PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya dinamika kehidupan masyarakat telah
menimbulkan berbagai alternatif kegiatan ekonomi yang ditandai
dengan meningkatnya daya beli, berkembangnya kemampuan
produksi barang/jasa sekaligus meningkatnya permintaan baik
jumlah, kualitas, mutu pelayanan dsb.
Munculnya pasar modern seperti mall, supermarket,
department store dan shopping center yang dalam
perkembangannya kurang terencana dalam lokasi dan sinergi
dengan pedagang kecil menengah (PKMK) serta pasar tradisional
dan atau pasar yang di dalamnya terdapat PKMK.
Pasar modern berkembang dengan pesat hingga ke daerah
Tkt II diluar ibukota propinsi dan tumbuhnya kurang terkoordinasi
sehingga mengakibatkan adanya dampak negative terhadap
perkembangan Pasar Tradisional, usaha kecil dan menengah dan
koperasi.1
Pasar sebuah kebutuhan. Di sana setiap hari ada transaksi.
Bahkan tak kecil nilainya. Maka, wajar bila bisnis ini senantiasa
menarik perhatian, dan siapa pun tak kuasa menahan laju
pertumbuhannya, khususnya pasar modern.2
Keberadaan pasar tradisional di perkotaan dari watu ke
waktu semakin terancam dengan semakin maraknya
pembangunan pasar modern. Kesan pasar tradisional yang
panas, semrawut, kotor, becek, tidak aman karena banyak
1
“Kebijaksanaan Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan”,
http://ditjenpdn.depdag.go.id, 26 Oktober 2008, 23.38.
2
Sjamsul Huda, “Pasar Tradisional di Belantara Pasar Modern”,
http://sjamsulhuda.wordpress.com/2007/04/16/pasar-tradisional-di-belantara-
pasar-modern/, 26 Oktober 2008, 23.33.
pencopet adalah sangat bertolak belakang dengan pasar modern
yang ber-AC, nyaman, pelayanan mandiri dan cepat, serta realtif
lebih aman dari pencopet. Kondisi ini menjadi ancaman serius
bagi keberlangsungan usaha para pedagang di pasar tradisional,
yang pada umumnya merupakan pedagang kecil dan menengah.
Memperhatikan fenomena tersebut di atas, pada akhir
tahun 2007 pemerintah melakukan intervensi kebijakan melalui
Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern, yang mengatur aspek-aspek lokasi, perizinan,
jam buka dan kemitraan pemasok dengan pengusaha pasar
modern.
Diharapkan, implementasi dari perpres akan mewujudkan
keserasian kelangsungan usaha bagi pedagang di pasar
tradisional dan pasar modern. 3
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dan analisa terhadap perizinan Pasar Modern dikaitkan dengan
Perpres No. 112 dan beberapa peraturan tentang izin yang ada
mulai dari tingkat umum sampai aturan operasional. Penulis
ingin mengetahui bagaimana kesesuaian peraturan tersebut
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
B. Metode Penelitian
Metode yang baik sangat diperlukan dalam penyusunan
suatu makalah guna mendapatkan hasil yang akurat dan
optimal. Kelompok kami mempergunakan metode penelitian
yuridis-normatif dengan jalan mengaplikasikan kaidah-kaidah
hukum terhadap sejumlah data nyata yang terdapat dalam
3
Dyah Lukisari, “Persaingan pasar modern-tradisional”,
www.wawasandigital.com, 26 Oktober 2008, 11.47.
kehidupan yang sesungguhnya dan kemudian menganalisis data
yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan hukum.
Adapun tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan adalah
:
1. Tahap Penelitian dan Bahan Penelitian
Tahap penelitian terdiri atas penelitian kepustakaan
dalam upaya mencari data sekunder dengan menggunakan
bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Disamping itu
dapat pula dilakukan tahap penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer. Teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan penelaahan bahan-bahan tertulis seperti
buku, makalah, skripsi, majalah maupun data-data
kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penulisan
makalah ini. Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk
memperoleh bahan-bahan primer seperti Perpres No. 112
Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Perda
Kotamadya Daerah Tingkat 2 Bandung No. 27 Tahun 2002
tentang Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha, dan
Keputusan Walikota Bandung No. 1230 Tahun 2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Izin Gangguan dan Izin
Usaha.
2. Studi Lapangan
Teknik pengumpulan data dengan melakukan survey
dan wawancara kepada aparat pemerintah yang
mengeluarkan peraturan perizinan dan pengurus
administrasi pasar modern yang terletak di kawasan kota
Bandung.
C. Landasan Teori
1. Definisi Perizinan
Prof. Sjahran Basah, S.H.
Izin adalah bilamana pembuat peraturan tidak umum
melarang suatu perbuatan tertentu tetapi masih juga
memperkenankannya asal saja diadakan secara yang
ditentukan untuk masing-masih hal konkreto, maka
keputusan tata usaha negra yang memperkenankan
putusan perbuatan tersebut bersifat suatu izin.
2. Permohonan Izin
Diajukan oleh Pemohon Izin (WN/Masyarakat) berupa
surat Permohonan dengan Format tertentu.
Ditujukan kepada Instansi yang berwenang, berisi :
• Identitas Pemohon Izin/Kuasanya
• Materi Izin tertentu
• Lokasi, Waktu (lama kegiatan)
Tanggal Pengajuan Permohonan Izin
Kelengkapan persyaratan Perizinan (Formal – Materil)
3. Proses Perizinan
Pengajuan Pemeriksaan Penerbitan
Pengawasan
Permohonan Persyaratan SK tentang
Pelaksanaan
Izin Izin Izin Izin
Izin dan
Pemohon
izin
- Berupa surat - pemeriksaan -
Dikeluarkan -Masyarakat
Permohonan Persyaratan Surat
(Format) Formal dan
Keputusan
Materiil
1 2 3
4
4. Pemeriksaan Persyaratan
• Dilakukan oleh Instansi yang berwenang
memeriksa dan menerbitkan SK tentang Izin
yang dimohonkan.
• Pemeriksaan terhadap semua Persyaratan
Formal dan Materil berkenaan dengan izin yang
dimaksud berikut semua kelengkapannya
• Bila ada Kekurangan Persyaratan Formal, maka
berkas pengajuan dikembalikan kepada
Pemohon untuk dilengkapi
• Bila ada Kekurangan pada Persyaratan Materil,
maka izin akan ditolak (keluar SK Penolakan)
• Pemeriksaan Persyaratan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu yang diketahui oleh
pemohon izin.
Teknis Pengawasan :
• Pemeriksaan langsung secara berkala
• Pemeriksaan langsung secara mendadak
• Pemeriksaan saat pengajuan perpanjangan izin
• Laporan berkala dari Penerima Izin
• Laporang dari Masyarakat
A. Izin Lokasi
1. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum
A. DASAR HUKUM
B. PERSYARATAN
C. MEKANISME
A.
B.
a.
b.
c. Perusahaan berbentuk
C. Mekanisme
c. PT. BUMN/BUMD
d. Koperasi
3. Izin terkait
Pasar Modern diatur dalam Perpres 112 tahun 2007 tentang Pasar
Tradisional dan Toko Modern