Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya dinamika kehidupan masyarakat telah
menimbulkan berbagai alternatif kegiatan ekonomi yang ditandai
dengan meningkatnya daya beli, berkembangnya kemampuan
produksi barang/jasa sekaligus meningkatnya permintaan baik
jumlah, kualitas, mutu pelayanan dsb.
Munculnya pasar modern seperti mall, supermarket,
department store dan shopping center yang dalam
perkembangannya kurang terencana dalam lokasi dan sinergi
dengan pedagang kecil menengah (PKMK) serta pasar tradisional
dan atau pasar yang di dalamnya terdapat PKMK.
Pasar modern berkembang dengan pesat hingga ke daerah
Tkt II diluar ibukota propinsi dan tumbuhnya kurang terkoordinasi
sehingga mengakibatkan adanya dampak negative terhadap
perkembangan Pasar Tradisional, usaha kecil dan menengah dan
koperasi.1
Pasar sebuah kebutuhan. Di sana setiap hari ada transaksi.
Bahkan tak kecil nilainya. Maka, wajar bila bisnis ini senantiasa
menarik perhatian, dan siapa pun tak kuasa menahan laju
pertumbuhannya, khususnya pasar modern.2
Keberadaan pasar tradisional di perkotaan dari watu ke
waktu semakin terancam dengan semakin maraknya
pembangunan pasar modern. Kesan pasar tradisional yang
panas, semrawut, kotor, becek, tidak aman karena banyak
1
“Kebijaksanaan Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan”,
http://ditjenpdn.depdag.go.id, 26 Oktober 2008, 23.38.
2
Sjamsul Huda, “Pasar Tradisional di Belantara Pasar Modern”,
http://sjamsulhuda.wordpress.com/2007/04/16/pasar-tradisional-di-belantara-
pasar-modern/, 26 Oktober 2008, 23.33.
pencopet adalah sangat bertolak belakang dengan pasar modern
yang ber-AC, nyaman, pelayanan mandiri dan cepat, serta realtif
lebih aman dari pencopet. Kondisi ini menjadi ancaman serius
bagi keberlangsungan usaha para pedagang di pasar tradisional,
yang pada umumnya merupakan pedagang kecil dan menengah.
Memperhatikan fenomena tersebut di atas, pada akhir
tahun 2007 pemerintah melakukan intervensi kebijakan melalui
Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern, yang mengatur aspek-aspek lokasi, perizinan,
jam buka dan kemitraan pemasok dengan pengusaha pasar
modern.
Diharapkan, implementasi dari perpres akan mewujudkan
keserasian kelangsungan usaha bagi pedagang di pasar
tradisional dan pasar modern. 3
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dan analisa terhadap perizinan Pasar Modern dikaitkan dengan
Perpres No. 112 dan beberapa peraturan tentang izin yang ada
mulai dari tingkat umum sampai aturan operasional. Penulis
ingin mengetahui bagaimana kesesuaian peraturan tersebut
dengan kenyataan yang ada di lapangan.

B. Metode Penelitian
Metode yang baik sangat diperlukan dalam penyusunan
suatu makalah guna mendapatkan hasil yang akurat dan
optimal. Kelompok kami mempergunakan metode penelitian
yuridis-normatif dengan jalan mengaplikasikan kaidah-kaidah
hukum terhadap sejumlah data nyata yang terdapat dalam

3
Dyah Lukisari, “Persaingan pasar modern-tradisional”,
www.wawasandigital.com, 26 Oktober 2008, 11.47.
kehidupan yang sesungguhnya dan kemudian menganalisis data
yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan hukum.
Adapun tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan adalah
:
1. Tahap Penelitian dan Bahan Penelitian
Tahap penelitian terdiri atas penelitian kepustakaan
dalam upaya mencari data sekunder dengan menggunakan
bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Disamping itu
dapat pula dilakukan tahap penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer. Teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan penelaahan bahan-bahan tertulis seperti
buku, makalah, skripsi, majalah maupun data-data
kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penulisan
makalah ini. Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk
memperoleh bahan-bahan primer seperti Perpres No. 112
Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Perda
Kotamadya Daerah Tingkat 2 Bandung No. 27 Tahun 2002
tentang Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha, dan
Keputusan Walikota Bandung No. 1230 Tahun 2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Izin Gangguan dan Izin
Usaha.

2. Studi Lapangan
Teknik pengumpulan data dengan melakukan survey
dan wawancara kepada aparat pemerintah yang
mengeluarkan peraturan perizinan dan pengurus
administrasi pasar modern yang terletak di kawasan kota
Bandung.
C. Landasan Teori
1. Definisi Perizinan
Prof. Sjahran Basah, S.H.
Izin adalah bilamana pembuat peraturan tidak umum
melarang suatu perbuatan tertentu tetapi masih juga
memperkenankannya asal saja diadakan secara yang
ditentukan untuk masing-masih hal konkreto, maka
keputusan tata usaha negra yang memperkenankan
putusan perbuatan tersebut bersifat suatu izin.

Sehingga di pihak lain izin adalah penyelenggaraan


peraturan dalam hal konkrit, bukan pekerjaan membuat
apalagi mengkoreksi suatu peraturan.
Jadi, izin merupakan perbuatan hukum administrasi
Negara yang bersegi satu, yang mengaplikasikan
peraturan dalam hal konkrit berdasarkan persyaratan dan
prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

2. Permohonan Izin
Diajukan oleh Pemohon Izin (WN/Masyarakat) berupa
surat Permohonan dengan Format tertentu.
Ditujukan kepada Instansi yang berwenang, berisi :
• Identitas Pemohon Izin/Kuasanya
• Materi Izin tertentu
• Lokasi, Waktu (lama kegiatan)
Tanggal Pengajuan Permohonan Izin
Kelengkapan persyaratan Perizinan (Formal – Materil)
3. Proses Perizinan
Pengajuan Pemeriksaan Penerbitan
Pengawasan
Permohonan Persyaratan SK tentang
Pelaksanaan
Izin Izin Izin Izin

- Diajukan - Dilakukan - Dilakukan


- Dilakukan
Pemohon Instansi Instansi
Instansi
Izin Pemberi Izin Pemberi Izin
Pemberi

Izin dan

Pemohon
izin
- Berupa surat - pemeriksaan -
Dikeluarkan -Masyarakat
Permohonan Persyaratan Surat
(Format) Formal dan
Keputusan
Materiil

1 2 3
4

4. Pemeriksaan Persyaratan
• Dilakukan oleh Instansi yang berwenang
memeriksa dan menerbitkan SK tentang Izin
yang dimohonkan.
• Pemeriksaan terhadap semua Persyaratan
Formal dan Materil berkenaan dengan izin yang
dimaksud berikut semua kelengkapannya
• Bila ada Kekurangan Persyaratan Formal, maka
berkas pengajuan dikembalikan kepada
Pemohon untuk dilengkapi
• Bila ada Kekurangan pada Persyaratan Materil,
maka izin akan ditolak (keluar SK Penolakan)
• Pemeriksaan Persyaratan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu yang diketahui oleh
pemohon izin.

5. Pengawasan Pelaksanaan Izin


Pengawasan berupa :
• Prefentif
Dimulai sejak diajukannya permohonan samapi
diterbitkannya izin (1,2,3)
• Represif
Dimulai sejak diterbitkannya izin
Pengawasan Represif pada hakekatnya
dilakukan oleh Instansi pemberi izin, dengan
dibantu oleh instansi lain yang berfungsi
sebagai pengawas dan dapat dengan peran
serta masyarakat, serta dari penerima izin itu
sendiri.

Teknis Pengawasan :
• Pemeriksaan langsung secara berkala
• Pemeriksaan langsung secara mendadak
• Pemeriksaan saat pengajuan perpanjangan izin
• Laporan berkala dari Penerima Izin
• Laporang dari Masyarakat

6. Tindakan Apabila Terjadi Pelanggaran Hingga


Muncul Perselisihan
Bila terjadi Pelanggaran terhadap peraturan pelaksanaan
dari Izin maka, tindakan yang dapat diambil :
• Peringatan
• Pencabutan izin sementara / sebagian / Penyegelan
• Pencabutan izin (dapat diperbaharui)
• Pencabutan izin secara permanaen
• Dapat disertai denda
• Pengajuan sebagai perkara Pidana
Bentuk tindakan-tindakan tersebut termasuk
kelompok sanksi Administrasi ringan-berat berupa
perbuatan langsung administrasi disertai Surat Keputasan
(berschikking)
Pihak yang terkena dapat mengajukan
banding/keberatan administrasi. Bila timbul ketidakpuasan
maka Beschikking tadi dapat diajukan ke PTUN sebagai
perselisihan administrasi

7. Pokok-Pokok Pengaturan PERPRES No. 112


Tahun 2007 :
1. Lokasi : Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern harus sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota, termasuk peraturan
zonasinya.
2. Kemitraan : Pemasok Usaha Kecil dan
Menengah dengan Toko Modern dilakukan atas
perjanjian tertulis dan berbahasa Indonesia,
dan apabila di dalam kerjasama kemitraan
diatur syarat-syarat perdagangan, maka harus
jelas, wajar, berkeadilan, saling
menguntungkan dan biaya-biaya yang
dikenakan kepada pemasok yang berhubungan
langsung dengan produk pemasok yaitu (1)
potongan harga reguler, (2) potongan harga
tetap, (3) potongan harga khusus, (4) potongan
harga promosi, (5) biaya promosi, (6) biaya
distribusi dan (7) biaya administrasi.
3. Pemberdayaan Usaha Kecil : (1) Tidak
memungut biaya administrasi pendaftaran
barang dari pemasok usaha kecil, (2)
pembayaran dilakukan secara tunai, atau
dengan alasan teknis tertentu dapat dilakukan
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari
setelah seluruh dokumen penagihan diterima,
dan (3) pembayaran tidak secara tunai dapat
dilakukan sepanjang cara tersebut tidak
merugikan pemasok usaha kecil, dengan
memperhitungkan biaya resiko dan bunga
untuk pemasok usaha kecil.
4. Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Pedagang
Pasar Tradisional: (1) Mengupayakan sumber-
sumber alternatif pendanaan, (2)
Meningkatkan kompetensi pedagang dan
pengelola Pasar Tradisional, (3)
Memprioritaskan kesempatan memperoleh
tempat usaha bagi pedagang Pasar Tradisional
yang telah ada sebelum dilakukan renovasi
atau relokasi Pasar Tradisional, dan
(4)Memberdayakan Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern dalam membina Pasar
Tradisional.
5. Perizinan : Untuk melakukan usaha Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern wajib memiliki Izin Usaha yang
diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan Gubernur
untuk Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Izin Lokasi

1. Dasar Hukum

Keputusan Walikota Bandung Daerah Tingkat II Bandung


Nomor 170 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian
Izin Lokasi Dalam Rangka peraturan pelaksanaan
menteri agraria/kepala badan pertanahan Nasional
Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi.
2. Sasaran atau Obyek

Setiap perusahaan yang belum memiliki hak


penguasaan atas tanah untuk melakukan kegiatan
penanaman modal.
3. Masa BErlaku
Luas tanah >/ 25 Ha yaitu 1 tahun
Luas tanah > 25 s/d 50 Ha yaitu 2 tahun
Luas tanah > 50 Ha yaitu 2 tahun
4. Persyaratan

a. Izin Lokasi PErmohonan baru

1). Mengisi dan menandatangani formulir


permohonan
2). Akte PEndirian Perusahaanbagi perusahaan
berbadan hukum atau Surat Izin Usaha bagi
Perusahaan perorangan.
3). Surat KEterangan NPWP
4). Gambar kasar atau sketsa tanah yang dimohon
5). Pernyataan kesanggu[pan dan memberikan ganti
rugi dan atau menyediakan tempat penampungan
bagi pemilik tanah.
6). Uraian rencana proyek yang akan dibangun
7). Surat PErsetujuan Presiden bagi perusahaan yang
menggunakan fasilitas PMA atau dari Menteri Negara
Investasi atau Ketua BKPM bagi perusahaan yang
menggunakan fasilitas PMDN atau Surat PErsetujuan
Prinsip dari instansi teknis yang menggunakan
fasilitas PMA atau PMDN.
8). Surat pernyataan mengenai luas tanah yang
sudah dikuasai atau dimiliki oleh perusahaan
pemohon dan perusahaan lain yang merupakan satu
grup dengannya.
9). Surat pernyataan kesediaan
melepaskan/mengalihkan hak atas tanah dari para
pemilik tanah yang sah.
10). Surat keterangan lain yang dipandang perlu.
5. Jangka waktu penyelesaian maksimal 14 hari setelah
persyaratan terpenuhi.
6. Tanpa Biaya
B. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT)

1. Dasar Hukum

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2002


tentang izin Peruntukan Penggunaan Tanah.
2. SAsaran atau Obyek
Setiap orang atau badan hukum yang akan
memanfaatkan lahan.
3. Masa BErlaku
Selama satu tahun, bila tidak ditindaklanjuti dengan IMB
maka jangka waktu sepanjang tidak ada perubahan
peruntukan.
4. Persyaratan
a. Mengisi dan menandatangani formulir permohonan.
b. Fotokopi KTP atau Identitas pemohon lainnya
c. Fotokopi sertifikat hak atas tanah atau bukti
perolehan tanah
d. GAmbar rencana pembagunan
e. Fotokopi PBB tahun terakhir
f. Surat Kuasa jika menguasakan
5. JAngka waktu penyelesaian
MAksimal 12 hari terhitung setelah persyaratan teknis
dari Dinas TEknis terkait dipenuhi.
6. Biaya
a. BAngunan 1 lantai dan site plan
REtribusi = indeks fungi x indeks lokasi x luas persil x
tariff dasar fungsi + biaya pengukuran
b. BAngunan 2 lantai atau lebih
REtribusi =- indeks fungsi x indeks fungi x indeks
lokasi x luas persil x tariff dasar fungsi + (luas denah
luas tampak) x tariff dasar fungsi + biaya
pengukuran
c. Titik tower dan reklame
REtribusi = indeks fungsi peruntilam x indeks
ketinggian x indeks lokasi x tari dasar fungsi x
ketinggian tower atau reklame.

C. Izin Mendirikan Bangunan


1. Dasar Hukum
a. PEraturan daerah kotamadya daerah tingkat II
Bandung Nomor 14 tahun 1998 tentang BAngunan di
Wilayah Kotamadya daerah tingkat II Bandung
b. PEraturan daerah kotamadya daerah tingkat II
Bandung Nomor 24 tahun 1998 tentang Retribusi Izin
mendirikan BAngunan
c. Keputusan Walikota Bandung No 640 / Kep
.554-Huk/2004 tentang hargadasar bangunan dan tariff
ongkos bongkar bangunan
2. SAsaran atau Obyek
Setiap orang atau badan hukum yang mendirikan
bangunan dan atau bangun bangunan. Yang termasuk
jenis bangun bangunan adalah :
a. PAgar
b. MEnara
c. BAngunan
d. BAngunan reklame
e. SPBU
f. Kolam renang
g. LApangan olahraga terbuka
h. Instalasi pengolahan air
i. Perkerasan halaman
j. Turap (TEmbok penahan tanah)
k. Sumur
l. Instalasi atau utilitas
m. JEmbatan Reservoar
3. MAsa berlaku
Selama bangunan berdiri dan tidak megalami
perubahan
4. Persyaratan
a. Untuk bangunan Rumah tinggal
1. MEngisi dan menandatangani formulir
permohonan
2. Fotokopi bukti pemilikan tanah
3. Salinan akta pendirian untuk pemohon badan
hukum
4. Surat pernyataan atau perjanjian penggunaan
tanah bagi pemohon yang menggunakan tanah
bukan miliknya
5. Surat kuasa pengurusan apabila dikuasakan
6. IPPT
7. GAmbar rencana teknis bangunan skala 1 : 100
(4x)
8. GAmbar dan perhitungan konstruksi beton / baja
apabila bertingkat (2x)
9. Gambar instalasi listrik, air minum, air kotor,dsb.
10. Fotokopi KTP
11. PBB tahun terakhir
b. Untuk bangunan bukan rumah tinggal
1. MEngisi dan menandatangani formulir
permohonan
2. Fotokopi bukti pemilikan tanah
3. Salinan akta pendirian untuk pemohon badan
hukum
4. Surat pernyataan atau perjanjian penggunaan
tanah bagi pemohon yang menggunakan tanah
bukan miliknya
5. Surat kuasa pengurusan apabila dikuasakan
6. IPPT
7. GAmbar rencana teknis bangunan skala 1 : 100
(4rangkap)
8. GAmbar dan perhitungan konstruksi beton / baja
apabila bertingkat (2rangkap)
9. Gambar instalasi listrik, air minum, air kotor,dsb
10. Hasil penelitian tanah untuk bangunan besar
dan atau bertingkat tiga atau lebih dan / atau
terletak di daerah yang struktur rawan bertingkat
(3 rangkap)
11. Fotokopi KTP
12. PBB tahun terakhir
5. Jangka waktu penyelesaian
MAksinmal 12 harti kerja setelah [emohon memenuhi
persyaratan
6. Biaya
BEsaran tariff retribusi bangunan meliputi :
a. BAngunan 1 lantai : Luas x tariff dasar x 1 %
1. BAngunan > 1 lantai : Luas x tariff dasar x
koefisien x 1 %
2. PErbaikan bangunan : Luas x tariff dasar x 0,5 %
3. Pembongkaranbangunan : Luas x tariff ongkos
b. Banguann vertical > 5 m : dianggap 2 lantai
Koefisian lantai :
1. Basement : 1,200
2. Lantai dasar : 1,000
3. LAntai 2 : 0.090
4. LAntai 3 : 1,120
5. Lantai 4 : 1,135
6. Lantai 5 : 1,162
7. LAntai 6 : 1,197
8. LAntai 7 : 1,236
9. Lantai 8 : 1,265
10. Selanjutnya ditambah 0,03 setiap kenaikan 1
lantai

IJIN PEMAKAIAN TANAH DAN BANGUNAN MILIK/DIKUASAI


PEMERINTAH KOTA BANDUNG

A. DASAR HUKUM

a. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 23 Tahun 2001 tentang


pemakaian tanah dan/atau Bangunan Milik/Dikuasai Pemerintah Kota
Bandung;

b. Keputusan Walikota Bandung Nomor 1345 Tahun 2001 tentang Tata


Cara Pemakaian Tanah dan/atau Bangunan Milik/Dikuasai Pemerintah
Kota Bandung.

B. PERSYARATAN

a.Mengisi dan menandatangani formulir permohonan;

b. photo copy KTP atau bukti diri pemohon;


c. Photo copy bukti lunas PBB tahun terakhir;

d. Surat Tanda Penguasaan Tanah;

e. Surat Tanda Pemilikan Rumah;

f. Gambar Situasi Tanah yang dimaksud;

g. Surat Ijin Bangunan (apabila ada dan diperlukan):

C. MEKANISME

a. berkas permohonan disampaikan ke loket Unit Pelayanan


Satu Atap;
b. petugas loket meneliti kelengkapan data;
c. pencatatan dalam buku registrasi
d. peninjauan lapangan perubahan penggunaan lahan dan
Bangunan;
e. perhitungan biaya retribusi Pemakaian tanah dan
bangunan di loket Bank Jabar;
f. penerbitan Surat Perjanjian Pemakaian bersyarat.
Pemakaian Sementara dan Pemakaian Tetap;
g. Penyerahan Ijin Pemakaian Tanah dan Bangunan Kepada
Pemohon melalui loket Unit Yantap.

D. Jangka Waktu Penyelesaian

Maksimal 20 hari. Setelah Persyaratan lengkap.

E. Biaya yang Diperlukan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 23 Tahun 2001


cara penghitungan biaya retribusi sebgai berikut:
a. Untuk sarana peribadatan murni

0,1% x NJOPx Luas Tanah

b. Untuk lokasi saran sosial seperti sekolah yayasan rumah


sakit, koperasi, perkantoran non pemerintah Kota
Bandung:

0,3% x NJOPx Luas Tanah

c. Untuk lokasi perumahan

0,5% x NJOPx Luas Tanah

d. Untuk tempat usaha yang meliputi lokasi industri,


pertokoan, bidang jasa, BUN/BUMD dan pompa bensin

1% x NJOPx Luas Tanah

e. Untuk bak kontrol dan gardu listrik/telepon sebesar

1% x NJOPx Luas Tanah

f. Untuk pemakaian bangunan

3% x NJOPx Luas Bangunan stelah penyusutan

g. Tiang listrik dan tiang telepon sbesar Rp.300.000 per tiang


h. Tiang pancang reklame/bilboard dihitung berdasarkan
meter.

Untuk 1 meter ditetapkan tarif sebesar Rp.1.000


IJIN …

A.

B.

a.

b.

c. Perusahaan berbentuk

1. Copy Akta Pendirian Perusahaan;


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor
Penanggungjawab;
3. Copy Ijin Usaha atau surat keterangan yang dipersamakan
yang diterbitkan oleh instansi/Dinas berwenang;
4. Copy surat Ijin Tempat Usaha atau Ijin Gangguan

d. Perusahaan berbentuk Firma

1. Copy Akta Pendirian


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor
Penanggungjawab;
3. Copy Ijin Usaha atau surat keterangan yang dipersamakan
yang diterbitkan oleh instansi/Dinas berwenang;
4. Copy surat Ijin Tempat Usaha atau Ijin Gangguan

e. Perusahaan berbentuk Perorangan:

1. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor


Penanggungjawab;
2. Copy Ijin Usaha atau surat keterangan yang dipersamakan
yang diterbitkan oleh instansi/Dinas berwenang;
3. Copy surat Ijin Tempat Usaha atau Ijin Gangguan

f. Bentuk Perusahaan lain:

1. Perseroan (apabila ada)


2. Copy Kartu Tanda Penduduk atau Paspor
Penanggungjawab;
3. Copy Ijin Usaha atau surat keterangan yang dipersamakan
yang diterbitkan oleh instansi/Dinas berwenang;
4. Copy surat Ijin Tempat Usaha atau Ijin Gangguan

g. Kantor Cabang, Kantor Pembantu dan Perwakilan Perusahaan:

1. Copy AKta Pendirian Perusahaan atau surat penunjukan


atau surat keterangan yang disamakan dengan itu sebagai
Kantor Cabang, Kantor Pembantu dan Kantor Perwakilan;
2. Tanda Daftar Perusahaan;
3. Copy Tanda Ijin Usaha atau surat keterangan yang
dipersamakan yang diterbitkan oleh instansi/dinas
Berwenang atau Kantor Pusat yang bersangkutan;
4. Copy Ijin tempat usaha atau Ijin Gangguan.

C. Mekanisme

Berkas permohonan dan formulir pendafataran disampaikan ke loket


Unit Pelayanan Satu Atap;

Petugas meneliti kelengkapan persyaratan;

Pencatatan/pemberian nomor ke dalam Buku Induk Perusahaan (BIP);

Pengetikan Putusan TDP;

Pembubuhan paraf Keputusan TDP;


Penandatangan Keputusan TDP;

Pemohon membayar retribusi di loket Bank Jabar;

Pengambilan Keputusan Tanda Daftar Perusahaan yang telah


diterbitkan di loket Unit Yantap.

D. Jangka Waktu Penyelesaian

Maksimal 7 hari setelah persyaratan lengkap

E. Biaya yang diperlukan:

a. PT.BPL (Bentuk Perusahaan Lainnya) Asing

- Pendaftaran Baru/Pembaharuan Rp. 420.000,00


- Pendaftaran Perubahan Rp.210.000,00

b. PT. Swasta Nasional Tbk/Non Tbk

- Pendaftaran Baru/Pembaharuan Rp.280.000,00


- Pendaftaran Perubahan Rp.140.000,00

c. PT. BUMN/BUMD

- Pendaftaran Baru/Pembaharuan Rp.140.000,00


- Pendaftaran Perubahan Rp.70.000,00

d. Koperasi

- Pendaftaran Baru/Pembaharuan Rp.35.000,00


- Pendaftaran Perubahan Rp.21.000,00

e. Persekutuan Komanditer (CV)

- Pendaftaran Baru/Pembaharuan Rp.105.000,00


- Pendaftaran Perubahan Rp.70.000,00
Hasil wawancara Perizinan Pasar Modern

1. (Bapak Ici Dermaga – Dinas Penanaman Modal

Untuk mendapatkan izin Pasar Modern perlu dilakukan dalam beberapa


tahap, yaitu:

1. Izin Investasi dari Departemen Industri dan


Perdagangan Pusat
2. Izin Daerah ke Bapeda (tanda tangan Walikota)

- Dilakukan analisis oleh Tim Koordinasi Perencanaan


Ruang Daerah terkait dengan Rencana Tata Ruang
Daerah dan analisis dampak lingkungan

3. Izin terkait

- Izin pemanfaatan tanah


- Izin IMB
- Izin gangguan (HO)
- Izin SIUP oleh daerah

2.( Bapak Yusuf – Disperindag Kota Bandung)

Pasar Modern diatur dalam Perpres 112 tahun 2007 tentang Pasar
Tradisional dan Toko Modern

Anda mungkin juga menyukai