Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindroma nefrotik (SN) merupakan kelainan pada ginjal yang
paling sering terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan orang
dewasa. Sindroma nefrotik ditandai dengan adanya kelainan
perubahan selektivitas permeabilitas dinding kapiler glomelurus
(Robery M et al, 2018). Kelainan pada sindroma nefrotik dapat
menyebabkan adanya proteinuria massif ( ≥ 40 mg/m 2 LPB/jam atau
dipstick ≥ +2) sehingga menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl), hiperkolesterolemia (>250 mg/dL) dan edema. Pada
pasien sindroma nefrotik biasanya muncul edema palpebral atau
pretibial yang diikuti gejala hipertensi atau hematuria (Robery M et al,
2017).
Etiologi sindroma nefrotik secara garis besar belum diketahui
secara pasti. Secara etiologi sindroma nefrotik dibagi menjadi 3 yaitu
kongenital, primer atau idiopatik dan sekunder mengikuti penyakit
sistemik. Insidensi SN di Indonesia dilaporkan sekitar 6 kasus per
100.000 pertahunnya pada anak usia dibawah 14 tahun (Partini et al,
2012).
Pemeriksaan klinis dan gambaran patologi anatomi dapat
memberikan prognosis dari penyakit ini. Penatalaksanaan SN terbukti
efektif dengan pemberian kortikosteroid berupa prednisone dengan
mempertimbangkan fase relaps, remisi serta efek dari kortikosteroid.
Komplikasi sindroma nefrotik yang sering terjadi adalah infeksi,
thrombosis, gagal ginjal akut dan lain-lain (Partini et al, 2012). Hal ini
yang akan mendasari pembahasan penegakan dengan sindroma
nefrotik mulai dari etiopatogenesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaanya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penegakan diagnosis dan penatalaksanaan Sindroma
Nefrotik?
1.3 Manfaat
Mengetahui penegakan diagnosis dan penatalaksanaan Sindroma
Nefrotik
1.4 Tujuan
Sebagai bekal klinisi agar mampu menegakan diagnosis dan memberi
terapi serta edukasi kepada keluarga pasien.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sindrom nefrotik adalah penyakit ginjal yang banyak ditemukan pada anak
dengan gejala klinis proteinuria massif (≥ 40 mg/m2LPB/jam atau ≥ 50-100
mg/kgBB/hari atau dipstick ≥ +2), hypoalbuminemia (≤ 2,5 gram/dL),
hiperkolesterolemia, dan odem atau sembab. Terapi utama pada SN dengan
memberikan kortikosteroid. Terapi inisial untuk sindrom nefrotik tanpa
kontraindikasi steroid diberikan prednison 60 mg/m2/hari maksimum
80mg/m2/hari atau 2 mg/kgbb tiap hari dibagi dalam 2-4 dosis selama 4
minggu pertama dosis penuh. selain itu, dapat diberikan terapi tambahan
seperti perawatan di RS untuk penegakan diagnose awal, diet rendah garam,
dan restriksi cairan.

5.2 Saran
Kasus sindroma nefrotik pada anak masih sering terjadi sehingga
dibutuhkan penanganan yang tepat untuk menghindari prognosa buruk dari
sindroma nefrotik serta memberi edukasi kepada keluarga terkait faktor
resiko serta kepatuhan tatalaksana pada sindroma nefrotik.

Anda mungkin juga menyukai