Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah


Sport (Olahraga) adalah aktivitas yang memerlukan penggunaan fisik dan
skill dimana seseorang atau tim bersaing satu sama lain sebagai bahan hiburan.
Olahraga memiliki banyak manfaat antara lain meningkatkan sistem imun tubuh
sehingga tubuh menjadi sehat, melepaskan zat endrophin dalam tubuh yang dapat
meningkatkan kesenangan, melancarkan aliran darah sehingga kulit menjadi lebih
sehat, membakar lemak, dan melatih sosialisasi. Bahkan menurut penelitian
University of Texas pada tahun 2013 terhadap 1100 responden di Amerika
Serikat, berolahraga selama 30 menit setiap hari dapat meningkatkan kecerdasan
(ciricara.com, 2013). Beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya olahraga. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
jumlah acara dan kompetisi olahraga yang diadakan dan peserta yang mengikuti,
seperti acara lari marathon, kompetisi futsal, kompetisi badminton, kompetisi
body builder, dan sebagainya. Peningkatan minat berolahraga di Indonesia
terutama Jakarta, menjadi faktor pertumbuhan perusahaan jasa yang menawarkan
fasilitas penyewaan alat-alat olahraga dan lapangan olahraga. Pertumbuhan ini
dapat dilihat dari maraknya fitness center, material arts center, dan sport center
lainnya yang baru dibuka di pusat perbelanjaan dan daerah padat penduduk.
Maraknya perkembangan di bidang olahraga, maka membuka
lebar pertumbuhan yang pesat pada sekolah-sekolah olahraga, klub-klub, fitness
centre, dan perkumpulan-perkumpulan kesehatan. Hal ini tentu saja menambah
pula akan kebutuhan alat dan fasilitas olahraga. Namun dibalik itu ada pula jasa
perbaikan alat/ fasilitas olahraga yang semakin meramaikan persaingan bebas
diantara instansi dan perusahaan alat olahraga. Persaingan ini tentu saja
di masing-masing instansi/ perusahaan akan menampilkan keunggulan produk/
jasa yang berkualitas. Untuk menunjukkan kualitas produk/ jasa tersebut
mestinya instansi olahraga/ perusahaan harus mengkemas produknya
supaya memiliki daya Tarik tersendiri di pasar. Pemasaran adalah cara

1
memandang seluruh perusahaan barang/ jasa dalam beradaptasi terhadap
lingkungannya secara kreatif dan menguntungkan.Karena keberhasilan suatu
bisnis olahraga bukan ditentukan oleh produsen saja, melainkan oleh
pelanggannya.
Indonesia yang memiliki potensi luar biasa dalam Industri Olahraga
seharusnya dapat dimaksimalkan potensi tersebut dengan menggunakan strategi –
strategi pemasaran produk industry olahraga. Istilah pemasaran olahraga di
Indonesia akhir – akhir ini mulai banyak terdengar, khususnya untuk beberapa
cabang olahraga yang popular di masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri
masih sulit ditemukan teori mengenai manajemen pemasaran olahraga, bahkan
untuk menemukan buku manajemen pemasaran olahraga di Indonesia sangat sulit
sekali. Memang banyak buku manajemen pemasaran olahraga yang berbahasa
asing, tapi belum bisa ditemukan di Indonesia. Belum lagi sampai saat ini belum
ada satu pun penulis Indonesia yang mengeluarkan atau menerbitkan buku tentang
manajeman pemasaran olahraga, kalaupun ada biasanya materi Manajemen
Pemasaran olahraga dimasukkan ke dalam materi Manajemen olahraga. Untuk itu
untuk kali ini saya akan membahas mengenai manajemen pemasaran olahraga
sesuai dengan ilmu yang saya peroleh selama ini. Pada tulisan kali ini akan
dibahas mengenai sejarah singkat pemasaran olahraga, definisi dan ruang lingkup
pemasaran olahraga.

1.2    Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan definisi pemasaran olahraga?
2. Bagaimana sejarah pemasaran olahraga?
3. Apa saja ruang lingkup pemasaran olahraga?
1.3    Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dan definisi pemasaran olahraga
2. Mengetahui sejarah pemasaran olahraga
3. Mengetahui ruang lingkup pemasaran olahraga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN DIFINISI PEMASARAN OLAHRAGA


Dalam dunia olahraga, khususnya di Indonesia istilah pemasaran
(marketing) masih dikaitkan dengan penjualan. Padahal dalam hakikatnya
pemasaran bukan hanya sekedar penjualan. Karena penjualan merupakan bagian
kecil dari pemasaran itu sendiri. Selain itu hanya sedikit para pemasar olahraga
yang benar – benar bisa dihitung dengan jari, kebanyakan para pemasar olahraga
yang ada pun lebih bukan berasal dari bidang pemasaran, sehingga yang terjadi
adalah banyak dari mereka yang masih menggunakan konsep atau strategi
pemasaran yang seharusnya sudah tertinggal.

Dunia pemasaran telah memasuki babak 3.0, dimana tujuan dari


pemasaran itu sendiri adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Bila pada
pemasaran 1.0 tujuannya adalah menjual produk, dan pemasaran 2.0 tujuannya
adalah Memuaskan dan Mempertahankan Konsumen, maka pada pemasaran 3.0
yang sedang dan akan terjadi tujuannya lebih kearah itu yaitu menjadikan dunia
lebih baik. Ada unsur Spritual dalam marketing 3,0 bukan hanya fungasional dan
emosional saja seperti pada pemasaran 1,0 dan 2,0. Dalam marketing 3,0 dipicu
oleh nilai – nilai, pemasar tidak lagi memperlakukan orang semata – mata sebagai
konsumen, namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai
manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak
konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka untuk
menciptakan dunia yang lebih baik. Dalam dunia yang penuh kebingungan,
konsumen akan mencari produsen yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam
mereka dalam bidang sosial, ekonomi, dan keadalian lingkungan pada misi, visi
dan nilai – nilainya. Dalam produk dan jasa yang dipilihnya, konsumen tidak
hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional namun juga pemenuhan
spirit.

3
Dalam buku – buku Manajeman Olahraga di Indonesia yang mengulas
tentang Manajeman Pemasaran Olahraga, banyak yang mendefinisikan Pemasaran
hanya sebagai proses Perencanaan, Pemberian Harga, Promosi dan
Pendistribusian Ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu dan Tujuan Organisasi. Bila melihat definisi tersebut adalah
definisi Pemasaran Yang Dikeluarkan American Marketing Association yang
dikeluarkan pada tahun 1994. Sementara dunia pemasaran adalah dunia yang
memiliki perubahan yang sangat cepat. Pada Paragraf ke-dua sudah dijelaskan
tentang perubahan yang terjadi dalam dunia pemasaran. Sehingga dalam tulisan
ini, penulis cenderung menggunakan definisi pemasaran yang dikeluarkan oleh
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan pada tahun 2010. Dimana
mereka mendefinisikan pemasaran sebagai harmonisasi identity,
integrity dan image, dengan kata lain Pemasaran adalah perihal mendefinisikan
dengan jelas identitas unik Anda dan memperkuatnya dengan integritas yang
otentik untuk membangun citra yang kuat .(2010 ; 47).

Sementara Pemasaran Olahraga dapat didefinisikan sebagai perihal


mendefinisikan dengan jelas identitas unik dalam sebuah Produk Olahraga dan
memperkuatnya dengan integritas yang otentik untuk membangun citra produk
yang kuat.  Dari definisi pemasaran olahraga tersebut pemasaran olahraga harus
didefinisikan kembali sebagai segitiga dari merek, positioning dan diferensiasi
dengan dilengkapi dengan brand identity, brand integrity dan brand image. Di
dunia yang konsumennya horizontal, merek tidak berarti apa – apa jika hanya
mengartikulasikan positioningnya. Merek mungkin memiliki identitas yang jelas
dalam benak konsumen, namun tidak selalu identitas yang baik. Positioning
adalah pernyataan yang tegas dan menyadarkan konsumen agar berhati – hati
terhadap merek yang tidak otentik. Sementara diferensiasi merupakan DNA
merek yang mencerminkan integritas merek sebenarnya. Diferensiasi adalah bukti
kuat bahwa merek menyampaikan apa yang dijanjikan kepada konsumen.
Diferensiasi yang bersinergi dengan positioning secara otomatis akan
menciptkan Brand Image yang baik.

4
Identitas merek berkisar mengenai positioning merek Anda di dalam benak
konsumen. Positioning haruslah unik, sehingga merek Anda didengar dan
diperhatikan oleh pasar. Positioning juga harus relevan dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dilain pihak, integritas merek berkisar mengenai menepati
apa yang dinyatakan melalui positioning dan diferensiasi merek. Itu adalah
tentang bagaimana menjadi kredibel, menepati janji dan menciptakan kepercayaan
konsumen terhadap merek Anda. Target dari brand integrity adalah spirit
konsumen. Terakhir Brand Image adalah tentang mendapat bagian yang kuat dari
emosi konsumen. Brand Value Anda harus menarik bagi kebutuhan dan keinginan
emosional, melebihi fungsi dan fitur produk itu sendiri.

Sebagai contoh adalah NBL Indonesia yang memposisikan diri sebagai “


You + Us = We “. Diferensiasinya terletak pada bagaimana NBL Indonesia
mampu memberikan sebuah konsep liga professional di Tanah Air yang
mendekatkan Para Penonton/Konsumen (Pencinta Basket) dengan para atlet baik
di dalam maupun di luar lapangan dengan konsep acara yang mereka buat.
Diferensiasi  ini lah yang mampu mencerminkan integritas merek NBL Indonesia
sebenarnya, NBL Indonesia memberikan bukti kuat kepada para
Penonton/Konsumen tentang janjinya “ Kamu (Penonton/Konsumen) ditambah
Kami (Atlet Basket Yang Berlaga Selama NBL) sama dengan Kita (Melebur
Menjadi Satu NBL Indonesia) “. Dengan telah terpenuhinya janji merek dalam hal
ini NBL Indonesia kepada para konsumen dengan sendirinya Brand Image akan
positif di kalangan konsumen. Bentuk Diferensiasi NBL Indonesia dapat dilihat
dari para atlet dan penonton selama Kompetisi NBL Indonesia berlangsung selalu
diadakan Games diantara mereka untuk saling mendekatkan baik di lapangan atau
di arena pertandingan, hal itu juga bisa tergambar dari kegiatan – kegiatan NBL
Indonesia di luar lapangan seperti memberikan pelatihan langsung kepada para
pelajar, kegiatan sosial, ataupun kegiatan peduli terhadap lingkungan. Atlet
Basket NBL Indonesia langsung terjun ke masyarakat, dan para penonton juga
diajak terjun langsung untuk bertemu dan bermain dengan para idolanya. Inilah
keberhasilan NBL Indonesia dalam menentukan identitas mereknya, NBL

5
Indonesia berhasil didengar dan diperhatikan para konsumennya, NBL Indonesia
berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya dan akhirnya
NBL Indonesia mampu menentukan identitas mereknya. Dari itu semua dapat
disimpulkan bahwa NBL Indonesia memiliki kredibilitas, Menepati Janji dan
Menciptakan kepercayaan konsumen. Brand Value berhasil memenuhi kebutuhan
dan keinginan emosional para konsumennya bukan hanya sekedar melihat
pertandingan basket semata.

2.2   SEJARAH PEMASARAN OLAHRAGA


Sejarah pemasaran olahraga sangat sedikit sekali dilakukan pada masa
lalu, berbeda dengan saat ini dimana kegiatan pemasaran olahraga hampir
diterapkan pada produk baik berupa barang maupun jasa seperti event olahraga
baik nasional, regional maupun internasional. Sama halnya dengan Industri
olahraga yang menurut sejarah dikatakan bahwa olahraga memasuki masa Industri
ketika Olimpiade Los Angeles tahun 1984, maka kegiatan pemasaran dalam
olahraga juga dirintis pada saat Panitia Penyelenggara Olimpiade Los Angels
1984, yang saat itu diketuai oleh Peter Ueberroth. Dalam sejarah Olimpiade
musim panas pembiayaan selalu didukung oleh Pemerintah masing – masing
Negara yang menjadi Tuan Rumah pada saat itu. Dan untuk pertama kalinya pada
tahun 1984 pihak panitia tidak meminta dukungan pemerintah untuk pertama
kalinya namun Olimpiade 1984 dikelola sendiri secara bisnis yang pada akhirnya
memperoleh keuntungan berjuta – juta dolar dan mengakibatkan adanya
pertumbuhan ekonomi di Negara Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri kegiatan pemasaran olahraga dilakukan PSSI dalam


rangka kompetisi LIGA yang dimulai pada tahun 1980, yang terakhir pada tahun
2002 dinamakan LIGA Bank Mandiri. Sedangkan untuk bola basket pertama kali
kegiatan marketing olahraga pada tahun 1982 ketika kompetisi bola basket utama
yang disingkat KOBATAMA. Dan sampai saat ini kegiatan pemasaran olahraga
di Cabang Olahraga Basket merupakan yang terbaik di negeri ini mulai dari
KOBATAMA, IBL dan sekarang NBL.  Langkah bola basket pada tahun 1982,

6
diikuti oleh PB PBVSI dengan kompetisi LIGAPRO Bola Voli yang diberikan
pada marketing agency PT M-LING, dan sampai saat ini PB PBVSI dengan
Livoli dan Proliga nya tetap menggunakan kegiatan pemasaran olahraga. Kegiatan
pemasaran olahraga tersebut kemudian diikuiti oleh cabang – cabang olahraga
lainnya meskipun belum sebesar sepakbola, basket dan bola voli.

Pada saat ini kegiatan pemasaran olahraga di Indonesia sangat


berkembang, Cabang Olahraga Sepeda memiliki Tour De Singkarak yang
menerapkan konsep wisata + olahraga, atau Basket dengan NBL dan WNBL yang
semakin menakjubkan, Bola Voli dengan Proliga dan Livolinya, ataupun kegiatan
olahraga event internasional seperti Indonesia Super Series Premier yang telah
menyihir masyarakat dunia dan mendapat pengakuan dati BWF sebagai event
Badminton terbaik. Di produk barang Indonesia telah memiliki banyak barang
yang memiliki kualiatas baik, LEAGUE sebagai salah satu merek asli Indonesia
pun sudah mulai membuat gebrakan dengan alat olahraga, sepatu, ataupun
pakaian – pakaian olahraga. Dan inilah yang terjadi saat ini kegiatan pemasaran
olahraga sudah merupakan sebuah keharusan bagi mereka yang bergerak di
bidang Industri Olahraga. Karena peranan yang sangat penting sebagai penarik
konsumen agar mau membeli ataupun bisa dikatakan sebagai strategi dalam
pengumpulan dana event olahraga internasional.

2.3 RUANG LINGKUP PEMASARAN OLAHRAGA

Mullin (1985) mengatakan bahwa manajeman pemasaran adalah bagian


manajeman olahraga yang paling dinamis dan yang paling mengesankan, karena
pemasaran olahraga ruang lingkupnya adalah Promosi, Pengiklanan, Penjualan
dan Hubungan Masyarakat. Ada empat hal yang menjadi perhatian Mullin dalam
pemasaran olahraga, diantaranya :

 Olahraga adalah sesuatu yang tidak nyata dan sangat subyektif, oleh
karena kesan, pengalaman, dan penafsiran terhadap even olahraga
beragam dari orang per orang.

7
 Olahraga adalah sesuatu yang tidak konsisten dan tidak dapat
diramalkan, karena kemungkinan cederanya atlet, keadaan emosi
pemain, momentum regu, dan keadaan cuaca.
 Olahraga adalah barang yang cepat usang, oleh karena even olahraga
yang sedang dipertandingkan adalah apa yang penonton ingin lihat.
 Olahraga melibatkan emosi.

Dari empat hal yang menjadi perhatian pemasaran olahraga menurut


Mullin terlihat sangat jelas bahwa Mullin hanya melihat Produk Olahraga adalah
even olahraga, padahal belum tentu bila produk olahraga tersebut berupa barang
empat perhatian Mullin akan berlaku.

Mullin telah mengatakan bahwa ruang lingkup pemasaran olahraga terdiri


dari Promosi, Pengiklanan, Penjualan dan Hubungan Masyarakat. Empat Ruang
Lingkup Pemasaran Olahraga yang dikatakan Mullin memang belum dapat
menjawab hakikat pemasaran olahraga yang telah berubah, untuk itu dalam tulisan
ini ruang lingkup pemasaran olahraga meliputi :

1. Strategi Pemasaran Olahraga


Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, dalam ruang
lingkup strategi pemasaran olahraga ada tiga konsep yang harus
diperhatikan
diantaranya Communitization, Confirmation dan Clarification.
2. Taktik Pemasaran Olahraga
Taktik adalah rentetan dari pelaksanaan pekerjaan dari suatu strategi, agar
mencapai tujuan, dalam ruang lingkup taktik pemasaran olahraga ada
enam konsep yang harus diperhatikan diantaranya:
Codification, Co-Creation, Currency, Communual Activation,
Conversation dan Commercialization.

8
3. Value Pemasaran Olahraga
Value adalah kemapuan yang dapat diberikan Produsen kepada Konsumen
untuk memuaskan konsumen itu sendiri. Dalam ruang lingkup Value yang
harus diperhatikan antara lain Character , Care dan Collaboration.
Bila kita dari sudut pandang Produk Industri Olahraga, maka yang menjadi
ruang lingkup pemasaran olahraga antara lain : sarana dan prasarana yang
diproduksi, diperjual belikan dan/atau disewakan, barang – barang
olahraga seperti peralatan dan perlengkapan olahraga, dan Jasa penjualan
kegiatan olahraga.

4. Gaya kepemimpinan demokratis


Mengusung konsep demokrasi, pemimpin mengampu tanggung jawab
sebagai gaya kepemimpinannya. Tapi, anak buah punya peran yang
penting juga karena tugas-tugas akan didelegasikan ke para ‘awak kabin’
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Gaya kepimpinan ini
berbanding terbalik dengan kepemimpinan yang otokratis, yang mana
pemimpin mengambil alih semua keputusan tanpa melibatkan anak buah.
Dari banyaknya jenis gaya kepemimpinan, pemimpin yang demokrat
masih jadi favorit dan bisa dilakukan sepanjang masa karena komunikasi
atasan ke bawahan dan sebaliknya bisa terjalin. Ada kreativitas, kejujuran,
dan usaha yang bakal terlihat dengan jelas lewat gaya kepemimpinan yang
demokratis.
5. Penuh visi, gaya kepemimpinan menatap hari depan
Penuh dengan rencana dan metode adalah ciri khas gaya kepimpinan
visioner. Para pemimpin ini senang merancang sesuatu untuk masa depan,
bahkan hal yang belum terpikir oleh stafnya sekalipun sudah ada dalam
benak si pemimpin. Gaya kepemimpinan ini biasanya ditandai dengan
banyaknya meeting dan training, cukup baik untuk melatih dan
memperbarui ilmu para anak buah.

9
6. Kepemimpinan multi-kultural
Sesuai namanya, gaya kepemimpinan ini biasanya diaplikasikan di kantor
atau perusahaan yang stafnya berlatar lintas budaya. Multinational
company misalnya, akan memakai gaya kepemimpinan multi-kultural agar
bisa menjangkau anak buahnya.
7. Tiada hari tanpa strategi
Seluruh bagian dari suatu organisasi atau perusahaan bisa ikut
menyumbangkan kinerja terbaiknya jika gaya kepemimpinan yang dipakai
berpusat pada strategi. Tidak hanya top management yang punya kuasa
dan peranan penting, sebagai pekerja, kamu yang mau meningkatkan mutu
kehidupan atau perusahaan juga bisa ambil peran.. Gaya kepemimpinan ini
tentu dibutuhkan oleh tim riset dan strategi di berbagai jenis perusahaan,
khususnya dalam merancang pola yang dinamis untuk mengikuti
perkembangan pasar atau target.
Dengan gaya kepemimpinan ini, seharusnya tiap orang di perusahaan
punya peluang untuk menyumbangkan ide dan gagasannya. Apalagi jika
memang ada peluang baru yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar,
ini akan jadi kesempatan besar suatu perusahaan berkembang.
8. Memimpin sambil mengajar
Anak buah akan dilatih langsung sambil mendapat supervisi dari para
pimpinannya. Gaya kepimimpinan ini tentu butuh leader yang punya dan
mau meluangkan waktu untuk mendamping para anak buahnya. Jenis
kepemimpinan ini dibutuhkan dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan
berkala supaya perkembangan staf juga dapat terpantau. Selain waktu, para
pemimpin juga akan mencurahkan motivasi dan dukungan bagi para ‘anak
didik’ yang ada di bawah supervisinya. Divisi HRD dan pusat pelatihan di
kantor-kantor adalah salah satu tempat yang perlu menerapkan gaya
kepemimpinan ini dalam setiap kegiatannya, karena tujuannya yang
relevan.

10
9. Pemimpin sebagai fasilitator
Sifat gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya kepimpinan yang sambil
mengajar, tapi tetap berbeda pada aplikasinya. Pimpinan tipe ini biasanya
fokus sama hasil, tidak terlalu ambil pusing dengan peningkatan skill anak
buahnya.
Selama alur pekerjaan masih aman, kemungkinan besar si atasan tidak
akan ikut campur terlalu banyak. Tapi jika ada bagian atau anak buah yang
tidak bisa berfungsi sebagaimana tugas kerjanya, si pimpinan tidak akan
ragu untuk turun tangan langsung memantau proses. Gaya kepemimpinan
ini biasanya dilakukan pebisnis yang usahanya sudah beranak pinak dan
tidak perlu pantauan terlalu intens karena sudah ada SOP atau standard
yang perlu dipenuhi para staf.
10. Gaya kepemimpinan yang berpusat pada tim
Bekerja dengan sepenuh hati dan pikiran harus diterapkan oleh setiap yang
terlibat dalam lingkungan kerja dengan gaya kepimimpinan yang
orientasinya kerja tim. Sayangnya, sikap saling percaya dan sikap
kooperatif antar anggota tim jadi tidak terlalu penting karena fokusnya
adalah mencapai misi. Gaya kepemimpinan ini sebenarnya cukup efektif
digunakan jika tiap staf tidak punya banyak kewajiban atau target pribadi,
jadi bisa fokus untuk mencapai target timnya.Orientasi kepemimpinan
yang terfokus pada tim juga butuh visi yang jelas.

11
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pemasaran pada pendidikan olahraga, kepelatihan olahraga, sekolah olahraga,
klinik kebugaran, dan klub-klub olahraga berbeda dengan pemasaran barang
(raket, bola, sepatu dan lain-lain). Supaya pemasaran dapat memenuhi
target market management, maka manajer perlu memperhatikan alat
pemasaran yaitu bauran pemasaran jasa yang meliputi : 1) produk jasa, 2) harga,
3) tempat pemasaran, 4) promosi 5) dukungan fasilitas, 6) proses, dan 7)
partisipasi pelanggan/ member atau anak didik. Dalam pemasaran jasa olahraga
terdapat persaingan diantara perkumpulan/ klub-klub olahraga, oleh karena itu
manajer perlu memperhatikan kualitas jasa yang dihasilkan. Untuk mengukur
kualitas jasa perlu memperhatikan : 1) alat/ fasilitas yang dimiliki, 2)
kemudahan mengkonsumsi, 3) keajegan dalam pelayanan, 4) tanggap
terhadap keluhan dari pelanggan/ member atau anak didik, dan 5) memberi
jaminan keamanan dan keselamatan. Kualitas jasa yang baik adalah dapat
memenuhi harapan pelanggan/ member atau anak didik dibandingkan dengan
kenyataan yang diperoleh. Semakin kecil gap antara harapan yang diinginkan
dengan kenyatan yang diperoleh dari pelanggan/ member atau anak didik, maka
terjadilah kepuasan konsumen.

3.2 Saran-saran
Dalam pemasaran olahraga diperlukan metode dan penerapan gaya kepemimpinan
yang tepat, sehinggadalam memasarkan olahraga ke masyarakat dapat berjalan
dengan lancer atau mudah.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://poernomojoko.blogspot.com/2012/08/manajemen-pemasaran-olahraga-i-
sport.html

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2014-2-00253-MNSI%20Bab1001.pdf

https://dokumen.tips/documents/tugas-sport-marketing-pemasaran-olahraga.html

13

Anda mungkin juga menyukai