BAHAN GALIAN
DESKRIPSI KREASI DAN FINISHING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan
Setelah Praktikum
Disusun Oleh :
14
XI Geologi Pertambangan A
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan oleh :
Mengetahui Menyetujui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum Bahan Galian
Deskripsi Kreasi dan Finishing” ini, yang merupakan bentuk tanggung jawab lanjutan
dari kegiatan Praktikum dengan sebaik-baiknya. Penulisan laporan ini dapat diselesaikan
tentu tidak terlepas karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
6. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan.
Semoga laporan ini memlilki nilai positif dan dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi pembaca dan penulis.
Aamiin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 2
D. Lokasi dan Waktu Praktikum ............................................................................. 3
E. Peralatan Praktikum............................................................................................ 4
A. ISI ....................................................................................................................... 68
B. Deskripsi Bahan Galian ...................................................................................... 68
C. Kreasi Batu Permata ........................................................................................... 79
D. Finishing Batu Permata....................................................................................... 80
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 81
A. Penutup ............................................................................................................... 82
B. Kritik dan Saran.................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 83
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
Praktikum bahan galian merupakan kegiatan wajib yang harus dijalankan
setiap siswa Jurusan Geologi Pertambangan SMKN 2 Depok. Dikarenakan bahan
galian merupakan salah satu unsur penting dalam industri pertambangan. Dari hal
tersebut pada kelas XI ini siswa diharapkan agar bisa mengklisfikasikan jenis jenis
bahan galian yang menjadi tolak ukur dalam standar praktikum bahan galian.
Dalam praktikum kelas XI jurusan Geologi Pertambangan kali ini ada tiga
tahap praktikum yang dijalani, yakni deskripsi, kreasi, dan finisihing bahan galian
yang telah disediakan dalam praktikum. Pada setiap kegiatan yang dilakukan harus
memenuhi hal hal yang diharapkan. Tahap pertama adalah deskripsi bahan galian,
dalam hal ini bahan galian dibagi menjadi tiga jenis yakni bahan galian logam,
industri, dan permata. Tahap kedua yakni kreasi, yaitu tahap dimana batu permata
yang telah disediakan mulai dibentuk dan dikreasi menjadi indah. Tahap ketiga
adalah finishing, yaitu penyempurnaan batu yang telah dikreasi sebelumnya dan
menjadikannya menjadi lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mendiskripsikan bahan galian?
2. Bagaimana cara membedakan jenis bahan galian?
3. Bagaimana cara dalam kreasi bahan galian ?
4. Bagaimana cara finishing dalam bahan galian?
2
D. LOKASI DAN WAKTU PRAKTIKUM
A. Lokasi praktikum
1. Laboratirum batuan Jurusan Geologi Pertambangan.
2. Sekitar laboratorium batuan Jurusan Geologi Pertambangan.
3
E. PERALATAN PRAKTIKUM
Dalam melaksanakan praktikum, salah satu aspek terpenting adalah peralatan.
Peralatan digunakan untuk mempermudah dan mendukung pekerjaan saat praktik.
Berikut adalah rincian alat-alat yang digunakan pada saat praktikum Bahan galian
beserta fungsinya :
4
2. Peralatan Kreasi
NO Nama Fungsi
Untuk membentuk batu sesuai dengan
1 Pemotong Batu
bentuk yang diinginkan.
Untuk menghaluskan batu setelah di
2 Batu Asah
bentuk menggunakan pemotong batu.
Untuk meratakan sisi yang kurang halus
3 Amplas Kasar dari proses penghalusan menggunakan
batu asah.
Untuk menghaluskan batu setelah melalui
4 Amplas Halus
tahap tahap sebelumnya.
Untuk menggambar desain batu yang
5 Alat tulis
diinginkan bentuknya.
3. Peralatan Finishing
NO Nama Fungsi
Untuk menghaluskan batu pada awal
1 Batu Asah
penghalusan.
Untuk meratakan sisi yang kurang halus
2 Amplas Kasar dari proses penghalusan menggunakan
batu asah.
Amplas Paling Halus Untuk menghaluskan serta mengkilapkan
3 yang ditempel pada batu setelah melalui tahap tahap
pemotong batu sebelumnya.
5
BAB II
DASAR TEORI
6
A. BAHAN GALIAN
Bahan galian adalah segala endapan-endapan alam berupa unsur-unsur
kimia, mineral bijih, dan segala macam batu-batuan termasuk batu mulia, yang
bernilai ekonomis jika diambil.Di Indonesia, bahan galian diatur dalam undang-
undang berikut:
∑ UU Pertambangan No 37 tahun 1960
∑ PP No 25 Tahun 24
∑ UU Pokok Pertambangan No 11 Tahun 1967 pasal 3
∑ PP No 32 Tahun 1969
∑ PP No 27 Tahun 1980
∑ UU No 4 Tahun 2009
∑ PP No 23 Tahun 2010
∑ PP No 01 Tahun 2014
7
Dan menurut PP No 23 Tahun 2010 pasal 2, pertambangan mineral dibagi
menjadi lima golongan komoditas tambang, yaitu:
Ada juga pembagian lain yang didasarkan pada fungsi dari bahan galian
tersebut, berikut pembagiannya :
8
2. Bahan Galian Industri
Bahan galian bukan logam yang diambil untuk keperluan industri,
bisa berupa bijih, mineral, batuan.
3. Batu Permata
Bahan galian yang khusus, diambil untuk keperluan perhiasan
karena keindahannya, bisa jadi berbentuk kristal mineral, ataupun batu.
Untuk bisa diklasifikasikan sebagai batu permata, mineral ataupun batu
tersebut harus, memenuhi beberapa syarat, yaitu keras, indah, dan
langka.
4. Bahan galian energi.
Bahan galian yang diambil untuk keperluan energy dan pembangkit
daya. Bahan galian energy yang umum berupa bahan bakar fosil, yaitu
batu bara, minyak bumi,dan gas alam, ada juga panas bumi.
9
B. SIFAT FISIK MINERAL
1. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan
komposisi kimia tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat anorganik.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai dengan
silikat yang memiliki susunan sangat kompleks dengan ribuan bentuk mineral yang
diketahui.
10
1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
saat terkena cahaya (Sapiie,2006) Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan
menjadi jenis:
∑ Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
∑ Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit
dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
11
kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan
yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna
lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran
padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman
atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna
khas, seperti:
∑ Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
∑ Kuning : Belerang (S)
∑ Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
∑ Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2)
∑ Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
∑ Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
∑ Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
∑ Abu-abu : Galena (PbS)
∑ Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang
standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas
dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala
Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak
sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
12
ÿ Skala Kekerasan Mohs
ÿ Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
Derajat Kekerasan
Alat Penguji
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7
4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat
13
sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
5. Belahan
14
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
6. Pecahan
15
7. Bentuk
16
∑ Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila
individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika.
Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi
dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam
keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang
volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
17
9. Sifat Dalam
10. Kemagnitan
18
11. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar
arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada
lagi istilahsemikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam
batas-batas tertentu.
19
C. DESKRIPSI BAHAN GALIAN
Pada praktikum kali ini dilaksanakan deskripsi bahan galian yang dibagi menjadi 3
jenis yaitu :
ÿ Biasanya mineralnya komplek (lebih dari satu) kecuali yang berbentuk murni
ÿ Kompak
1. Chromium ( Cr )
ÿ Chromite : FeOCr2O3
ÿ Genesa :
ÿ Kegunaan :
20
ÿ Cara Penambangan :
ÿ Cara Pengolahan :
ÿ Tempat Ditemukan
2. Manganese ( MN )
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Pyrolusit MnO2 *
Rhodochrosite MnCO3 *
21
ÿ Komposisi dalam Mn :
∑ Pyrolusite = Mn O2
∑ Rhodochrosite = MnCO3
Merupakan endapan primer, pada batuan metamorf dan juga di dalam Vein
ÿ Kegunaan :
∑ Pernis, pupuk.
∑ Isi bateray.
22
ÿ Pengolahan :
ÿ Tempat ditemukan :
∑ Flores – Riung.
ÿ Cara Penambangan
23
3. Copper ( Cu )
ÿ Senyawa tembaga :
- Primer
- Sekunder
∑ Bornite – Cu5FeS4
- Primer
- Sekunder
∑ Branchantile – CuSO43Cu(OH)2
- Sekunder
∑ Chalcosite – Cu2S
- Primer
- Sekunder
∑ Cuprite – Cu2O
- Sekunder
∑ Enargite – Cu2As2S5
- Primer
- Sekunder
- Sekunder
- Sekunder
24
ÿ Cu didapatkan baik sebagai deposit primer ataupun deposit sekunder, logam
Cu didapatkan dalam :
Dep. Dep.
Nama Ore Komposisi
Primer Sekunder
Natiopper Cu
*
Bornite Cu5FeS4
*
Bronchantite CuSO43Cu(OH)2
* *
Chalcosite Cu2S
* *
Chalcopyrit CuFeS2
* *
Covelite CuS
* *
Cuprite Cu2O
* *
Enargite 3Cu2SAs2S5
* *
Malachite CuCO3Cu(OH)2
*
Azurite 2CuCO3Cu(OH)2
*
Chrysocoll CuSiO32H2O
∑ Bornite (Cu5FeS4)
25
∑ Bronchantite (CuSO43Cu(OH)2) = Cu4SO4(OH)6
∑ Chalcosite (Cu2S)
∑ Covelite (CUS).
∑ Cuprite (Cu2O),
26
ÿ Deposit Tembaga di Irian Jaya
ÿ Cara penambangan :
∑ Tambang terbuka
27
ÿ Pengolahan :
ÿ Kegunaan :
ÿ Tempat ditemukan :
∑ Aceh - Pulau Bras, Gle Broe, Ace Talu, Beutong, Alu Baru.
∑ Sumatra Utara - Aer Sihojo, Muara Soma, Singengu, Tambang oli, Kota
Pungkut, Pakantan, Maliti Muara Sipongi, Aer Sipongi, G. Marisi, Pagaran,
Si Ayu, Sidingin.
28
4. Aluminium ( Al )
∑ Gibbsite : Al (OH)2
∑ Diaspore : HALO2
∑ Bauxite mineral sekunder hasil leaching silica dari mineral lampung, batu
gamping, lempungan atau batuan beku dengan % silica rendah pada kondisi
tropis.
∑ Bauxite di Pulau Bintan (Riau) sudah dikenal 1925 yaitu dalam bentuk
bahan lapukan laterit. Di Pulau Bintan penambang bauxite dilakukan di
daerah Tembiling dan beberapa pulau sekitarnya seperti Pulau Kelong,
Pulau Dendang, Pulau Anakut, Pulau Kayong.
∑ Batuan tertua di kepulauan Riau terdiri dari batuan Volkanik dan sediment
yang terlipat kuat dan telah mengalami metamorphose. Batuan ini tertindih
batu pasir dan serpih yang mungkin berumur trias dan terlipat kuat pula.
∑ Granit yang berumur post trias telah menerobos tadi dan menyebabkan
metamorphose kontak yang dapat diamati diberbagai tempat.
∑ Batuan termuda didaerah ini adalah batuan klastika yang terlipat sedang,
tidak mengalami metarorfose dan diperkirakan berumur kapur atau tersier
∑ Batuan asal bauxite adalah serpiaha bersifat pelit halus yang sedikit naplan
yang telah berubah menjadi batu tanduk (hornfels) bersifat padat karena
meatmorfose sentuh.
29
∑ Pelapukan laterit telah berlangsung selama masa peneplannisasi yang cukup
lama dalam masa tersier dan kuarter, laterir alumunium Oksida terbentuk
pada tempat erosi kimia lebih kuat dari meerosi mekanis.
∑ Endapan terdapat pada lajur konkresi dekat permukaan pada puncak dan sisi
bukit yang lebar mungkin merupkan sisi suatu hamper rat (peneplan)
∑ Lazimnya bijih yang terdapat dalam bentuk konkresi ini terdiri dari mineral
gibbsit (Fe2O3HO), SiO2 dan filandioksida (TiO2).
ÿ Kegunaan :
∑ Bahan pembungkus
ÿ Cara Penambangan :
∑ Tambang Permukaan
ÿ Cara pengolahan :
∑ Smelting
30
5. Antimony ( Sb )
ÿ Kegunaan :
∑ Pelapis tangki
∑ Bahan solder
ÿ Cara Penambangan :
∑ Tambang permukaan
ÿ Cara pengolahan :
ÿ Tempat ditemukan :
31
6. Bismuth ( Bi )
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Natira Bismuth Bi
*
Bismuthinite Bi2S3
* *
Bismite Bi2O3
*
Galeo bismithite Pb Bi2S4
∑ Bismuthinite = Bi2S3
ÿ Kegunaan :
∑ Campuran logam
∑ Untuk termoelektrik
∑ Industri kimia
ÿ Cara penambangan
∑ Stand Sorting
32
7. Cobalt ( co )
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Skutterudite
(smaltite- (CoNiFe)As3 *
Chloanthite) CoAsS *
Cobaltite
∑ Cobaltite = CoAsS
ÿ Kegunaan :
∑ Campuran logam
∑ Insdustri tekstil
ÿ Cara Penambangan ;
33
8. Mercury ( HgS )
Merupakan deposit primer, terdapat pada vein dangkal dan berkaitan dengan
batuan beku.
∑ Cinnabar = HgS
Salah satu endapan mercury sulfide yang terpenting terdapat dapa vein yang
berkaitan dengan batuan beku yang relative dangkal, akibat proses
hydrothermal.
∑ Calcemel = HgCl
ÿ Kegunaan :
∑ Photography
ÿ Cara penambangan :
∑ Tambang permukaan
ÿ Pengolahan :
∑ Hand sorting.
34
9. Molybdenum ( Mo )
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Molybelenite MoS2
* *
Wulfenite PbMoO4
∑ Molybelenite = MoS2
∑ Wulfenite = PbMoO4
Sebagai hasil proses pelapukan dari molybdenit pada permukaan vein dari
Pb.
ÿ Kegunaan :
∑ Katalisatur
∑ Pigmen
∑ Bahan farmasi
∑ Campuran keramik
ÿ Cara Penambangan
∑ Tambang dalam.
ÿ Cara Penolahan :
∑ Hand sorting.
35
10. Tungsten = Wolframates
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Wolframite (FeMn)WO4 *
Ferbenite FeWO4 *
Huebnerite MnWO4 *
Sceelite CaWO4 *
Wolframite = (FeMn)WO4
ÿ Kegunaan :
ÿ Cara Penambangan :
∑ Tambang dalam.
ÿ Pengolahan
∑ Hand sorting
36
11. Timbal ( Pb)
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Galena PbS
*
Cerrusite PbCO3 *
*
Anglesite PbSSO4
∑ Galena (PbS),
∑ Garrusite (PbCO3),
∑ Anglesite (PbSO4),
ÿ Cara penambangan :
∑ Tambang dalam
∑ Tambang permukaan
ÿ Cara Pengolahan :
37
12. Zinc ( Zn )
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
Sphalerite ZnS
Smithsonite ZnCO3 * *
Hemimorhile HZnSiO5 * *
Zincite ZnO`
∑ Sphalerite (ZnS).
∑ Smithsonite (ZnCO3).
Hasil alterasi Zincore deposit (ZnS) umum terdapat di daerah batu gamping.
∑ Hemimorhile (HZnSiO5).
∑ Zincite (ZnO).
ÿ Kegunaan :
∑ Industri tekstil
∑ Proteksi logam
38
13. Timah ( Sn )
Dijumpai jebakan Primer, terjadi karena intrusi granit pada fase pneumatolitik.
Cassetirite SnO2 *
ÿ Cara penambangan :
ÿ Kegunaan :
∑ Pelapis logam
39
14. Nikel ( Ni )
Dep. Dep.
Ore Komposisi
Primer Sekunder
ÿ Tempat ditemukan :
∑ Suroaka
∑ P. Gede
ÿ Teknik Penambangan :
∑ Terbuka
ÿ Teknik Pengolahan :
40
15. Emas ( Au )
ÿ Cara terbentuknya :
∑ Primer – bijih hipogen : terjadi pada saat proses metalisasi dari larutan
hidrotermal yang bersifat asam – dalam bentuk vein
ÿ Genesa :
∑ Hidrokarbon
ÿ Cara penambangan :
∑ Open pitt
ÿ Pengolahan :
∑ Smelting
41
16. Perak ( Ag )
∑ Cerorgyrite AgCl
∑ Stephanite AgSbS2
∑ Phorusite Ag3AsS3
∑ Argentite As2S
∑ Polybasite (AgCu)16Sb2S11
∑ Pyrargyrite Ag3SbS3
ÿ Cara terbentuknya :
∑ Lihat terbentuknya Au
ÿ Cara penambangan :
∑ Tambang dalam
∑ Lecer didulang
ÿ Pengolahan :
ÿ Tanun 1984 :
42
17. Besi ( Fe )
∑ Megnetite FeOFe2O3
∑ Stematite Fe3O2
- primer 70%
- sekunder
∑ Limonite Fe2O3H2O
- sekunder
∑ Sederite FeCO3
- Primer
ÿ Cara terbentuknya :
43
2. BAHAN GALIAN INDUSTRI
1. Obsidian
∑ Merupakan hasil proses magmatik, batuan beku ekstrusif, terdiri dari gelas
amor, SiO2. Umumnya berwarna hitam.
2. Intan
∑ Intan dengan rumus C, terjadi karena proses metamorfosa, endapan intan
primer terdapat dalam batuan ultrabasa (Peridotite kimberlites).
∑ Intan mempunyai warna bermacam-macam, mulai dari tidak berwarna,
jingga, kuning, hijau, kuning, jingga. Esaan yang digunakan adalah karat (1
karat = 0,20 gr). Batu yang diperdagangkan rata-rata ¼ - 1/6 karat.
Kekerasan H = 10, indeks refraksi sangat tinggi dan transparan.
3. Posfat
∑ Apatit Ca5(PO4)3(FCI)
∑ Hydroxypatit Ca5(PO4)3OH
∑ Oxypatit Ca10(PO4)6(CO3)
44
Fosfat :Marine sedimen (Tasikmalaya) Guano – timbunan tulang, kotoran
binatang yang bereaksi dengan batugamping.
4. Dolomit
∑ CaCO3 : 100% batugamping
∑ CaCO3 + ≥ 10% MgCO3= → Batugamping
dolomitan.
∑ CaCO3 + £ 45% MgCO3 → Dolomite = CaMg (CO3)2
∑ Dolomit terdapat bersamaan dengan batugamping
5. Batualam
∑ Rough stone
Yaitu yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti untuk pondasi rumah,
pavement jalan, bantalan rel kereta api, dan sebagainya.
Yaitu bahan yang dibuat dengan ukuran dan bentuk sama seperti bangunan
monumen, candi.
∑ Ornamental stone
Yaitu untuk hiasan, dibuat dari batuan yang berwarna, struktur indah, dan
sebagainya.
45
7. Garam batu (Italit)
∑ Rumus umum NaCl
∑ Dibuat dengan menguapkan air laut.
∑ Dalam bentuk bahan tambang (India, Jerman)
∑ Contoh di Purwodari (daerah Bledug)
8. Diatomea
(Tanah diatome = diatomeus earth) = Kloselguhr
∑ Komposisi SiO2 terdapat sisa tumbuhan diatomea.
∑ Dapat terbentuk dalam kondisi air (tawar-asin)
∑ Berat jenis kering 0,45,
∑ Daya serap air 25-45%,
∑ Warna putih-coklat,
∑ Pengantar listrik/panas rendah.
46
11. Batugamping (sedimentasi)
∑ Pegmatit
∑ Batuan metamorf
47
13. Kaolin (China Clay)
Feldspar
Kaolin
∑ Pelapukan gneis
∑ Proses hidrotermal/pada batuan asam
∑ Kaolin sekunder ‡ transportasi
48
15. Pasir Kwarsa
Hydrotermal (volkanik)
17. Perlit
Hydrotermal (volkanik)
49
18. Gips
Dipasaran dikenal :
∑ Gelas Maria = Selenit : lembaran gips dengan ukuran cukup besar dan
tembus pandang.
∑ Gips serat atau gips sutra
∑ Alabaster = berbutir halus
∑ Batu gips, berbutir halus sekali dan kompak
19. Oker
∑ Oker adalah jenis batuan yang berbutir halus, lunak dan mengandung oksida
besi untuk senyawa lain.
∑ Oker coklat mengandung limonit 2Fe3O33H2O, yang berwarna merah
mengandung hematit Fe2O3. Oker hitam coklat mengandung pirolusit
50
MnO2, sedang warna kombinasi dihasilkan oleh campuran-campuran
mineral.
∑ Dari uraian tersebut terlihat bahwa oker selalu berasosiasi dengan senyawa
logam oksida, yang berkaitan dengan kegiatan voklanisme.
20. Asbes
∑ Asbes adalah ubahan hidrothermal dari batuan beku ultra basa yang banyak
mengandung magnesium (periodotit, dunite) sifat perserabut berwarna putih
kelabu, tidak terbakar.
51
∑ Antofilit selain diperoleh di alam dapat pula dibuat dengan memanaskan
magnesium metasilikat yang jauh lebih tinggi daripada titik lelehnya dan
kemudian dengan cepat didinginkan. Asbes tahan terhadap asam.
21. Barit
52
22. Zeolites Group
Analcime
1. Na16(A102)13(SiO2)3216H2O -1784
(Analcite)
∑ Di Amerika Utara terdapat cukup banyak debu volkanik terbatas angin dan
jatuh air serta mengendap membentuk lapisan sedimen.
53
∑ Deposit zeolit yang terbentuk dengan cara ini adalah sangat komplek dan
tidak seragam.
ÿ Disamping itu zeolit juga terbentuk secara proses hydrothermal pada batuan
intrusive asam (pegmatit). Zeolit buatan diperoleh dengan membakar merang
padi.
23. Bentonit
∑ Taylorit (1888)
∑ Bleaching Calay
∑ Fuller’s earth
∑ Konfolensit
∑ Saponit
∑ Smegmatit
∑ Stolpenit
54
ÿ Sifat Monmorilonit :
∑ Bila diraba terasa licin seperti sabun dan kadang-kadang pada permukaanya
dijumpai cermin sesar.
∑ Sedang bila dimasukkan kedalam air akan menghisap air tersebut sedikit
atau banyak.
∑ Bila kena hujan singkapan bentonit berubah seperti bubur dan bila kering
akan menimbulkan rekahan-rekahan yang nyata.
55
25. Gratit
• Magnetic concentration
• Contact metasomatic
• Hydrotermal
• Metamorfhism
26. Feldspar
Feldspar merupakan komposisi utama batuan beku asam jenis pegmatit dan
granit mempunyai mineral sulang dalam bentuk feldspar. Jenis bahan galian ini
berwarna putih – abu-abu – merahan – jingga – kuning – hijau dengan
komposisi KalSi3O8 → NaAlSi3O8, kekerasan 6 – 6,65 berat jenis 2,5 – 2,75.
56
28. Tawas ---- alterasi
- Na2SO4Al2(SO4)3 24H2O
∑ (Firit-cubic, marcasite-orthorombic).
29. Yodium
Yodium merupakan unsur bukan logam yang terberat terdapat bersama air laut
atau tumbuhan laut, air garam yang terjebak. Sering didapatkan bersama
bromium atau minyak.
30. Aspalt
Aspalt merupakan hasil dari metipery minyak. Disamping itu didapatkan pula
dalam bentuk asphalic sandstone yang merupakan hasil distalasi alam dari
minyak bumi.
57
3. BAHAN GALIAN PERMATA
Dinamakan batu mulia karena warna indah, langka, keras sehingga harganya
melambung, disamping untuk symbol kecantikan sebagian orang percaya mempunyai
kekuatan magis diantaranya untuk penangkal ( jimat) pengobatan penyakit. Ada juga
yang di hubungkan dengan zodiac bahkan untuk hadiah ulang tahun atau pernikahan.
Tak dapat dielakkan lagi maka banyak orang yang mengambil keuntungan dengan
cara meniru atau memalsu.
1. Macam – Macam Permata
- Beryl
- Aquamarine
- Ruby
- Opal
- Safir
- Giok
- Amethyst
- Chalcedony
58
2. JENIS – JENIS POTONGAN PERMATA
Batu mulia atau sering juga disebut permata memang tampak menawan saat
digunakan sebagai perhiasan maupun pajangan. Warna serta kerlap-kerlipnya
bermacam-macam, ibarat lampu disco yang blink-blink. Mengapa batu permata
banyak peminatnya? hal tersebut dikarenakan kelangkaan dan sifat-sifat dari
masing-masing batu mulia tersebut. Setiap batu mulia mempunyai kekerasan
tertentu, dalam hal ini, dunia permata menyebutnya dengan Skala Mohs. Batu yang
paling keras di dunia tentunya adalah batu intan atau berlian. Nah, harga batu mulia
yang sudah mahal tersebut akan dapat didongkrak harganya jika
cutting/pemotongan batu untuk dijadikan perhiasan juga istimewa.
Ada dua jenis potongan yang umum pada batu permata, yiatu :
Batu mulia yang masih bahan rata-rata berbentuk lingkaran, sehingga cutting oval
merupakan jenis potongan yang paling umum digunakan untuk semua jenis batu
mulia yang berwarna
59
Dikarenakan perbedaan optik yang ada, permata berwarna tidak dapat
menampilkan kilap yang sempurna jika dipotong dalam bentuk Brilliant Cut
dimana biasanya digunakan untuk permata seperti intan. Pola, gaya, dan jenis
potongan setiap batu permata sangat ditentukan pada tipe, bentuk, dan kualitas
batu bahan yang ada. Jenis potongan batu akan sangat mempengaruhi harga dari
permata itu sendiri.
60
ÿ Macam – macam jenis potongan permata :
Potongan brilian merupakan bentuk standar untuk diamond, tetapi juga digunakan
pada permata lainnya. fasetnya bisa sebanyak 57 faset, atau 58 dengan sebuah
culet. Sebenarnya belum ada informasi siapa penemu jenis potongan ini, namun
seorang pengrajin dari Venesia bernama Vincenzio Perruzzi sering dikatakan
sebagai sang inventornya, dengan memperkenalkan potongan brilliant cut-nya pada
abad ke-18.
Cut Brilian modern adalah hasil karya sejumlah pengrajin di akhir abad 19 dan
awal 20, yang paling tersohor adalah Henry Morse dan Marcel Tolkowsky. Gaya
pemotongan Briliant sangat fleksibel, sekarang ini banyak bentuk potongan
selainoval juga menggunakan sistem brilliant cut ini, seperti termasuk bentuk pir,
Marquise, bantal, dan bentuk hati.
61
2. Cabochon Cut (Setengah bulat)
Cabochon berasal dari bahasa Perancis caboche (kepala), sebutan ini digunakan
pada batu permata yang telah dibentuk dan dipoles sehingga bentuknya membulat.
Bentuk yang dihasilkan biasanya adalah setengah lingkaran dengan bagian
bawahnya rata. Pemotongan cabochon biasanya digunakan pada permata yang
mempunyai warna. Contohnya seperti Star Safir (dengan efek asternya) dan batu
chrysoberyl chatoyancy seperti mata kucing.
Selain Brilliant Cut, model potongan lainnya yang juga menggunakan segi adalah
Step Cut, disebut juga trap cut dan emerald cut. Hal ini digunakan pada batu yang
bentuknya persegi panjang, garis bujur sangkar atau segi empat, dengan sudut yang
dipotong sedikit untuk mencegah chipping atau retak. Gaya pemotongan ini dapa
menampilkan hasil yang terbaik jika batu bahan yang digunakan relatif bersih atau
kaya-warna.
62
Untuk zambrut, Cara pemotongannya dikembangkan secara khusus untuk
mengurangi jumlah tekanan yang diberikan selama pemotongan dan untuk
melindungi batu permata dari chipping atau retak. Sekarang teknik pemotongan
lebih modern sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis permata.
4. Mixed Cut
Mixed Cut biasa dipotong secara bulatan dengan bentuk crown seperti brilliant cut,
dan pavilions step-cut. Sapphires dan Rubies, serta transparent colour gemstones
dipotong dengan cara ini. Bentuk yang popular ialah cushion, pear atau teardrop,
dan oval.
5. Fancy Cut
Fancy cut terdapat dalam pelbagai bentuk seperti triangular, kite-shaped, lozenge -
shaped, pentagonal atau hexagonal. Selain itu, terdapat dalam bentuk pear dan tear
drop. Bentuk heart pula menjadi pilihan bagi hadiah kepada yang tersayang.
Bentuk lain ialah seperti hexagon, pentagon, trilliant, marquise, heart,stepped
crown, step cut briolette, rondelle, star, scissors, twisted triangle dan pear.
63
D. KREASI DAN FINISHING BATU PERMATA
Berikut akan disebutkan beberapa alt yang digunakan dalam proses kreasi batu
permata dan proses finising
1. Gerinda tangan
64
2. Mata pisau untuk Gerinda
3. Ampelas
65
Ampelas digunakan untuk menghaluskan, meratakan, dan mengilapkan batu permata.
Dalam praktikum ini, digunakan 3 nomor amplas, yaitu:
- Amplas kertas 80
Digunakan dalam proses kreasi setelah batu dipotong
dengan pisau potong keramik. Untuk meratakan permukaan
batu
- Amplas kertas 600
Digunakan dalam proses kreasi dan finishing, setelah batu
sudah rata. Digunakan untuk menghaluskan permukaa. batu.
- Amplas kertas 1000
Digunakan pada proses finishing. Batu yang telah halus
digosok dengan amplas ini supaya keluar kilapnya.
66
BAB III
ISI
67
A. ISI
68
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
69
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
70
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
71
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
72
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
73
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
74
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
1. Warna : Hitam
2. Kilap/Cerat : Lemak / Hitam
3. Pecahan/Belahan : Tidak jelas/-
4. Kekerasan :3
5. Berat Jenis : 2,2
6. Tenacity : Brittle
7. Transparansi : Opaque
8. Rumus Kimia : C240H90O4N5
9. Jenis Bahan Galian : Industri
10. Nama Bahan Galian : Batu bara Antrasit
11. Lain-lain Genesa : coalification bahan organik
Kegunaan : bahan bakar kereta, PLT, kapal
Pembimbing Praktikan
75
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
Pembimbing Praktikan
76
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
GAMBAR:
Pembibmbing Praktikan
77
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 DEPOK
Mrican ,Caturtunggal ,Depok ,Sleman Telp. 513515 Fax. 513438
E-mail : smkn2depok@yahoo.com
YOGYAKARTA 55281
GAMBAR:
Pembibmbing Praktikan
78
C. KREASI BATU PERMATA
79
D. FINISHING BATU PERMATA
Pada bagian ini sample yang disediakan sekolah rata-rata berupa olahan
batu obsidian yang berbentuk seperti cangkang penyu. Dengan permukaan yang
kasar dan masih bergelombang. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Batu yang didapat digosok terlebih dahulu dungan ampelas 600
sehingga permukaannya rata dan cukup halus.
2. Pastikan juga permukaan batu rata dan tidak ada bagian yang terlalu
cekung ataupun terlalu cekung, bila ada, maka harus diratakan,
supaya tidak menyulitkan saat akan dikilapkan.
3. Setelah permukaan benar-benar rata dan halus, baru bisa
menggunakan gerinda yang dilengkapi mata pisau berupa ampelas
dengan nomor 1000.
4. Gosok dengan hati-hati hingga semua bagian rata mengkilap.
80
BAB IV
PENUTUP
81
A. PENUTUP
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Melalui praktikum ini, kami dapat memperdalam ilmu dan pengetahuan
khususnya dalam pelajaran batuan dan geologi dasar. Semoga setelah praktikum ini
kami bisa lebih tanggap dan terampil, serta lebih baik di praktikum selanjutnya,
Amin.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam praktikum maupun
penyelesaian laporan ini, dan untuk kesempurnaan laporan yang selanjutnya kritik
dan saran sangat kami harapkan. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagikita semua, Amin.
82
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Hryono BE.SE, Dkk. 2008. Bahan Galian Logam dan Industri. SMK
Negeri 2 depok Sleman.
Soedarmo B.Sc, Ir. Hadiyan, 1980, Petunjuk Praktek Bahan Galian. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
83