Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis
sayuran buah untuk dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor. Dengan
makin beragamnya kebutuhan manusia dan makin berkembangnya teknologi obat-
obatan, kosmetik, zat warna, pencampur an minuman dan lainnya, maka
kebutuhan bahan baku cabai merah akan terus meningkat setiap tahunnya.
Pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam terus
menerus serta masih banyak komponen teknologi pra-panen lainnya belum
diterapkan secara tepat guna seperti pemupukan berimbang melalui akar, aplikasi
PPC/ZPT melalui daun, pemeliharaan tanaman secara intensif, penggunaan mulsa
plastik atau jerami, pengendalian hama/penyakit serta gulma.
Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan pengembangan cabai secara
intensif :
a. Peningkatan produksi sehingga mampu memenuhi permintaan untuk skala
nasional maupun ekspor.
b. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya lahan baik lahan perkarangan, lahan
kering/tegalan kebun maupun lahan sawah.
c. Peningkatan pemanfaatan tenaga kerja dan bahan baku yang tersedia seperti
pupuk kandang, jerami padi, kayu sokongan, dan lain-lain.
d. Peningkatan konsumsi sayuran sebagai sumber vitamin untuk kebutuhan
hidup setiap individu manusia.
e. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta keluarganya.
f. Dapat meningkatkan kesuburan tanah pasca panen cabai bila dirotasi dengan
komoditas

1
BAB II
PERMASALAHAN

Beberapa masalah yang masih dijumpai pada sistem usahatani cabai merah
yang diusahakan petani adalah sebagai berikut :
a. Varietas
Masih banyak petani menggunakan varietas lokal setempat yang
diturunkan terus menerus tanpa pemuliaan. Kelemahan menggunakan
varietas lokal ini selain produksi rendah dan umur genjah juga kurang tahan
terhadap hama dan penyakit.
b. Cara dan Waktu Tanam
Penanaman yang dilakukan petani beberapa tahun terakhir ini nampak
ada perubahan perilaku ke arah perbaikan, namun demikian penanaman
sistem tradisional masih umum dilakukan terutama pada lahan-lahan kering,
lereng-lereng gunung pada musim hujan.
Demikian juga pada penanaman dengan menggunakan teknologi
anjuran masih banyak dijumpai kendala sehingga menyebabkan penurunan
produksi, kendala ini tidak lepas kaitannya dengan penerapan komponen
teknologi yang belum tepat sebagaimana diharapkan.
c. Pengolahan Tanah dan Penggunaan Mulsa
Pada penanaman sistem tradisional belum melakukan pengolahan
tanah, hanya saja menggali menjelang tanam. Sedangkan pada teknologi
anjuran pengolahan tanah baru dilakukan 1-2 kali dan dibuat bedengan,
drainase yang baik serta pemasangan mulsa MPHP maupun jerami.
d. Persemaian Benih
Persemaian benih pada paket usahatani tradisional masih
menggunakan system cabutan, sedangkan pada teknologi anjuran
sebahagian sudah dilakukan system bumbungan.
e. Pemupukan melalui Akar dan Daun
Pada sistem usahatani tradisional pupuk yang digunakan Urea 100-
150 kg/ha, SP-36 antara 75-100 kg/ha. Sedangkan pada sistem teknologi

2
anjuran, pemupukan juga belum dilakukan secara optimal serta belum
menggunakan PPC/ZPT yang tepat.
f. Pemangkasan/Perempelan
Pemangkasan/perempelan tunas bawah pada usahatani tradisional
belum dilakukan sama sekali, akan tetapi pada teknologi anjuran sudah
dilakukan walaupun belum sempurna seperti yang diharapkan.
g. Pemberantasan Hama
Pada umumnya pemberantasan hama yang dilakukan belum sesuai
dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

3
BAB III
TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI MERAH

1.1 Syarat Tumbuh Cabai Merah


Tanaman cabai merah memiliki daya adaptasi yang luas, karena itu
dapat ditanam di berbagai lahan dan sembarang waktu, tanaman ini dapat
diusahakan baik di lahan sawah, kering, pinggir laut (dataran rendah
ataupun pegunungan (dataran tinggi). Pengusahaannya juga dapat
dilakukan pada musim kemarau, musim hujan maupun rendengan.
Namun demikian ada beberapa persyaratan tertentu yang harus
diperhatikan.

a. Jenis Tanah
Tanah yang paling sesuai untuk tanaman cabai merah (terutama
cabai hibrida) adalah tanah yang bertekstur remah, gembur tidak terlalu
liat, dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah yang terlalu
liat kurang baik karena sulit diolah, drainasenya jelek, pernafasan akar
tanaman dapat terganggu dan dapat menyulitkan akar dalam mengadopsi
unsur hara. Tanah yang terlalu poros/banyak pasir juga kurang baik,
karena mudah tercucinya pupuk oleh air. Penambahan pupuk kandang
20-25 ton/ha dapat memperbaiki tanah terlalu liat atau terlalu poros.

b. Derajat Kemasaman (pH)


Derajat kemasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5,5-
6,8 dengan pH optimum 6,0-6,5. Cendawan berkembang pada hampir
semua tingkatan pH, cendawan penyebab layu Fusarium dan cendawan
penyebab rebah kecambah seperti Rhizoctoma sp, Phythium sp.
berkembang baik pada tanah-tanah asam. Cendawan yang hidup pada pH
> 5,5 kehidupannya bersaing dengan bakteri, karena bakteri berkembang
baik pada pH > 5,5. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan penambahan
kapur pertanian pada pH rendah dan belerang (S) pada pH tinggi.

4
c. Air
Air berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur hara ke organ
tanaman, air berperan dalam proses fotosintesis (pemasakan makanan)
dan proses respirasi (pernafasan). Kekurangan air akan menyebabkan
tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan
tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang bersih yang
membawa mineral atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman, bukan air
yang berasal dari suatu daerah penanaman cabai yang terserang penyakit,
karena air ini dapat menyebabkan tanaman cabai yang sehat akan segera
tertular, dan bukan air yang berasal dari limbah pabrik yang berbahaya
bagi tanaman cabai.

d. Iklim
Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabai merah adalah
angin, curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Angin sepoi-
sepoi akan membawa uap air dan melindungi tanaman dari terik matahari
sehingga penguapan yang berlebihan akan berkurang. Selain lebah, angin
juga berperan penting sebagai perantara penyerbukan, namun angin yang
kencang justru akan merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan
adalah 1500-2500 mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi
baik pada iklim A, B, C, dan D (tipe iklim menurut Schmid dan
Ferguson). Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga tidak
terserbuki dan banyak rontok. Lamanya penyinaran (foto periodisitas)
yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya
ini dibutuhkan untuk fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan
buah dan pemasakan buah. Suhu untuk perkecambahan benih paling baik
antara 25-30 0C. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28 0C. Pada
suhu <15 0C >32 0C buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang terlalu
dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan
bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih lama.

5
Kelembaban relatif yang diperlukan 80% dan sirkulasi udara yang
lancar. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban
sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum
penyebab layu akar serta merangsang perkembang biakan cendawan dan
bakteri. Untuk mengurangi kelembaban yang tinggi jarak tanam
diperlebar dengan sistem tanam segitiga (zigzag) dan gulma-gulma
dibersihkan.

1.2 Teknik Budidaya


a. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah struktur tanah menjadi
gembur sesuai untuk perkembangan akar tanaman, menstabilkan
peredaran air, peredaran udara dan suhu di dalam tanah. Sebelum dibajak
lahan digenangi sehari semalam agar tanah menjadi lunak dan tidak
melekat pada mata bajak saat pembajakan. Setelah dibajak lahan
dikeringkan dan digaru, kemudian diangin-anginkan selama 5-7 hari. Plot
dibuat dengan ukuran panjang 10-12 m. lebar 110-20 cm, tinggi 30-40
cm (untuk musim kemarau) 50-70 cm (untuk musim hujan), lebar parit
50-55 cm (musim kemarau), dan 60-70 cm (musim hujan).
b. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah, selain itu juga
untuk menambahkan unsur hara Calsium (Ca) maupun unsur Magnesium
(Mg). Kebutuhan Kapur sangat tergantung tinggi rendahnya pH. Pada pH
< 5 dibutuhkan kapur 5-10 ton/ha, sedangkan pada pH > 6 diperlukan
kapur 1- 4 ton.
c. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang di butuhkan
tanaman, unsur tersebut terdiri dari unsur makro yaitu N, P, K, Ca, S, C,
H danMg dan unsur mikro yaitu Fe, B, Zn, Cu danMo. Jenis dan dosis

6
pupuk makro dan mikro, yang diberikan melalui akar maupun melalui
daun.
Tabel 1. Jenis, Dosis dan Jumlah (kali) Pemberian Pupuk pada Tanaman
Cabai Merah. Jenis Pupuk Dosis Jumlah Pemberian (kali)
Pupuk kandang = 15-20 ton/ha
Urea = 100 kg/ha
ZA = 300 kg/ha
SP-36 = 200 kg/ha
KCl = 150 kg/ha
NPK = 150 kg/ha
Boret = 10 kg/ha
PPCGandasil D&B = 1,5 gr/liter air
ZPT Dharmasri = 60 ml/500 liter air
ZPT Hidrasil = 0,2 ml/liter air
Atonik = 750 cc/ha
Furadan = 10 kg/ha

d. Waktu dan Cara Pemupukan


Pemupukan pertama masing-masing pupuk kandang (pupuk organik)
sebanyak 100%, pupuk buatan (an-organik) sebanyak 40% dan
nematisida furadan diberikan 7-10 hari sebelum tanam menjelang
pemasangan mulsa. Pemupukan kedua dan ketiga masing-masing 30%
pupuk buatan diberikan pada umur 30 dan 60 hari setelah tanam melalui
lubang yang dibuat antar tanaman.
Aplikasi ZPT masing-masing jenis diberikan tiap 10 hari sekali
secara bersamaan. Sedangkan pupuk daun Gandasil D diberikan pada
awal pertumbuhan vegetatif dan Gandasil B diberikan pada akhir masa
vegetatif sampai akhir masa generatif.
e. Pemasangan Mulsa
Selain mulsa plastik hitam-perak (MPHP) mulsa jerami dapat juga
diberikan sebanyak 5 ton/ha. Pemasangan mulsa dikerjakan setelah
penyiraman secukupnya dan pemberian pupuk dasar.

7
f. Pembuatan Lubang Tanaman
Bedengan yang telah ditutup mulsa dibiarkan selama 5-7 hari agar
unsur hara dengan pupuk bereaksi dan dalam bentuk tersedia hingga
segera dapat diserap tanaman muda. Satu atau dua hari sebelum
penanaman, lubang tanaman sudah dipersiapkan dengan ukuran diameter
10cm.
g. Pemilihan Varietas hibrida
Berbagai varietas cabai merah introduksi yang telah beredar di
Indonesia, antara lain dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Beberapa Varietas cabai hibrida, Negara Asal dan


Produksi/Batang Cabai Merah.
No Nama Varietas Negara Asal Buah/ Batang
Produksi (Kg)
1 Hot beauty (457) Taiwan 1,2 - 1,4
2 Long Chili (455) Taiwan 1,5 - 2,0
3 Hero (459) Taiwan 1,9 - 2,1
4 Ever flavor (462) Taiwan 1,2 - 1,5
5 Passion (451) Taiwan 1,3 - 1,4
6 Amando Belanda 0,8 - 1,2
7 Red beauty Taiwan 1,0 - 1,15
8 Hot chili Korea 1,2 - 1,4
9 Wonder Hot Korea 1.2 - 1,5
10 Arimbi Thailand 1,0 - 1,2
11 TM.999 Korea 0,8 - 1,2
12 TM.888 Korea 1,1 - 1,4
13 Maraton Taiwan 1,0 - 1,5
14 CTH-01 Taiwan 1,2 - 1,6

Sumber : Prajnanta (1995) ; (1998).

h. Persiapan Polybag
Sebaiknya persemaian cabai merah dilakukan dalam polybag
sebelum penanaman ke lapangan. Media tanam dalam polybag

8
merupakan campuran tanah yang telah diayak terlebih dahulu kemudian
dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, dengan dosis 1:1.
Pemberian pupuk an-organik dan kapur pada media persemaian masing-
masing pupuk majemuk NPK sebanyak 2 kg dan kapur 10 kg/ton media
kompos dan tanah. Setelah media tanam diisi dalam polybag, lalu
dibiarkan antara 5-7 hari sebelum benih disemai.
i. Persemaian Benih
Sebelum disemai, benih yang terpilih terlebih dahulu direndam
dalam larutan fungisida sampai 12 jam dan dikering-anginkan hingga
airnya kering. Setelah itu, benih ditebarkan kedalam media tanam
(polybag) sebanyak 1 biji benih per polybag. Perawatan persemaian
terdiri dari penyiraman, pengaturan cahaya, dan pemberantasan
hama/penyakit.
j. Penanaman dan Model Tanam
Setelah umur bibit di persemaian 18-25 hari, bibit sudah dapat
dipindahkan kelapangan, pemindahan sebaiknya dilakukan pagi-pagi
sebelum terik matahari atau sore hari. Jarak tanam dianjurkan bervariasi
60 x 50 cm, 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, hal ini tergantung tingkat
kesuburan tanah dan varietas yang digunakan. Bentuk pertanaman
sebaiknya dengan sistem tanam segitiga (zigzag).
k. Penyulaman
Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Bibit
sulaman yang baik diambil dari tanaman yang sehat dan tepat waktu
(umur bibit) untuk penanaman. Penyulaman dilakukan pada minggu
pertama atau selambat-lambatnya minggu kedua. Sebaiknya penyulaman
dilakukan pagi atau sore hari.
l. Perempelan
Perempelan bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki
kualitas produksi. Bagian yang dirempel yaitu tunas samping, yang
keluar di ketiak daun pada saat tanaman berumur 10-20 hari. Perempelan
dilakukan 2-3 kali sampai terbentuk percabangan utama yang ditandai

9
dengan munculnya bunga pertama, sekitar umur 18-22 HST dataran
rendah, dan 25-30 HST dataran tinggi.
Selain perempelan tunas, perempelan bunga pertama dan bahkan
sampai bunga kedua pada tanaman yang cukup sehat perlu dilakukan.
Perempelan bunga bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan
vegetatif dengan menunda pertumbuhan generatif.
m. Pemasangan Ajir (sokongan)
Sokongan harus dipasang sedini mungkin, yaitu dimulai pada saat tanam
atau maksimal 1 (satu) bulan setelah penanaman. Sokongan dipasang
sekitar 10 cm dari pangkal batang tanaman. Ukuran sokongan 125 - 150
cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm. Sisi ajir perludihaluskan untuk
mengurangi kerusakan mekanis pada tanaman akibat gesekan.
n. Pengairan
Pengairan harus senantiasa diperhatikan, karena air merupakan
faktor vital bagi tanaman cabai. Penyiraman yang paling banyak (2 hari
sekali) yaitu, pada fase vegetative < 40 HST. Sistem pengairan dapat
dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke mulsa plastik melalui
lubang tanaman, hingga posisi selang air tepat di tengah-tengah tempat
tanaman cabai. Untuk pertanaman pada lahan sawah, sistem pengairan
dilakukan dengan cara penggenangan pada saluran drainase antar
bedengan dengan ketinggian air sekitar 3/4 tinggi bedengan.
o. Pengendalian Hama/penyakit
Berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT), pestisida
merupakan salah satu teknik atau komponen PHT yang termasuk dalam
pengendalian secara kimiawi.
Pestisida ini bukanlah suatu obat, melainkan bahan racun yang
berbahaya bagi manusia, hewan peliharaan, dan lingkungan bila salah
dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, dalam penggunaan pestisida harus
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan tepat guna.
Gangguan hama pada tanaman cabai merah dapat berbahaya bila tidak
segera diatasi, jenis-jenis hama yang sering menyerang tanaman cabai

10
merah dan system pengendaliannya seperti dalam Tabel 3. Demikian
juga, penyakit pada cabai merah pun banyak ragamnya, jenis penyakit
dan sistem pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Jenis Hama, Gejala Serangan dan Sistem Pengendalian pada Tanaman
Cabai Merah.
NO JENIS HAMA GEJALA SERANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Memotong batang tanaman
muda yang baru ditanam.
(Brachytypes portentosus Jangan menanam bibit yang
1 Gansir
Licht) terlalu muda. Penyiraman
dengan insektisida pada liang
gangsir.
 Memotong batang atau
tangkai bibit tanaman muda
yang baru ditanam
Mengisap cairan daun muda
sehingga menimbulkan
bercak-bercak keperakan
2 Ulat tanah (Agrotis ipsilonhufn) dan daun menjadi keriting.
Daun meranggas dan
berlubang- lubang.
Penyemprotan insektisida
pada sore hari.
 Penanaman harus serentak
dalam minggu.
Terdapat luka titik tusukan pada
buah. Penyemprotan insektisida
3 Kutu thrips (Thripsparvispinus Karny).
secara bergilir. Sanitasi
lingkungan
 Buah yang terserang tampak
berlubang.
 Penyemprotan insektisida.
4 Ulat gerayak (Spodop-teralitura F.)
 Pemasangan perangkap
sexpheromone.

 Daun mengulung, keriting,


klorosil menguning dan
akhirnya gugur.
5 Lalat buah (Dacusdorsalin Hend)  Penyemprotan insektisida
secara selang seling.
 Bersihkan buah yang ter-
serang dan penyiagan gulma
6 Ulat buah (Helicoverpa spp.HSN)  Warna daun kecoklatan,
daun yang terserang
menebal dan ujung tanaman
mati.
 Penyemprotan Insektisida

11
 Pemberian tanaman inang
 Pemanfaatan musuh alami
(pemangsa kutu daun)
 Daun-daun menguning,
pertumbuhan lambat, layu
serta ujung tanaman mati
Kutu persik/aphid
7 (Myzuspersicae Sulz)  Penyemprotan dengan In-
hijau
sektisida
 Pencabutan tanaman dan
memotong pucuk daun
 Penyemprotan Insektisida
dan
 Akarisida
Tungau/mites  Mensterilkan media semai
8
 Pembersihan gulma
 Pencabutan tanaman yang
terserang
 Perotasian tanaman

Tabel 4. Jenis Penyakit, Gejala Serangan dan Sistem Pengendalian pada


Tanaman Cabai Merah.
No Jenis Penyakit Gejala Serangan Sistim Pengendalian
1. Rebah semai Bibit tidak  Perendaman benih selama 4-6
berkecambah jam dalam larutan fungisida
dan tiba-tiba  Sterilkan media semai dengan
mati Basamid G
2. Layu fusarium Memucatkan tulang daun  Penyemprotan dengan
disebelah atas dan fungisida
menundukkan tangkai  Pengapuran lahan sebelum
penanaman
 Pengaturan sistem irigasi
 Pencabutan tanaman yang
terserang Pembuangan air
 secara tuntas
3. Layu bakteri Layu pada muda dan  Penyemprotan dengan
(Pseudomo nas menguning pada daun tua bakterisida Agrimycin 1,2 g/l.
solancearum)  Lakukan pergiliran tanaman
4. Antraknosa / potek Terdapat bintik kecil pada  Merendam benih dalam
buah yang berwarna larutan fungisida Derosal 60
kehitaman dan berlekuk WP
 Pemisahan buah yang
terserang
5. Busuk Busuk pada batang warna Penyemprotan fungisida
Phytophthora coklat kehitaman, tanaman Pemotong-an tanaman yang
layu dan mati terserang. Sanitasi lingkungan

12
6. Bercak daun Bercak bulat kecil kebasah-  Membuang daun terserang
basahan, berwarna pucat  Penyemprotan fungisida
 Pemusnahan daun dan
dibakar
7. Busuk kuncup/ Ranting berwarna kehitaman  Sterilkan media semai dengan
teklik fumigan Basamid G
 Pengaturan aerasi udara/air
 Penyemprotan fungisida
8. Bercak bakteri Gugurnya daun, pada buah  Pengaturan jarak tanam
terdapat bercak putih dan  Pembuagan daun yang
coklat kehitaman terserang
 Penyemprotan fungisida
9. Penyakit tepung Daun menguning, daun bercak  Hindari merokok dilahan
(Oidiopsissicula seperti tepung  Pembersihan semua gulam
Scal.)  Membakar tanaman terserang
10. Penyakit virus Daun keriting, belang-belang Penyemprotan insektisida
kuning, pertumbuhan kerdil

1.3 PANEN DAN PASCA


a. PANEN
Menjelang panen, perlu dipantau terlebih dahulu blok-blok yang
akan dipanen. Hal ini sebagai pedoman untuk menentukan jumlah tenaga
kerja yang di perlukan dan prediksi volume panen selain itu, wadah
panen timbangan, dan plastic atau kardus untuk mengemas hasil panen
harus juga dipersiapkan sebelumnya. Seminggu sebelum panen staf
pemasaran sudah harus sudah menghubungi pedagang pengumpul. Staf
pemasaran juga harus memantau harga cabe di berbagai pasar sebelum
menjual hasil panen ke salah satu pasar. Kalau perlu hasil panen dijual
keluar daerah yang harga jauh lebih tinggi daripada harga di setempat.

13
1. Kriteria Panen
Cabai Hibrida dapat dipanen dapat saat buah memiliki bobot
maksimal, bentuknya padat dan warna tepat merah nyala dengan
sedikit garis hitam (90% masak) dari satu hamparan.
2. Cara Panen
Cabai hibrida dipetik dengan menyertakan tangkai buahnya.
Cabai yang dipanen tanpa menyertakan tangkai buah akan lebih
cepat membusuk bila disimpan dan mengurangi bobot hasil panen.
b. PASCA PANEN
1. Sortir hasil panen
Cabai hasil panen dikumpulkan disatu harapan untuk dilakukan
sortir (pemilihan). Dalam sortir ini dipilah-pilah antara cabai yang
utuh dan yang sehat cabai utuh tetapi abnormal, cabai yang rusak
sewaktu pemanenan dan cabai yang terserang hama dan penyakit.
2. Pengepakan
Cabai yang sudah disortir kemudian dikemas menurut keperluan
pengemasan untuk pasar local cukup dengan menggunakan karung-
karung plastik yang berlubang-lubang dengan kapasitas 25 sampai
30 Kg. cabai yang akan dipasarkan keluar biasa dikemas dalam
kardus-kardus yang sudah dilubangi sebagai ventilasi udara.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis sayuran
buah untuk dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor. Dengan
berkembangnya teknologi budidaya cabai secara intensif maka tingkat produksi
lebih meningkat sehingga kebutuhan konsumsi dapat tercapai.

B. Saran
Untuk penanaman cabai merah sebaiknya benih yang digunakan sebelum
tanam diseleksi dan diperlakukan untuk menghindari kontaminasi penyakit
bawaan dari benih tersebut dapat berkembang. Perlu diadakan percobaan lapangan
untuk mengetahui pengaruh di lapangan.

15

Anda mungkin juga menyukai