Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wahyu Febria Sedyawati

Kls : 7G
Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi (Analisis khasus)

Khasus Menyusui
Dua Bayi Positif HIV/AIDS Akhirnya Tewas.
Koordinator konselor Klinik Voluntary Councelling and Testing (VCT) Rumah Sakit Daerah
dr Soebandi Jember, dr Justina Evi Tyaswati SpKj, mengungkapkan bahwa dua dari delapan
anak terpapar virus HIV/AIDS tak dapat diselamatkan. Anak-anak itu sejak awal tahun
hingga Oktober 2014 dirawat di Klinik VCT Kabupaten Jember (TEMPO.CO, Jember).
"Yang meninggal dunia, yakni seorang anak yang masih berusia sekitar tiga bulan dan
berumur 1,5 tahun," ujar Tyaswati, Senin, 29 oktober 2014. Tyaswati mengatakan, kedua
bayi yang meninggal itu dibawa ke Klinik VCT dalam kondisi stadium III dan IV, dengan
penyakit penyerta gizi buruk dan tuberculosis (TB). Mereka tertular virus mematikan itu dari
ibu mereka selama kehamilan dan pemberian air susu ibu. "Orang tua mereka ODHA (orang
dengan HIV/AIDS), dan tidak banyak mendapatkan informasi memadai, sehingga bayi dan
anak-anak itu diperiksakan sudah dalam stadium tinggi," katanya. Enam anak lainnya kini
mendapat perawatan intensif dari tim Klinik VCT Jember. Petugas klinik berupaya
melakukan pemantauan secara rutin kepada ibu hamil dan balita yang positif menderita
HIV/AIDS dan memberikan pemahaman kepada keluarga mereka untuk periksa dan kontrol
secara rutin demi kelangsungan hidup yang lebih lama bagi balita mereka. Ibu hamil dan bayi
yang terinfeksi HIV/AIDS harus minum obat antiretroviral (ARV) secara rutin untuk
mempertahankan daya tahan tubuhnya yang masih belum stabil. "Pengalaman, beberapa
balita yang terinfeksi HIV/AIDS masih bertahan hidup hingga usia 8 tahun karena pihak
keluarganya menjaga asupan gizi dan melakukan kontrol ke Klinik VCT secara rutin,"
ujarnya.
Analisis:
Epidemologi HIV/AIDS: Dari kasus tersebut bayi terinfeksi virus HIV/AIDS, HIV adalah
singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh
dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. Penyakit AIDS
disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Saat HIV menular
melalui cairan tubuh, seperti air mani, ASI, maupun transfusi darah dan masuk dalam sistem
tubuh kita, maka umumnya tidak ada gejala AIDS sama sekali. Dalam waktu kurang dari tiga
bulan saat dites kemungkinan besar hasilnya negatif. Hal ini karena virus HIV berkembang
biak dahulu sehingga setelah tiga bulan baru bisa dideteksi melalui tes darah dengan metode
Elisa. Masa tunggu tersebut dikenal dengan window period (masa jendela). Dan apabila HIV
pada bayi berumur kurang dari 18 bulan, idealnya dilakukan pengulangan uji virologis HIV
pada spesimen yang berbeda dan pada khasus diatas di jelaskan untuk Ibu hamil dan bayi
yang terinfeksi HIV/AIDS harus minum obat antiretroviral (ARV) secara rutin untuk
mempertahankan daya tahan tubuhnya yang masih belum stabil. Tujuan terapi ARV
(antiretroviral): mencapai supresi maksimum terhadap replikasi HIV, meningkatkan CD4
limfosit, memperbaiki kualitas hidup. Terapi ARV direkomendasikan untuk individu
terinfeksi HIV dengan gejala atau jumlah CD4 <350 sel/µL atau HIV RNA plasma 55.000
kopi/mL tanpa melihat jumlah CD4. Prinsip umum: Pemantauan periodik dan teratur
pemeriksaan jumlah RNA HIV plasma dan hitung jumlah CD4 (menentukan progresivitas
infeksi HIV, penentuan pemberian terapi ARV). Indikasi ARV:
a. HIV stadium I dan II dengan CD4 < 350/mm3
b. HIV stadium III dan IV tanpa memandang CD4
Tanpa melihat CD4: HIV + TB/kehamilan/hepatitis B kronis, pasangan serodiskordan,
populasi kunci (penjaja seks, pengguna narkoba suntik, pria homoseksual). Manfaat ARV:
pulihnya sistem kekebalan akibat infeksi HIV dan kerentanan ODHA terhadap infeksi
oportunistik/penyakit penyebab. Pada jurnal yang berjudul “Method of feeding and
transmission of HIV-1 from mothers to children by 15 months of age: prospective cohort
study from Durban, South Africa” terdapat 551 ibu hamil yang terinfeksi HIV dan mereka
memilihi menyusui bayinya dengan ASI sebelum mendapatkan KIE tentang HIV/AIDS.
Sehingga anak dari mereka tertular HIV/AIDS. Dalam hal ini sangat berkaitan dengan berita
tersebut. Diaman para balita tertular virus mematikan dari ibu mereka selama kehamilan dan
pemberian air susu ibu, serta ODHA (orang dengan HIV/AIDS), tidak banyak mendapatkan
informasi memadai, sehingga bayi dan anak-anak itu diperiksakan sudah dalam stadium
tinggi.
Faktor penyebab masalah: adalah pemberian ASI esklusi pada bayi usia kurang dari 18
bulan oleh ibu yang positif HIV/AIDS.
Dampak HIV/AIDS adalah terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh, dan terserang
beberapa penyakit seperti gizi buruk dan tuberculosis (TB) serta penyakit mematikan lainnya,
dan apabila sudah memasuki tahap stadium akhir menyebabkan kematian.
Upaya pemerintah: adalah dalam mencegah penyebaran HIV ini bisa dimulai dengan
sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS, bahaya, dan upaya
pencegahannya. Terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS. Permenkes ini diterbitkan sebagai
pebaruan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1285/ Menkes/ SK/X/ 2002 tentang Pedoman
Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual.
Peran Bidan: Sesuai dengan Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi
dan praktik bidan, bahwa bidan berperan dalam kesehatan reproduksi dan penanggulangan
IMS termasuk HIV/AIDS, yaitu:
1. Pemberi pelayanan
a. Antenatal, persalinan, dan masa nifas.
b. Keluarga berencana.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
d. Deteksi dini, yaitu merujuk.
e. Konselor HIV/AIDS

Refrensi

Kemenkes R.I., 2013, Pedoman Penyuluhan AIDS.

FKM Uhamka Kelas Reguler ’99, Makalah AIDS dan PMS

Media Aesculapius, tabloid dwibulanan, ed. Juli dan Agustus 2001


WHO, Press Release no. 58, 09 July 2002, 3 Millions HIV/AIDS Sufferers Could Receive
Anti-Retroviral Therapy By 2005.

Mofenson LM. Can Perinatal HIV infection be eliinated in the United States. Jama
1999, 282:577-579

Irianto Koes. 2015. Kesehatan Reproduksi.Alfabeta.

Surjadi,C.,H. Pratomo, Y.S. Handajani. 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja. Bandung:


BKKBN

Wahyudi, R. 2002. Modul Kesehatan Reproduksi remaja. Jakarta: PKBI

Anna Coutsoudis. Method of feeding and transmission of HIV-1 from mothers to children by
15 months of age: prospective cohort study from Durban, South Africa. S0uth Africa 2001,
15:379-387.

Anda mungkin juga menyukai