Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN


SEMI SOLID DAN LIQUID
SUSPENSI DAN SALEP

Disusun oleh :

Elin Setianingsih (1804277014)

Hana Astari (1804277016)

Iir Rohimah (1804277018)

Ilham Fauzan (1804277019)

Kenken Aina Rahmawati (1804277020)

Laiatul Hikmatin Fauziah (1804277021)

Pogram Studi D III Farmasi


STIKes Muhammadiyah Ciamis
2019
PRAKTIKUM I
SUSPENSI

I. TUJUAN
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam formulasi sediaan
suspensi dan melakukan kontrol kualitas (evaluasi) sediaan suspensi meliputi
menghitung derajat flokulasi, perbedaan metode pembuatan suspensi dan
pengaruh tipe alat terhadap stabilitas suspensi

II. DASAR TEORI


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. (FI IV, hal 17)

Sifat yang harus ada pada suspensi

1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap

A. Makin kecil ukuran partikel → makin besar luas penampangnya → daya


tekan ke atas semakin besar → memperlambat gerakan partikel untuk
mengendap.
B. Makin besar ukuran partikel → makin kecil luas penampangnya → daya
tekan ke atas semakin kecil → mempercepat gerakan partikel untuk
mengendap.

Jadi, untuk memperlambat laju pengendapan, dapat dilakukan dengan


memperkecil ukuran partikel dengan menggunakan mixer, homogenizer,
colloid mill, dan mortir.

2. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali

Untuk memenuhi syarat tersebut, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu


tinggi agar sediaan mudah dikocok. Adapun dengan cara lain,yaitu dengan
Penggunaan prinsip- prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meski pun
terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah
disuspensikan (didispersikan )kembali.

Pembuatan suspensi sistem flokulasi :

a. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium

b. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit,


surfaktan atau polimer
c. Diperoleh suspense flokulasi sebagai produk akhir

d. Apabila dikendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka
ditambah stuctured vehicle

e. Produ kakhir yang diperoleh adalah suspense flokulasi dalam structured


vehicle.

3. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi

Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan


yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent.

4. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok
dan dituang.

Syarat suspensi yang terdapat dalam Farmakope indonesia edisi IV adalah Zat
yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok
perlahan dan lahan endapan harus segera terdispersi kembali, kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Metode Pembuatan Suspensi

1. Metode Dispersi

Serbuk didispersi ke cairan pembawa (air),partikel harus terdispersi dalam fase


cair,terkadang sulit karena pengaruh udara,lemak,kontaminan permukaan serbuk
(Lachman et al, 1994)

Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi


serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan
pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar
dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak
antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut kontak ± 90o serbuk akan
mengambang diatas cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat
hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat
dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.

2. Metode Presipetisi

Obat yang tidak larut dalam air,dilarutkan dengan pelarut-pelarut organik yang
bercampur dengan air,kemudian menambahkannya pada fase cair (Lachman et
al,1994)

Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan dengan
larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan
bahan pensuspensi.

Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol

MONOGRAFI ZAT
1.Sulfadiazine ( FI ed.5,1228)

• Pemerian : serbuk, putih sampai agak kuning, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, stabil diudara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya
perlahan-lahan menjadi gelap.

• Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam asam mineral
encer, dalam larutan kalium hidroksida, dalam larutan natrium
hidroksida dan dalam amonium hidroksida.

2. Sulfamerazine ( FI ed.5,1232)

• Pemerian : serbuk atau hablur, putih atau agak putih, kekuningan, tidak
berbau atau praktis tidak berbau, rasa agak pahit, stabil diudara.

• Kelarutan : sangat sukar dalam air, agak sukar dalam aseton, sukar larut
dalam etanol, sangat sukar larut dalam eter dan kloroform.

3. Sufadimidine ( FI ed.5,1229 )

• Pemerian : serbuk, putih sampai putih kekuningan, dapat menjadi gelap


pada pemaparan terhadap cahaya, rasa agak pahit, tidak berbau.

• Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dan dalam eter, larut dalam
aseton, sukar larut dalam etanol.

4. Asam sitrat ( FI ed.5,164 )

• Pemerian : hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul


sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat
asam.

• Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak
sukar larut dalam eter.

5. Sirupus simplex

• Warna : tidakberwarna

• Rasa : manis
• Bau : tidakberbau

• Pemeriaan : cairanjernih, tidakberwarna

• Kelarutan : larutdalam air, mudahlarutdalam air mendidih,


sukarlarutdalameter

• Titiklebur : 1800

• Bobotjenis : 1,587 gram/mol

• Stabilitas : ditempatsejuk

6. Methyl Paraben (FI ed. 5, 856)

• Pemerian : serbukhablurhalus, putih, hamper tidakberbau, tidakberasa,


agakmembakarkulitdiikuti rasa tebal

• Kalarutan : Larutdalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih

• Khasiat : zatpengawet

7. NaOH ( Natrium Hidroksida) ( FI ed. 5, 911)

• Pemerian : putih atau praktis putih, keras, rapuh

• Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol

8. Etanol ( FI ed.5, 399)

• Pemerian : cairan mudah menguap, jernih, tidak bewarna, bau khas,


menyebabkan rasa terbakar pada lidah

9. Na-CMC ( FI ed. 5, 620)

• Pemerian : serbuk atau granul, putih sampai krem higroskopik


• Kelarutan : mudah terdispersi dalam air, membentuk kelarutan, tidak larut
dalam etanol, eter dan pelarut organik lain

10. Aquades ( FI ed.3, 96)

• Pemerian : cairan jernih, tidak bewarna, tidak berbau, tidak berasa

11. SLS ( Sodium Lauryl Sulfate) ( FI ed. 5, 920)

• Pemerian : Hablur kecil, bewarna putih, agak berbau khas


• Kelarutan : mudah larut dalam air, membentuk larutan apalisen.
FORMULA

a. Menghitung drajat flokulasi

Dibuat disperse sulfadiazine dengan formula sebagai berikut:

Formula A B C D E
Sulfadiazine 6g 6g 6g 6g 6g
SLS 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg
AlCl3 - 6 mg 12 mg 18 mg 30 mg
Aquadest 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml

b. Sirup simpleks 65 derajat b/v


c. Mengenal metode pembuatan suspensi

Tiap 300 Ml

R/ Sulfadiazina 10,2 g

Sulfamerazina 10,2 g

Sulfadimidina 10,2 g

Asam sitrat 12 g

Na-CMC 1,5 g

Metil paraben 300 mg

NaOH 6g

Sirup simpleks 90 mL

Etanol 3 mL

Aquadest ad 300 mL

Dilakukan usulan formula agar bahan cukup untuk dilakukan


pengujian (evaluasi)
Tiap 420 ml

R/ Sulfadiazina 14,028 g

Sulfamerazina 14,028 g

Sulfadimidina 14,028 g

Asam sitrat 16,8 g

Na-CMC 2,1 g

Metil paraben 0,42 g

NaOH 8,4 g

Sirup simpleks 126 mL

Etanol 4,2 mL

Aquadest ad 420 mL

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Alat volumetric
 Mixer
 Tabung reaksi
 Mortir dan stemper
 Beaker glass
 Batang pengaduk
 Mikroskop
 Objek glass
b. Bahan
 Sulfadiazine
 Sulfamerazine
 Sulfa dimidina
 Asam sitrat
 CMC-Na
 Metil paraben
 NaOH
 Gula

IV. PROSEDUR KERJA


 Menghitung derajat flokulasi
1. Sodium lauril sulfat dilarutkan ke aquadest – tambahkan sulfadiazin –
aduk hingga homogen
2. Tambahkan ALCL3 pada sampel b,c,d,e - aduk
3. Tuangkan pada tabung reaksi (10-12 ml) tambahkan aquadest sampai
60 ml - gojok
4. Tempatkan pada tabung reaksi, catat tinggi pengendapan 0, 5, 10,
sampai 60 menit
5. Buat grafik, hitung derajat flokulasi

 Pembuatan suspensi metode presipitasi


1. Sulfadiazina, sulfamevazina, sulfadimidina di gerus di mortir hingga
homogen
2. Campuran 3 sulfa dan NaoH (NaoH dilarutkan dengan air)
3. Tambahkan gel Na-CMC secara bertahap + sirup simplex
4. Campurkan metil paraben ( metil paraben dilarutkan dalam
etanol )
5. Tambahkan asam sitrat sambil diaduk
6. Tambahkan air hingga 300 ml
7. Masukan ke tabung reaksi untuk pengamatan
 Pembuatan suspensi metode dispersi
1. Sulfadiazina, sulfamevazina, sulfadimidina di gerus di mortir hingga
homogen
2. Tambahkan gel Na-CMC secara bertahap
3. Tambahkan Metil paraben, sirup simpleks, larutan asam sitrat, dan
larutan NaOH,diaduk sampai homogen
4. Tambahkan air hingga 300 ml
5. Tambahkan suspensi pada tabung reaksi

Uji Evaluasi
1. Uji organoleptis

waktu, rasa, bau, menggunakan panca indra

2. Uji PH

menggunakan PH meter, dengan target PH 4 – 6,9.

3. Metode mikroskopik

menggunakan mikroskop, mengamati campuran suspensi.

4. Uji kekentalan

menggunakan viskometer. Viskositas suspensi menurut SNI adalah 37 cp


– 396 cp (Ansel, 1989).

5. Redispersi

tabung reaksi berisi suspensi diputar 180 derajat dan dibalikkan ke posisi
semula. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna.

V. HASIL

Menghitung derajat flokulasi


N Dispers Menit Vol. Vol.Akhi F AlCl3 Keterangan
O i Awal r
1 A 0 10 10 1 - Flokulasi
2 A 5 10 2 0,2 - Flokulasi
3 A 10 10 2 0,2 - Flokulasi
4 A 15 10 2 0,2 - Flokulasi
5 A 20 10 2 0,2 - Flokulasi
6 A 25 10 2 0,2 - Flokulasi
7 A 30 10 2 0,2 - Flokulasi
8 A 60 10 2 0,2 - Flokulasi
9 B 0 10 10 1 0,006 g Flokulasi
10 B 5 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
11 B 10 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
12 B 15 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
13 B 20 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
14 B 25 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
15 B 30 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
16 B 60 10 2,2 0,22 0,006 g Flokulasi
17 C 0 10 10 1 0,012 g Flokulasi
18 C 5 10 4,6 0,46 0,012 g Flokulasi
19 C 10 10 4,3 0,43 0,012 g Flokulasi
20 C 15 10 4,1 0,41 0,012 g Flokulasi
21 C 20 10 4,1 0,41 0,012 g Flokulasi
22 C 25 10 4,1 0,41 0,012 g Flokulasi
23 C 30 10 4,1 0,41 0,012 g Flokulasi
24 C 60 10 4,1 0,41 0,012 g Flokulasi
25 D 0 10 10 1 0,018 g Flokulasi
26 D 5 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
27 D 10 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
28 D 15 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
29 D 20 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
30 D 25 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
31 D 30 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
32 D 60 10 1,2 0,12 0,018 g Flokulasi
E 0 10 10 1 0,0030 g Flokulasi
33
34 E 5 10 2,9 0,29 0,0030 g Flokulasi
35 E 10 10 2,3 0,23 0,0030 g Flokulasi
36 E 15 10 2,3 0,23 0,0030 g Flokulasi
37 E 20 10 2,3 0,23 0,0030 g Flokulasi
38 E 25 10 2,3 0,23 0,0030 g Flokulasi
39 E 30 10 2,3 0,23 0,0030 g Flokulasi
40 E 60 10 2,3 0,23 0,0030 g Flokulasi
Ket:
Volume Awal
F=
Volume Akhir
F > 1 = Deflokulasi
F < 1 = Flokulasi
Replikasi F60 F0 β
A 0,2 1 0,2
B 0,22 1 0,22
C 0,41 1 0,41
D 0,12 1 0,12
E 0,23 1 0,23
Ket :
Β = Derajat Flokulasi
Uji Evaluasi
No Uji Evaluasi Suspensi I Suspensi II Suspensi III
1. Organoleptik Warna : Coklat Warna : Coklat Warna : Putih
muda muda seperti susu
Bau : Bau khas Bau : Bau khas Bau : Bau khas
sulfadimidine sulfadimidine sulfadimidine
Rasa : Pahit Rasa : Pahit Rasa : pahit
sedikit asam sedikit asam
2. Uji Ph pH universal : 5 pH universal : 5 pH universal : 5
pH meter : 5 pH meter : 5,10 pH meter : 5,10
3. Mikroskopik

Terlihat Terlihat Terlihat


butiran/gelembu butiran/gelembun butiran/gelembung
ng kecil saat g kecil saat dilihat kecil saat dilihat
dilihat mengguankan mengguankan
mengguankan mikroskop. mikroskop.
mikroskop.

Viskositas Suspensi I
Rotor Data Rpm Persent
1 203 mP.as 6 20,3 %
1 187,0 mP.as 12 37,4 %
1 163,8 mP.as 30 81,9 %
1 94,8 mP.as 60 94,8 %
Viskositas Suspensi II
Rotor Data Rpm Persent
1 17 mP.as 6 1,7 %
1 18,5 mP.as 12 3,7 %
1 18,6 mP.as 30 9,3 %
1 17,3 mP.as 60 17,3 %

Viskositas Suspensi III


Rotor Data Rpm Persent
1 92 mP.as 6 9,2 %
1 89,5 mP.as 12 17,9 %
1 84,6 mP.as 30 42,3 %
1 80,5 mP.as 60 80,5 %
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum Teknologi sediaan liquid dan semi solid adalah membuat
tiga sediaan suspensi. Tujuan dari percobaan ini adalah memformulasi sediaan
suspensi dan melakukan kontrol kualitas (evaluasi) sediaan suspensi.

Pertama yang dilakukan adalah melakukan preformulasi. Bertujuan dapat


merancang formula, meracik dan mengevaluasi, sehingga didapatkan suatu
sediaan obat yang optimal.

Kedua melakukan formulasi, yaitu dengan melakukan perhitungan bahan


yang akan digunakan untuk membuat sediaan suspensi. Tujuan dari formulasi ini
adalah untuk menyesusaikan bahan bahan yang saling bercampur supaya menjadi
suatu sediaan yang baik sesuai standar. Bahan yang digunakan untuk membuat
sediaan suspensi ini adalah Sulfadiazin 14,028 g, sulfamerazin 14,028 g,
sulfadmidine s14,028 g, asam sitrat 16,8 g , Na-CMC 2,1 g sebagai suspending
agent, Metil paraben 0,42 g sebagai pengawet, NaOH 8,4 g, Sirup simplek 126 g
sebagai pemanis, Etanol 4,2 g dan aquadest ad 420 ml yang digunakan sebagai
pelarut.

Pada praktikum kali ini menggunakan metode presipitasi yaitu obat yang
tidak larut dalam air, dilarutkan dengan pelarut-pelarut organik yang bercampur
dengan air,kemudian menambahkannya pada fase cair (Lachman et al,1994).

Hal yang pertama dilakukan adalah mengukur derajat Flokulasi, yaitu


dengan cara melarutkan SLS (sebagai pembentuk suspensi) sebanyak 0,06 gram
dengan aquadest 5 ml di dalam beaker glass, kemudian tambahkan Sulfadiazin
(sebagai zat aktif) sebanyak 6 gram ke dalam larutan tadi aduk sampai semua
terbasahi. Masukkan AlCl3 (sebagai bahan pembentuk flokulasi) kedalam formula
yang sudah diberi label B,C,D,E, dengan bobot yang berbeda beda (sebagai
pembanding) aduk ad homogen, tambahkan aquadest ad 60 ml. Ambil sampel dari
larutan A,B,C,D dan E masing-masing sebanyak 10 ml dan masukkan ke dalam
gelas ukur kecil gojog ad homogen. Lalu, simpan gelas ukur dan amati tinggi
pengendapan pada waktu 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 60 menit. Tentukan suspensi
tersebut terdeflokulasi atau terflokulasi. Apabila nilai F mendekati 1 maka
suspensi yang dihasilkan merupakan suspensi yang stabil. Sedangkan dalam
percobaan ,nilai F yang dihasilkan masih tergolong kecil dan tidak mendekati
1,hal tersebut menunjukan suspensi tersebut termasuk metode flokulasi .Perlu
diketahui bahwasannya penambahan AlCl3 mempengaruhi sifat dari suspensi,
dimana semakin banyak AlCl3 maka semakin besar kemungkinan suspensi
termasuk dalam metode flokulasi.

Untuk cara membuat sediaan suspensi yaitu pertama timbang


bahan,siapkan alat dan bahan,kemudian larutkan CMC (Carboxymethyl Cellulose)
sebagai suspending agent sebanyak 2,1 gr dengan menggunakan air panas yang
digerus di dalam mortir hingga mengembang,lalu siapkan satu mortir untuk
menambahkan Sulfadiazin 14,028 g, sulfamerazin 14,028 g, sulfadmidine 14,028
g sebahgai bahan pengawet gerus ad homogen, setelah itu larutkan NaOH
menggunakan aquadest di dalam beaker glass kemudian setelah larut campurkan
larutan NaOH sebagai pengawet sebanyak 8,4 gr tersebut ke dalam mortir yang
berisi campuran sulfadiazine,sulfamerazine dan sulfadimidine aduk ad homogen.
Setelah itu campurkan kembali bahan sulfadiazine,sulfamerazine dan
sulfadimidine yg telah ditambahkan larutan NaOH ke dalam mortir yang berisi
CMC tadi tambahkan sedikit demi sedikit aduk ad homogen. Setelah itu larutkan
sirup simplex sebagai pemanis sebanyak 12,6 g campurkan ke dalam mortir yang
berisi bahan tadi, lalu Methyl paraben sebagai pengawet sebanyak 0,42 gr larutkan
menggunakan etanol sebanyak 4,2 gr di dalam beaker glass kemudian campurkan
kedalam mortir yang berisi Sulfadiazin,sulfamerazin,sulfadmidine, CMC,larutan
NaOH,sirup simplex,dan methyl partaben tersebut, kemudian larutkan asam sitrat
sebanyak 16,8 gr dengan aquadest lalu campurkan kesemua bahan yang ada pada
mortir gerus semua bahan ad homogen. Setelah itu masukkan ke dalam botol yang
sudah di kalibrasi tadi tambahkan aquadest sampai dengan batas kalibrasi.
Lakukan pembuatan suspense ini sebanyak 3 kali replikasi.

Kemudian melakukan uji evaluasi berupa uji organoleptik,uji ph dan uji


mikroskopik. Untuk uji yang pertama yaitu uji organoleptic yaitu dengan cara
menggunakan panca indera berupa penglihatan untuk menentukan
warna,penciuman berupa bau,pengecapan berupa rasa. Dari hasil yang diperoleh
warna suspense yaitu berwarna coklat,bau khas sulfadimidine dan untuk rasa yaitu
pahit sedikit asam,

Melakukan uji Ph dengan cara menyiapkan kertas ph dan ph universal,


ambil sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam beaker glass ukuran 50 ml lalu
celupkan kertas ph kedalam sampel, lakukan hal yang sama menggunakan ph
universal. Dari hasil yang didapatkan angka kertas ph pada sample 1 yaitu 5 dan
ph meter menunjukkan 5 juga,pada sampel kedua menunjukkan ph universal
bernilai 5 dan ph meter 5,10 dan pada sampel ke tiga ph universalnya
menunjukkan 5 dan ph meternya 5,10. Dari hasil yang didapat bahwa nilai ph
yang telah diuji pada sediaan suspense telah memenuhi standar yaitu 4-6,9.

Selanjutnya melakukan uji mikroskopik dengan cara mengambil sampel


suspensi sebanyak 2 tetes kemudian sampel tersebut di letakkan di mikroskop dan
hasil yang diperoleh dari sampel 1 yaitu Terlihat butiran/gelembung kecil saat
dilihat menggunakan mikroskop, sampel ke 2 yaitu Terlihat butiran/gelembung
kecil saat dilihat menggunakan mikroskop dan untuk sampel ke 3 Terlihat
butiran/gelembung kecil saat dilihat mengguankan mikroskop.
VII. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas mengenai praktikum pembuatan salep dapat


disimpulkan bahwa :

1. Pengukuran derajat fokulasi pada formula A, B, C, D dan E termasuk


suspensi terflokulasi
2. Formula suspensi yang dibuat sudah memenuhi standar
3. Uji evaluasi pada suatu sediaan perlu dilakukan untuk menjamin bahwa
sediaan memiliki efek farmakologis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Martin, A. Swarbrick dan J. Cammarata, A.1993. Farmasi Fisik, Edisi ketiga.


Jakarta : UI-Press Hal 994.

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC

Anief. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM-Press

Ansel, Howard C. 2011. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI-Press

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : DEPKES RI

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi kelima. Direktorat


Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Chasanah nur, dkk. Formulasi suspensi doksisiklin menggunakan suspending


agent pulvis gummi arabic: uji stabilitas fisik dan daya antibakteri. 6. (online)

Anda mungkin juga menyukai