BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas,
dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya.
Ciri utama lain dari sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya dapat dipisahkan
satu sama lain. Keluarga menyumbangkan kelahiran pemeliharaan fisik anggota
keluarga, penempatan anak dalam masyarakat, pemasyarakatan, dan kontrol sosial
(Goode, 2007: 7-8).
Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat. Suatu keluarga
terdapat ayah, ibu, anak dan kesemuanya itu mempunyai tugas dan fungsi masing-
masing, apabila tidak di jalankan tugas serta fungsinya dengan baik maka akan
terjadi suatu ketimpangan antar anggota keluarga yang terkadang memicu konflik.
Salah satu anggota keluarganya yang kurang paham bahkan tidak melakukan tugas
dan tanggungjawabnya dengan baik, maka keluarga tersebut akan mengalami
gangguan dalam perjalanan kehidupan berkeluarga. Keluarga tersebut akan
mengalami berbagai persoalan yang membuat hubungan kekeluargaan tersebut
retak dan tidak sehat. Keluarga dapat dikatakan harmonis yaitu apabila keluarga
tersebut saling mengerti dan paham akan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya.
Pola asuh orang tua sangatlah penting di dalam sebuah keluarga, pola asuh
merupakan tata sikap atau perilaku yang digunakan orang tua untuk mendidik atau
merawat anaknya. Dengan adanya pola asuh orang tua dapat terjadi interaksi sosial
yang berguna untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma, dan tata nilai yang
berlaku di dalam masyarakat. Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan.
Keluarga memiliki ciri khas tersendiri dalam memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada anaknya. Pemberian kasih sayang dan perhatian orang tua kepada
anak harus seimbang agar anak tidak merasa diberi kebebasan dalam menjalani
kehidupannya.
Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga oleh keluarga.
Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk merawat dan mengasuh
1
2
anak sampai akhir hayat. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam
kehidupan seorang anak, karena keluarga mempunyai waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan lembaga yang lainnya. Tentu saja keluarga mempunyai peran
yang besar dalam proses perkembangan anak.
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan namun
keluarga yang memberikan pengaruh pertama kali terhadap anak. Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang paling penting karena keluarga adalah lembaga
yang paling berpengaruh dibandingkan lembaga yang lain (Santhut, 1998: 16).
Kondisi keluarga sekarang ini, banyak anak yang tidak mendapatkan kasih
sayang dan bimbingan dari orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang berasal
dari keluarga yang sudah tidak mendukung, misalnya anak dari keluarga broken
home, anak yatim, anak piatu, serta anak yatim piatu yang terlantar. Anak yang
kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari orang tuanya akan
berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadiannya. Dalam kondisi yang
seperti ini seorang anak perlu mendapatkan perlindungan, pembinaan, perhatian,
serta kasih sayang dari orang tua secara maksimal demi masa depan anak. Anak
lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. Orang
tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik
terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi
manusia yang pandai dan cerdas.
Perkembangan dan kepribadian seorang anak dari keluarga yang harmonis akan
berbeda dengan keluarga broken home. Pada keluarga broken home, perkembangan
anak kebanyakan cenderung menyimpang, labil dan mudah terpengaruh oleh
lingkungan. Hal tersebut terjadi karena kasih sayang dan perhatian yang diberikan
kepada anak dari orang tua tidak bisa maksimal. Orang tua cenderung
mementingkan kepentingannya mereka sendiri daripada memberikan kasih sayang
dan perhatian kepada anak. Kekacauan sebuah keluarga akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran dan Fungsi Keluarga
2.1.1 Peran Keluarga
2.1.1.1 Pengertian keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI pengertian dan fungsi
keluarga.Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan menurut Slvicion dan Celis 1998 dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalamnya
peranannya masing-masing danmenciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.Menurut Burgess dan kawan kawan dalam Fridem
(1998) yang berorientasi pada tradisi dan digunakan secara luas:
a) Keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
c) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing
masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, dan
adik
d) Mempunyai tujuan : mempertahankan budaya meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota
4
5
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual.
2.1.1.3 Macam-macam Peran Keluarga
a) Peran keluarga dalam pendidikan anak
Orang tua adalah orang yang pertama dikenal oleh anak.
Orang tua sebagai orang yang pertama dikenal anak memiliki
peranan penting dalam pendidikan anak dalam keluarga.
Pendidikan keluarga yang diberikan oleh orang tua termasuk
pendidikan agama yang bertujuan untuk membina anak kearah
yang baik dan menghindarkan dari perilaku yang menyimpang
yang menyebabkan masuk neraka.
b) Kewajiban orang tua terhadap anak
Mujib dan Mudzakir (2008: 228) menyebutkan kewajiban
orang tua terhadapanak-anaknya adalah sebagai barikut:
a) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun
keduanya.
d) Orang tua tunggal (single parent family), yaitu keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua baik pria maupun wanita dengan anak-
anaknya akibat dari perceraian atau ditinggal oleh pasangannya.
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak
mengenal, menanamankan dan menumbuhkan serta
mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan-
insan yang agamis, berakhlak baik dengan keimanan dan
ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh
anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial
budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh
terhadap hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-
anaknya, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar
generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama bersemainya
kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluargasebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap
anggota keluarganya.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan
keturunannya yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat
menunjang kesejahteraan umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat
menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan
ketahanan keluarga.
10
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta
mempersiapkan anak dalam mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk
kehidupan dewasa di masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa, keluarga merupakan unit terkecil dari suatu
masyarakat. Suatu keluarga terdapat ayah, ibu, anak dan kesemuanya itu
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, apabila tidak di jalankan tugas serta
fungsinya dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota
keluarga yang terkadang memicu konflik.
Dalam suatu keluarga setiap individu telah memilikin peran dan fungsinya
masing-masing, namun peran dan fungsi tersebut tetap harus dijalankan dengan
bersama agar dapat menjadi keluarga yang sejahtera. Keluarga yang dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan
serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antarkeluarga dengan masyarakat
dan lingkungan merupakan keluarga sejahtera.
Setiap keluarga pun harus selalu berkembang, perkembangan tersebut
memiliki beberapa tahan agar dalam suatu keluarga dapat berkembang. Meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Adapun beberapa tahapan
yang dilalui suatu keluarga yaitu, pasangan baru (keluarga baru), keluarga child-
bearing (kelahiran anak pertama), keluarga dengan anak pra-sekolah, keluarga
dengan anak sekolah, keluarga dengan anak remaja, keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan), keluarga usia pertengahan, keluarga usia lanjut.
3.2 Saran
Jadi, kita perlu membina hubungan keluarga dengan baik, kita perlu
melakukan setiap peran yang telah kita miliki dan melakukan setiap fungsi dan
menjalani setiap tahapan dengan baik dan bersama-sama. suatu keluarga pun harus
tetap kompak dalam melakukan setiap tugas yang ada agar dapat menjadikan suatu
keluarga tersebut menjadi keluarga sejahtera.
16