahaan tidak akan bisa menjalankan proses produksinya.
Persediaan bahan baku juga harus sesuai dengan standar kebutuhan bahan
baku setiap harinya agar tidak sampai kehabisan. Selain itu, perusahaan juga
harus memastikan bahwa pendistribusian pasokan bahan baku tidak boleh
sampai terlambat, karena itu juga akan mempengaruhi kecepatan produksi.
Sejauh ini UKM Lawang Barat tidak pernah mengalami kendala terhadap
bahan baku, karena telah memiliki pemasok yang telah bekerjasama dengan
UKM ini.

3.6 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL


Analisis internal adalah analisis mengenai kekuatan serta kelemahan sebuah
perusahaan atau organisasi. Kekuatan perusahaan berarti keadaan dimana
perusahaan dapat memanfaatkan serta memenuhi target pasar. Sedangkan
kelemahan perusahaan yakni keadaan dimana perusahaan mengalami keterbatasan
dalam memenuhi target pasar. Jadi, analisis lingkungan internal merupakan
strategi yang dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan
berdasarkan kondisi internal perusahaan.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai pangsa pasar yang lebih besar yakni
menyediakan produk yang terjamin kualitasnya, namun meskipun begitu UKM
Lawang Barat Coffee masih menemukan kendala atas permasalahan yang juga
berasal dari internal perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut
mengenai lingkungan internal perusahaan.

[Date]
18
UKM LAWANG BARAT COFFE
A. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan Internal
1. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses mengidentifikasi, memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial [ CITATION Kot08 \l 1057 ]. Definisi ini bisa
dipermudah menjadi pemasaran adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan
dengan cara yang menguntungkan.
Peranan penting pemasaran bagi keberlangsungan usaha adalah sangat
penting. Karena kesuksesan suatu perusahaan bisa dilihat dari seberapa
besar permintaan oleh pasar terhadap suatu produk yang dimiliki
perusahaan. Karena tidak akan ada perhitungan laba jika tidak ada barang
yang berhasil dijual perusahaan. Seorang pemasar harus lebih jeli untuk
menangkap setiap peluang-peluang yang ada disekitar, ia juga harus
memahami karakter pasar. Sehingga perusahaan dapat bertahan ditengah-
tengah persaingan yang ketat.
UKM Lawang Barat Coffee harus mempertahankan image positif
dimata konsumen. Tujuannya agar kepercayaan konsumen yang telah
dibangun sejak awal mengenal produk dapat terjaga. Image yang positif
dapat diwujudkan oleh perusahaan dengan cara menggunakan saluran
distribusi yang kuat, memberlakukan harga bersaing yang seimbang. Maka,
semakin baik image yang dibangun perusahaan maka semakin kuat
kepercayaan konsumen atau pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
UKM Lawang Barat Coffee melakukan promosi dengan cara melalui merek
yang tertera pada kemasan produk.
a. Segmentation, Targetting Possitioning
Lokasi pemasaran Lawang Barat Coffee tersebar pada 3 daerah utama
yakni Lawang Barat, Ledug dan Pasuruan, namun UKM ini juga
memungkinkan untuk menjual produk kopinya kepada turis yang sedang
berlibur disekitar wilayah Pintu Langit dan Prigen. Pasar potensial UKM ini
didominasi oleh daerah Ledug. Hal ini dikarenakan lokasi usaha yang
memang terletak di Ledug. Selain itu, memang untuk saat ini pemilik hanya

[Date]
19
UKM LAWANG BARAT COFFE
fokus pada pemasaran di warung-warung yang berada disekitar wilayah
Ledug saja.
Diketahui bahwa Ledug memang merupakan salah satu daerah
penghasil kopi terbaik di pasuruan, kopi di Ledug Lawang mrnduduki
tingkat 2 Nasional. Sehingga kopi Ledug Lawang juga status kelasnya sudah
bisa disandingkan dengan kopi Aceh dan Kopi Gayo Toraja. Minat
masyarakat terhadap kopi murni petik merah juga sangat baik, oleh karena
itu UKM Lawang Barat Coffee menangkap respon pasar yang baik terhadap
kopi-kopi produksi rumahan di Ledug sehingga pusat pemasarannya terletak
di wilayah Ledug. Sedangkan untuk wilayah Lawang Barat dan Pasuruan
keseluruhan posisi kopi Lawang Barat cukup seimbang dengan merk kopi
yang lainnya.

b. Marketing Mix
1) Product
Produk UKM ini adalah kopi bubuk, produk dari Lawang Barat Coffee
merupakan salah satu jenis merk kopi seduh instan khas Pasuruan,
tepatnya daerah Ledug. Jenis kopi di UKM ini ada 2 yaitu kopi Robusta
dan kopi Arabicca. Produk UKM ini tahan hingga 8 bulan lebih dan
tidak menggunakan zat-zat pengawet.
2) Price
Strategi harga yang digunakan oleh UKM Lawang Barat Coffee adalah
dengan skimming price, dimana produk akan dijual dengan harga yang
lebih mahal dibandingkan dengan pesaing. Harga yang ditetapkan untuk
produk UKM Lawang Barat Coffee tentunya sudah melalui penilaian
dari kondisi kualitas bahan baku dan tingkat laba yang diperoleh produk
tersebut. Berikut merupakan langkah-langkah strategi harga UKM yang
ditetapkan Lawang Barat Coffee:
a) UKM Lawang Barat Coffee menjual produk dengan harga yang
bersaing dari pada produk lain yang sejenis di pasaran.
b) Sebisa mungkin, variabel lain yang dapat mempengaruhi harga,
diminimalisasi oleh pemilik. Misalnya kenaikan harga pada

[Date]
20
UKM LAWANG BARAT COFFE
bahan baku. Dalam hal ini, pemilik tidak turut meningkatkan
harga produk, tapi lebih pada mengurangi volume produk per
kemasan.
Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk 1 unit produk kopi Robusta
dengan kemasan 200gr yakni Rp 16.000 dari petani kopi, untuk Harga
Jual Tertinggi (HJT) untuk 1 unit produk kopi Robusta yakni Rp 20.000
s.d Rp 22.000 bisa juga kisaran sampai Rp 25.000. Sedangkan harga
kopi Arabicca dengan kemasan 200gr untuk Harga Pokok Penjualan
(HPP) yakni Rp 18.000 s.d Rp 19.000 dari petani kopi, untuk Harga
Jual Tertinggi (HJT) untuk 1 unit produk kopi Arabicca sebesar Rp.
28.000 dikarenakan bahan baku untuk kopi Arabicca lebih mahal
dibandingkan dengan kopi Robusta. Untuk menjaga persaingan yang
sehat antar produsen kopi. Kelompok petani kopi sepakat untuk
menjual kopi dengan harga yang sama.

3) Promotion
Promosi yang dilakukan oleh UKM Lawang Barat Coffe ialah :
a) Teman Kawan (Word Of Mouth)
Salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh UKM ini adalah
dari teman kawan atau Word Of Mouth. Sejak awal didirikan,
UKM ini aktif mempromosikan produk kopinya dari warung ke
warung melalui kenalan atau teman dari pemilik. Sehingga
produk Lawang Barat Coffee bisa besar seperti ini.
b) Advertisement
Promosi dilakukan melalui selembar kertas yang berada diluar
kemasan produk. Kertas ini berisi identitas UKM. Melalui media
ini konsumen akan lebih mengenal produsen produk UKM ini.
Selain itu, advertising juga dilakukan dengan cara memasang
banner identitas UKM yang cukup besar di depan lokasi warung-
warung yang telah diajak bekerjasama dan didepan tempat
produksi kopi Lawang Barat.

[Date]
21
UKM LAWANG BARAT COFFE
Hingga saat ini promosi hanya bisa dilakukan sampai tahap itu,
pemilik merasa kurang berani untuk melakukan promosi lebih
jauh karena keterbatasan kapasitas produksi. Selain itu, pemilik
juga masih belum memiliki pengalaman lebih untuk menjangkau
pasar diluar daerah Pasuruan sendiri padahal beberapa pesaingnya
sudah berhasil menembus pasar diluar pasuruan.
Tidak adanya bentuk promosi dalam bidang IT juga dipengaruhi
oleh minimnya pengetahuan bahwa media online juga penting
untuk pemasaran produknya lebih lanjut. Tanggapan pasar tidak
sesuai harapan. Meski banyak permintaan, namun permintaan
tersebut masih berasal dari daerah Ledug dan Pasuruan sendiri.

4) Place
Untuk pendistribusian produk, konsumen mengambil sendiri produk
tersebut ke tempat produksi. Konsumen akhir juga dapat menikmati dan
membeli produk kopi Lawang Barat melalui warung-warung atau toko
yang menyediakan merk kopi ini di tempatnya. Jadwal pengambilan
produk dilakukan pada siang hari atau setelah proses produksi selesai
sesuai perjanjian sebelumnya. Hal ini memberikan keuntungan bagi
pemilik karena mereka tidak dibebani Cost yang dibebankan untuk
pengiriman barang pada toko-toko atau warung.

UKM Lawang Barat Coffee menggunakan satu saluran distribusi,


yakni distribusi langsung yaitu :
a)
UKM Lawang
Konsumen Akhir
Barat Coffee
b)
UKM Lawang
Warung/Tokoo Konsumen Akhir
Barat Coffee
o
Gambar 3.1. Sistem Distribusi UKM Lawang Barat Coffee

[Date]
22
UKM LAWANG BARAT COFFE
Dengan menggunakan dua saluran distribusi sekaligus maka konsumen
tidak kesulitan dalam memperoleh produk kopi Lawang Barat.

c. Strategi Pemasaran
Sejauh ini, strategi pemasaran yang diterapkan UKM ini adalah direct
marketing yakni memasarkan produk kepada konsumen secara
langsung, baik itu konsumen yang sudah loyal atau konsumen baru. Hal
tersebut dilakukan untuk memperkecil biaya tenaga pemasar. Selain itu,
berbagai permasalahan yang dijumpai pemilik seperti waktu produksi
yang terbatas, jumlah tenaga kerja yang terbatas, dan minimnya tenaga
manajemen yang handal pada bidangnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan terlibatnya secara langsung pemilik dalam proses produksi
sekaligus pengawasan dalam pemasaran.
Manfaatnya produsen dapat mengetahui mengenai respon konsumen
secara langsung. Sehingga banyak informasi yang dimiliki sebagai
bahan evaluasi untuk memperbaiki produk, dsb. Pemilik usaha juga
kurang melakukan perluasan pasar melalui promosi lewat media online
ataupun mengajak kerja sama para pemilik restoran atau tempat makan
yang berada pada kawasan tempat wisata di Pasuruan.

d. Pelayanan Pelanggan
Pemilik UKM Lawang Barat Coffee selalu bersikap ramah dan terbuka
terhadap konsumennya, sehingga membuat nyaman para pelanggannya.
Selain itu, pemilik UKM juga terbuka pada masyarakat untuk
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam berwirausaha. Karena
motto dari UKM bersama dengan para petani kopi yang lainnya ini
adalah untuk mensejahterakan masyarakat Desa Ledug Sehingga pada
akhirnya, mengangkat citra UKM ini.

[Date]
23
UKM LAWANG BARAT COFFE
e. Perkiraan Jumlah Permintaan
Perkiraan mengenai jumlah permintaan pada bulan-bulan tertentu.
Seperti pada bulan-bulan ramadhan hingga beberapa minggu setelah
hari raya atau pada hari hari besar nasional yang lain. Pada bulan-bulan
itu, permintaan cenderung meningkat secara signifikan. Sedangkan
pada hari-hari biasanya adalah normal, dasaran perkiraan jumlah
permintaan yakni menggunakan data-data di hari-hari sebelumnya.
Meskipun tanpa tenaga ahli perencanaan dan pemasaran, UKM ini
mampu mengestimasi dan meramal dengan akurat mengenai perkiraan
dan permintaan produk. Sehingga tidak ada kelebihan bahan baku yang
dapat mengganggu likuiditas UKM.

2. Aspek Operasional/ Produksi


Produksi merupakan suatu kegiatan menciptakan barang atau jasa yang
memiliki nilai guna yang dapat memenuhi kebutuhan. Sedangkan, manajemen
operasi adalah suatu usaha pengelolaan secara maksimal penggunaan semua
faktor yang terlibat dalam proses produksi baik itu tenaga kerja, mesin, raw
materials, dan faktor-faktor lain yang yang berhubungan dengan transformasi
untuk menglah produk barang atau jasa. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa,
manajemen produksi merupakan kegiatan meliputi mengatur barang atau jasa
dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
Kelayakan aspek operasional (produksi) dapat melalui analisis teknis dan
perencanaan pelaksanaan bisnis tersebut.
a. Tata ruang tempat produksi
Lokasi usaha UKM Lawang Barat Coffee terletak di dsn Jeruk, Ds. Ledug,
Kec Prigen Kab Pasuruan. Lokasi UKM Lawang Barat Coffee yang kami
temui adalah lokasi untuk proses pemasarannya, sedangkan untuk
produksinya kami belum sempat melihat karena keterbatasan waktu yang
diberikan untuk melakukan observasi.
Dari data yang telah kami dapat pada saat proses wawancara dengan pemilik,
proses produksi masih dibawah LMDH Bumi Lestari Mulyorejo, sehingga

[Date]
24
UKM LAWANG BARAT COFFE
belum bisa dikatakan usaha mandiri. Nsmun alat yang digunakan sudah
memakai alat semi modern, sehingga masih menggunakan tenaga manusia
dan mesin untuk produksinya.

b. Desain Produk dan Kemasan


Pengemasan Lawang Barat Coffee sangat eye catching. Sejauh ini, layout
produk sudah mengalami berbagai perubahan. Desain merek, kemasan, dan
ukuran pun sudah berubah. Dalam kemasan juga sudah dimasukkan, sertifikat
halal, dan izin P-IRT serta alamat produksi. Variasi produk terdapat dua yakni
Arabicca dan Robusta. Menurut kami aspek desain produk dan kemasan
sudah bagus.

c. Proses produksi
Sebagai produsen, UKM Lawang Barat Coffee memperoleh bahan baku
bekerjasama dengan berbagai pemasok (suplier) yakni para petani kopi yang
ada di daerah Lawang Barat. Produk yang dihasilkan UKM Lawang Barat
Coffee yaitu kopi robusta yang berasal dari 80 jenis varietas biji kopi, dan
juga kopi Arabica yang berasal dari 40 jenis varietas biji kopi. Penentuan
harga jual UKM Lawang Barat Coffee ditentukan oleh bahan baku kopi yang
dipakai. Kualitas kopi Ledug ini memang memiliki banyak keistimewaan rasa
yang berbeda dengan kopi yang lainnya, hal itu dipengaruhi oleh kandungan
sulfur atau belerang yang ada disekitar wilayah lahan. Karena beragam
keistimewaan itu, kopi ini dijual dengan harge yang tergolong cukup mahal.
Beberapa tahapan dalam proses produksi UKM Lawang Barat Coffee yaitu :
 Memetik biji kopi merah
 mengupas biji kopi
 Menjemur biji kopi
 Mengupas kulit tanduk biji kopi
 Menjemur lagi biji kopi yang sudah dikupas
 Memilah biji kopi kualitas terbaik dan kualitas kedua
 Mensangrai biji kopi
 Menggiling biji kopi

[Date]
25
UKM LAWANG BARAT COFFE
 Kemudian setelah itu bubuk kopi didinginkan
 Mengemas bubuk kopi ke dalam paper ukuran 200gr.
Proses produksi dipantau langsung oleh pemilik usaha walau tidak
setiap hari, sehingga selalu menghasilkan produk-produk dengan kualitas
unggul. Selain itu, produk UKM ini juga tidak menggunakan zat-zat yang
membahayakan kesehatan, seperti bahan pengawet dan zat pewarna.
UKM ini memiliki resep yang tidak dapat ditiru oleh pesaing-
pesaingnya sehingga memberikan cita rasa tersendiri yang membuatnya
memiliki banyak pelanggan loyal. Untuk menjaga kerahasiaan resep,
pemilik menghandle bagian pemasakan dan bumbu dan hanya dipercayakan
pada orang-orang tertentu.
UKM Lawang Barat Coffee memperkirakan bahwa mereka mampu
menguasai pangsa pasar yang ada, setidaknya mengoptimalisasi pangsa
pasar lokal yang berada di sekitar lokasi wisata Pintu Langit, lebih-lebih
diluar wilayah mereka.

d. Kapasitas Produksi
Dari sini narasumber tidak memberikan keterangan jelas mengenai
kapasitas produksi perhari, namun Bapak Kasiman memberi tahukan bahwa
setiap harinya Ukm ini mampu memproduksi sebanyak 1 kwintal kopi
dengan daya pekerja sebanyak 13 orang.

e. Kualitas Produk yang Dihasilkan


Kopi ini dapat bertahan setidaknya lebih dari 8 bulan. Karena produk
yang dijual itu adalah produk kering, proses produksi yang sangat
mengutamakan kualitas produk. Sebelum disangrai, produk dijemur terlebih
dahulu hingga benar-benar kering. Lalu digiling hingga benar-benar halus
sempurna. Ini yang membuat produk dapat bertahan lama. Ketahanan
produk juga tergantung dari cara penyimpanan tiap-tiap individu.

[Date]
26
UKM LAWANG BARAT COFFE
f. Sistem Persediaan
UKM ini memiliki persediaan produk jadi, meskipun begitu jumlah
persediannya juga tidak terlalu banyak karena produksi yang dilakukan
berdasarkan jumlah pesanan beserta jumlah produksi harian mereka
biasanya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya produk yang
rusak dan tidak laku.

g. Bahan Baku dan Pemasok


UKM Lawang Barat Coffee memperoleh bahan baku dan bahan
penolong dari kelompok petani kopi daerah Lawang Barat. Pemilihan
supplier tersebut didasarkan keinginan untuk memakmurkan kehidupan
sehari hari masyarakat Desa Ledug.

3. Aspek Sumber Daya Manusia


Aspek sumber daya manusia dapat ditinjau melalui kebutuhan tenaga kerja
dan skill, jam kerja, dan sistem penggajian dan pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM).
a. Tenaga Kerja
UKM Lawang Barat Coffee dahulu memiliki 13 orang tenaga kerja, dan 2
orang tenaga bagian manajemen yakni Bapak Kasiman dan Kerabat. Ke 13
tenaga kerja tersebut terbagi menjadi bagian pengeringan, bagian pengupasan,
bagian penyangrai, dan bagian pengemasan.

b. Pengaturan Jam Kerja


UKM Lawang Barat Coffee tidak menerapakan sistem shift kerja, produksi
dilakukan dalam 8 jam sehari.

c. Hari Libur yang Ditetapkan


Hari libur biasanya ditetapkan untuk hari-hari besar nasional dan juga hari
libur mingguan. Karyawan di sini tidak terikat kontrak yang mengharuskan
mereka untuk hadir setiap hari karena sistem penggajiannya pun dihitung
borongan (berdasarkan jumlah produksi).

[Date]
27
UKM LAWANG BARAT COFFE
d. Gaji dan Upah
Gaji tenaga kerja oleh UKM Lawang Barat Coffee berbeda-beda setiap orang
tergantung dari kinerja yang dilakukan tenaga kerja tersebut (sistem
borongan) yang dihitung per kg biji yang dihasilkan untuk selama proses
pengupasan, penjemuran, pemilahan hingga penggilingan . Rata-rata untuk
setiap tenaga kerja, mendapatkan upah sebesar Rp 8.000/kg.

e. Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan bagi tenaga kerja UKM Lawang Barat Coffee dapat
dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2
Deskripsi Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Deskripsi Pekerjaan

1 Manajemen -Memimpin dan mengelola usaha


2 Bag. Pengupasan -Mengupas kulit luar dan kulit ari biji
kopi setelah dijemur
3 Bag. pengeringan -Mengeringkan biji kopi di bawah sinar
matahari
4 Bag. pemilahan -Memilah biji kopi kualitas baik dan
kualitas no 2
5 Bag. Penyangraian -Mensangrai biji hingga matang
6 Bag. Penggilingan -Menggiling biji kopi hingga jadi bubuk
7 Bag. Pengemasan -Mengemas krupuk kedalam plastik dan
diberi label/ merek

Dikarenakan jumlah karyawan yang terbatas, maka uraian job description di


atas dapat dilakukan oleh hampir seluruh karyawan. Kecuali bagian
manajemen. Namun hal ini juga menimbulkan kerugian tersendiri bagi
UKM. Pengelolaan manajemen SDM masih kurang. Tidak adanya

[Date]
28
UKM LAWANG BARAT COFFE
pembagian tugas yang tetap dan jelas antar karyawan membuat proses
produksi kurang efektif.

f. Struktur Organisasi
Seorang pimpinan harus membuat stuktur organisasi untuk memberikan
kemudahan dalam pembagian tugas dalam perusahaan. Dengan adanya
stuktur organisasi yang jelas, diharapkan adanya kerjasama yang baik
dimasing-masing bagian.
UKM Lawang Barat Coffee belum mempunyai struktur organisasi yang
jelas. Hal ini dikarenakan seluruh kegatan manajemen masih dihandle oleh
pemilik.

g. Kebutuhan SDM
Tabel 3.4. Jumlah Tenaga Kerja
No Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja
1 Manajemen 2 orang
2 Bag. Pengupasan 3 orang
3 Bag. pengeringan 2 orang
4 Bag. pemilahan 3 orang
5 Bag. Penyangraian 1 orang
6 Bag. Penggilingan 1 orang
7 Bag. Pengemasan 3 orang
Jumlah 15 orang

 Ketersediaan calon-calon tenaga kerja untuk UKM Lawang Barat Coffee


berasal dari buruh tani kopi yang berlokasi disekitar wilayah Lawang
Barat, Pasuruan.
 Proses Perekrutan
Proses perekrutan ini disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja itu
sendiri. Karena tidak ada pembagian tugas yang jelas, maka semua
tenaga kerja harus dapat melakukan semua bagian tahapan produksi.

h. Pemeliharaan Hubungan Sumber Daya Manusia

[Date]
29
UKM LAWANG BARAT COFFE
Hubungan kerja sama antara satu karyawan dengan karyawan yang lain
dibina pada saat proses produksi. Hubungan kerja dalam proses produksi
berjalan dengan sendirinya tanpa adanya pengawasan secara ketat. Agar
hubungan kerja antar karyawan tetap harmonis dilakukan dengan cara
komunikasi antar karyawan.
Analisis :
Hubungan kerja yang terjalin di UKM Lawang Barat Coffee terjalin cukup
baik. Hubungan kerja yang baik ini terjalin baik pada saat aktivitas kerja
maupun di luar jam kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antar
pemilik dan karyawan bersifat kekeluargaan.

i. Disiplin Kerja
Dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, masalah
disiplin sering diartikan dengan tepat, baik dalam hal waktu maupun tempat.
Disiplin merupakan salah satu syarat kesuksesan dalam setiap usaha, selain
itu disiplin juga merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia
yang cukup penting. Semakin disiplin seorang karyawan maka semakin tinggi
pula prestasi kerja yang dicapainya. Sebalikya tanpa disiplin yang baik maka
akan sulit bagi karyawan untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan.
Analisis :
Kedisiplinan yang ditetapkan melalui hasil kebijakan pemilik UKM
Lawang Barat Coffee adalah dengan komunikasi yang baik terutama berupa
peringatan terhadap karyawan, sehingga seorang karyawan memiliki
kesadaran dengan sendirinya dalam mendisiplinkan dirinya atas pekerjaan
yang dilakukan sehingga karyawan yang bersangkutan mampu bersikap
konsekuen, konsisten dan bertanggung jawab.

4. Aspek Keuangan
Analisis :
Awalnya, UKM Lawang Barat Coffee merintis usaha bersama dengan para
petani kopi dengan modal sebesar Rp 10.000.000 pada tahun 2009, dari modal
tetap dan modal lancar. Di mana modal lancar terdiri dari sejumlah dana yang

[Date]
30
UKM LAWANG BARAT COFFE
diinvestasikan ke keuangan perusahaan dan modal tetap terdiri dari aset berupa
mesin produksi dengan penjualan pertama hanya barang-barang yang umum dan
sederhana tanpa bayak variasi dan jumlah maupun jenisnya. Omset per hari
sekitar Rp 2.500.000. Sehingga dalam 1 bulan sebanyak Rp 75.000.000 dan 1
tahun (300 hari kerja) sebanyak 750.000.000. Sedangkan laba bersih UKM
Lawang Barat Coffee yaitu Rp 1.000.000- Rp 1.500.000/hari. Sehingga Respon
pasar cukup baik, banyak permintaan untuk jenis dan varian barang baru, sehingga
UKM Lawang Barat Coffee menangkap peluang yang ada dengan melanjutkan
penjualan dan memperluas target market.
Meskipun begitu aspek keuangan UKM masih belum tertata rapi. Hal ini
dikarenakan pencatatan sama sekali tidak sesuai standar akuntansi, tidak terdapat
penyusutan, biaya lain-lain, pendapatan manajemen, dsb. Hanya sederhana pada
pemasukan dan pengeluaran. Saat ini, UKM Lawang Barat Coffee masih
terkendala oleh terbatasnya modal. Ini juga disebabkan oleh kurangnya
keberanian pemilik dalam mengambil risiko.

5. Aspek Manajemen
Salah satu yang terpenting dalam suatu usaha adalah pengelolaan manajemen
yang baik, karena pengelolaan manajemen yang baik dan terorganisir akan
memperlancar semua kegiatan usaha.
Analisis :
Pengelolaan manajemen pada UKM Lawang Barat Coffee masih kurang
terorganisir dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat ketika proses produksi yaitu
tidak adanya pembagian tugas yang jelas terhadap karyawan. Selain itu,
manajemen UKM secara keseluruhan dipegang oleh 2 orang saja (pemilik),
sehingga tidak ada spesifikasi bidang manajemen meskipun manajemen seperti ini
memberikan keuntungan tersendiri, yakni cepatnya pengambilan keputusan dan
terkendali secara keseluruhan. Pemilik juga lebih fokus terhadap usaha karena
bisnis ini merupakan penghasilan utama keluarga.
Hambatan utama dalam sistem manajemen UKM adalah kurangnya
keberanian pemilik dalam mengambil risiko. Inilah yang menjadi penyebab
terhambatnya perkembangan UKM. UKM ini juga tidak memiliki perencanaan

[Date]
31
UKM LAWANG BARAT COFFE
yang tertulis dan jelas, baik itu perencanaan jangka pendek maupun jangka
panjang.

B. Analisis Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)


a. Kekuatan (Strengths)
1. Harga bersaing
2. Adanya kontrol harga dari produsen
3. Pengalaman
4. Cita rasa yang tidak dapat ditiru pesaing
5. Produk dapat bertahan lama
6. Tidak memerlukan persediaan produk jadi
7. Kualitas produk terjamin
8. Perkiraan permintaan produk yang tepat
9. Memiliki hubungan baik dengan karyawan
10. Cepat dalam merespon permintaan
11. Pelayanan ramah
12. Pemilik fokus terhadap usaha karena merupakan bisnis utama.
13. Karyawan memiliki keahlian pada semua bagian
14. Bahan baku mudah didapat

b. Kelemahan (Weaknesses)
1. Lemahnya pengelolahan manajemen keuangan
2. Lemah dalam manajemen SDM
3. Tidak ada variasi produk untuk menghilangkan kejenuhan
4. Pemilik usaha kurang berani dalam mengambil resiko
5. Sistem pemasaran masih sederhana
6. Kurangnya sumber dana atau modal
7. Tempat produksi masih menyewa
8. Kurangnya kapasitas produksi
9. Tidak memiliki perencanaan tertulis

[Date]
32
UKM LAWANG BARAT COFFE
3.7 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
A. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
1. Analisis Lingkungan Jauh
a. Ekonomi
Faktor ekonomi yang cukup berpengaruh terhadap pemilihan strategi
UKM yakni tingkat inflasi. Tingginya tingkat inflasi akhir-akhir ini, apalagi
pascakenaikan BBM, membuat produsen harus memikirkan strategi-strategi
untuk mempertahankan labanya, atau bahkan meningkatkan labanya. Tentu
saja, inflasi berdampak pada naiknya harga bahan baku dan biaya konversi
yang dibutuhkan UKM ini untuk menjalankan operasionalnya.
Faktor ekonomi lain yang berpengaruh adalah tingginya tingkat suku
bunga yang ditawarkan oleh bank. Sebagaimana yang telah kami jelaskan
dalam faktor internal, bahwa UKM ini mengalami kekurangan modal, maka
jika dilihat dari sisi eksternal, pemilik tidak berani melakukan pinjaman
bank dikarenakan suku bunga pinjaman yang tinggi. Sehingga modal
terbatas pada setoran pemilik saja.

b. Sosial
Salah satu faktor sosial yang perlu kita perhatikan adalah besarnya
jumlah wanita yang memasuki dunia kerja. Tren ini juga terjadi pada UKM
yang kami observasi. Sebagian besar tenaga kerja di UKM yang kami
observasi ialah wanita. Perubahan sosial ini membantu efisiensi produksi
UKM, karena jenis pekerjaan yang ditawarkan dalam UKM memang lebih
cocok dikerjakan seorang wanita, seperti: pengupasan kulit kopi,
penjemuran kopi yang sudah di kupas, mengupas kulit tanduk, pemilahaan
biji kopi, di masukkan ke rendaman, penggilingan dan pengemasan.
Mayoritas wanita di sekitar UKM ini juga merupakan ibu rumah tangga di
mana mereka tidak memiliki kesibukan dari pagi hingga sore hari. Sehingga
sangat mudah bagi UKM ini memperoleh tenaga kerja.
Selain itu, UKM ini memiliki relasi yang baik dengan beberapa
perguruan tinggi di Surabaya. UKM ini beberapa kali menjadi obyek
penelitian beberapa mahasiswa semester akhir dari beberapa universitas.

[Date]
33
UKM LAWANG BARAT COFFE
Mereka berkontribusi sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Misalnya,
mahasiswa teknik yang berkontribusi terhadap efisiensi mesin produksi, dll.
Karena UKM ini terbuka pada masyarakat umum untuk membagi informasi,
pengalaman, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan UKM ini.
Khususnya untuk dunia pendidikan. Sehingga masyarakat sekitar menilai
bahwa UKM ini memiliki citra yang baik

c. Pemerintah dan Hukum


Selama 10 tahun berdiri UKM yang kami observasi belum ada MD
dan BPOM, dari pihak Lawang Barat Coffe belum menyampaikan kesana
dan belom berproses sampai sana. Hal ini dikarenakan BPOM standarnya
adalah nasional untuk bisa masuk supermarket, tetapi Lawang Barat Coffe
sudah mematenkan produknya dan sudah mendapatkan izin P-IRT dan
Sertifikat Halal dari MUI. Serangkaian proses pembuatan BPOM yang
diatur dalam undang-undang ternyata adalah serangkaian proses yang
panjang dan rumit di mata produsen yang kami observasi. Padahal BPOM
ini sangat penting bagi UKM untuk mengembangkan usahanya sampai ke
supermarker.
Selain BPOM, faktor lain yang juga berpengaruh yaitu UMR yang
terus meningkat. UMR yang terus meningkat, menjadi sebuah ancaman
tersendiri bagi UKM karena hal ini berhubungan langsung dengan tenaga
kerja yang mana hampir semuanya merupakan tetangga sekitar.

d. Teknologi
Keberhasilan penerapan teknologi akan membantu produktifitas
perusahaan. UKM Lawang Barat Coffe sebagian kegiatan produksi
menggunakan setengah proses basah. Teknologi yang dimiliki UKM
Lawang Barat Coffe bukan merupakan teknologi yang paling canggih
dibanding pesaing-pesaingnya.
Sayangnya, beberapa percobaan pembaharuan dan pemanfaat
teknologi terbaru justru menimbulkan ketidakefisienan proses produksi.
UKM ini pernah mencoba menggunakan mesin semua dalam proses

[Date]
34
UKM LAWANG BARAT COFFE
pembuatannya, namun justru citarasa yang dihasilkan berbeda tidak sebaik
citarasa yang diperoleh dengan setengah proses basah. Dimana jika betik
merah kopi sudah dipanen maka harus diolah tidak boleh lebih dari 12 jam
baru diolah karena nantinya dapat merusak citarasa.
UKM ini juga memiliki beberapa oven canggih ukuran besar yang
tidak terpakai karena produk yang dihasilkan oven tersebut berkurang
kualitasnya. Kualitas produk masih lebih optimal apabila dikeringkan
dengan panas matahari dan dioven dengan mesin oven yang lama. Namun,
apabila dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang ada, teknologi yang
digunakan UKM ini cukup baik.
UKM ini pernah gagal dalam menerapkan e-commerce. Teknologi
berkembang dengan sangat cepat. Pemasaran lewat internet pernah coba di
lakukan oleh perusahaan. Namun hasilnya tidak begitu baik, karena jarak
yang jauh membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya pengiriman dan
itu akan membuat biaya semakin membesar sedangkan pemesan
menginginkan harga yang lebih murah. Gagalnya penerapan e-commerce ini
bisa menjadi ancaman apabila perusahaan pesaing berhasil menerapkannya.

e. Ekologi
Kondisi alam dapat menjadi ancaman serius bagi UKM Lawang Barat
Coffe. Pasalnya, ketika musim hujan, penjualan akan menurun. Bahkan
UKM Lawang Barat Coffe pernah mengalami kerugian karena penjualan
yang menurun cukup tajam ketika musim penghujan.
Dalam proses produksi, salah satu tahapannya yakni penjemuran yang
membutuhkan panas matahari. Ini juga merupakan ancaman UKM karena
panas matahari yang tak menentu pada musim hujan, sangat berpengaruh
terhadap lamanya proses produksi dan kualitas produk.
UKM Lawang Barat Coffe mengatakan bahwa usaha mereka tidak
memiliki limbah apapun, begitu juga dengan polusi. Karena limbah dari
kopi dapat diolah kembali menjadi cascara, pakan ternak, pupuk kompos,
dll. Jika ada sampah-sampah, seperti bungkus plastik dari bahan baku atau

[Date]
35
UKM LAWANG BARAT COFFE
sampah-sampah lainnya, maka sampah itu hanya dibuang seperti biasa pada
tempat sampah.

2. Analisis Lingkungan Industri


a. Persaingan Antarperusahaan Saingan
Adanya pesaing akan mempengaruhi keberlangsungan UKM, apalagi
jika jumlah pesaing cukup banyak. Perusahaan harus menerapkan strategi
yang terbaik untuk bisa tetap bertahan. Akan tetapi apabila terjadi
persaingan yang tidak sehat, jika tidak segera ditangani akan menimbulkan
masalah yang cukup serius bagi UKM. Seperti yang terjadi pada UKM
Lawang Barat Coffe, meskipun di daerah Ledug tidak ada yang namanya
pesaing karena mereka lebih suka menyebutkan dengan rival. Jadi siapa
yang kreatif maka dia yang unggul.

b. Potensi Masuknya Pesaing Baru


Potensi masuknya pesaing baru tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan
tidak ada hambatan yang berarti bagi para pesaing untuk memasuki pasar.
Ketersediaan bahan baku, sumber daya, modal yang tidak terlalu besar dan
saluran distribusi yang memadai membuat pesaing mudah masuk dalam
pasar.

c. Potensi Pengembangan Produk Produk Pengganti


Perkembangan produk-produk pengganti seperti “teh” terjadi sangat
cepat. Saat ini ada berbagai macam inovasi dari produk pengganti, seperti :
teh hijau, teh jahe, teh matcha, teh gingseng, dll.
Potensi pengembangan produk pengganti yang besar akan
mempengaruhi perusahaan apabila selera konsumen cepat berubah atau
terjadi kejenuhan pasar, terlebih lagi jika perusahaan tidak melakukan
inovasi-inovasi baru.
Apalagi ditambah dengan hadirnya produk-produk imitasi yang
memiliki bentuk, pengemasan, brand, dan penampilan yang sangat mirip
dengan Lawang Barat Coffe. Ini yang benar-benar menjadi ancaman bagi

[Date]
36
UKM LAWANG BARAT COFFE
UKM Lawang Barat Coffe karena produk ini dapat dengan mudah
menghancurkan image dan positioning UKM yang telah lama terbangun.

d. Daya Tawar Pemasok


Pemasok dan produsen akan saling menguntungkan apabila mereka
menjalin kerjasama dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik,
pengembangan layanan baru, dan pengiriman yang tepat waktu untuk
meningkatkan profitabilitas jangka panjang bagi semua pihak yang
berkepentingan. UKM Lawang Barat Coffe ini menjalin kerjasama yang
baik dengan pemasok yaitu “kelompok tani kopi” yang berarti dapat
dikatakan bahwa daya tawar pemasoknya rendah.

e. Daya Tawar Konsumen


Daya tawar konsumen akan lebih tinggi ketika produk yang dibeli
adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi. UKM Lawang Barat Coffe
memiliki produk yang terdiferensiasi/berbeda karena UKM ini
menggunakan resep rahasia. Ini dikarenakan citarasa UKM Lawang Barat
Coffe berbeda dengan citarasa pesaing-pesaingnya. Mereka beropini bahwa
Lawang Barat Coffek untuk rasa kopi Robusta lebih pahit ketika diminum
sedangkan kopi Arabicca ada rasa asamnya. Hal ini merupakan peluang bagi
perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Permintaan pasar UKM Lawang Barat Coffe cukup tinggi, hal ini bisa
menjadi peluang untuk terus mengembangkan usaha dengan memperbesar
kapasitias produksi, tetapi UKM Lawang Barat Coffe kurang bisa
memenuhi permintaan pasar karena kurangnya modal.

3. Analisis Lingkungan Operasional


a. Pesaing
Dalam lingkungan operasional UKM, industri ini memiliki tingkat
persaingan yang rendah karena kapasitas produksi UKM Lawang Barat
Coffe juga masih rendah. Mereka sering merekomendasikan agennya untuk

[Date]
37
UKM LAWANG BARAT COFFE
mengambil kekurangan barang pada pesaingnya apabila terjadi lonjakan
permintaan.
Selain itu, meskipun industri ini tergolong industri yang memiliki
hambatan rendah bagi pesaing untuk memasuki, namun sebagian besar
pesaing UKM ini tergolong masih baru dan belum berpengalaman.
Sehingga, UKM ini masih menjadi market leader di industrinya.
Lokasi pesaing juga tidak terlalu jauh dari lokasi usaha UKM yang
kami observasi. Pesaing dari UKM Lawang Barat Coffe ini masih tergolong
baru dan masih belum begitu berkembang. Berdasarkan obervasi yang kami
lakukan, sikap positif yang ditunjukkan UKM Lawang Barat Coffe terhadap
keberadaan pesaing menunjukkan bahwa persaingan yang terjadi di antara
mereka masih tergolong persaingan yang sehat.

b. Kreditor
Meskipun UKM Lawang Barat Coffe ini sudah memenuhi persyaratan
bank untuk mengambil kredit, pihak UKM belum berani untuk meminjam
dana dari bank karena takut tidak bisa membayar pinjaman. Padahal, UKM
ini sangat membutuhkan tambahan modal bagi operasional pengembangan
usaha. Ada banyak bank / lembaga-lembaga lain yang menawarkan untuk
memberikan kredit dengan syarat-syarat yang diperlunak. Hal ini
dikarenakan UKM Lawang Barat memiliki prospek yang bagus di masa
depan. Tak heran jika banyak tawaran pemberian kredit yang datang dari
bank dan koperasi simpan pinjam. Sehingga memberi kemudahan bagi
pemilik apabila ia ingin menambah modal untuk pengembangan usaha.
Kedua entitas ini menjadi preferensi UKM apabila ia akan melakukan
pinjaman.

c. Pelanggan
UKM Lawang Barat Coffe memiliki pelanggan yang loyal.
Peningkatan permintaan pasar membuktikan bahwa pelanggan percaya
terhadap produk UKM Lawang Barat Coffe. Ada alasan mengapa konsumen
begitu percaya terhadap produk ini. Produk ini memiliki keunggulan yaitu

[Date]
38
UKM LAWANG BARAT COFFE
bebas dari bahan pengawet, pewarna buatan dan memiliki resep rahasia
yang menjadikan rasanya menjadi lebih enak.
Pangsa pasar Lawang Barat Coffe ini sudah cukup besar meskipun
masih hanya di daerah Pasuruan, mereka menjangkau kawasan Pasuruan,
Prigen dan Ledug. Hal ini bisa menjadi peluang yang cukup besar jika UKM
terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pangsa mereka.

d. Tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang besar juga membantu produsen dalam
efisiensi biaya recruitmen karyawan. Karyawan yang dimiliki UKM
Lawang Barat Coffe semuanya ialah penduduk sekitar lokasi usaha. Tenaga
kerja yang melimpah ini mempermudah perusahaan dalam menjalankan
usahanya.
e. Pemasok
UKM Lawang Barat Coffe menjalin kerjasama yang baik dengan
pemasok yaitu petani kopi. Pihak UKM Lawang Barat mengatakan bahwa
mereka tidak pernah mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku, jadi
kerjasama sudah diatur sedemikian rupa agar kedua belah pihak tidak ada
yang merasa dirugikan.
Tapi UKM ini hanya bergantung pada satu pemasok. Bergantungnya
UKM ini pada satu pemasok merupakan ancaman tersendiri bagi UKM
tersebut. Daya tawar pemasok yang rendah, membuat UKM tidak memiliki
pilihan lain untuk memperoleh pemasok alternatif/cadangan yang dapat
diandalkan apabila terjadi masalah pada pemasok utama yang dapat
mempengaruhi pengiriman bahan baku.

B. Analisis Peluang dan Ancaman


a. Peluang (Opportunity)
1) Agen yang loyal
2) Konsumen yang loyal
3) Ketersediaan kredit
4) Permintaan pasar yang tinggi

[Date]
39
UKM LAWANG BARAT COFFE
5) Teknologi
6) Pangsa pasar yang cukup besar
7) Ketersediaan tenaga kerja
8) Pesaing masih baru dan belum berpengalaman
9) UKM ini masih menjadi market leader di industrinya
10) Citra UKM yang baik di masyarakat

b. Ancaman (Threat)
1) Pesaing
2) Hadirnya produk imitasi
3) Intensitas hujan yang cukup tinggi
4) Sangat bergantung pada panas matahari
5) Berkembangnya produk substitusi
6) Potensi masuknya pesaing baru
7) Berkembangnya produk substitusi
8) Hanya bergantung pada satu pemasok
9) Gagalnya penerapan e-commerce

[Date]
40
UKM LAWANG BARAT COFFE
3.8 ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI
1. Tahap Input
a. Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari
beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan,
SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi/operasi.

Tabel 3.6. Matriks IFE LAWANG BARAT COFFE


Faktor-Faktor internal Utama Bobot Peringkat Skor
Bobot
Kekuatan
1 Harga bersaing 0,03 3 0,09
2 Adanya kontrol harga dari 0,02 3 0,06
produsen
3 Pengalaman 0,05 4 0,20
4 Citarasa yang tidak dapat ditiru 0,05 4 0,20
pesaing
5 Produk dapat bertahan lama 0,04 4 0,16
6 Tidak memerlukan persediaan 0,02 3 0,06
produk jadi
7 Kualitas produk terjamin 0,04 4 0,16
8 Perkiraan permintaan produk yang 0,02 3 0,06
tepat
9 Memiliki hubungan yang baik 0,05 4 0,20
dengan karyawan
10 Cepat dalam merespon permintaan 0,04 4 0,16
11 Pelayanan ramah 0,04 4 0,16
12 Pemilik fokus terhadap usaha 0,02 3 0,06
karena merupakan bisnis utama
13 Karyawan memiliki keahlian pada 0,05 4 0,20
semua bagian
14 Bahan baku mudah didapat 0,03 4 0,12
Kelemahan
1 Lemahnya pengelolaan manajemen 0,04 2 0,04
keuangan

[Date]
41
UKM LAWANG BARAT COFFE
2 Lemah dalam manajemen SDM 0,04 2 0,08
3 Tidak ada variansi produk untuk 0,08 1 0,08
menghilangkan kejenuhan
4 Pemilik usaha kurang berani dalam 0,05 1 0,05
mengambil resiko
5 Sistem pemasaran masih sederhana 0,07 1 0,07
6 Kurangnya sumber dana atau 0,06 2 0,12
modal
7 Tempat produksi masih menyewa 0,05 2 0,10
8 Kurangnya kapasitas produksi 0,07 2 0,14
9 Tidak memiliki perencanaan 0,04 2 0,08
tertulis
Total IFE 1 2,65

Keterangan :
 Bobot : 0 = tidak penting
1 = sangat penting
 Rangking : 1 = sangat lemah
2 = lemah
3 = kuat
4 = sangat kuat
 Skor : bobot x ranking
 Pemberian ranking untuk faktor kekuatan adalah 3 dan 4
 Pemberian rangking untuk faktor kelemahan adalah 1 dan 2
 Pemberian bobot berbasis industri, sedangkan pemberian rangking
berbasis perusahaan.
 Nilai rata-rata adalah 2,5. jika nilainya dibawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang
berada diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti
halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak
faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot
karena ia selalu berjumlah 1,0.

Dasar pemberian dasar pemberian bobot dan rangking :


Kekuatan

[Date]
42
UKM LAWANG BARAT COFFE
1. Harga bersaing (Bobot = 0,03 ; Rangking 3) :
Harga bersaing merupakan syarat wajib untuk bertahan pada
industri ini karena jumlah pesaing yang semakin banyak. Namun,
harga ini tidak semerta-merta menjadi kunci sukses untuk
memenangkan persaingan. Karena masyarakat cenderung menilai
kualitas/rasa dari produk kerupuk ini. Kemudian mereka
membandingkan dengan produk kerupuk merek lain. Sehingga kami
memberikan bobot 0,03. Kami memberi peringkat 3 karena harga
yang ditetapkan UKM ini leih tinggi dibandingkan dengan harga
produk pesaing.

2. Adanya kontrol harga dari produsen (Bobot = 0,02 ; Rangking = 3)


Kontrol harga cukup penting untuk bertahan pada industri ini.
Karena produsen menyerahkan keputusan harga akhir (harga ke
konsumen) pada UKM Lawang Barat Coffe. Harga yang terlalu murah
atau terlalu mahal dapat menjadikan persaingan yang tidak sehat atau
merusak positioning UKM. Namun pengaruh kontrol harga dari
produsen menentukan keberhasilan industri ini tidak sesignifikan
pengaruh pengalaman dan cita rasa yang tidak dapat ditiru. Sehingga
kami memberikan bobot sebesar 0,02. Kami memberi peringkat 3
karena produsen tidak terlalu merespon faktor ini. Mereka hanya
melakukan kontrol harga ketika pergantian musim.

3. Pengalaman (Bobot = 0,05 ; Rangking = 4) :


Kami memberi bobot cukup tinggi (0,05) untuk pengalaman
karena semakin banyak pengalaman yang di dapat UKM, maka
semakin matang pula dalam melakukan aktivitas bisnis dan bersaing
pada industrinya. Faktor ini sangat penting untuk sebuah UKM karena
pengalaman yang mereka miliki menjadi dasar pertimbangan
perumusan strategi. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki, maka
semakin baik strategi yang digunakan dalam menghadapi berbagai
kondisi. Kami juga memberi peringkat 4 pada faktor ini karena UKM

[Date]
43
UKM LAWANG BARAT COFFE
Lawang Barat Coffe ini telah berdiri sejak tahun 2009 dan telah
mengalami banyak jatuh bangun dalam bisnis UKM ini.

4. Cita rasa yang tidak dapat ditiru pesaing (Bobot = 0,05 ; Rangking
= 4) :
Kami memberi peringkat 4 untuk “Cita rasa yang tidak dapat
ditiru pesaing”, karena UKM Lawang Barat Coffe ini memiliki cita
rasa yang berbeda karena menggunakan betik merah kopi dan
langsung karena waktu pnegelolaan tidak boleh lebih dari 12 jam
setelah betik merah di petik karena bisa mempengaruhi cita rasa kopi.
Kami juga memberi bobot cukup tinggi (0,05) karena UKM Lawang
Barat Coffe karena cita rasa yang tidak dapat ditiru merupakan hal
yang penting untuk bertahan pada industri ini seiring dengan
minimnya hambatan masuk industri.

5. Produk dapat bertahan lama (Bobot = 0,04 ; Rangking = 4)


. Kami memberi peringkat 4 untuk produk dapat bertahan lama,
karena UKM Lawang Barat Coffe ini untuk produknya dapat bertahan
sampai 8 bulan karena tidak adanya bahan pengawet yang digunakan.
Kami juga memberi bobot cukup tinggi (0,04) karena UKM Lawang
Barat Coffe karena produknya dapat bertahan hingga setengah tahun
lebih 3 bulan.

6. Tidak memerlukan sistem persediaan produk jadi (Bobot = 0,02 ;


Rangking = 3)
Sistem persediaan JIT (Just In Time) untuk produk jadi tidak
terlalu diperlukan untuk industri ini karena barang yang diproduksi
merupakan barang yang bisa tahan setengah hari dan harus segera
diolah. Sehingga mengalokasikan dana untuk biaya penyimpanan
tidak perlu. Kami memberi peringkat 3 karena UKM ini cukup bagus
dalam merespon faktor sistem persediaan. Mereka sama sekali tidak
memiliki persediaan. Barang yang mereka produksi setiap harinya

[Date]
44
UKM LAWANG BARAT COFFE
merupakan pesanan para agen sehingga ketika barang tersebut jadi,
pada hari itu juga langsung habis.

7. Kualitas produk terjamin (Bobot = 0,04 ; Ranking = 4)


Kami memberi peringkat 4 untuk kualitas produk terjamin
karena produk ini memiliki kualitas yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat karena telah berdiri sejak lama. Kami juga memberi bobot
(0,04) karena kualitas produk yang terjamin menjadi faktor penting
dalam menciptakan loyalitas pelanggan setia Lawang Barat Coffe.

8. Perkiraan permintaan produk yang tepat (Bobot = 0,02 ; Rangking


= 3)
Kami memberi peringkat 3 untuk perkiraan permintaan produk
yang tepat, karena sebenarnya UKM ini cepat dalam merespon
permintaan, namun proses produksi dan tersedianya produk
tergantung faktor cuaca. Selain itu, kapasitas produksi juga kurang
mendukung ketika menghadapi lonjakan permintaan. Kami juga
memberi bobot (0,02), karena permintaan yang ada hanya berasal dari
pelanggan-pelanggan sebelumnya. Kurang berpotensi untuk
memperluas pasar perusahaan.

[Date]
45
UKM LAWANG BARAT COFFE
9. Memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan (Bobot = 0,05 ;
Rangking = 0,04)
Kami memberi peringkat 4 dan bobot (0,05) untuk hubungan
yang baik dengan pelanggan, karena UKM Lawang Barat Coffe ini
memiliki hubungan yang baik terhadap pelanggannya, mereka
menggangap pelanggan selain sebagai raja pembeli mereka juga
menggangap sebagai teman. Sehingga selain cita rasa yang berbeda,
dengan adanya sikap yang diterapkan UKM Lawang Barat Coffe
membuat pelanggan merasa senang dan menjadi loyal terhadap
produk UKM ini.

10. Cepat dalam merespon permintaan (Bobot = 0,04 ; Rangking = 4)


Kami memberi peringkat 4 untuk cepat dalam merespon
permintaan, karena hampir sama dengan perkiraan produk yang tepat
dimana sebenarnya UKM ini cepat dalam merespon permintaan,
namun proses produksi dan tersedianya produk tergantung faktor
cuaca. Selain itu, kapasitas produksi juga kurang mendukung ketika
menghadapi lonjakan permintaan. Kami juga memberi bobot (0,04),
karena permintaan yang ada hanya berasal dari pelanggan-pelanggan
sebelumnya. Kurang berpotensi untuk memperluas pasar perusahaan.

11. Pelayanan ramah (Bobot = 0,04 ; Rangking = 4)


Pelayanan yang ramah cukup penting dalam industri ini. Ini
dapat meningkatkan citra UKM yang pada akhirnya para stakeholder
mendukung UKM ini sepenuhnya. Selain itu, pelayanan yang ramah
dapat menarik minat agen untuk menjalin kerjasama. Kami
memberikan rangking 4 karena pelayanan UKM ini sangat ramah dan
ia terbuka pada semua pihak untuk berbagi informasi.

[Date]
46
UKM LAWANG BARAT COFFE
12. Pemilik fokus terhadap usaha karena merupakan bisnis utama
(Bobot = 0,02 ; Ranking = 3)
Kami memberi peringkat 3 untuk pemilik fokus terhadap usaha
karena merupakan bisnis utama. Hal ini dikarena produk memiliki
pengawasan dalam manajemen yang cukup baik sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar. Kami juga memberi bobot
(0,02) karena manajemen benar-benar berfokus pada usaha ini.

13. Karyawan memiliki keahlian pada semua bagian (Bobot = 0,05 ;


Rangking = 4)
Karyawan yang memiliki keahlian pada semua bagian menjadi
pondasi yang sangat penting bagi kelangsungan UKM ini. Kami
memberi peringkat 4 untuk karyawan memiliki keahian pada semua
bagian karena dengan potensi yang dimiliki semua karyawan yang
ahli dalam semua bagian pemuatan kopi maka proses produksi kopi
akan sangat cepat dan tepat. Kami juga memberi bobot (0,05) karena
karyawan yang benar-benar ahli menjadi aset penting bagi perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya.

14. Bahan baku mudah di dapat (Bobot = 0,03 ; Rangking = 4)


Kami memberi peringkat 4 untuk bahan baku mudah di dapat,
karena bahan baku diperoleh dari pemasok yang telah berlangganan
dan selama ini tidak ada kendala dalam pengiriman bahan baku. Kami
juga memberi bobot (0,03) karena bahan baku dapat diperoleh di
mana-mana dengan harga yang relatif sama dan kualitas yang sama.

Kelemahan
1. Lemahnya pengelolaan manajemen keuangan (Bobot = 0,04 ;
Rangking = 2)
Kami memberi peringkat 2 untuk lemahnya pengelolahan
manajemen keuangan, karena tidak semua transaksi dibukukan karena
hampir setiap hari, semua transaksi baik masuk maupun keluar hampir

[Date]
47
UKM LAWANG BARAT COFFE
sama. Kami juga memberi bobot (0,04), karena pengelolaan
manajemen keuangan merupakan faktor penting untuk perencanaan
keuangan di masa yang akan datang.

2. Lemah dalam manajemen SDM (Bobot = 0,04 ; Rangking = 2)


Kami memberi peringkat 2 untuk Lemah dalam manajemen
SDM, karena dalam hal ini, meskipun SDM yang dimiliki UKM ini
ahli dalam segala bidang tetapi permintaan pasar yang cukup
melonjak juga dapat membuat kurangnya SDM. Kami juga memberi
bobot (0,04) karena SDM menjadi aset penting perusahaan.

3. Tidak ada variasi produk untuk menghilangkan kejenuhan(Bobot =


0,08 ; Rangking = 1)
Kami memberi peringkat 1 untuk variasi produk kurang, karena
produk yang dijual dalam usaha ini hanya berupa kopi bubuk dengan
2 rasa saja dan tidak memiliki variasi produk lain. Kami juga memberi
bobot (0,08) karena variasi produk perlu dilakukan untuk
menghindari kejenuhan pasar. Namun, sementara ini, permintaan yang
cenderung stagnan belum mengindikasikan adanya kejenuhan pasar.
Sehingga faktor ini tidak terlalu signifikan.

4. Pemilik usaha kurang berani dalam mengambil resiko (Bobot =


0,05 ; Rangking = 1)
Kami memberi peringkat 1 untuk kurangnya pengambilan
resiko, karena UKM ini hanya mengandalkan modal milik sendiri
sehingga modal yang dimiliki terbatas dan manajemen tidak mau
mengambil risiko untuk meminjam dana ke Bank. Kami juga
memberi bobot (0,05) karena pemilik tidak berani mengambil resiko
dengan meminjam uang di Bank sedangkan modal yang terbatas
berpengaruh terhadap jumlah barang dan faktor-faktor produksi yang
dapat dimiliki. Padahal, bisnis ini cukup prospek apabila dilakukan
secara masal untuk merebut pangsa pasar yang ada.

[Date]
48
UKM LAWANG BARAT COFFE
5. Sistem pemasaran masih sederhana (Bobot = 0,07 ; Rangking = 1)
Kami memberi peringkat 1 untuk sistem pemasaran masih
sederhana, karena sistem pemasaran hanya di warung tanpa adanya
usaha untuk meningkatkan sistem pemasaran. Kami juga memberi
bobot (0,08) karena pemasaran merupakan ujung tombak dalam
keberlangsungan usaha ini. Sehingga kami menganggap bahwa faktor
ini merupakan faktor kunci yang paling signifikan dalam mencapai
keberhasilan usaha.

6. Kurangnya sumber dana atau modal (Bobot = 0,06 ; Ranking 2)


Kami memberi peringkat 2 untuk kurangnya sumber dana atau
modal, karena UKM ini hanya mengandalkan modal milik sendiri
sehingga modal yang dimiliki terbatas. Kami juga memberi bobot
(0,06) karena modal yang terbatas berpengaruh terhadap jumlah
barang dan faktor-faktor produksi yang dapat dimiliki. Padahal, bisnis
ini cukup prospek apabila dilakukan secara masal untuk merebut
pangsa pasar yang ada.

7. Tempat produksi masih menyewa (Bobot = 0,05 ; Ranking = 2)


Kami memberi peringkat 2 untuk tempat produksi masih
menyewa, karena lokasi produksi UKM ini tidak dalam satu
tempat/terpisah antara lokasi produksi dengan proses pengeringan
maka lebih baiknya UKM ini memiliki tempat produksi sendiri
sehingga nantinya dana untuk pengalokasian untuk tempat sewa dapat
digunakan untuk memsarkan produk. Kami juga memberi bobot
(0,05) karena tempat produks sangat penting untuk tempat
berprosesnya suatu kinerja dalam perusahaan.

[Date]
49
UKM LAWANG BARAT COFFE
8. Kurangnya kapastias produksi (Bobot = 0,07 ; Ranking = 1)
Kami memberi peringkat 1 pada faktor ini karena konsumen
akhir sering mengeluhkan kurangnya produk yang dihasilkan UKM
Lawang Barat Coffe sehingga mereka harus mengambil produk pada
pesaing lain. Kapasitas produksi menjadi penting dalam industri ini
mengingat permintaan pasar yang sebenarnya terus meningkat namun
terkendala oleh kapasitas produksi. Sehingga akan sangat
menguntungkan apabila produsen dapat menambah kapasitas
produksinya untuk menguasai pangsa pasar.

9. Tidak memiliki perencanaan tertulis (Bobot = 0,04 ; Rangking = 2)


Kami memberi peringkat 2 untuk tidak adanya perencanaan
tertulis, karena perencanaan di UKM ini masih hanya sebatas
pemikiran saja karena mereka juga membeli kopi hanya pada petani
kopi mulyorejo sehingga tidak memiliki alternatif yang lain. Kami
juga memberi bobot (0,04) karena perencanaan sendiri penting dan
dilakukan tanpa adanya perencanaan tertulis untuk maka perusahaan
akan mengalami kesulitan dalam perencanaan yang ingin dicapai ke
depannya.

Kesimpulan :
Dari hasil matrik IFE di atas, yakni 2,65 yang merupakan respon
UKM terhadap faktor internal sudah cukup baik karena standar respon
UKM yakni 2,5. Hal ini membuktikan bahwa UKM sudah cukup berhasil
untuk menggunakan kekuatan UKM serta menutupi kekurangannya yang
kemudian diimplementasikan dalam strategi UKM. Beberapa faktor penting
yang memiliki bobot tinggi bagi perumusan strategi, mampu direnspon dan
dikelolah dengan baik oleh UKM ini.

[Date]
50
UKM LAWANG BARAT COFFE
b. Eksternal Faktor Evaluation (EFE)

Matriks ini digunakan sebagai bahan evaluasi perusahaan terhadap


faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya. Data yang digunakan
adalah data-data relevan yang berasal dari analisis faktor eksternal yang
diantaranya faktor ekonomi, social budaya, hokum, politik, pemerintahan
dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

NO faktor eksternal utama bobot rangkin skor


g bobot
Peluang
1 Konsumen yang loyal 0.09 4 0.36
2 Permintaan pasar 0.07 3 0.21
3 Teknologi 0.06 2 0.12
4 Pangsa pasar 0.09 2 0.18
5 Ketersediaan SDM 0.07 4 0.28
6 Citra yang baik di masyarakat 0.10 3 0.30

7 Pesaing yang baru 0.07 4 0.28


8 Market leader 0.07 3 0.21
  Ancaman
1 banyaknya pesaing 0.09 3 0.27
2 bergantung keadaan alam 0.08 1 0.08

3 mantan karyawan menjadi pesaing 0.05 3 0.15

4 kenaikan harga BBM 0.06 3 0.18


5 potensi masuknya pesaing baru 0.07 2 0.14

  TOTAL 1 2.86

Keterangan :
 Bobot : 0 = tidak penting
1 = sangat penting
 Rangking : 1 = sangat lemah
2 = lemah
3 = kuat
4 = sangat kuat
 Skor : bobot x ranking

[Date]
51
UKM LAWANG BARAT COFFE
 Pemberian rangking baik pada faktor peluang maupun ancaman
menggunakan skala 1 – 4.
 Pemberian bobot berbasis industri, sedangkan pemberian rangking
berbasis perusahaan.
 Nilai rata-rata adalah 2,5. jika nilainya dibawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang
berada diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti
halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak
faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot
karena ia selalu berjumlah 1,0.

Dasar pemberian bobot dan rangking :


Peluang :
1. Konsumen yang loyal (bobot = 0,12 ; rangking = 4 )
Faktor ini sangatlah penting bagi produsen disebabkan dengan
adanya faktor ini membuat kepastian persentase target penjualan yang
akan ditentukan dan membuat produsen dapat bertahan dari serangan
pesaing yang berada dalam industry baik itu pesaing baru atau pesaing
yang sudah ada lama, UKM ‘‘Kopi Ledug’’ sudh memiliki konsumen
setia yaitu orang-orang usia 18-35 tahun.

2. Permintaan pasar (bobot = 0,07 ; rangking = 3)


Permintaan produk Lawang Barat Coffe paling banyak berasal dari
daerah Pasuruan yang memiliki selera kopi yang tinggi akan tetapi
produksi Lawang Barat Coffe tidak senantiasa memenuhi permintaan
pasar karena faktor lingkungan dan keterbatasan alat produksi.

[Date]
52
UKM LAWANG BARAT COFFE
3. Teknologi (bobot = 0,06 ; rangking = 2)
UKM Lawang Barat Coffe sudah menggunakan mesin untuk
sebagian proses produksi, tetapi dalam peroses pemilahan kopi masih
menggunakan caara sederhana dan waktu yang cukup lama dan juga
mesin yang masih terbatas jumlahnya.

4. Pangsa pasar (bobot = 0,09 ; rangking = 2)


Pangsa pasar Lawang Barat Coffe cukup luas di beberapa kota
yang memiliki kecenderungan penikmat kopi terutama di wilayah
jawa. Dalam menyikapi pangsa pasar masih belum terlalu maksimal
karena keterbatasan jumlah produksi dan akses distribusi.

5. Ketersediaan SDM (bobot = 0,07 ; rangking = 4)


Sumber daya manusia di UKM ini terbilang sangat tersedia
mengingat kebanyakan SDM di UKM ini merupakan petani desa
sekitar yang sangat berkompetensi dalam bidang kopi. SDM ini sangat
membantu dalam proses produksi.

6. Citra UKM yang baik di masyarakat (bobot = 0,10 ; rangking = 3)


Citra UKM ini sangat baik karena berkomitmen mengembangkan
potensi daerah dalam bidang kopi. Selain itu, kopi ledug juga cukup
dikenal oleh penikmat kopi. UKM ini terbilang mampu memanfaatkan
citra UKM dalam pengembangan pemasaran.

7. Pesaing yang masih baru dan belum berpengalaman (bobot = 0,07 ;


rangking = 4)
Pesaing baru yang belum berpengalaman tentu mengalami
kesulitan untuk dikenal. Hal ini sangat dimanfaatkan oleh UKM
dengan pemanfaatan nama beser kopi ledug khas pegunungan.

[Date]
53
UKM LAWANG BARAT COFFE
8. Market Leader (bobot = 0,07 ; rangking =3 )
Sejauh ini kopi ledug cukup mampu menjadi pemimpin pasar
dalam cita rasa kopi khas pegunungan dan UKM ini cukup mampu
mempertahankan posisinya dibuktikan dengan loyalitas konsumen.

Ancaman :

1. Banyaknya pesaing (bobot = 0,09 ; rangking = 3)


UKM ini sangat terancam oleh keberadaan pesaing berupa
produsen kopi khas lainnya. Sikap UKM sangat positif dengan
mengembangkan kualitas kopi dengan melakukan standarisasi dalam
proses produksi.

2. Sangat bergantung pada keadaan alam (bobot = 0,08 ; rangking =1)


Faktor alam sangat berpengaruh terhadap hasi produksi mengingat
kopi ledug ditamam di kaki gunung. Kebakaran lahan sangat
berpotensi merugikan produksi. Hal ini kurang mampu diantisipasi
mengingat tidak ada upaya yang bias dilakukan.

3. Mantan karyawan menjadi pesaing (bobot = 0,05 ; rangking = 3)


Mantan karyawan yang mencoba produsen kopi ledug sangat
mengancam dalam dunia persaingan mengingat mantan karyawan ini
sudah memiliki pengalaman dan relasi. Hal ini maampu diantisipasi
dengan sangat baik oleh UKM dengan menjaga loyalitas pekerja
dengan meningkatkan kesejahteraan.

4. Kenaikan harga BBM (bobot = 0,06 ; rangking = 3)


Kenaikan harga BBM sangat memengaruhi keberlangsungan UKM
mengingat sebagian besar operasional perusahaan menggunakan
BBM. Respon UKM dinilai cukup baik dengan memaksimalkan
distribusi dan melakukan efisiensi untuk memangkas pengeluaran.

[Date]
54
UKM LAWANG BARAT COFFE
5. Potensi masuknya pesaing baru (bobot = 0,07 ; rangking = 3)
Masuknya pesaing baru baik dari jenis kopi lain ataupun
perusahaan cukup mengancam keberlangsungan UKM. Hal ini cukup
mampu diantisipasi mengingat UKM sudah berdiri cukup lama dan
loyalitas konsumen dinilai aman.

Kesimpulan :
Dari hasil matrik EFE di atas, dapat disimpulkan bahwa UKM Lawang
Barat Coffe merespon dengan cukup baik faktor-faktor eksternal yang
penting bagi keberhasilan UKM. Hasil perhitungan sebesar 2,88 merupakan
respon yang baik di atas rata-rata (2,50). UKM ini mampu menangkap
peluang yang ada yang digunakan dalam penyusunan strategi untuk
mencapai keberhasilan usaha. Serta dapat menghindari atau meminimalkan
ancaman dengan strategi-strateginya sebagai respon UKM. Beberapa faktor
penting dalam peluang (memiliki bobot tinggi) juga sudah direspon dengan
baik meski beberapa di antaranya masih belum menjadi prioritas UKM
Lawang Barat Coffe. Sementara dari sisi ancaman, UKM ini cukup mampu
meminimalkan beberapa ancaman yang sangat signifikan.

c. Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile


Matrix - CPM)
Competitive Profile Matrix digunakan untuk mengidentifikasi para
pesaing utama perusahaan mengenai kekuatan dan kelemahan utama mereka
dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan.
Bobot, Rating, dan Score baik pada IFE, EFE, dan CPM memiliki
maksud yang sama. Jika IFE berfokus pada faktor internal dan EFE
berfokus pada faktor eksternal, maka CPM berfokus pada kedua hal
tersebut. Dalam CPM, peringkat dan skor dapat dibandingkan dengan
pesaing. Pembandingan itu dapat memberikan informasi tentang strategi
internal yang penting.[CITATION Dav15 \l 1057 ]

[Date]
55
UKM LAWANG BARAT COFFE
Tabel 3.8. Matrik Profil Kompetitif Industri Lawang Barat Coffee
Faktor-faktor UKM 1 UKM 2 UKM 3
No keberhasilan Bobot
Rank skor Rank Skor Rank skor
penting
1 Harga bersaing 0,07 4 0,28 4 0,28 4 0,28
2 Kontrol harga 0,07 4 0,28 4 0,28 4 0,28
3 Pengalaman 0,05 3 0,15 3 0,15 3 0,15
Cita rasa yang
4 0,07 4 0,28 3 0,21 4 0,28
tidak dapat ditiru
5 Kualitas produk 0,07 3 0,21 3 0,21 3 0,21
Kapasitas
6 0,07 1 0,07 3 0,21 2 0,14
produksi
Sistem
7 0,05 1 0,05 3 0,15 2 0,10
pemasaran
Respon terhadap
8 0,04 4 0,12 4 0,12 4 0,12
permintaan
Kontrol
9 0,05 2 0,10 3 0,15 3 0,15
manajemen
10 Variasi produk 0,05 1 0,05 1 0,05 1 0,05
Pelayanan yang
11 0,05 4 0,2 3 0,15 2 0,1
ramah
12 Teknologi 0,05 3 0,15 3 0,15 3 0,2
Kepemilikan hak
13 0,07 3 0,21 4 0,28 1 0,07
paten
Kerahasiaan
14 0,05 2 0,1 2 0,1 2 0,1
resep
15 Pangsa pasar 0,07 1 0,07 3 0,21 3 0,21
Loyalitas
16 0,04 3 0,12 3 0,12 2 0,08
konsumen
Packaging yang
17 0,04 2 0,08 2 0,08 2 0,08
baik
Bahan baku
18 0,04 4 0,16 4 0,16 4 0,16
mudah diperoleh
TOTAL 1 2,68 3,06 2,76

Keterangan :

[Date]
56
UKM LAWANG BARAT COFFE
 UKM 1 : UKM Lawang Barat Coffee
 UKM 2 : UKM Kopi Wak Karim
 UKM 3 : UKM Kopi Suwuk
 Bobot : 0 = tidak penting
1 = sangat penting
 Rangking : 1 = sangat lemah
2 = lemah
3 = kuat
4 = sangat kuat
 Skor : bobot x ranking

Analisis :
Dari perhitungan matrik CPM di atas, dapat disimpulkan bahwa UKM
Kopi Lawang Barat memiliki respon yang lebih rendah dibandingkan
dengan kedua pesaing lainnya. Seperti yang tercantum dalam matriks di
atas, bahwa faktor-faktor yang sangat berpengaruh (memiliki bobot
tertinggi) antara lain pengalaman, cita rasa yag tidak dapat ditiru, Kontrol
Harga, Bahan Baku, loyalitas Konsumen, Packaging, Kapasitas Produksi,
kualitas produk, sistem pemasaran, dan kepemilikan hak paten merupakan
faktor kunci untuk bertahan dan menjadi leader pada industri ini.
Jika dibandingkan dengan pesaingnya, strategi yang dilakukan sudah
cukup efektif dalam menghadapi persaingan dan mempertahankan pangsa
pasar.

[Date]
57
UKM LAWANG BARAT COFFE
2. Tahap Pencocokan
a. Teknik Pencocokan
1) Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang- Ancaman (SWOT)
Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman adalah sebuah alat
pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan
empat jenis strategi, yakni strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi
WT [ CITATION Dav15 \l 1057 ]. Mencocokan faktor-faktor eksternal dan
internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan matriks
SWOT dan membtutuhkan penilaian yang baik.
Dalam teknik ini, empat strategi yang dapat membantu UKM Lawang
Barat Coffee dalam menjalankan usahanya antara lain: SO, WO, ST, dan
WT.
1. Strategi SO (Strength-Opporunities). Strategi ini bertujuan untuk
memanfaat kekuatan internal UKM Lawang Barat Coffee agar dapat
menarik keuntungan dari peluang eksternal yang dimiliki.
2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan
dari peluang UKM Lawang Barat Coffee.
3. Strategi ST (Strength-Threats) menggunakan kekuatan UKM Lawang
Barat Coffee untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal
4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman eksternal

[Date]
58
UKM LAWANG BARAT COFFE
Tabel 3.9. Matriks Swot Ukm Lawang Barat Coffee
SWOT MATRIKS STRENGTH WEAKNESS
1. Harga bersaing
2. Adanya kontrol harga
3. Pengalaman
4. Cita rasa yang tidak dapat ditiru pesaing 1. Lemahnya pengelolahan manajemen
5. Produk dapat bertahan lama keuangan
6. Tidak perlu persediaan produk jadi 2. Lemah dalam manajemen SDM
7. Kualitas produk terjamin 3. Variasi produk kurang
8. Perkiraan permintaan produk yang tepat 4. Packaging yang kurang menarik
9. Hubungan baik dengan karyawan 5. Pemilik kurang berani mengambil risiko
10. Cepat dalam merespon permintaan 6. Sistem pemasaran masih sederhana
11. Pelayanan ramah dan terbuka 7. Kurangnya sumber dana atau modal
12. Pemilik fokus terhadap usaha karena 8. Kurangnya kapasitas produksi
merupakan bisnis utama 9. Tidak memiliki perencanaan tertulis
13. Karyawan memiliki keahlian pada semua
bagian
14. Bahan baku mudah didapat
OPORTUNITIES S-O STRATEGY W-O STRATEGY

UKM LAWANG BARAT COFFE


1. Konsumen yang loyal 1. Melakukan perluasan daerah pemasaran 1. Meminjam uang untuk menambah modal
2. Ketersediaan kredit di luar Pasuruan (S1, O5) (W6, O2)
3. Permintaan pasar 2. Mempertahankan kualitas pelayanan yang 2. Menggunakan kredit untuk menyewa
4. Teknologi ramah untuk menjaga citra UKM yang tempat produksi yang mandiri (W7, O2)
5. Pangsa pasar cukup besar baik di masyarakat (S11, O7) 3. Melakukan rektruitmen dengan
6. Ketersediaan SDM 3. Mengintegrasikan keahlian karyawan dan memperhatikan syarat-syarat tertentu
7. Citra UKM yang baik di masyarakat teknologi sehingga tercipta sistem untuk mendapatkan SDM yang berkualitas
8. Pesaing yang baru dan belum produksi yang efektif dan efisien (S13, (W2, O6)
berpengalaman O4) 4. Menggunakan teknologi yang lebih
9. Market Leader 4. Kontrol dari pihak manajemen terhadap canggih dengan menambah modal melalui
permintaan dan pangsa pasar secara kredit untuk meningkatkan kapasitas
langsung (S10, O9) produksi (W8, O4, O2)
5. Menggunakan teknologi untuk menjaga
kualitas dan standar produk
6. Menjaga kualitas, pelayanan, dan citarasa
untuk memanfaatkan (S7, S11, S4, O5)
TREATHS S-T STRATEGY W-T STRATEGY
1. Pesaing 1. Melakukan penetrasi pasar untuk 1. Merencanakan semua aspek perusahaan
2. Sangat begantung pada alam menghadapi pesaing (S1, T1) secara tertulis untuk merumuskan strategi

UKM LAWANG BARAT COFFE


menghadapi pesaing (W5, T1)
2. Mulai mencoba menggunakan e-
commerce untuk memperbaiki sistem
2. Belajar dari pengalaman sebelumnya
pemasaran dalam menghadapi masuknya
untuk menetapkan strategi mengahadapi
pesaing baru (W5, T5)
3. Mantan karyawan yang menjadi pesaing ketidakpastian cuaca (S3, T2)
3. Meningkatkan efisiensi keuangan melalui
4. Kenaikan harga BBM 3. Mempertahankan cita rasa dan kualitas
manajemen yang benar untuk menghadapi
5. Potensi masuknya pesaing baru produk untuk bertahan dari banyaknya
kenaikan harga BBM (W1, T4)
pesaing yang terjun ke industri (S4, S7,
4. Meningkatkan manajemen SDM dengan
W3, W5)
memberlakukan beberapa kebijakan untuk
meminimalkan mantan karyawan yang
menjadi pesaing (W2, T3)

UKM LAWANG BARAT COFFE


2) Matriks IE (Internal-Eksternal)
Matriks ini memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam
tampilan sembilan sel.  Matriks IE, seperti halnya matriks BCG, disebut
sebagai “matriks portofolio” karena kedua alat tersebut menempatkan
divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis.  Selain itu, ukuran
setiap lingkaran menunjukkan persentasi hasil penjualan dari setiap divisi,
sedangkan potongan kuenya menunjukkan persentase hasil laba dari setiap
divisi baik dalam matriks BCG maupun IE.[ CITATION Dav15 \l 1057 ]

UKM LAWANG BARAT COFFE


Gambar 3.5. Matriks Internal – Eksternal (IE)
Skor Bobot Total IFE

kuat (3,0 - 4,0) sedang (2,0 - 2,99) lemah (1,0 - 1,99)


3,0 2,0 1,0

4,0                          
tinggi (3,0 - 4,0)        
       

       
                         
1
Skor Bobot Total EFE 3,0
sedang (2,0 -
       
2,99)          
       
                         
2,0
                   
       
rendah (1,0 - 1,99)
       
1,0                          

UKM LAWANG BARAT COFFE


Keterangan :
Seperti yang kita ketahui bahwa matrik IE digunakan untuk membandingkan IFE dan EFE pada divisi-divisi terkait. Matriks IE
ini digunakan untuk mengetahui pada kuadran berapakah UKM Lawang Barat Coffee tanpa mempertimbangkan pendapatan dan laba
UKM. Karena persentase pendapatan dan laba diperoleh dengan menghitung pendapatan dan laba untuk setiap divisi. Sedangkan
UKM ini tidak memiliki divisi. Sehingga hanya dapat diketahi letak perusahaan dari nilai IFE dan EFE yang telah kami analisis
sebelumnya.
IFE UKM Lawang Barat Coffee yakni 2,65 sedangkan EFE yakni 2,86. Dari perhitungan tersebut, maka UKM ini terletak di
kuadran V, yakni pada posisi hold and maintain.

Intrepretasi :
Dari sini dapat disimpulkan bahwa UKM Lawang Barat Coffee berada pada sel V. Pada sel ini, strategi yang efektif adalah penetrasi
pasar dan pengembangan produk. UKM tersebut memiliki nilai IFE dan EFE yang berbeda tipis karena respon mereka terhadap faktor-
faktor ekstrenal dan internal hampir sama.

3) Matriks SPACE
Perhitungan Matriks Space UKM Lawang Barat

POSISI STRATEGIS   POSISI STRATEGIS  

UKM LAWANG BARAT COFFE


INTERNAL EKSTERNAL

Financial Strengths (FS) Score Environmental Stability (ES) Score

Perputaran persediaan +5 Regulasi pemerintah -4

Modal kerja +3 Kenaikan BBM -4

Laba yang diperoleh +4 Lingkungan yang mendukung -1

Penjualan +5 Kemudahan keluar pasar -1

    Elastisitas permintaan -4

    Risiko bisnis -2

    Tekanan kompetitif -3

    Variabilitas permintaan -5

    Hambatan masuk pasar -5

Total Score 17 Total Score -29

Average 4,25 Average -3,22

Competitive Advantages Score Industry Strengths (IS) Score

UKM LAWANG BARAT COFFE


(CA)

Cita rasa yang tidak dapat


-1 Pertumbuhan industri +1
ditiru

Kualitas Porduk -2 Pangsa pasar +4

Kecanggihan teknologi -5 Kemudahan masuk pasar +3

Tingkat permintaan -3 Tingkat persaingan +2

Loyalitas konsumen -2 Daya tawar pemasok +1

Loyalitas agen -3 Jumlah pesaing +2

Perkembangan produk
Kapasitas produksi -5 +2
substitusi

Harga bersaing -3 Ketersediaan tenaga kerja +5

Pelayanan yang ramah -1

Kerahasiaan resep -6    

Total Score -31 Total Score 20

UKM LAWANG BARAT COFFE


FS
Average -3,1 Average 2,5

Sumbu x = CA + IS = -3,1 + 2,5 = -0,6 0,97 ) IS


(2,13 ;
Sumbu y = FS + ES = 4,25 + (-3,22) = 1.03

CA

ES

UKM LAWANG BARAT COFFE


Profil defensif
Gambar 3.6. Matriks Space UKM Lawang Barat
Profil konservaif
Profil kompetitif
Profil agresif FS

   

3
Keterangan :
   

2,5
 FS : Financial Strengths
     IS : Industrial Strengths

2
     ES : Environtmental Stability

1,5
 CA : Competitive Advantage
   

1
 Pemberian skor :
 
1 hingga 6 : untuk FS dan IS (1 paling
0,5
-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 1 1 1,5 2 2,5 3
                            IS buruk, 6 paling baik)
CA
-1 hingga -6: untuk ES dan CA (-6 paling
   
0,5
-

buruk, dan -1 paling baik)


    Analisis:
-1

    Dari hasil matriks di atas dapat


1,5
-

disimpulkan bahwa UKM Lawang Barat Coffe


   
berada pada profil konservatif yang berarti
-2

    UKM telah mencapai kekuatan finansial di


2,5
-

   
-6

UKM LAWANG BARAT COFFE ES


industri yang stabil namun tidak berkembang. Selain itu, UKM Lawang Barat Coffe juga memiliki beberapa keunggulan kompetitif.
Implikasinya, UKM diharapkan tetap bertahan pada kompetensi dasarnya dan tidak mengambil risiko yang terlalu besar.
Oleh karena itu, strategi yang cocok untuk posisi ini adalah :
 Penetrasi pasar
 Pengembangan produk
 Pengembangan produk
 Diversifikasi terkait

4) Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)


Matriks Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif  :  posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri).  Semua
organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi Matriks Strategi Besar.

UKM LAWANG BARAT COFFE


Gambar 3.7. Gambaran Umum Matriks Strategi Besar

UKM LAWANG BARAT COFFE


Analisis :

Dari matriks di atas, dapat disimpulkan bahwa UKM Lawang Barat Coffe berada pada kuadran II, di mana industri tersebut
berada pada posisi kompetitif yang lemah karena produk yang lebih bersifat komplementer. Merek tidak terlalu mempengaruhi
preferensi konsumen dalam memilih produk karena produk yang dihasilkan industri ini sangat homogen dengan packaging yang juga
sama, kecuali dalam ukuran. Hal ini membuat persaingan antar pesaing tidak terlalu tinggi. Keunggulan kompetitif yang dimiliki
UKM ini tidak lagi menjadi satu-satunya faktor yang sangat signifikan.

Namun industri ini berada pada industri yang memiliki pertumbuhan cepat. Hal ini dikarenakan minimnya hambatan masuk
pasar dan mudahnya produk untuk ditiru. Dalam tiga tahun terakhir, sudah tumbuh 2 pesaing baru yang salah satunya relatif besar.

Dengan demikian, strategi yang sesuai adalah :

 Pengembangan pasar
 Penetrasi pasar
 Pengembangan produk
 Integrasi horizontal
 Divestasi
 Likuidasai

UKM LAWANG BARAT COFFE


UKM LAWANG BARAT COFFE
b. Alternatif Strategi
Berdasarkan analisis matriks pada tahap pencocokan, maka diperoleh alternatif-alternatif berikut yang dapat diimplementasikan
di UKM Lawang Barat Coffe sesuai dengan kondisi saat ini.

Tabel 3.11.. Alternatif Strategi dari Perhitungan Matriks

Matriks Tahap Pencocokan

Alternatif Strategi Matriks


Matriks Matriks
Strategi
IE SPACE
Besar

Penetrasi pasar v v v

Pengembangan pasar   v  v

Pengembangan produk v v  v

Divestasi v

Likuidasi v

Integrasi horizontal v

Diversifikasi terkait   v  

UKM LAWANG BARAT COFFE


Dari sini dapat disimpulkan bahwa strategi yang secara kontinyu muncul pada setiap perhitungan matriks adalah penetrasi
pasasr dan pengembangan produk. Stretegi tersebut termasuk strategi intensif.
Strategi intensif merupakan strategi yang mengharuskan upaya-upaya intensif untuk menjadikan kondisi perusahaan membaik
dengan produk-produk yang dimiliki. Strategi intensif meliputi: penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
 Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pasar melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.
 Pengembanagan pasar meliputi pengenalan produk ke wilayah yang baru.
 Pengembangan produk adalah strategi untuk meningkatkan penjualan dengan memodifikasi atau memperbaiki produk yang ada
saat ini.
Dalam menentukan alternatif strategi, kami juga menggunakan strategi Generik dari Michael Porter.
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu
keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka
terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di
seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat
produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. (David, p.231, 2004)

UKM LAWANG BARAT COFFE


C. Tahap Keputusan
a. Matriks QSPM

Tabel 3.12. Matrik QSPM Industri Kerupuk Bawang

Menganggarkan biaya
untuk penjualan dan
Meningkatkan kapasitas promosi dengan
Menambah variasi Mematenkan merek
produksi 2x lipat untuk mendirikan agen di
Faktor-faktor Utama produk dan untuk melakukan
memenuhi pasar dengan setiap daerah potensial
Bobot memperbaiki packaging produksi secara masal
menambah modal untuk mengurangi
ketergantungan pada
agen

Peluang AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS


0.09
1 Konsumen yang loyal 4 0,28 2 0,14 3 0,21 1 0,07
0.07
4 Permintaan pasar 4 0,2 - - 2 0,1 3 0,15

UKM LAWANG BARAT COFFE


0.06
5 Teknologi 4 0,16 - - - - - -
0.09
6 Pangsa pasar 4 0,28 1 0,07 2 0,14 3 0,21
0.07
7 Ketersediaan SDM - - 3 0,15 2 0,1 - -
0.10
8 Citra yang baik di masyarakat - - - - - - 2 0,06
0.07
9 Pesaing yang baru - - 3 0,18 - - - -
0.07
10 Market leader 4 0,24 - - 3 0,18 2 0,12

Ancaman   0 0 0 0

1 Pesaing 0,04 3 0,12 4 0,16 0 0 4 0,16

Belum adanya kepemilikan Hak


2 0,07 0 0 3 0,21 2 0,14 4 0,28
paten

3 Intensitas hujan yang cukup tinggi 0,04 0 0 0 0 0 0 0 0

Sangat bergantung pada panas


4 0,03 0 0 0 0 0 0 0 0
matahari

5 Mantan karyawan menjadi pesaing 0,05 0 0 2 0,1 0 0 4 0,2

6 Kenaikan harga BBM 0,05 2 0,1 1 0,05 0 0 0 0

UKM LAWANG BARAT COFFE


7 Potensi masuknya pesaing baru 0,05 0 0 3 0,15 0 0 4 0,2

8 Berkembangnya produk substitusi 0,05 0 0 4 0,2 1 0,05 2 0,1

9 Bergantung pada satu pemasok 0,03 2 0,06 1 0,03 0 0 0 0

10 Hadirnya produk imitasi 0,05 0 0 3 0,15 2 0,1 4 0,2

Total 1 0 0 0 0

      0 0 0 0

Kekuatan   0 0 0 0

1 Harga bersaing 0,07 0 0 2 0,14 1 0,07 0 0

Adanya kontrol harga dari


2 0,08 0 0 0 0 0 0 4 0,32
produsen

3 Pengalaman 0,05 0 0 0 0 4 0,2 0 0

Citarasa yang tidak dapat ditiru


4 0,05 0 0 0 0 3 0,15 0 0
pesaing

5 Produk dapat bertahan lama 0,04 0 0 0 0 0 0 0 0

UKM LAWANG BARAT COFFE


Tidak memerlukan persediaan
6 0,05 0 0 0 0 0 0 3 0,15
produk jadi

7 Kualitas produk terjamin 0,04 0 0 2 0,08 0 0 0 0

Perkiraan permintaan produk


8 0,04 3 0,12 0 0 2 0,08 1 0,04
yang tepat

Memiliki hubungan yang baik


9 0,04 0 0 0 0 0 0 0 0
dengan karyawan

Cepat dalam merespon


10 0,04 2 0,08 3 0,12 0 0 0 0
permintaan

Kelemahan   0 0 0 0

1 Kurang berani mengambil resiko 0,07 4 0,28 3 0,21 1 0,07 2 0,14

Sistem pemasaran masih


2 0,08 0 0 1 0,08 4 0,32 2 0,16
sederhana

3 Kurangnya modal 0,06 4 0,24 2 0,12 3 0,18 1 0,06

4 Layout UKM yang tidak sesuai 0,03 0 0 1 0,03 0 0 0 0

UKM LAWANG BARAT COFFE


5 Variasi produk kurang 0,04 0 0 4 0,16 2 0,08 0 0

6 Packaging yang kurang menarik 0,04 0 0 4 0,16 3 0,12 2 0,08

Tidak mengetahui respon


7 0,03 0 0 4 0,12 0 0 0 0
konsumen

Lemahnya pengelolahan
8 0,04 2 0,08 0 0 0 0 0 0
manajemen keuangan

9 Sangat bergantung pada agen 0,05 3 0,15 2 0,1 4 0,2 0 0

10 Kurangnya kapasitas produksi 0,06 4 0,24 0 0 3 0,18 2 0,12

  Total 1 3,07 3,12 2,86 3,04

UKM LAWANG BARAT COFFE


Kesimpulan :

Dari perhitungan QSPM di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi


kedua, yakni menambah variasi produk dan memperbaiki packaging
merupakan strategi yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor keberhasilan
industri. Faktanya, baik pesaing maupun UKM yang kami observasi,
memiliki desain dan variasi produk yang seluruhnya sama. Yang
membedakan hanya mereknya saja. Secara keseluruhan, apabila masyarakat
kurang teliti dalam membeli produk, maka sepintas produk yang dihasilkan
baik oleh UKM kopi lawang barat maupun pesaing-pesaingnya terlihat
sama. Untuk itu, diperlukan adanya diverensiasi serta penambahan variasi
untuk mengurangi kejenuhan pasar seiring dengan bertambahnya pesaing
dalam pangsa pasar dan berkembangnya produk substitusi.
Strategi yang kedua adalah meningkatkan kapasitas produksi yang
selama ini dibatasi oleh minimnya sumber daya dan alat produksi. kapasitas
produksi ini menjadi vital seiring dengan besarnya pangsa pasar dan
permintaan yang terus meningkat. UKM akan memperoleh keuntungan yang
besar apabila mampu menguasai pangsa pasar yang ada serta
memperluasnya. Sayangnya, baik UKM kopi lawang barat dan pesaing-
pesaingnya terkendala akan minimnya modal mereka yang pada gilirannya,
produksi mereka sangat terbatas.
b. Strategi Intensif UKM kopi lawang barat
1) Strategi penetrasi pasar
Strategi penetrasi pasar sangat sesuai jika diimplementasikan pada
UKM ini. Melihat pangsa pasar yang besar, namun belum terjangkau
sepenuhnya, bahkan oleh para pesaing. Dengan sistem pemasaran yang
masih sederhana saja, UKM ini sudah menghasilkan penjualan yang
paling tinggi di antara pesaing-pesaingnya. Sehingga penerapan
strategi penetrasi pasar dengan menambah jumlah tenaga penjualan,
menganggarkan kegiatan periklanan, serta melakukan promosi dan
upaya-upaya lain diharapkan dapat menguasai pangsa pasar potensial
tersebut.

[Date]
80
UKM LAWANG BARAT COFFE
2) Strategi pengembangan produk
Strategi intensif yang kedua adalah pengembangan produk dengan
memperbaiki packaging, menambah kapasitas produksi, serta
menambah varian ataupun ukuran. Ini sebagai langkah antisipatif
menghilangkan kejenuhan masyarakat karena industri ini tumbuh pesat
seiring dengan bertambahanya pesaing yang memasuki pasar. Mereka
memiliki packaging, rasa, dan merek yang hampir sama, meskipun
bagi pelanggan yang sudah loyal, produk-produk mereka memiliki
perbedaan yang signifikan.
Kami menyarankan pada penambahan kapasitas produksi UKM ini
karena inilah menjadi faktor utama menurunnya hasil penjualan UKM
serta jumlah agen. Penambahan kapasitas produksi ini dapat dilakukan
dengan menambah oven. Cara mendapatkan oven tersebut tentu saja
dengan melakukan peminjaman pada lembaga keuangan yang telah
bersedia menawarkan kredit.

[Date]
81
UKM LAWANG BARAT COFFE
Lampiran
PROFIL UKM KOPI WAK KARIM (PESAING 1)
Nama Perusahaan : UKM KOPI WAK KARIM
Nama pemilik : Abdul Karim
Tahun berdiri : 2016
Alamat : Lingkungan Jeruk, Rt. 02, Rw. 07, Desa Ledug,
Kecamatan Prigen, Pasuruan
No.Telepon :-
No. P-IRT : 5103514010802-21
Nama IRT : KELOMPOK TANI MULYOREJO
Bidang Usaha : Perdagangan dan jasa
Jenis Barang : Kopi bubuk

PROFIL UKM KEUK KOPI SUWUK (PESAING 2)

Nama Perusahaan : UKM KOPI SUWUK


Nama pemilik :
Tahun berdiri : 2012
Alamat : Lingkungan Jeruk, Rt. 02, Rw. 07, Desa Ledug,
Kecamatan Prigen, Pasuruan
No.Telepon : 085 6499 72735
No. SIUP : -
NPWP : -
Bidang Usaha : Perdagangan dan jasa
Jenis Barang : Kopi Bubuk

[Date]
82
UKM LAWANG BARAT COFFE
KUNJUNGAN OBSERVASI

[Date]
83
UKM LAWANG BARAT COFFE
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
F Delmar, S. S. (2003). Retrieved Okktober 19, 2019, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan

Kottler, P., & Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran Terjemahan Edisi 13


Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

UMKM, K. K. (2012). Peran UMKM Dalam Perekonomian di Indonesia.

[Date]
84
UKM LAWANG BARAT COFFE

Anda mungkin juga menyukai