Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ TEORI EKONOMI
PEMBANGUNAN,STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBANGUNAN
EKONOMIPenulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan mata kuliah
“EKONOMI PEMBANGUNAN “. Semester 6 jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam meyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu
Nurfitri Martaliah,SE,M.E.Kselaku dosen mata kuliah . Kami berharap semoga Allah
SWT memberikan keberkahan kepada kita semua khususnya kepada mereka yang telah
memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai ibadah, Aminyaa
Robbal’alamain.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...ii
BAB I………………………………………………………………………………..iii
PENDAHULUAN…………………………………………………………………..iii
A.Latar Belakang……………………………………………………………iii
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………iii
C. Tujuan…………………………………………………………………….iv
BAB II………………………………………………………………………………..1
A.Pembangunan Ekonomi Dalam Islam……………………………………..1
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Dalam Islam…………………1
2.Paradigma Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Islam………2
B.Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia……………3
C.Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi dalam Islam………….5
D.Perencaan Pembangunan Ekonomi…………………………………………7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari jaman dahulu sampai sekarang, perekonomian terus dan terus mengalami perubahan dan
perkembangan. Diharapkan perkembangan itu menjadi lebih baik, namun dalam realitanya
perkembangan ekonomi tidak bisa berjalan semulus yang diharapkan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi pengembangan perekonomian, hal tersebutlah yang kadang menjadi kendala
dalam menciptakan perekonomian yang lebih bagus. Selain karena perekonomian sifatnya sangat
mengglobal dan perekonomian satu daerah kedaerah lain maupun dari satu negara ke negara lain
saling mempengaruhi maka tidak hanya satu atau dua negara saja yang memikirkan bagaimana
cara mengembangkan perekonomian menuju arah yang lebih baik, bahkan seluruh dunia
memikirkannya.
Pemikiran tersebut biasanya merupakan penyempurnaan pemikiran tokoh sebelumnya atau
pembenahan apabila ada pemikiran tokoh yang setelah diuji ada suatu kesalahan. Walaupun
berbagai pemikiran bermunculan, namun pada dasarnya pemikiran-pemikiran tersebut
merngharapkan adanya pengembangan perekonomian menuju yang lebih baik. Dan dari berbagai
macam pemikiran dan teori-teori dari para tokoh inilah kita bisa mengambil suatu tindakan
ekonomi yang tepat guna meningkatkan perekonomian. Sebelum kita bisa mengambil tindakan
itu, timbul pertanyaan baru yaitu bagaimana awal dari teori-teori pengembangan ekonomi itu dan
bagaimanakah proses perkembangan teori-teori itu?.
iii
Makalah ini disusun guna menyampaikan gagasan yang telah kami buat tentang "Teori
Ekonomi Pembangunan" untuk memperdalam dan mempertegas ilmu yang selama ini kita
pelajari bersama dalam perkuliahan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Umar capra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri: Islam dan pembangunan Ekonomi,
Gema insane Press dan tazkia institute, Jakarta, 2000, hlm, 7
2
Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam -Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
1
2.Paradigma Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Islam
Para ahli ekonomi pembangunan, ahli kependudukan, dan ahli sumber daya manusia
merumuskan pembangunan yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Paradigma ini
menganggap bahwa pembangunan harus berorientasi pada manusia sebagai obyek dan subyek sekaligus.
Paradigma ini menghilangkan dikotomi antara manusia sebagai pelaksana pembangunan dan manusia
sebagai target yang harus ditingkatkan kesejahteraanya.
Paradigma ini membangun manusia secara utuh dan totalitas. Hal ini disebabkan sumber daya
manusianya dibangun sesuai dengan kebutuhan psikis (sikap mental). Oleh karenanya SDM menjadi
penentu keberhasilan pembangunan. Mulai dari perencanaan. monitoring, dan evaluasi hasil
pembangunan, yakni: jumlah penduduk, struktur umur, komposisi, penyebaran penduduk, pendapatan
dan distribusinya, tingkat pendidikan, mobilitas, dan kesempatan kerja dan kesehatan melibatkan
sumber daya manusia (Aedy, 2011). Wirausaha merupakan kunci dalam proses pertumbuhan ekonomi
dan sangat determinan. Wirausaha dianggap memiliki fungsi dinamis yang sangat dibutuhkan dalam
suatu pertumbuhan ekonomi. Nabi Muhammad Saw, dalam beberapa hadits menekankan pentingnya
wirausaha. Dalam hadits riwayat Ahmad beliau bersabda, ”Hendaklah kamu berdagang (berbisnis),
karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rezeki”. Dalam hadits yang lain beliau bersabda,
”Sesungguhnya sebaikbaik pekerjaan adalah perdagangan (bisnis)”.Menurut Chapra (1992) salah satu
cara yang paling konstruktif dalam mempercepat pertumbuhan yang berkeadilan adalah dengan
membuat masyarakat dan individu untuk mampu semaksimal mungkin mengunakan daya kreasi dan
artistiknya secara profesional, produktif dan efisien.
Dengan demikian, semangat entrepreneurship (kewirausahaaan) dan harus ditumbuhkan dan
dibangun dalam jiwa masyarakat. Menumbuh kembangkan semangat jiwa kewirausahawan akan dapat
mendorong pengembangan usaha kecil secara signifikan. Usaha kecil, khususnya di sektor produksi
akan menyerap tenaga kerja yang luas dan jauh lebih besar. Beberapa studi menunjukkan secara jelas
konstribusi yang besar dari industri kecil dan usaha mikro dalam memberikan lapangan pekerjaan dan
pendapatan. Mereka mampu menciptakan lapangan kerja bahkan secara tidak langsung mereka berarti
mengembangkan pendapatan dan permintaan akan barang dan jasa, peralatan, bahan baku, dan ekspor.
Mereka adalah industri padat karya yang kurang memerlukan bantuan dana luar (asing), bahkan
kadang tidak begitu tergantung kepada kredit pemerintah dibanding industri berskala besar (Mutairi,
2002). Karena itu, tidak mengherankan apabila saat ini muncul kesadaran yang meluas bahwa strategi
industrialisasi modern yang berskala besar pada dekade terdahulu secara umum telah gagal
memecahkan masalah-masalah keterbelakangan global dan kemiskinan.
Dari paparan di atas dapat ditegaskan bahwa peran wirausaha dalam menggerakkan
pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang tak terbantahkan. Kelangkaan seseorang yang ingin
menciptakan peluang pekerjaan sendiri kurang disadari bahwa tidak adanya wirausaha bahkan bisa
menyebabkan kurangnya pertumbuhan ekonomi walaupun faktor-faktor lain banyak tersedia. Dalam
hal ini Islam sangat mendorong pengembangan semangat bagi wirausaha untuk menggalakan dan
menyukseskan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.3
3
Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam -Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
2
B. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi modern adalah perkembangan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat meningkat yang selanjutnya
diiringi dengan peningkatan kemakmuran masyarakat. Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya,
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi fiskal yang terjadi di suatu negara seperti
pertambahan jumlah dan produksi barang industri, infra struktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah ada dan beberapa perkembangan
lainnya. Dalam analisis makro ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara
diukur dengan perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh suatu negara yaitu Produk
Nasional Bruto (PNB) atau Produk Domestik Bruto.4
Dalam kajian ekonomi Islam, persoalan pertumbuhan ekonomi telah menjadi perhatian para
ahli dalam wacana pemikiran ekonomi Islam klasik.12 Pembahasan ini diantaranya berangkat dari
firman Allah Swt. surat Hud ayat 61:“Dia yang telah menjadikan kamu dari tanah dan menjadikan
kamu pemakmurnya”. Artinya, bahwa Allah Swt. menjadikan kita sebagai wakil untuk memakmurkan
bumi. Terminologi ‘pemakmuran bumi’ ini mengandung pemahaman tentang pertumbuhan ekonomi,
sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib kepada seorang gubernurnya di Mesir: “Hendaklah
kamu memperhatikan pemakmuran bumi dengan perhatian yang lebih besar dari pada orientasi
pemungutan pajak, karena pajak sendiri hanya dapat dioptimalkan dengan pemakmuran bumi. Barang
siapa yang memungut pajak tanpa memperhatikan pemakmuran bumi, negara tersebut akan hancur.”
Islam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan yang terus-menerus dari
faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia.Dengan
demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal yang sarat nilai. Suatu
peningkatan yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika
produksi tersebut misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan
membahayakan manusia.5Dalam Islam pertumbuhan ekonomi mempunyai pengertian yangberbeda.
Pertumbuhan ekonomi harus berdasarkan nilai-nilai iman, takwadan konsisten serta ketekunan untuk
melepasakan segala nilai-nilaikemaksiatan dan perbuatan dosa. Hal tersebut tidak menafikan
eksistensiusaha dan pemikiran untuk mengejar segala ketinggalan yang disesuaikandengan prinsip
syariah.
Secara umum teori tentang pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
teori pertumbuhan ekonomi klasik dan teoripertumbuhan ekonomi modern. Pada teori pertumbuhan
ekonomi klasik,analisis di dasarkan pada kepercayaan dan efektivitas mekanisme pasar bebas.Teori ini
merupakan teori yang dicetuskan oleh para ahli ekonom klasik antaralain Adam Smith, David
Ricardo.Teori lain yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah teoriekonomi modern. Teori
pertumbuhan Harrod-Domar merupakan salah satuteori pertumbuhan ekonomi modern, teori ini
menekankan arti pentingnyapembentukan investasi bagi pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi
investasimaka akan semakin baik perekonomian, investasi tidak hanya memilikipengaruh terhadap
4
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 199, h 413-414
5
Maro, Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol.1. No.2 November2018
3
permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran agregatmelalui pengaruhnya terhadap kapasitas
produksi. Dalam perspektif yang lebih panjang investasi akan menambah stok kapital6
Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada
susunan ekonomi masyarakat secaramenyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan
sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapitapenduduk suatu negara
dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikansistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang berartiperubahan yang terjadi terus
menerus, usaha untuk menaikkan pendapatanperkapita, kenaikan pendapatan perkapita harus terus
berlangsung dalamjangka panjang dan yang terakhir perbaikan sistem kelembagaan disegalabidang
(misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem inibisa ditinjau dari dua aspek yaitu:
aspek perbaikan dibidang organisasi(institusi) dan perbaikan dibidang regulasi baik legal formal
maupun informal. Dalam hal Ini, berarti pembangunan ekonomi merupakan suatuusaha tindakan aktif
yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangkameningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkanperan serta masyarakat, pemeritah, dan semua elemen yang terdapat
dalamsuatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada yakni teori Harold Domar, Neoklasik, dari Solow,
dan teori endogen oleh Romer, bahwasanyaterdapat tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi.
Ketiganya adalah:
a) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baruyang ditanamkan pada
tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumberdaya manusia.
b) Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selajutnya akanmemperbanyak jumlah angkatan kerja.
c) Kemajuan teknologiPembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuanpenting, yaitu
mencapai pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).
1. Pertumbuhan (growth), tujuan yang pertama adalah pertumbuhanditentukan sampai dimana
kelangkaan sumber daya dapat terjadi atassumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya alam
dapatdialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk meningkatkankegiatan produktif.
2. Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi dalampencapaian pada tujuan yang ketiga,
sumber daya dapat berkelanjutanmaka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja sehingga
manfaat
yang diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak dengan
adanya pemerataan.
6
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April 2008, hlm. 44-45.
4
3. Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan,pembangunan daerah harus
memenuhi syarat-syarat bahwa penggunaansumber daya baik yang ditransaksikan melalui sistem pasar
maupundiluar sistem pasar harus tidak melampaui kapasitas kemampuanproduksi.
Teori pembangunan yang ada sekarang ini tidak mampu untuk menjelaskan kgiatan-kegiatan
pembangunan ekonomi daerah secara tuntas dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pendekatan
alternatif terhadap teori pembangunan dirumuskan di sini untuk kepentingan perencanaan
pembangunan ekonomi daerah. Pendekatan ini merupakan sintesa dan perumusan kembali konsep-
konsep yang telah ada. Pendekatan ini memberikan dasar bagi kerangka pikir dan rencana tindakan
yang akan diambil dalam konteks pembangunan ekonomi daerah. Pendekatan ini dapat disajikan pada
tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Paradigma baru teori pembangunan ekonomi daerah
5
lapisan masyarakat sehingga seluruh masyarakat akan merasakan kesejahtraan. Oleh sebab itu,
pertumbuhan sedapat mungkin dipacu dengan harapan akan ada efek yang akan dirasakan masyarakat
luas terutama masyarakat miskin.
b. Strategi pembangunan itu didasarkan atas asumsi bahwa pembagian dapat dipisahkan dari
pertumbuhan dan dilakukan kemudian.60 Menurut teori sistem dunia, pada hakekatnya hanya dikenal
tiga strategi pembangunan, yaitu sebagai berikut:
a) Strategi pembangunan dengan memanfaatkan peluang pasar Luar negeri. Dalam strategi ini,
pemerintah berperan aktif (statecapitalism) dalam memanfaatkan keunggulan komparatifnya untuk
memanfaatkan peluang pasar luar negri, meskipun harus diakui tidak semua Negara memiliki
kemampuan untuk memenfaatkan peluang
tersebut.
b) Strategi pembangunan dengan mengundang investasi luar negeri. Strategi pembangunan dengan
mengundang investasi luar negeri dilakukan dengan memanfaatkan keunggulan komparaqtif, seperti
8
Subandi, Ekonomi Pembangunan, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 28.
6
upah buruh Yang murah serta kemudahan-kemudahan lainya. Ini disebut juga sebagai model liberal
open door.
c) Strategi pembagunan mandiri (self-reliance) menekankan pada kemampuan dalam negeri dan
sesedikit mungkin bantuan dari pihak luar. Strategi ini kurang berhasil diterapkan pada negara-negara
dunia ketiga karena keterbataan sumber daya alam ataupun manusia.
7
Pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya adalah orientasi dari paradigma ini. Dengan
memanfaatkan investasi dan teknologi, paradigma ini berharap dapat memperluas lapangan kerja,
meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Ukuran yang digunakan untuk merencanakan atau menghitung pertumbuhan adalah produk
nasional bruto (Gross National Product /GNP). Sedangkan asumsi yang dipakai adalah tetesan
kebawah (Trickle Down Effect), yakni pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan diikuti
oleh pemerataan. Pada perkembanganya, konsep tetesan kebawah yang diharapkan oleh negara-negara
yang menggunakan paradigma ini tidak terjadi. Paradigma ini justru meningkatkan ketimpangan
(inequality) yang makin mendalam antara
kelompok yang kaya dengan kelompok yang miskin. Dengan kata lain, paradigma ini dapat
memaksimalkan pertumbuhan ekonomi tetapi gagal dalam pemerataan. Padahal yang diharapkan tidak
sekedar memaksimalkan produktivitas, tetapi juga mengatasi masalah ketimpangan antar kelompok.
Paradigma ini muncul untuk merespon kegagalan paradigma yang pertama dengan
memasukkan unsur pemerataan di dalamnya agar tidak terjadi kesenjangan antara golongan kaya dan
miskin. Dengan memanfaatkan investasi, teknologi, dan pengukuran yang sama, paradigma ini juga
telah dilaksanakan oleh Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pada masa pemerintahan orde
baru, paradigma ini dikenal dengan delapan jalur pemerataan. Pada pelaksanaannya, paradigma ini juga
tidak
berhasil menyelesaikan masalah-masalah pembangunan di negara-negara berkembang. Hal ini diduga
diakibatkan oleh pendekatan makro dan ketidaksiapan sumber daya manusianya yang tidak sungguh-
sungguh berorientasi pada kelompok sasaran (penduduk miskin). Budaya korupsi menjadi salah satu
faktor dominan penyebab bocornya anggaran pembangunan yang diperuntukkan rakyat kecil atau
miskin. Disisi lain masyarakat miskin juga belum siap memperbaiki sikap mentalnya, sehingga
berapapun modal yang diberikan, akan habis dan tidak merubah nasib mereka. Oleh karenanya
pendekatan makro yang bertujuan memperbaiki ekonomi rakyat kecil tanpa mempersiapkan SDMnya,
maka akan menemui kegagalan juga.
Paradigma dengan kebutuhan pokok sebagai pendekatannya merupakan upaya untuk mengatasi
kemiskinan dan
ketimpangan kelompok sosial. Paradigma ini berharap bahwasemua semua kelompok target dapat
terpenuhi kebutuhannya, seperti pangan, papan (rumah), dan pendidikan, dan kesehatan. Anggaran
yang dikucurkan oleh pemerintah dapat mengatasi kebutuhan masyarakat dengan baik.
8
D. Perencanaan Pembangunan Ekonomi
9
Faisal Basri, Perekonomian Indonesia, Elangga, Jakarta, 2002, hlm, 113.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan dari ekonomi pembangunan adalah untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan
pembangunan, atau pembangunan yang lambat di negara-negara berkembang dan selanjutnya
mengemukakan cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi sehingga dapat memperlaju jalannya pembangunan ekonomi.
Dengan bertambah besarnya perhatian yang diberikan dalam membangun negara-negara
berkembang maka makin meluas pula kesadaran bahwa tugas membangun negar-negara itu bukanlah
tugas yang sederhana dan mudah. Masalah pembangunan ekonomi negara-negara berkembang
merupakan suatu persoalan yang sangat kompleks dan sangat berlainan sifatnya dengan masalah
pembangunan yang pernah di hadapi oleh negara-negara maju. Sifat permasalahannya yang sangat
berbeda itu menyebabkan satu pendekatan baru untuk memecahkannya perlu diciptakan.
B. SARAN
Kami tahu dalam penyusunan makalah ini tentu memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek.
Namun hal yang perlu kita ketahui bahwa untuk meningkatkan pengembangan ekonomi perlu
memperhatikan faktor-faktornya secara seimbang, karena antara faktor yang satu dengan yang lain
saling berkaitan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12