Anda di halaman 1dari 9

.

Komplikasi dan Penyulit Masa Nifas

8.1. INFEKSI NIFAS


8.1.1. ENDOMETRITIS
PENGERTIAN
Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam
pada dinding rahim yang terjadi infeksi.
GEJALA KLINIS
a.    uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
b.    Mulai hari ke-tiga suhu meningkat, nadi menjadi cepat. Akan tetapi dalam beberapa hari
suhu dan nadi menurun dan dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah normal kembali.
c.    Lochea pada endometritis biasanya bertambah dan kadang kadang berbau.
KLASIFIKASI
a.         Endometritis akut
Endometritis akut adalah peradangan yang terjadi secara tiba – tiba. Pada endometritis akut,
endometrium mengalami edema dan hipereremi.
Penyebab:
          Infeksi gonorrhea
          Infeksi pada abortus atau partus
          Kerokan endometrium
          Adanya tindakan obstetric pada endometrium
Gejala – gejala:
          Suhu tubuh meningkat
          Terlihat sakit keras
          Keluar lekore yang bernanah
          Nyeri pada perabaan uterus dan sekitarnya
b.        Endometritis kronik
Endometritis kronik adalah peradangan pada endometrium dikarenakan penyaki yang sudah
lama diderita oleh ibu.
Endometritis kronik ditemukan:
a.     Ibu penderita TBC
b.    Jika tertinggal sisa – sisa abortus dan partus
c.     Pada polip uterus dengan infeksi
d.    Pada tumor ganas uterus
e.     Pada salpingo-oofaringitis dan selulitis pelvis

8.1.2. PERITONITIS
PENGERTIAN
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga
perut (peritoneum).
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut
sebelah dalam
PENYEBAB                                                               
a.         Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi
b.         Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual
c.         Infeksi dari rahim dan saluran telur yang mungkin disebabkan oleh bebrapa jenis kuman
(termasuk yang menyebabkan gonorrhea dan infeksi klamidia)
d.        Kelainan hati atau gagal jantug dimana cairan bisa berkumpul diperut dan mengalami infeksi
e.         Adanyan pembedahan yang mengakibatkan cedera pada kandung empedu, ureter, kandung
kemih atau usus.
f.          Dialisa peritoneal.
g.         Iritasi tanpa infeksi

GEJALA
a.    Gejala tergantung jenis dan penyebaran infeksinya
b.    Muntah
c.    Demam tinggi
d.   Nyeri tumpul pada perut
e.    Muncul abses

PENATALAKSANAAN
Biasanya yang pertama dlakukan adalah pembedahan eksplorasi darurat, terutama bila
terdapat appendicitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau diver tikulitis.
Pada peradangan pancreas (pancreas akut) atau penyakit radang panggul pada wanita,
pembedahan darurat biasanya tidak dilakukan. Diberika antibiotic yang tepat, bila perlu
diberikan beberapa macam antibiotic diberikan bersamaan.
            8.1.3. BENDUNGAN ASI
PENGERTIAN
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktoferin atau
oleh kelenjar – kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
putting susu.
PENYEBAB
a.    Pengosongan mammae yang tidak sempurna
b.    Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
c.    Posisi ibu menyusui yang tidak benar
d.   Peuting susu terbenam
e.    Putting susu terlalu panjang
GEJALA
a.    Payudara terlihat bengkak
b.    Payudara terasa keras
c.    Payudara terasa panas
d.   Terdapat nyeri tekan pada payudara
PENATALAKSANAAN
a.                   Bila ibu menyusui
     Susukan sesering mungkin dan susui dengan kedua payudara secara bergantian
     Kompres payudara dengan ir hangat sebelum menyusui
     Bantu dengan memijat payudara sebelum memulai menyusui
     Sangga payudara
     Kompres payudara dengan air dingin diantara menyusui
     Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
     Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya
b.         Bila ibu tidak menyusui
     Sangga oayudara
     Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri
     Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
     Jangna dipijat atau kompres hangat pada payudara

8.1.4. INFEKSI PAYUDARA


Infeksi payudara adalah infeksi yang terjadi pada jarinagn payudara. Infeksi payudara
merupakan keluhan yang jarang dijumpai di klinik dan lebig banyak terjadi pada wanita
menyusui.

KLASIFIKASI
a.    MASTITIS
PENGERTIAN
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah
post partum

PENYEBAB
          Staphylococcus aureus
          Sumbatan saluran susu yang berlanjut

KOMPLIKASI
     Mammae yang membesar, nyeri, merah dan membengkak
     Temperature badan ibu tinggi kadang disertai menggigil
     Bila mastitis berlanjut dapat menyebabkan abses payudara

PENATALAKSANAAN
     Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan sebelum terbentuk
abses biasanya keluhannya akan berkurang
     Sangga payudara
     Kompres dingin
     Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
     Ibu harus didorong menyusui walau ada pus
     Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan

b.   ABSES PAYUDARA


Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses oayudara terjadi abapila mastitis tidak
tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi.
GEJALA
          Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah
          Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah
          Benjolan terasa lebih lunak karena berisi nanah

PENATALAKSANAAN
     Diperlukan anestesi umum (ketamin)
     Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola ke pinggir, supaya tidak memotong saluran ASI
     Pecahkan kantong pus
     Pasang tampon dan drainase kemudian angkat setelah 24 jam
     Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam sekali bila diperlukan
     Sangga payudara
     Kompres dingin
     Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
     Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus
     Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari

8.1.5. TROMBOFLEBITIS
PENGERTIAN
Trombofeblitis adalah invasi/ perluasan mikroorganisme pathogen yang mengikuti alira darah
disepanjang vena dan cabang – cabangnya. Trombofeblitis didahului dengan thrombosis,
dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas

PENYEBAB
a.         Perubahan susunan darah
b.         Perubahan laju peredaran darah
c.         Perlukaan lapisan interna pembuluh darah

FAKTOR PREDISPOSISI
a.         Riwayat bedah kebidanan
b.         Usia lanjut
c.         Multi paritas
d.        Varises
e.         Infeksi nifas
KLASIFIKASI
a.                   PELVIO TROMBOFEBLITIS
Pelvio trombofeblitis mengenai vena – vena dinding uterus dan ligamentum latum yaitu vena
ovarika, vena uterine dan vena hipogastika. Vena yang paling sering terkena adalah vena
ovarika dextra, perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ke vena renalis, sedangkan
perluasan infeksi dari vena ovarika dextra adalah ke vena kava inferior.

GEJALA
     Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping, timbul hari kedua sampai
hari ke tiga masa nifas dengan atau tanpa panas.
     Menggigil
     Suhu badan naik
     Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan
     Cenderung terbentuk pus yang menjalar kemana – mana terutama paru-paru

KOMPLIKASI
     Komplikasi pada paru – paru infark, abses pneumonia
     Komplikasi pada ginjal sinistra yaitu nyeri mendadak yang diikuti proteinnuria dan
hematuria
     Komplikasi pada mata, persendian dan jaringan subkutan

PENATALAKSANAAN
     Rawat inap, penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegah
terjadinya emboli pulmonal
     Terapi medic pemberian antibiotika atau pemberian heparin jika terdapat tanda – tanda atau
dugaan emboli pulmonal
     Terapi operatif peningkatan vena cava inferior dan vena ovarika jika emboli septic terus
berlangsung sampai mencapai paru – paru meskipun sedang dilakukan heparisasi

b.                  TROMBOFEBLITIS FEMORALIS (FLEGMASI ALBA DOLENS)


Trombofeblitis femoralis mengenai vena – vena pada tungkai misalnya pada vena femoralis,
vena poplitea, dan vena safena
Edema pada salah satu tungkai disebabkan oleh suatu thrombosis yaitu suatu pembekuan
darah balik dengan kemungkinan timbulnya komplikasi emboli paru – paru yang biasanya
mengakibatkan kematian.

TANDA GEJALA
a.                   Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebri 7-10 hari kemudian suhu mendadak baik
kira kira pada hari kesepuluh yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b.                  Pada salah satu kaki yang terkena akan memberikan tanda – tanda sebagai berikut:
     Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas
dibandingkan dengan kaki yang lain
     Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dank eras pada paha bagian atas
     Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
     Reflektorik akan terjadi spasmus areteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang dan nyeri
     Edema kadang – kadang terjadi selalu atau setelah nyeri
     Nyeri pada betis

PENATALAKSANAAN
a.    Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema lakukan kompres pada kaki.
b.    Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastic atau memakai kaos kai yang panjang
elastic selama mungkin
c.    Jangan menyusui bayinya, meningkat kondisi ibu yang sangat jelek
d.   Terapi pemberian antibiotic dan anti analgesic

8.2. GANGUAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS


8.2.1. DEPRESI POST PARTUM
Setelah melahirkan, banyak wanita yang memiliki suasana hati yang berubah – ubah. Mereka
mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Tapi, gejala ini
seringkali disebabkan oleh “baby blues” yaitu kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita
setelah melahirkan.
GEJALA
a.         Merasa gelisah atau murung
b.         Merasa sedih, putus asa dan kewalahan
c.         Kurang energy dan motivasi
d.        Banyak menangis
e.         Makan dan tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
f.          Kesulitan berfikir atau membuat keputusan
g.         Memiliki masalah memori
h.         Merasa tidak berharga dan bersalah
i.           Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai
j.           Menarik diri dari teman dan keluarga

PENATALAKSANAAN
a.         Memberi dukungan psikologis dan bantuan nyata pada bayi dan asuhan di rumah
b.         Memberikan dukungan dan mendengarkan keluhan ibu
c.         Meyakinakn pada ibu bahwa pengalaman tersebut merupakan hal biasa
d.        Membantu ibu dan suaminya untuk memikirkan peran masing – masing sebagai orang tua
e.         Pertimbangkan pemberian obat – obatan anti depresan jika tidak ada

8.2.2. POST PARTUM BLUES


Post partum blues dinamakan juga post natal blues atau baby blues adalah gangguan mood
yang menyertai suatu persalinan. Biasanya terjadi dari hari ketiga sampai kesepuluh dan
umumnya terjadi akibat perubahan hormonal. Hal ini umumnya terjadi kira – kira antara 10-
17% dari perempuan. Penyebab terjadinya post partum blues sampai saat ini belum jelas
diketahui.

GEJALA
a.    Iritabilitas (mudah tersinggung)
b.    Menangis dengan tiba – tiba
c.    Cemas yang berlebihan
d.   Mood yang labil
e.    Gangguan selera makan
f.     Merasa tidak bahagia
g.    Tidak mau bicara
h.    Gangguan tidur
i.      Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan
PENATALAKSANAAN
Asuhan dan dukungan yang lebih aal dari bida sangat penting dalam membantu orang tua
memahami bahwa kondisi post partum blues anya bersifat sementara. Asuhan kebidanan
yang diberikan kepada ibu yang mengalami post partum blues bersifat holistic, meliputi:
perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersamaan dengan melibatkan
lingkunagn yaitu suami, keluarga, dan juga teman dekat si ibu.

8.2.3. POST PARTUM PSIKOSA


Post partum psikosa adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu
setelah melahirkan.
GEJALA
a.         Delusi
b.         Halusinasi
c.         Gangguan saat tidur
d.        Obsesi mengenai bayi
PENATALAKSANAAN
a.         Sarankan pada anggota keluarga agar lebih memperhatikan kondisi keadaan ibu serta
memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.
b.         Anjurkan ibu untuk:
     Beristirahat cukup
     Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
     Bersikap fleksibel
     Berbagi cerita dengan orang terdekat dan membuka dii dengan orang baru

     Konsultasi ke tenaga medis

Anda mungkin juga menyukai