Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas,
dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya.
Ciri utama lain dari sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya dapat dipisahkan
satu sama lain. Keluarga menyumbangkan kelahiran pemeliharaan fisik anggota
keluarga, penempatan anak dalam masyarakat, pemasyarakatan, dan kontrol sosial
(Goode, 2007: 7-8).
Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat. Suatu keluarga
terdapat ayah, ibu, anak dan kesemuanya itu mempunyai tugas dan fungsi masing-
masing, apabila tidak di jalankan tugas serta fungsinya dengan baik maka akan
terjadi suatu ketimpangan antar anggota keluarga yang terkadang memicu konflik.
Salah satu anggota keluarganya yang kurang paham bahkan tidak melakukan tugas
dan tanggungjawabnya dengan baik, maka keluarga tersebut akan mengalami
gangguan dalam perjalanan kehidupan berkeluarga. Keluarga tersebut akan
mengalami berbagai persoalan yang membuat hubungan kekeluargaan tersebut
retak dan tidak sehat. Keluarga dapat dikatakan harmonis yaitu apabila keluarga
tersebut saling mengerti dan paham akan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya.
Pola asuh orang tua sangatlah penting di dalam sebuah keluarga, pola asuh
merupakan tata sikap atau perilaku yang digunakan orang tua untuk mendidik atau
merawat anaknya. Dengan adanya pola asuh orang tua dapat terjadi interaksi sosial
yang berguna untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma, dan tata nilai yang
berlaku di dalam masyarakat. Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan.
Keluarga memiliki ciri khas tersendiri dalam memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada anaknya. Pemberian kasih sayang dan perhatian orang tua kepada
anak harus seimbang agar anak tidak merasa diberi kebebasan dalam menjalani
kehidupannya.
Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga oleh keluarga.
Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk merawat dan mengasuh

1
2

anak sampai akhir hayat. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam
kehidupan seorang anak, karena keluarga mempunyai waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan lembaga yang lainnya. Tentu saja keluarga mempunyai peran
yang besar dalam proses perkembangan anak.
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan namun
keluarga yang memberikan pengaruh pertama kali terhadap anak. Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang paling penting karena keluarga adalah lembaga
yang paling berpengaruh dibandingkan lembaga yang lain (Santhut, 1998: 16).
Kondisi keluarga sekarang ini, banyak anak yang tidak mendapatkan kasih
sayang dan bimbingan dari orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang berasal
dari keluarga yang sudah tidak mendukung, misalnya anak dari keluarga broken
home, anak yatim, anak piatu, serta anak yatim piatu yang terlantar. Anak yang
kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari orang tuanya akan
berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadiannya. Dalam kondisi yang
seperti ini seorang anak perlu mendapatkan perlindungan, pembinaan, perhatian,
serta kasih sayang dari orang tua secara maksimal demi masa depan anak. Anak
lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. Orang
tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik
terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi
manusia yang pandai dan cerdas.
Perkembangan dan kepribadian seorang anak dari keluarga yang harmonis akan
berbeda dengan keluarga broken home. Pada keluarga broken home, perkembangan
anak kebanyakan cenderung menyimpang, labil dan mudah terpengaruh oleh
lingkungan. Hal tersebut terjadi karena kasih sayang dan perhatian yang diberikan
kepada anak dari orang tua tidak bisa maksimal. Orang tua cenderung
mementingkan kepentingannya mereka sendiri daripada memberikan kasih sayang
dan perhatian kepada anak. Kekacauan sebuah keluarga akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
3

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah peran dan fungsi keluarga ?
1.2.2 Apakah tahap-tahap perkembangan keluarga ?
1.2.3 Apakah tugas perkembangan keluarga ?
1.2.4 Apakah itu keluarga sejahtera ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui peran dan fungsi keluarga.
1.3.2 Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan keluarga.
1.3.3 Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga.
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu keluarga sejahtera.
1.4 Manfaat
1.4.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui konsep keperawatan keluarga mengenai
peran, fungsi dan tugas perkembangan dalam keluarga dan dapat mengerti
mengenai apa itu keluarga sejahtera.
1.4.2 Agar masyarakat dapat lebih memahami mengenai peran dan fungsi
keluarga sesungguhnya dan juga dapat menjalankan tugas perkembangan
keluarga dengan baik dan menjadi keluarga yang sejahtera.
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran dan Fungsi Keluarga
2.1.1 Peran Keluarga
2.1.1.1 Pengertian keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI pengertian dan fungsi
keluarga.Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan menurut Slvicion dan Celis 1998 dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalamnya
peranannya masing-masing danmenciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.Menurut Burgess dan kawan kawan dalam Fridem
(1998) yang berorientasi pada tradisi dan digunakan secara luas:
a) Keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
c) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing
masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, dan
adik
d) Mempunyai tujuan : mempertahankan budaya meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota

Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang


yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-
masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi
saling mempengaruhi , saling memperhatikan dan saling menyerahakn
diri (Soeleman, 1994: 5-10)Pengertian peran menurut Soekanto (1990:

4
5

268) peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila


seseorang melaksanakaan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu peran. Sedangkan
menurut R lintonperan adalah the dynamic aspect of status dengan
kata lain, seseorang menjalankan suatu peran sesuai hak dan
kewajibannya.Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran
keluarga adalah bila anggota keluarga menjalankan hak dan
kewajibannya sebagaimana kedudukannya.

2.1.1.2 Peran Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal,
sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi
dan posisi tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara
lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
ayah berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung,
mencari nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan
juga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suamidan ibu dari anak-anaknya,
dimana peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai
pengasuh 6dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari
anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus
rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagaipencari nafkah.
Selain itu ibu juga berperan sebagai salah satu anggota kelompok
dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan
di mana dia tinggal.
6

c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual.
2.1.1.3 Macam-macam Peran Keluarga
a) Peran keluarga dalam pendidikan anak
Orang tua adalah orang yang pertama dikenal oleh anak.
Orang tua sebagai orang yang pertama dikenal anak memiliki
peranan penting dalam pendidikan anak dalam keluarga.
Pendidikan keluarga yang diberikan oleh orang tua termasuk
pendidikan agama yang bertujuan untuk membina anak kearah
yang baik dan menghindarkan dari perilaku yang menyimpang
yang menyebabkan masuk neraka.
b) Kewajiban orang tua terhadap anak
Mujib dan Mudzakir (2008: 228) menyebutkan kewajiban
orang tua terhadapanak-anaknya adalah sebagai barikut:

1) Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan


sekali-kali mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak
manusiawi

2) Memelihara anak dari api neraka

3) Menyerukan salat pada anaknya

4) Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga

5) Mencintai dan menyayangi ank-anaknya

6) Bersikap hati-hati terhadap anak-anknya

7) Mencari nafkah yang halal

8) Mendidik anak agar berbakti kepada bapak ibu dengan cara


mendoakan yang baik
7

9) Memberi air susu sampai dengan dua tahun

Maka jika seseorang menjalankan apa yang menjadi hak dan


kewajiban maka dapat dikatakan telah menjalankan perannya.
Mengetahui pentingnya peran keluarga dalam perkembangan anak
mendorong keluarga terutama orang tua untuk menjalankan perannya
dengan sebaik-baiknya.

2.1.2 Fungsi Keluarga


Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang
hidup bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah,
2010).
Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih
individu yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun
adopsi, dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Sedangkan menurut UU No. 52 Tahun 2009, mendifinisikan keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Wirdhana et al.,
2012).
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang
dalam lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua menjadi amat
sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,baik itu
secara langsung maupun tidak langsung (Ariani, 2009).
2.1.2.1 Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga
beroperasi sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik
keluarga, dan kualitas hubungan keluarga. Fungsi keluarga
mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota
keluarga (Families, 2010).
8

2.1.2.2 Bentuk Keluarga


Terdapat beberapa tipe atau bentuk keluarga diantaranya (Fatimah,
2010)

a) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun
keduanya.

b) Keluarga besar (ekstended family), yaitu keluarga inti ditambah


dengan sanak saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan,
paman, bibi, saudara sepupu, dan lain sebagainya.

c) Keluarga bentukan kembali (dyadic family), yaitu keluarga baru


yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya.

d) Orang tua tunggal (single parent family), yaitu keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua baik pria maupun wanita dengan anak-
anaknya akibat dari perceraian atau ditinggal oleh pasangannya.

e) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).

f) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa


pernah menikah (the single adult living alone).

g) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital


heterosexual cohabiting family) atau keluarga kabitas (cohabition).

h) Keluargaberkomposisi(composite) yaitu keluarga yang


perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

2.1.2.3 Macam-macam Fungsi Keluarga


Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain
(Wirdhana et al., 2013):
9

a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak
mengenal, menanamankan dan menumbuhkan serta
mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan-
insan yang agamis, berakhlak baik dengan keimanan dan
ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh
anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial
budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh
terhadap hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-
anaknya, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar
generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama bersemainya
kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluargasebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap
anggota keluarganya.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan
keturunannya yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat
menunjang kesejahteraan umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat
menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan
ketahanan keluarga.
10

h. Fungsi Pembinaan Lingkungan


Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap
anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara
serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya
dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara
dinamis.

Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011) :

a) Fungsi Biologis meliputi :

Fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,


memelihara dan merawat anggota keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi
keluarga.

b) Fungsi Psikologi meliputi :

Fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan


perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga,serta memberikan identitas keluarga.

c) Fungsi Sosialisasi meliputi :

Fungsi dalam membina sosialisasi pada anak, meneruskan nilai-nilai


keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.

d) Fungsi Ekonomi meliputi :

Fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan, mengatur dalam


pengunaan penghasilan keluarga dalam 8rangka memenuhi kebutuhan keluarga,
serta menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masamendatang.

e) Fungsi Pendidikan meliputi :

Fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya,


menyekolahkan anak agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
11

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta
mempersiapkan anak dalam mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk
kehidupan dewasa di masa yang akan datang.

2.2 Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 1998) :
2.2.1 Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2.2.2 Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
2.2.3 Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
12

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)


e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
2.2.4 Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
2.2.5 Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
2.2.6 Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
13

b. Mempertahankan keintiman pasangan


c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
2.2.7 Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
2.2.8 Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
2.2.9 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Menurut Duval adalah :
a) Tahap pembentukan keluarga
b) Tahap menjelang kelahiran anak
c) Tahap menghadapi bayi
d) Tahap menghadapi anak pra sekolah
e) Tahap menghadapi anak sekolah
f) Tahap menghadapi anak remaja
g) Tahap melepaskan anak ke masyarakat
14

h) Tahap berdua kembali


i) Tahap masa tua
2.3 Tugas Perkembangan Keluarga
Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannnya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya.(Padila :
2012).
2.4 Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada
TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan
antarkeluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1999), tahapan
keluarga sejahtera terdiri dari:
2.4.1 Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti;spiritual, pangan, sandang,
papan, kesehatan dan KB
2.4.1.1 Keluarga Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam
keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
15

2.4.1.2 Keluarga Sejahtera II


Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan
kebutuhan social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
2.4.1.3 Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya
belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam
kegiatan masyarakat
2.4.1.4 Keluarga Sejahtera IV
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan
sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social yang tinggi.
16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa, keluarga merupakan unit terkecil dari suatu
masyarakat. Suatu keluarga terdapat ayah, ibu, anak dan kesemuanya itu
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, apabila tidak di jalankan tugas serta
fungsinya dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota
keluarga yang terkadang memicu konflik.
Dalam suatu keluarga setiap individu telah memilikin peran dan fungsinya
masing-masing, namun peran dan fungsi tersebut tetap harus dijalankan dengan
bersama agar dapat menjadi keluarga yang sejahtera. Keluarga yang dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan
serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antarkeluarga dengan masyarakat
dan lingkungan merupakan keluarga sejahtera.
Setiap keluarga pun harus selalu berkembang, perkembangan tersebut
memiliki beberapa tahan agar dalam suatu keluarga dapat berkembang. Meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Adapun beberapa tahapan
yang dilalui suatu keluarga yaitu, pasangan baru (keluarga baru), keluarga child-
bearing (kelahiran anak pertama), keluarga dengan anak pra-sekolah, keluarga
dengan anak sekolah, keluarga dengan anak remaja, keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan), keluarga usia pertengahan, keluarga usia lanjut.
3.2 Saran
Jadi, kita perlu membina hubungan keluarga dengan baik, kita perlu
melakukan setiap peran yang telah kita miliki dan melakukan setiap fungsi dan
menjalani setiap tahapan dengan baik dan bersama-sama. suatu keluarga pun harus
tetap kompak dalam melakukan setiap tugas yang ada agar dapat menjadikan suatu
keluarga tersebut menjadi keluarga sejahtera.

16

Anda mungkin juga menyukai