Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH KIMIA BAHAN ALAM

KELOMPOK VI

DISUSUN OLEH :

AFDALIAH AMMAS
ALPIN
ESTI KOGOYA
HUSEN MOH. HUSEN
INDASARI
INDA HASTUTI N. NASER
MINDA
RANDI ROSIHAN
SAIFUL
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala


puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni
nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Indolasetat/senyawa-senyawa sulfur”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang telah
membimbing saya dalam menjalankan perkuliahaan
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Palu, 6 Mei 2018

Kelompok VI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hormon adalah zat kimiawi yang bisa menggerakan tubuh sebagai respon agar stabilitas tubuh
terjaga. Hormon juga berasal dari bahasa yunani, yaitu hormaen yang artinya menggerakkan.
Hormon juga sejatinya adalah zat yang hanya ada sedikit di dalam tubuh namun tak diragukan lagi
fungsi dan kegunannya. Hormon dapat mengendalikan proses pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme, kekebalan, dan pola hidup manusia sekalipun.

IAA atau asam indol asetat adalah hormon auksin yang pertama kali diisolasi. IAA atau asam indol
asetat ini berasal dari asam amino triptofan. IAA atau asam indol asetat  sebagian besar disintesis
di ujung batang, ujung tunas, daun muda, ujung akar, bunga, buah, dan sel-sel kambium.

Hormon Auksin adalah hormon tumbuhan yang berfungsi untuk memacu proses pemanjangan sel.
Hormon ini dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan, yaitu ujung akar dan
batang. Cara kerja hormon auksin dipengaruhi oleh cahaya. Hormon auksin akan aktif bila tidak
terkena cahaya. Sedangkan apabila tumbuhan terkena cahaya, maka hormon auksin tidak aktif
sehingga proses pemanjangan terhambat . Proses inilah yang kita kenal dengan proses Asam
Indolasetat/senyawa-senyawa sulfur..  

1.2 Rumusan Masalah


Dari urain latar belakang tersebut maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian Hormon dan hormon Auksin?
2. Macam-macam hormon auksin?
3. Bagaimana pengaruh auksin dalam pertumbuhan dan perkembangan?
4. Fungsi Hormon Auksin ?
5. Bagaimanakah pengaruh Sulfur terhadap pertumbuhan tanaman ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan dan memahami Hormon dan hormon auksin.
2. Menjelaskan bagaimana pengaruh auksin dalam pertumbuhan dan perkembangan.
3. Menjelaskan dan memahami Sulfur pada tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hormon


Hormon dari bahasa Yunani “hormoenin” artinya menggiatkan. Hormon selain ditemukan pada
hewan juga terdapat pada tanaman. Hormon pada tanaman disebut fitohormon atau hormone
tumbuhan didefinisikan sebagai senyawa organik yang disintesis secara endogen dalam tanaman yang
dalam konsentrasi sangat kecil (mikromolar) dapat menginduksi serangkaian reaksi fisiologis menuju
kesuatu pola pertumbuhan yang spesifik. Hormon bekerja dalam menginduksi pertumbuhan dalam
konsentrasi yang tepat, jika konsentrasi berlebih atau kurang maka hormon akan menghambat
pertumbuhan.

Perkembangan tumbuhan dipengaruhi atau dikontrol oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa


kimia yang disintesis pada lokasi tertentu oleh suatu organisme, kemudian diangkut ke
tempat lain untuk selanjutnya bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang
sangat rendah, untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan atau metabolisme. Hormon
tumbuhan atau bisa kita kenal dengan fitohormon ini merupakan senyawa organik yang
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang dibuat oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon
tumbuhan dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak
fisiologi merupakan akibat yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.

2.2 Pengertian Hormon Auksin

Istilah auksin ( dari bahasa Yunani auxien, “meningkatkan” ) pertama kali digunakan oleh Frits Went,
seorang mahasiswa pascasarjana di negeri Belanda pada tahun 1926 yang menemukan bahwa suatu
senyawa yang belum dapat diketahui mungkin menyebabkan pembengkokan ini, yang disebut
fototropisme. Senyawa yang ditemukan Went didapati cukup banyak di ujung koleoptil dan
menunjukkan upaya Went untuk menjelaskan hal tersebut. Hal penting yang ingin diperlihatkan
bahwa bahan tersebut berdifusi dari ujung koleoptil menuju potongan kecil. Aktivitas auksin dilacak
melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada sisi tumbuhan.

Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar
dan batang). Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan
pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan
sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan.   
       
Auksin disintesis di pucuk batang dekat meristem pucuk, jaringan muda (misal, daun muda), dan
selalu bergerak ke arah bawah batang (polar), sehingga terjadi perbedaan auksin di ujung batang dan
di akar. Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada bagian ujung-ujung tumbuhan, seperti
kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang. Selain itu di embrio biji. Auksin tersebut disebarkan ke
seluruh bagian tumbuhan, tetapi tidak semua bagian mendapat bagian yang sama. Bagian yang jauh
dari ujung akan mendapatkan auksin lebih sedikit. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan
penghambatan pertumbuhan, tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda
memberikan respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang merangsang atau menghambat
pertumbuhan tanaman.

2.3 Macam – macam Hormon Auksin

Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indolasetat (IAA) dan beberapa
ahli fisiologi masih menyamakan IAA dengan auksin. Namun, tumbuhan mengandung tiga
senyawa lain yang strukturnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang
sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai hormon auksin. Salah
satunya adalah asam 4- kloroindolasetat (4-kloroIAA) yang ditemukan pada biji muda
berbagai jenis kacang-kacangan. Yang lainnya asam fenilasetat (PAA) ditemui pada banyak
jenis tumbuhan dan sering lebih banyak jumlahnya daripada IAA, walaupun kurang aktif
dalam menimbulkan respon khas IAA. Yang ketiga asam indobutirat (IBA) yang ditemukan
belakangan semula diduga hanya merupakan auksin tiruan yang aktif namun ternyata
ditemukan daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil sehingga barangkali zat tersebut
tersebar luas pada dunia tumbuhan.

Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada
tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah
substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari
IAA seperti IAN = Indolaseto nitril, TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld =
Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase.

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang
tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau
C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan
jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 -
Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau
Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram atau Tordon (asam 4 –
amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).
Dimana didalam tubuh tumbuhan dijumpai dalam bentuk :
1.      bebas (IAA)
2.      terikat dengan molekul lain
3.      sebagai prekursor : indol asetaldehid, indol asetonitril, indol etanol, triptamin
4.      macam auxin endogen yang lain : IBA (indol asam butirat) PAA (phenil asam asetat)

2.4 Pengaruh Auksin Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan

Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan
perkembangan (growth and development) suatu tanaman. Hasil penemuan Kogl dan
Konstermans (1934) dan Thymann (1935) mengemukakan bahwa Indole Acetic Acid (IAA)
adalah suatu auxin.Auksin istilah berasal dari kata Yunani auxein yang berarti
tumbuh.Senyawa umumnya dianggap auksin jika mereka dapat dicirikan oleh kemampuan
mereka untuk menginduksi pemanjangan sel pada batang dan sebaliknya menyerupai asam
indoleacetic (auksin pertama kali diisolasi) dalam aktivitas fisiologis. Auksin biasanya
mempengaruhi proses-proses lain selain pemanjangan sel batang sel tetapi karakteristik ini
dianggap penting dari semua auksin dan dengan demikian "membantu" define hormon.
Sejarah Auksin dan Penelitian Awal Auksin adalah hormon tanaman pertama kali ditemukan.
Charles Darwin merupakan salah satu ilmuwan pertama yang mencoba-coba dalam penelitian
tanaman hormon. Dalam bukunya "The Power of Mutasi Tanaman" yang disajikan pada
tahun 1880, ia pertama menggambarkan efek cahaya pada gerakan rumput kenari (canariensis
Phalaris) coleoptiles.

Koleoptil adalah daun khusus yang berasal dari simpul pertama yang selubung yang epikotil
dalam tahap pembibitan tanaman melindunginya sampai muncul dari tanah.Ketika cahaya
bersinar pada koleoptil searah, itu membungkuk ke arah cahaya. Jika ujung koleoptil ditutup
dengan aluminium foil, tidak lentur akan terjadi terhadap cahaya searah. Namun jika ujung
koleoptil itu dibiarkan terbuka tetapi bagian tepat di bawah ujung ditutupi, paparan sinar
searah menghasilkan kelengkungan menuju terang. Percobaan Darwin menyarankan bahwa
ujung koleoptil adalah jaringan yang bertanggung jawab untuk mengamati cahaya dan
memproduksi beberapa sinyal yang diangkut ke bagian bawah koleoptil dimana respon
fisiologis membungkuk terjadi. Dia kemudian memotong ujung koleoptil dan terkena sisa
koleoptil terhadap cahaya searah untuk melihat apakah melengkung terjadi. Lengkung tidak
terjadi mengkonfirmasikan hasil percobaan pertamanya.Itu adalah tahun 1885 yang
Salkowski menemukan indole-3-asetat (IAA) dalam media fermentasi. Isolasi dari produk
yang sama dari jaringan tanaman tidak akan ditemukan dalam jaringan tanaman selama
hampir 50 tahun.

IAA adalah auksin utama yang terlibat dalam banyak proses fisiologis dalam tanaman. Pada
tahun 1907, Fitting mempelajari efek membuat sayatan di kedua sisi terang atau gelap
tanaman.Hasil-Nya ditujukan untuk memahami jika translokasi sinyal terjadi pada sisi
tertentu dari pembangkit tersebut tetapi hasilnya tidak meyakinkan karena sinyal mampu
persimpangan atau terjadi di sekitar sayatan. Pada tahun 1913, percobaan Boysen-Jensen
dimodifikasi Fritting itu dengan memasukkan potongan mika untuk memblokir pengangkutan
sinyal dan menunjukkan bahwa pengangkutan auksin menuju pangkalan terjadi pada sisi
gelap dari tanaman yang bertentangan dengan sisi terkena sinar searah (Boysen -Jensen,
1913). Pada tahun 1918, Paal dikonfirmasi hasil Boysen-Jensen dengan memotong ujung
koleoptil dalam gelap, memperlihatkan hanya tips untuk cahaya, menggantikan ujung
koleoptil pada tanaman tetapi off terpusat ke satu sisi atau yang lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak mana saja yang terkena koleoptil, kelengkungan
terjadi ke sisi lain (Paal, 1918). Soding adalah ilmuwan di samping memperluas penelitian
auksin dengan memperluas ide Paal itu. Dia menunjukkan bahwa jika tips yang terputus ada
penurunan dalam pertumbuhan tetapi jika mereka dipotong dan kemudian diganti
pertumbuhan terus terjadi (Soding, 1925). Pada tahun 1926, seorang mahasiswa pascasarjana
dari Belanda dengan nama Fritz Went menerbitkan sebuah laporan yang menggambarkan
bagaimana ia mengisolasi zat pertumbuhan tanaman dengan menempatkan blok agar-agar di
bawah ujung koleoptil untuk periode waktu kemudian menghapus mereka dan menempatkan
mereka di batang Avena dipenggal (Went, 1926). Setelah penempatan agar-agar, reranting
kembali pertumbuhan (lihat di bawah). Pada tahun 1928, pergi mengembangkan metode
untuk mengkuantifikasi fitohormon ini. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa
pembengkokan batang adalah sebanding dengan jumlah zat pertumbuhan agar-agar (Went,
1928). Tes ini disebut tes kelengkungan Avena.

Sebagian besar pengetahuan kita saat ini auksin diperoleh dari aplikasi. Pergi kerja yang
memiliki pengaruh besar dalam merangsang pertumbuhan tanaman penelitian substansi.Ia
sering dikreditkan dengan dubbing auksin istilah tapi sebenarnya Kogl dan Haagen-Smit
yang dimurnikan asam senyawa auxentriolic (auksin A) dari urin manusia di 1931 (Kogl dan
Haagen-Smit, 1931). Kemudian Kogl senyawa lain terisolasi dari urine yang sama dalam
struktur dan fungsi seperti auxin A, salah satu yang indole-3 asam asetat (IAA) pada awalnya
ditemukan oleh Salkowski pada tahun 1985. Pada tahun 1954 sebuah komite ahli fisiologi
tanaman menyusun karakteristik kelompok auksin. Istilah ini berasal dari makna auxein
Yunani "untuk tumbuh". Senyawa umumnya dianggap auksin jika mereka disintesis oleh
tanaman dan zat yang berbagi aktivitas mirip dengan IAA (auksin pertama yang diisolasi dari
tanaman).

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin
dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya
matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak
terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.
Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel
tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat
tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apikal akan menumbuhkan
daun-daun, peristiwa ini disebut dominansi apikal. Pemberian hormon auksin pada tumbuhan
akan menyebabkan terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan
serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar menyebabkan proses penyerapan air
dan mineral dapat berjalan optimum.

Auksin memberikan pengaruh efek dalam penghambatan suatu faktor dominansi terhadap
kuncup samping (ketiak), yaitu zat penghambat yang terdapat di daun muda. Jika auksin
ditambahkan pada sisa batang yang terpotong, setelah apeks tajuk dipangkas, maka
perkembangan kuncup samping dan arah pertumbuhan cabang yang tegak akan terhambat
lagi pada banyak spesies. Penggantian kuncup atau daun muda oleh auksin menunjukkan
bahwa zat penghambat yang dihasilkan oleh IAA atau auksin lain. Sekalipun uraian Tamas
(1987) sangat mendukung hipotesis bahwa auksin endogen merupakan penghambat, yang
biasanya mencegah tumbuhnya kuncup samping.
         
   Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan perkembahan adalah sebagai berikut :
1.      Merangsang pemanjangan sel pada kecambah rumput dan tumbuhan herba. Penyebaran
auksin pada batang tidak merata sehingga daerah dengan banyak auksin mengalami
pemanjangan sel dan membuat batang membengkok.
2.      Merangsang pembentukan akar
3.      Merangsang pembentukan buah tanpa biji
4.      Merangsang diferensiasi jaringan pembuluh sehingga merangsang pertumbuhan
diameter batang
5.      Merangsang absisi (pengguguran daun)
6.      Berperan dalam dominansi apikal, yaitu keadaan pertumbuhan batang terus ke atas dan
tidak menghasilkan cabang. Jika ujung batang dipotong, dominansi apikal akan hilang
dan tumbuhan menghasilkan cabang dari tunas ketiak.
           
Auksin merangsang pemanjangan sel pada konsentrasi tertentu.Rentang konsentrasi ini
berbeda pada akar dan batang. Jika konsentrasi auksin terlalu tinggi, pemanjangan akar dan
batang akan terhambat. Karena hal itu, auksin konsentrasi tinggi dapat digunakan sebagai
herbisida.

2.5 Fungsi Hormon Auksin

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin
dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya
matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak
terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.
Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel
tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat
tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apikal akan menumbuhkan
daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal.
Fungsi lain dari auksin adalah merangsang kambium untuk membentuk xilem dan floem,
memelihara elastisitas dinding sel, membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama
kali dibentuk pada sel tumbuhan), menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun, serta
mampu membantu proses partenokarpi. Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa
penyerbukan. Pemberian hormon auksin pada tumbuhan akan menyebabkan terjadinya
pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut akar. Pembentukan akar
lateral dan serabut akar menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan
optimum.Selain itu Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,
mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat
pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis
dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.

Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan
lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari
oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat.
Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar
matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

2.6 Sulfur Pada Tumbuhan


senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan
untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin dan tiamin, yang
terakhir yang bernama untuk kata Yunani untuk belerang. Belerang merupakan bagian penting dari
banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang
organik terikat adalah komponen dari semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan
disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya keratin
protein, yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut, dan bulu, dan elemen berkontribusi terhadap bau
menyengat mereka ketika dibakar.

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun
protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian
tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur direduksi
oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya
dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat
(SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan
akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,
antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam
bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di
metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia
memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh
manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu
zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam
kentut maka kentut akan semakin bau.

Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap
berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen
sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan
bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap
kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.

Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat
disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll.
Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh
kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh
tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh
bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Beberapa jenis hormon tumbuh antara lain AIA, NAA, 2,4 D sebagai zat pengatur
tumbuh yang secara keseluruhan termasuk hormon auksin sintetis yang tidak disintesis
oleh tumbuhan itu sendiri. Hormon AIA, NAA, 2,4 D bersama auksin mampu mengatur
pembesaran sel dan memacu pemanjangan dan pembesaran sel di daerah belakang
meristem ujung dan merangsang perkembangan akar lateral.
2. Auksin adalah senyawa asam asetat dengan gugus indol bersama derivatnya. Auksin
alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan senyawa yang dinamai asam
indolasetat (indoleacetic acid, IAA).
3. Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada bagian ujung-ujung tumbuhan,
seperti kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang. Selain itu di embrio biji. Auksin
tersebut disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan, tetapi tidak semua bagian mendapat
bagian yang sama. Bagian yang jauh dari ujung akan mendapatkan auksin lebih sedikit.
Fungsi utama auksin yaitu merangsang pemanjangan batang, pertumbuhan, diferensiasi,
percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apikal, fototropisme, dan
gravitropisme.
4. Auksin dan pemanjangan sel, Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama
sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas bergerak turun ke daerah pemanjangan
sel, sehingga hormon akan merangsang pertumbuhan sel – sel tersebut. Auksin
berpengaruh hanya pada kisaran konsentrasi tertentu, yaitu sekitar 10 -8 sampai 10-3 M.
5. Sulfur merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas digunakan dalam
proses biokimia, dalam reaksi metabolik, sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-
menggantikan) bahan untuk organisme sederhana, serta merupakan bagian penting dari banyak
enzim dan juga dalam molekul antioksidan.
3.2 Saran
Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Bahan Alam. Makalah ini berisikan uraian singkat mengenai  pengertian, macam,
pengangkutan serta fungsi, dan lain sebagainya mengenai “Hormon Auksin”. Namun kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.Pepatah mengatakan
“Tak ada gading yang tak retak”, manusia tak luput dari salah dan lupa dan kesempurnaan
hanya milik Allah SWT.Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya
kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.

Anda mungkin juga menyukai