Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Salah satu metode klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi membagi seluruh
jaringan tumbuhan menjadi jaringan meristematik pada jaringan
permanen(Terdiferensiasi). Jaringan meristematik yang ditemukan pada ujung
akar dan batang cenderung memiliki sel-sel yang tidak terdiferensiasi, kecil,
mampet, dan memenuhi sitoplasma yang aktif membelah (Fried, 2006).

Definisi jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur dan
fungsi yang sama. Definisi ini tidak tepat untuk semua kasus. Bentuk-bentuk
peralihan menimbulkan kesulitan dalam pengelompokkan jaringan.
Percobaan dengan suatu perlakuan dapat menyebabkan suatu tipe sel berubah
menjadi tipe sel yang lain. Sistem jaringan dermal atau epidermis umumnya
adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang terbungkus rapat menutupi dan
melindungi semua bagian muda tumbuhan “kulit” tumbuhan tersebut, zat sisa
fotosintesis yang di keluarkan ke udara melalui pori-pori kecil pada daun
yang disebut stomata, dengan menyerap karbondioksida dan melepas oksigen,
pohon membantu menghangatkan atmosfer. Tumbuhan terdiri atas kumpulan
sel yang mempunyai fungsi struktur yang sama dan disebut jaringan.
Berdasarkan sifatnya ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh
tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda
mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang karena biasanya
terdapat pada bagian ujung (Mulyani, 2006).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu mengetahui jaringan-jaringan pada


tumbuhan serta bahan yang akan digunakan sebagai obat herbal yang dibrikan
pada pasien, dan dapat mengetahui tumbuhan–tumbuhan apa saja yang layak
dijadikan sebagai bahan obat. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya
praktikum ini.
I.2. Maksud dan Tujuan
I.2.1. Maksud Percobaan
1. Memahami jenis dan bentuk jaringan epidermis serta modifikasinya
pada tumbuhan
2. Memahami jenis dan bentuk jaringan parenkim pada tumbuhan
3. Memahami jaringan pengangkut dan penguat, melihat susunan
berkas pengangkut pada tumbuhan
I.2.2. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui jenis dan bentuk jaringan epidermis serta
modifikasinya pada tumbuhan
2. Mengetahui jenis dan bentuk jaringan parenkim pada tumbuhan
3. Mengetahui jaringan pengangkut dan penguat, melihat susunan
berkas pengangkut pada tumbuhan

.3. Manfaat Percobaan


Pada praktikum kali ini yaitu praktikan dapat mengetahui dan memahami
jenis dan bentuk jaringan serta modifikasinya pada tumbuhan, bentuk dan jenis
jaringan parenkim dan jaringan penguat pada berkas pembungkus pada
tumbuhan.

.4. Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan dilakukan dengan sampel kumis kucing (Orthosiphon
stamineus), nanas kerang (Rhoe discolor), pisang (Musa paradisiaca), Bungan
tasbih (Canna sp), jagung (Zea mays), dan tebu (Saccharum officinarum), yang
kemudian sampel dipotong sekecil mungkin lali ditetesi aquadest untuk
mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali lau kemudian didokumentasikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Dasar Teori


Jaringan adalah sekumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang
sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai
dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler
lengket yang melapisis sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi
suatu anyaman serat (Campbell, 2002).
Jaringan pada tumbuhan dikelompokan berdasarkan tempatnya dalam
tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul dan tahap pertumbuhannya. Berdasarkan
jumlah tipe sel penyususnnya jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana
dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeny hanya terdiri atas
satu tipe sel. Sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau
lebih tipe sel. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim adalah jaringan sederhana,
sedangkan xylem, floem, dan epidermis adalah jaringan rumit (Mulyani, 2006).
Sel-sel pada jaringan-jaringan itu tidak se-terspesialisasi atau seberbeda
seperti pada gymnospermae (Tumbuh-tumbuhan biji tanpa bunga) atau
angiospermae (Tumbuh-tumbuhan biji berbunga). Tumbuhan biji yang
mencakup gymnospermae dan angiospermae berbeda dari paku-pakuan dalam
dua aspek penting. Tumbuhan biji menghasilkan biji dan sebagian besar
diantaranya memiliki lapisan cambium, yaitu struktur meristem (Lapisan sel-
sel yang tak terdiferensiasi) yang mampu terus-menerus menghasilkan
jaringan-jaringan sekunder. Klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi, membagi
seluruh jaringan tumbuhan menjadi jaringan maristematik dan jaringan
permanen. Jaringan-jaringan vaskuler pada tumbuhan yang terutama adalah
xilem dan floem. Xilem berperan sebagai jalur bersambung-sambung bagai
transportasi air dan zat-zat terlarut., terutama kearah atas. Floem berfungsi
dalam transportasi karbohidrat, asam amino, oligopeptida, dan beberapa jenis
lipid (Fried, 2006).
Sistem jaringan dasar adalah bagian terbesar dari semua tumbuhan muda,
yang menempati ruang antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan
pembuluh. Jaringan dasar kebanyakan adalah parenkim, akan tetapi kolenkim
dan sklerenkim juga umum ditemukan. Diantara fungsi jaringan dasar yang
beraneka ragam itu adalah fotosintesis, penyimpanan, dan penyokong
(Nehistya, 2009).
Didalam tubuh tanaman terdapat hormone tumbuh yaitu senyawa organic
yang jumlahnya sedikit dan dapat merangsang ataupun menghambat berbagai
proses fisiologis tanaman. Zat pengatur tumbuh tanaman dapat dilihat beberapa
golongan yaitu golongan auksin, sitokinin, giberilin, dan inhibitor
(Handaryono, 2000).
Untuk menunjang berdirinya tumbuhan dengan kuat, tumbuhan didukung
oleh adanya jaringan penguat. Jaringan penguat pada tumbuhan ada dua
macam, yaitu kolenkim dan seklerenkim. Keberadaan jaringan penguat pada
suatu organ tidak selalu bersama-sama. Umumnya jaringan penguat pada
suatu organ hanya satu, kolenkim atau seklerenkim. Sebagian jaringan
penguat, sel-sel jaringan kolenkim dan seklerenkim mempunyai struktur
dinding sel yang berbeda jika dibandingkan dengan sel-sel lainnya. Dinding
sel jaringan penguat lebih tebal, walaupun ada perbedaan diantara keduannya
(kimball, 2014).
II.2. Uraian Bahan
1. Aquadest (FI III, 1979;96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Bangun :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai warna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Agar preparat menempel pada objek glas dan
memperjelas sampel
I.3. Klasifikasi Tumbuhan
1. Kumis Kucing (Orthosiphon stamines) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamilaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon stamines

2. Nanas Kerang (Rhoe discolor) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Commeliniales
Family : Commeliniceae
Genus : Rhoe
Spesies : Rhoe dicolor
3. Pisang (Musa paradisiaca) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca

4. Bunga Tasbih (Canna sp.) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Family : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna sp.
5. Jagung (Zea mays) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays

6. Tebu (Saccharum officinarum) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
I.4. Prosedur Kerja
II.4.1.Jaringa Epidermis dan Modifikasinya
1. Siapkan objek dan cover glass
2. Buat irisan epidermis setipis mungkin menggunakan silet yang
tajam
3. Letakkan irisan diatas aquadest yang telah disiapkan
4. Letakkan preparat diatas meja benda mikroskop anda
5. Mulai pengamatan dengan permbesaran lensa objektif 10 x
lanjutkan dengan pembesaran 40 x
6. Buat gambar dibuku kerja dan diberi keterangan bagian-bagiannya
7. Perhatikan berntuk trikoma dan tipe stomata.

II.4.2.Jaringan Parenkim
1. Siapkan objek dan cover glass
2. Preparat 1 :
a. Kerok bagian dalam kulit buah Musa paradisiaca
b. Larutkan dengan sedikit aquadest
c. Ambil larutan tersebut menggunakan pipet kemudian teteskan
diatas aquadest yang telah disiapkan
d. Titip dengan cover glass usahakan tidak terbentuk gelembung
udara.
3. Preparat 2 :
a. Buat irisan melintang tangai daun Canna sp setipis mungkin
menggunakan silet yang tajam
b. Letakkan irisan diatas aquadest yang telah disiapkan
c. Tutup dengan cover glass, usahakan tidak terbentuk gelembung
udara.
4. Letakkan preparat diatas meja benda mikroskop anda
5. Mulai pengamatan degan pembesaran lensa objektif 10x lanjutkan
dengan pembesaran 40x
6. Gambar dibuku kerja dan berikan keterangan bagian-bagiannya
7. Perhatikan bentuk dan fungsi sel-sel parenkim tersebut.

II.4.3.Jaringan Pengangkut dan Penguat


1. Siapkan objek dan cover glass
2. Buat irisan melintang btanag Zea mays dan Saccharum officinarum
setipis mungkin, letakkan irisan diatas media aniline sulfat yang
sudah disiapkan
3. Tutup dengan Tutup dengan cover glass, usahakan tidak terbentuk
gelembung udara
4. Letakkan preparat diatas meja benda mikroskop anda
5. Mulai pengamatan degan pembesaran lensa objektif 10x lanjutkan
dengan pembesaran 40x
6. Gambar dibuku kerja dan berikan keterangan bagian-bagiannya
7. Perhatikan unsur-unsur xylem, floem dan berkas pengangkut.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1. Alat dan Bahan


III.1.1. Alat
1. Mikroskop cahaya
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Cutter
6. Botol semprot
7. Kamera handphone
8. pinset

III.1.2. Bahan
1. Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus)
2. Nanas Kerang (Rhoe discolor)
3. Pisang (Musa paradisiaca)
4. Bungan Tasbih (Canna sp.)
5. Jagung (Zea mays)
6. Tebu (Saccharum officinarum)
7. Aquadest Tissue
III.2. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diirsi tipis sampel menggunakan cutter
3. Ditetesi satu tetes aquadest/larutan iodium katas objek glass kemudian
sampel yang telah diiris tipis diletakkan diatas preparat
4. Ditutupi dengan cover glass, usahakan tidak terbentuk gelembung udara
5. Diletakkan preparat diatas meja benda mikroskop kemudian diamati bentuk
sel dan jaringan
6. Diberi keterangan bagian bagiannya
7. Didokumentasikan.
II.3. Skema Kerja
III.3.1. Jaringan Epidermis

Alat dan bahan


-diambil sampel

Kumis Nanas
Kucing Kerang
(Orthosiphon (Rhoe
stamineus) discolor)

-diletakkan
Objek glass
-ditetesi
Aquadest
-ditutupi
Cover glass

Amati

Perbesaran 10x – 40x

Didokumentasikan
III.3.2. Jaringan Parenkim

Alat dan bahan


-diambil sampel

Pisang Bunga
(Musa Tasbih
paradisiaca) (Canna sp)

-diletakkan
Objek glass
-ditetesi
Aquadest
-ditutupi
Cover glass

Amati

Perbesaran 10x – 40x

Didokumentasikan
III.3.3. Jaringan Pengangkut dan Penguat

Alat dan bahan


-diambil sampel

Tebu
Jagung (Zea
(Saccharum
mays)
officinarum)

-diletakkan
Objek glass
-ditetesi
Aquadest
-ditutupi
Cover glass

Amati

Perbesaran 10x – 40x

Didokumentasikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Pengamatan


IV.1.1.1. Jaringan Epidermis

No Nama Gambar Literatur Keterangan


Kumis 1. Trikoma
Kucing 2. Sel
1 (Orthosiphon epidermis
stamineus) Perbesaran (Gandjar, 3. Tipe

10x 2003) stomata


Nanas Kerang 1. Trikoma
(Rhoe 2. Sel
discolor) epidermi
2
3. Tipe
Perbesaran (Gandjar, stomata
40x 2003)
V.1.2.Jaringan Parenkim

No Nama Gambar Literatur Keterangan


Pisang 1. Sel amilum
(Musa 2. Jaringan
paradisiaca) parenkim
1

Pe (Gandjar,
rbesaran 10x 2003)
Bunga 1. Sel amilum
Tasbih 2. Jaringan
(Canna sp.) parenkim
2
3. Jaringan
Perbesaran (Gandjar, penguat
40x 2003)

V.1.3. Jaringan Pengangkut dan Penguat

No Nama Gambar Literatur Keterangan


Jagung (Zea 1. Jaringan
mays) pengang
kut
1
2. Jaringan
Perbesaran (Gandjar, penguat
10x 2003)
Tebu 1. Amilum
(Saccharum 2. Jaringan
officinarum) pengang
2
kut
Perbesaran (Gandjar, 3. Jaringan
40x 2003) penguat
IV.2. Pembahasan
Jaringan sederhana bersifat homogen hanya terdiri atas satu tipe sel,
sedangkan jaringan rumit bersifat hetrogen terdiri atas dua atau lebih tipe sel .
jaringan sederhana yaitu jaringan parenkim, jaringan kolenkim, dan
sklerenkim. Jaringan rumit yaitu jaringan epidermis, xylem dan
floem(Mulyani, 2006).
Praktikum kali ini menggunakan bahan yakni daun kumis kucing
(Orthosiphon stamineus), epidermis bawah nanas kerang (Rhoe discolor),
kerokan sebelah dalampisang (Musa paradisiaca), penampang melintang
bungan tasbih (Canna sp), penampang melintang jagung (Zea mays), dan
penampang melintang tebu (Saccharum officinarum), yang kemudian seluruh
bahan diletakkan pada objek glass dan dilakukan pengamatan pada mikroskop
dengan perbesaran 40x dan 10x.
Aquadest bertujuan untuk memperjelas bentuk dan posisi inti sel dari
sampel, sedangkan larutan iodium berguna untuk memperkuat warna sehingga
dapat membantu pengamatan.
Pada pengamatan kumis kucing (Orthosiphon stamineus), terlihat bagian-
bagian dari jaringan ini yakni celah stomata, sel penutup dan sel tetangga.
Bentuk trikomanya adalah trikoma granular dan tipe stomata daun siatik.
Kumis kucing mengandung senyawa penting yang berkhasiat obat diantaranya
orthosiphonin, glikosida, minyak atsiri, saponin, dan senyawa lainnya yang
dapat mengobati penyakit asam urat, peluruh kencing mengobati keputihan.
Nanas kerang (Rhoe discolor) memiliki bagian-bagian yaitu premium
antosianin, celah stomata, sel penutup, sel tetangga, bentuk trikomanya adalah
trikoma glanural, dan tipe stomata daun siotik. Manfaat dan khasiat nanas
kerang diantaranya mengobati bronchitis, TBC kelenjar, mimisan , dan disentri
Buah pisang (Musa paradisiaca), didapatkan hasil pengamatan yaitu
mempunyai bentuk lumen sel yang besar serta disekelilingnya oleh parenkim
yang tidak jelas seperti kerang dan berwarna coklat, termasuk jenis parenkim
bunga karang. Parenkim bunga termasuk parenkim asimilasi. Buah pisang
merupakan buah sumber potassium, karbohidrat, mineral, vitamin C dan B 6,
kalsiu dengan manfaat meningkatkan kekebalan tubuh, obat hipertensi,
mencegah penyakit jantung, kesehatan jantung.
Pada pengamatan bunga kana (Canna sp.), diperoleh hasil pengamatan
mempunyai bentuk bercabang, bentuk batang yang termasuk jenis parenkim
yaitu jenis jaringan parenkim yang berfungsi untuk menyimpan udara. Rasa
simpang yang manis dan bersifat sejuk menjadikan umbinya sebagai penyejuk.
Pereda demam, peluruh kencing, penenang dan menurunkan tekanan darah.
Jagung (Zea mays), diperoleh hasil pengamatan yaitu mempunyai tipe
stela pada batas jagung disebut akar astate, mempunyai ciri khas pada berkas
pengangkut dan ankes besar yang dihubungkan dengan bentuk cincin .
kandungan jagung yakni karbohidrat , vitamin B, C, karoten, kalium, zat besi,
magnesium, dengan manfaat mencegah kanker , mencegah penyakit jantung,
kesehatan gigi.
Pada penampang melintang batang tebu (Saccharum officinarum) yang
diamati terdapat berkas pengangkut yaitu xylem yang terdiri dari tebu besar
dan floem yang terdiri dari sel tebu dan sel panampang. Tebu mengandung
banyak vitamin yang baik untuk kesehatan yakni A, B, dan C, juga
mengandung karbohidrat, protein, forfor, dan kalsium, yang bermanfaat untuk
mengobati penyakit diabetes, mengobati mimisan, melawan kanker payudara,
mengobati penyakit kuning, dan lainnya.
Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop digunakan perbesaran
10x dan 40x yang berguna agar preparat lebih terlihat fokus/jelas jika
menggunakan perbesaran 40x.
Aplikasi dalam bidang farmasi adalah dapat membantu mengenal dan
memahami tubuhtumbuhan yakni jaringan-jaringan apa saja pada tumbuhan,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Bentuk-bentuk jaringan epidermis terdiri atas sel dan sel gabus, sel napas,
stomata, trikoma, dan rambut akar.
2. Jenis-jenis jaringan parenkim berdasarkan fungsinya terdiri atas permukaan
asimilasi, parenkim penimbun, parenkim air, dan parenkim udara. Jenis-
jenis parenkim berdasarkan bentuknya terdiri dari parenkim pagar,
parenkim bunga karang, parenkim bintang, parenkim lipatan, dan parenkim
pengangkut.
3. Jaringan pengangkut terdiri atas floem (Pembuluh tipis) dan xylem
(Pembuluh bakayu). Susunan berkas pengangkut antara lain konsistensi
kolateral dan radial, sedangkan jaringan penguat terdiri atasjaringan
skelrenkim dan kolenkim yangberfungsi sebagai penguat tanaman.

V.2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu bahan-bahan yang digunakan harus
lebih diperhatikan agar dapat mengefesienkan waktu praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, 2005, Biologi Edisi ke Lima Jild 2, Erlangga, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fried, H, 2005, Biologi Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Gandjar, 2009, Mikologi Dasar dan Terapan, EGC, Jakarta.

Hendrayono, 2008, Teknik Kultur Jaringan, Kanisius, Yogyakarta.

Kimbal, 2014, Biologi Umum, Erlangga, Jakarta.

Mulyani, S, 2006, Anatomi Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.

Nenstya, A, 2009, Mengenal bagian-bagian tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai