Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN FREIGHT COST

TERHADAP VOLUME EKSPOR PRODUK BENANG KE EROPA


PT. APAC INTI CORPORA TAHUN 2015-2017
Elva Nadia Masfua1, Saptianing2, Kurniani2
1
Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
2
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang
elvanm96@gmail.com

ABSTRACT
The aim of this study was to explain the influence of Exchange Rate and Freight
Cost on the Export Volume of Yarn Product to Europe PT. Apac Inti Corpora both
simultaneously and partially. The study utilized the secondary data from PT. Apac Inti
Corpora and Bank of Indonesia. The research explored the multiple linear regression
statistic analysis and assisted by IBM SPSS 22.0 Version. Program. The result showed
that the exchange rate and freight cost simultaneously influence to the export volume of
yarn product significantly by 15%, while the rest (85%) was influenced by other
variable(s) outside the model being used. Partially, freight cost has negative effect and
influenced significantly to the yarn product’s export volume, while the exchange rate also
has negative effect but it does not influence significantly to the export volume of yarn
product, at 5 percent level of significance. It was recommended that in order to increase
the export volume of yarn product, PT. Apac Inti Corpora needs to pay more attention to
the freight cost that is being used to transport the product to the European countries.
Keywords: Exchange Rate; Export Volume; Freight Cost; Yarn Product

PENDAHULUAN perekonomian dan pembangunan dalam


negeri.
Latar Belakang
Peningkatan jumlah ekspor akan
Salah satu aktivitas fundamental berdampak pada permintaan akan mata
dalam perdagangan internasional adalah uang domestik (Rupiah) naik dan nilai
ekspor dan impor. Menurut Sasono tukar menguat. Peningkatan jumlah
(2013:xii) ekspor adalah menjual produk ekspor juga akan berdampak pada
dari satu negara ke negara lain melewati peningkatan penyerapan tenaga kerja
batas terluar wilayah kepabeanan suatu yang mengakibatkan jumlah
negara. Ekspor menjadi salah satu pengangguran berkurang dan
lokomotif pertumbuhan perekonomian meningkatkan income perkapita serta
Indonesia. Hal ini disebabkan karena daya beli masyarakat meningkat.
ekspor dapat menghasilkan devisa yang
dapat digunakan untuk membiayai sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT) di Indonesia merupakan salah satu
industri utama yang menjadi prioritas komoditi dalam transaksi ekspor yang
pemerintah dalam jangka panjang. melibatkan dua negara yang berbeda erat
Seperti yang tertuang dalam Peraturan kaitannya dengan transportasi melalui
Presiden No. 7 tahun 2005 tentang laut. Hal ini dikarenakan moda
Rencana Pembangunan Jangka transportasi yang paling umum
Menengah Nasional (RPJMN) tahun digunakan dalam transaksi perdagangan
2004–2009. Pemerintah terus mendorong internasional adalah kapal (vessel). Kapal
perkembangan industri TPT, karena merupakan moda transportasi yang paling
industri ini memiliki peran penting dalam efektif dalam hal pengangkutan komoditi
perekonomian Indonesia. Industri TPT jarak jauh dan dalam jumlah besar. Biaya
menyumbang nilai ekspor yang cukup yang dikeluarkan untuk membayar jasa
besar di bidang industri non-migas dan pengangkutan melalui laut umum disebut
menjadi salah satu industri yang sebagai Ocean Freight Rate (OFR) yang
menyerap tenaga kerja cukup besar di biasanya dihitung berdasarkan tipe peti
Indonesia. kemas dan juga destinasinya. Biaya
transportasi lain yang timbul dalam
Kegiatan ekspor erat kaitannya pengangkutan komoditi ekspor adalah
dengan penggunaan mata uang asing, Inland Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan
sehingga perubahan nilai tukar antar mata untuk menyewa truk serta jasa sopir
uang menjadi hal yang perlu (driver) dari lokasi pabrik sampai ke
diperhatikan. Hal ini dikarenakan pada pelabuhan muat. Jumlah total biaya yang
saat nilai tukar suatu mata uang dikeluarkan untuk trasportasi barang
mengalami depresiasi, harga rata-rata menjadi bagian dalam kesepakatan antara
barang dalam negeri dianggap lebih perusahaan dan juga buyer. Besaran biaya
mahal dari barang-barang luar negeri transportasi pada setiap transaksi ekspor
sehingga memicu naiknya tingkat ekspor berbeda-beda bahkan dengan destinasi
dan impor cenderung menurun yang sama. Penentuan besar kecilnya
(Angkouw,2013). Kondisi nilai tukar biaya tersebut dipengaruhi oleh rate dan
yang fluktuatif akan berpengaruh kesepakatan atau hasil tawar-menawar
terhadap pendapatan perusahaan yang antara perusahaan dan penyedia jasa
sebagian besar datang dari penjualan transportasi.
hasil ekspor yang menggunakan mata
uang asing, yaitu US Dolar. Pada saat Rumusan Masalah
nilai Rupiah melemah, perusahaan akan
mendapat keuntungan lebih tinggi akibat PT. Apac Inti Corpora memiliki
selisih kurs Rupiah terhadap Dolar dan masalah terkait penurunan volume ekspor
begitu pula sebaliknya. yang terjadi pada tahun 2015-2017,
sehingga diperlukan analisis mengenai
Menurut Behar dan Venables faktor-faktor yang mempengarui volume
(2010:5) arus perdagangan dipengaruhi ekspor, meliputi nilai tukar Rupiah dan
oleh income per kapita, aspek kultural, freight cost. Peneliti merumuskan
kebijakan yang berlaku, serta biaya masalah berdasarkan faktor-faktor
transportasi. Proses transportasi tersebut, antara lain :
a. Bagaimana pengaruh nilai tukar diproduksi di dalam negeri, mendapatkan
rupiah terhadap volume ekspor produk barang dengan harga yang lebih rendah
benang ke Eropa ? dibanding dengan membelinya di dalam
b. Bagaimana pengaruh Freight Cost negeri, dan dapat menjual barang ke luar
tehadap volume ekspor produk benang negeri dengan harga yang relatif lebih
ke Eropa ? tinggi (Nopirin,2017:2). Menurut Sasono
c. Bagaimana pengaruh nilai tukar (2013:185) beberapa penyebab terjadinya
rupiah dan Freight Cost secara perdagangan internasional adalah karena
bersama – sama terhadap volume faktor sumber daya alam, perbedaan
ekspor produk benang ke Eropa ? taste (citarasa) konsumen masing-masing
negara, perbedaan kemajuan teknologi,
Tujuan Penelitian
serta perbedaan harga faktor produksi.
Penelitian mengenai Pengaruh Nilai
Ekspor
Tukar Rupiah dan Freight Cost Terhadap
Volume Ekspor Produk Benang ke Eropa Salah satu aktivitas fundamental
PT. Apac Inti Corpora Tahun 2015-2017, didalam perdagangan internasional ialah
bertujuan untuk menganalisis : ekspor dan impor. Menurut Peraturan
Menteri Keuangan RI nomor 145 tahun
a. Pengaruh antara nilai tukar rupiah
2007 yang memuat tentang ketentuan
terhadap volume ekspor produk
pabean bidang ekspor, ekspor adalah
benang ke Eropa
kegiatan mengeluarkan barang dari
b. Pengaruh antara Freight Cost tehadap
daerah pabean. Sedangkan daerah pabean
volume ekspor produk benang ke
ialah wilayah Negara Kesatuan Republik
Eropa
Indonesia yang meliputi wilayah darat,
c. Pengaruh antara nilai tukar Rupiah dan
perairan, ruang udara diatasnya, serta
Freight Cost secara bersama-sama
tempat tertentu di Zona Ekonomi
terhadap volume ekspor produk
Eksklusif dan landas kontinen yang di
benang ke Eropa.
dalamnya berlaku Undang-Undang
Kepabeanan.
KAJIAN PUSTAKA
Ekspor menjadi pilihan banyak
Kebutuhan akan suatu barang atau perusahaan untuk memasuki pasar
jasa yang tidak dapat dihasilkan atau internasional. Hal ini disebabkan oleh
diproduksi di dalam negeri akan karena, ekspor adalah metode yang
didatangkan atau dibeli dari negara lain, membutuhkan dana paling sedikit
karena tidak ada negara di dunia ini yang dibanding metode entry mode yang lain,
mampu memenuhi segala kebutuhannya serta sering digunakan untuk mengetahui
sendiri. Hal inilah yang melatar belakangi respon pasar, Paliwoda dan Thomas
terjadinya perdagangan internasional. (2002:96).
Beberapa keuntungan dengan adanya Menurut Sasono (2013:65),
perdagangan antar negara ialah dapat beberapa keuntungan transaksi ekspor
memperoleh barang yang tidak dapat adalah menjadi sumber cadangan devisa
negara, harga jual di pasar internasional dibayarkan kepada maskapai pelayaran
lebih tinggi dari pada harga jual barang yang mengangkut muatan dengan selamat
yang sama dipasar domestik, skala sampai pelabuhan tujuan. Dapat
ekonomi pasar internasional yang lebih dikatakan bahwa biaya transportasi
besar, dan membuat para produsen merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
barang ekspor untuk selalu meningkatkan proses pengangkutan muatan dari satu
kualitas barang setara dengan standar tempat ketempat yang lain. Menurut
internasional. Amalia (2007:183) biaya transportasi
akan menambah tingkat harga suatu
Ekspor merupakan salah satu cara barang dan oleh karena itu, akan
dalam melakukan pejualan produk suatu mempengaruhi volume penjualan barang
perusahaan, dimana produk dijual ke luar tersebut. Menurut Behar dan Venables
negeri. Untuk perusahaan yang dalam (2010) biaya transportasi dipengaruhi
penjualan produknya berorientasi ekspor, oleh jarak, faktor geografi, infrastruktur,
volume ekspor dapat diartikan juga fasilitas perdagangan, teknologi, serta
sebagai volume penjualan. Hal ini biaya bahan bakar. Dalam penelitian ini,
dikarenakan perusahaan melakukan biaya yang dikeluarkan dengan tujuan
penjualan produk dengan mengekspornya transportasi barang meliputi:
ke luar negeri.
a. Biaya pengangkutan darat (inland
Adapun menurut Stapelton dan Hart cost), yaitu biaya yang dikeluarkan
alih bahasa oleh Agustinus Subekti untuk mengangkut barang dari lokasi
(2007:185) dalam Wibowo (2017:5) pabrik hingga ke pelabuhan asal
volume penjualan merupakan pencapaian (muat) barang.
penjualan yang dinyatakan dalam bentuk b. Biaya pelayaran (ocean freight rate),
kuantitatif dari segi fisik atau volume. yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
Freight Cost (Biaya Transportasi) sewa (booking) tempat di kapal serta
jasa pengurusan dokumen
Menurut Mulyadi (2016:8) biaya pengangkutan laut (konosemen/bill of
dalam arti luas adalah pengorbanan lading) yang dibayarkan kepada
sumber ekonomi yang diukur dalam perusahaan pelayaran.
satuan uang yang telah terjadi atau yang c. Biaya penanganan peti kemas di
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan pelabuah (terminal handling charges),
tertentu. Dapat dikatakan bahwa biaya merupakan biaya yang dikeluarkan
merupakan pengeluaran yang bersifat untuk membayar jasa penangan
ekonomis yang dapat diukur dengan kontainer selama berada di pelabuhan
satuan uang dengan maksud untuk muat.
mencapai tujuan tertentu.
Nilai Tukar Rupiah
Adapun menurut Amir M. S.
(2004:46) dalam Wibowo (2017:30) Menurut Iskandar Simorangkir dan
biaya atau ongkos angkut adalah beban Suseno (2004:4) Nilai tukar mata uang
jasa atau suatu kontra-prestasi yang harus atau yang sering disebut dengan kurs
adalah harga satu unit mata uang asing a. Free On Board (FOB)
dalam mata uang domestik atau dapat juga FOB memiliki arti bahwa penjual
dikatakan harga mata uang domestik harus mengantarkan barang hingga di
terhadap mata uang asing. Misalnya, nilai atas kapal pada pelabuhan muat.
tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Resiko atas kehilangan atau kerusakan
ialah harga satu Rupiah terhadap satu barang beralih dari penjual ke pembeli
Dolar Amerika, dan begitu pula setelah barang berada di atas kapal dan
sebaliknya. pembeli menanggung seluruh biaya
dari mulai saat itu dan seterusnya.
Kebijakan penetapan nilai tukar suatu b. Cost and Freight (CFR)
negara bertujuan untuk membantu CFR memiliki arti bahwa penjual
efektivitas kebijakan moneter dan harus mengantarkan barang hingga di
mestabilkan neraca pembayaran. atas kapal. Resiko atas kehilangan atau
Kebijakan terkait nilai tukar merupakan kerusakan barang beralih dari penjual
salah satu faktor penentu keberhasilan ke pembeli setelah barang berada di
pembangunan suatu negara. Hal ini atas kapal di pelabuhan muat. Penjual
dikarenakan penetapan nilai tukar yang harus menanggung biaya yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan harga diperlukan untuk proses transportasi
umum barang-barang ekspor menjadi barang hingga ke pelabuhan tujuan
lebih mahal dan barang-barang impor yang telah ditentukan.
menjadi lebih murah yang c. Cost, Insurance and Freight (CIF)
mengakibatkan neraca perdagangan CIF memiliki arti bahwa penjual
menjadi tidak seimbang. menanggung biaya transportasi
Incoterms 2010 beserta biaya asuransi barang hingga
ke pelabuhan tujuan yang telah
Incoterms merupakan kepanjangan ditentukan. Resiko atas kehilangan
dari International Commercial Terms, atau kerusakan barang beralih dari
yaitu suatu istilah yang diterbitkan oleh penjual ke pembeli setelah barang
International Chamber of Commerce berada di atas kapal di pelabuhan
(ICC) yang berkaitan dengan hukum muat.
dagang internasional yang didalamnya
dimuat aturan tentang tugas dan tanggung
jawab, biaya, serta resiko masing-masing METODE PENELITIAN
pihak terkait proses transportasi barang Teknik Pengumpulan Data
dalam perdagangan internasional.
Terdapat 11 jenis istilah dalam Incoterms Penyusunan penelitian menggunakan
2010 yang tiga diantaranya merupakan teknik pengumpulan data dokumentasi
Incoterms yang paling sering digunakan dan studi pustaka. Dokumentasi
oleh PT. Apac Inti Corpora dalam merupakan teknik pengumpulan data
transaksi ekspor, yaitu: dimana data diperoleh dari catatan yang
dilakukan secara sistematis terhadap
fenomena dari suatu objek atau subjek
yang sedang diteliti. Data yang dapat dicapai bila memenuhi syarat uji
didapatkan melalui dokumentasi berupa asumsi klasik. Terdapat lima jenis
data nilai tukar Rupiah terhadap Dolar pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu :
Amerika tahun 2015-2017, freight cost uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
atau biaya transportasi dalam eksportasi heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan
barang dan volume ekspor produk benang uji linearitas.
ke Eropa PT. Apac Inti Corpora tahun
2015-2017. Sedangkan studi pustaka Metode analisis data menggunakan
sendiri adalah suatu cara untuk analisis regresi linear berganda yang
mengumpulkan data yang dilakukan diolah menggunakan program SPSS
dengan mempelajari literatur dan buku Versi 22.0. Menurut Lupiyoadi dan
yang berhubungan dengan penelitian ini. Ikhsan (2015:152) tujuan analisis regresi
linier berganda adalah untuk memberikan
Jenis dan Sumber Data penjelasan dan besarnya hubungan
(model) antar dua variabel atau lebih.
Adapun jenis data yang digunakan Variabel dependen (variabel terikat)
dalam penelitian ini ialah data kuantitatif, dalam penelitian ini adalah volume
dimana data dinyatakan dalam bentuk ekspor produk benang ke Eropa (Y)
angka, sehingga dapat diinput ke dalam sedangkan variabel independen (variabel
skala pengukuran statistik. Sumber data bebas) yang digunakan yaitu nilai tukar
dalam penelitian ini adalah data sekunder, Rupiah (X1) dan freight cost (X2). Secara
yang mana data diperoleh dari data yang statistik, model dasar persamaan regresi
sudah ada, yaitu rekap data dalam bentuk linier berganda yang digunakan dalam
time series dari tahun 2015–2017 yang penelitian ini adalah sebagai berikut :
dimiliki oleh PT. Apac Inti Corpora,
meliputi data mengenai Freight Cost dan VE = a + β1NTR + β2FC + Ɛ
volume ekspor produk benang ke Eropa.
Data nilai tukar Rupiah terhadap US Keterangan :
Dolar diperoleh dari website Bank VE : Volume ekspor produk benang
Indoneisa. ke Eropa PT. Apac Inti Corpora
Metode Analisis Data (bale)
a : Nilai konstanta
Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan β1 & β2 : Nilai koefisien regresi
(2015:134) uji asumsi klasik harus NTR : Nilai tukar Rupiah (Rp)
dipenuhi sehingga persamaan regresi FC : Freight cost (USD)
yang dihasilkan akan valid jika Ɛ : Tingkat kesalahan
digunakan untuk memprediksi suatu
masalah. Model regresi linier, khususnya Menurut Ghozali (2018:97)
regresi linear berganda dapat disebut ketepatan fungsi regresi sampel dalam
sebagai model yang baik apabila menaksir nilai aktual dapat diukur dari
memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Goodness of Fitnya. Secara statistik, uji
Unbiased Estimator). Kriteria BLUE kelayakan model dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F, Nilai koefisien regresi nilai tukar
dan nilai statistik t. Rupiah (X1) sebesar – 0,126
menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN tukar Rupiah (X1) sebesar 1 Rupiah maka
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik volume ekspor akan mengalami
diketahui bahwa model regresi penurunan sebesar 0,126 bale dengan
berdistribusi normal, hal tersebut asumsi variabel freight cost (X2) tidak
dibuktikan dengan nilai Aymp.Sig lebih berubah (ceteris paribus).
besar dari taraf signifikansi (0,05). Dari Nilai koefisien regresi freight cost
pengujian autokorelasi dengan (X2) sebesar – 0,458 menunjukkan bahwa
menggunakan Run Test, tidak ditemukan setiap kenaikan freight cost (X2) sebesar
gejala autokorelasi karena didapat nilai 1 USD maka volume ekspor akan
Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05. mengalami penurunan sebesar 0,458 bale
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas, dengan asumsi variabel nilai tukar
diketahui nilai VIF variabel independen Rupiah (X1) tidak berubah (ceteris
kurang dari 10 serta nilai tolerance untuk paribus).
masing-masing variabel lebih dari 0,1,
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak Hasil Pengujian Hipotesis
ada gejala multikolinearitas.
Tabel 1
Pengujian heteroskedastisitas dengan Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Coefficientsa
scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik Unstandardized Unstandardized
Standardized Standardized
Coefficients Coefficients
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Collinearity S
menyebar diatas maupun dibawah 0 pada Model Model B Std. Error
B Std.
BetaError tBeta Sig. t Tolerance
Sig. VIF
Tolerance
1 (Constant)
1 (Constant) 991856.3
1117527 1117527 991856.3 1.127 .2691.127 .269
sumbu Y, mengindikasikan bahwa tidak kurs kurs
-54.837 73.382
-54.837 73.382
-.126 -.747-.126 .461-.747 .969.461 1.032.969
freight cost freight cost 50.539
-137.559 -137.559 50.539
-.458 -2.722-.458 .011
-2.722 .969.011 1.032.969
terjadi gejala heteroskedastisitas. Begitu
a. Dependent Variable:
a. Dependent
ekspor Variable: ekspor
pula dengan uji linearitas, dari hasil Sumber: Hasil pengolahan data dengan
pengujian dengan uji Lagrange SPSS 22.0, 2018.
2
Multiplier, diketahui nilai c hitung < Hasil pengujian parsial diperoleh
2
nilai c tabel, sehingga diperoleh hasil nilai signifikansi variabel nilai tukar
bahwa model regresi bersifat linear. Rupiah sebesar 0.461 sehingga H01
Setelah lolos dari semua uji asumsi diterima dan Ha1 ditolak, yang artinya
klasik, maka data yang ada dapat diuji nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh
dengan analisis regresi linier berganda. secara signifikan terhadap volume ekspor
produk benang ke Eropa. Berdasarkan
Hasil Regresi hasil pengujian diperoleh nilai
signifikansi variabel freight cost sebesar
Melalui perhitungan dari SPSS versi 0.011 sehingga H02 ditolak dan Ha2
22.0 diketahui bahwa hasil persamaan diterima, yang artinya freight cost
regresi penelitian adalah sebagai berikut : berpengaruh secara signifikan terhadap
volume ekspor produk benang ke Eropa.
VE = - 0.126 NTR - 0,458 FC
Tabel 2 Pembahasan
Uji Simultan (Uji
b
F)
ANOVA ANOVAb Secara parsial (individual) variabel
Sum of Sum of nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif
Model Squares
Model df Mean Square
Squares df F Sig.
Mean Square F Sig.
1 Regression 1
1.0E+011 Regression2 5.069E+010
1.0E+011 3.742
2 .036a
5.069E+010
terhadap
3.742
volume ekspor dilihat dari
.036a
Residual 3.9E+011 Residual 29 1.355E+010
3.9E+011 29 1.355E+010 koefisien regresinya. Nilai koefisien
Total 4.9E+011 Total 31 4.9E+011 31 regresi variabel nilai tukar Rupiah (X1)
a. Predictors: (Constant), freight
a. Predictors:
cost, kurs
(Constant), freight cost, kurs
Sumber: Hasil pengolahan data dengan sebesar – 0,126, memiliki arti setiap
b. Dependent Variable: ekspor
b. Dependent Variable: ekspor
SPSS 22.0, 2018. kenaikan nilai tukar Rupiah (X1) sebesar
Berdasarkan hasil uji simultan 1 Rupiah, maka volume ekspor akan
diketahui nilai signifikansi sebesar 0.036 mengalami penurunan sebesar 0,126 bale
lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 dan dengan asumsi variabel freight cost (X2)
nilai Fhitung yaitu 3.742 lebih besar tidak berubah (ceteris paribus). Dilihat
nilainya dari Ftabel yang nilainya 3.32. dari hasil olah data dengan uji
Kedua hasil uji simultan tersebut menggunakan SPSS, variabel nilai tukar
mengindikasikan bahwa H03 ditolak dan Rupiah nilai signifikansinya adalah
Ha3 diterima, yang artinya nilai tukar sebesar 0.461>0.05, artinya jika terjadi
Rupiah dan freight cost secara bersama- peningkatan nilai tukar Rupiah maka
sama berpengaruh secara signifikan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap volume ekspor produk benang terhadap penurunan volume ekspor.
ke Eropa.
Secara parsial (individual) variabel
Hasil Koefisien Determinasi freight cost berpengaruh negatif terhadap
volume ekspor dilihat dari koefisien
Tabel 3 regresinya. Nilai koefisien regresi
Koefisien Determinasi (R2) variabel freight cost (X2) sebesar –
Model Summaryb
0,458, memiliki arti setiap kenaikan nilai
Adjusted Std. Error of Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate freight cost (X2) sebesar 1 USD, maka
Watson
1 .453a .205 .150 116392.024 1.186
volume ekspor akan mengalami
a. Predictors: (Constant), freight cost, kurs penurunan sebesar 0,458 bale dengan
Sumber: Hasil pengolahan data dengan
b. Dependent Variable: ekspor
SPSS 22.0, 2018 asumsi variabel nilai tukar Rupiah (X1)
Diketahui bahwa nilai Adjusted R tidak berubah (ceteris paribus). Dilihat
Square sebesar 0.150. Hal tersebut dari hasil olah data dengan uji
menunjukkan bahwa variabel independen menggunakan SPSS, variabel freight cost
yang terdiri dari nilai tukar Rupiah dan nilai signifikansinya adalah sebesar 0.011
freight cost mampu menjelaskan variabel < 0.05, artinya jika terjadi peningkatan
dependen yaitu volume ekspor produk freight cost maka berpengaruh secara
benang ke Eropa sebesar 15%. signifikan terhadap penurunan volume
Sedangkan sisanya sebesar 85% ekspor.
dijelaskan oleh variabel lain diluar
Besarnya freight cost (biaya
penelitian ini.
transportasi) yang dikeluarkan oleh
perusahaan bersifat fluktuatif dengan
kecenderungan terus meningkat dari dan nilai signifikansi 0,011. Terdapat
waktu ke waktu. Biaya transportasi akan pengaruh negatif dan tidak signifikan
mempengaruhi volume ekspor, hal ini antara variabel nilai tukar Rupiah
dikarenakan biaya transportasi menjadi terhadap volume ekspor produk benang
hal yang dinegosiasikan antara dengan koefisien regresi sebesar -0.126
perusahaan dengan calon pembeli. Biaya dan nilai signifikansi 0,461. Sedangkan
transportasi yang kompetitif akan secara simultan, nilai tukar Rupiah dan
menjadi poin penting yang dapat menarik freight cost berpengaruh terhadap volume
calon pembeli, sehingga dapat menaikkan ekspor produk benang dengan nilai
volume penjualan ekspor perusahaan. signifikansi Sig F = 0.036.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Apabila dilihat dari hasil diatas maka
nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh variabel yang dominan berpengaruh
secara signifikan terhadap volume ekspor terhadap volume ekspor produk benang
produk benang. Hal ini mendukung ialah freight cost. Variabel independen
penelitian terdahulu oleh Mira Upini, tersebut berpengaruh secara negatif dan
Said Muhammad dan Abubakar Hamzah signifikan secara simultan maupun
(2015) yang menyatakan bahwa nilai parsial. Dapat disimpulkan bahwa
tukar rupiah terhadap Dolar Amerika volume ekspor produk benang akan
memberikan pengaruh negatif terhadap meningkat apabila perusahaan dalam hal
volume eskpor pupuk urea Indonesia. ini PT. Apac Inti Corpora lebih
Hasil penelitian ini juga mendukung memperhatikan freight cost.
penelitian yang dilakukan oleh Alberto
Behar dan Anthony J. Venables (2010) Untuk meningkatkan volume ekspor
yang menyatakan bahwa biaya produk benang hal yang perlu dilakukan
transportasi mempunyai pengaruh adalah PT. Apac Inti Corpora hendaknya
terhadap perdagangan internasional. lebih memperhatikan freight cost (biaya
transportasi), karena faktor ini bersifat
KESIMPULAN DAN SARAN dominan dan secara signifikan
berpengaruh terhadap volume ekspor.
Berdasarkan nilai Adjusted R Square Pengaruh tersebut bersifat negatif, artinya
sebesar 0,150 yang berarti 15% perubahan freight cost berbanding
perubahan volume ekspor produk benang terbalik dengan perubahan volume
PT. Apac Inti Corpora dapat dijelaskan ekspor. Hal ini perlu diperhatikan bahwa
oleh variabel nilai tukar Rupiah dan sebaiknya perusahaan sebisa mungkin
freight cost. Sedangkan sisanya sebesar menekan freight cost, karena semakin
85% dijelaskan oleh variabel lain diluar tinggi freight cost maka akan
penelitian. menyebabkan penurunan pada volume
ekspor produk benang perusahaan.
Terdapat pengaruh negatif dan Langkah yang dapat diambil sebagai
signifikan antara variabel freight cost upaya menekan freight cost ialah
terhadap volume ekspor produk benang melakukan negosiasi secara intensif
dengan koefisien regresi sebesar -0.458 dengan pihak perusahaan penyedia jasa
pengangkutan barang dan selalu mejaga 0234. Tehran. Islamic Azad
hubungan kerjasama yang baik University.
Lubis, Adrian D. 2010. Analisis Faktor
Keterbatasan dalam penelitian ini yang Mempengaruhi Kinerja
adalah variabel independen yang Ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah
digunakan masih ada yang berpengaruh Litbang Perdagangan, Volume 4
tidak signifikan yaitu nilai tukar Rupiah. Nomor 1. Jakarta: Kementerian
Untuk penelitian selanjutnya hendaknya Perdagangan.
peneliti menganalisis mengenai variabel- http://jurnal.kemendag.go.id/inde
variabel lain yang belum ada dalam x.php/bilp/article
penelitian ini. Variabel tersebut seperti Lupiyoadi, Rambat., Ikhsan, Ridho
harga jual ekspor, biaya promosi, dan Bramulya. 2015. Praktikum
impor bahan baku. Metode Riset Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Maryana, Embang. 2011. Analisis
DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Kausalitas Ekspor
Amalia, Lia. 2007. Ekonomi CPO dengan Nilai Tukar dan
Internasional. Yogyakarta: Graha Harga Minyak Bumi Periode
Ilmu. 2000-2010. Bogor: Institut
Angkouw, Junaedy. 2013. Perubahan Pertanian Bogor
Nilai Tukar Rupiah Pengaruhnya https://repository.ipb.ac.id/handle
Terhadap Ekspor Minyak Kelapa /123456789/49912
Kasar (CCO) di Sulawesi Utara. Mulyadi. 2016. Akuntansi Biaya.
Jurnal EMBA 981 Vol. 1 No. 3. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Manado: Fakultas Ekonomi dan Percetakan STIM YKPN.
Bisnis, Jurusan Ekonomi Nopirin. 2017. Ekonomi Internasional.
Pembangunan Universitas Sam Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ratulangi. Paliwoda, Stanley J., and Thomas,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index Michael J. 2002. International
.php/emba/article/view/2303/185 Marketing Third Edition. Oxford:
7 Butterworth-Heinemann.
Behar, Alberto and Anthony J Venables. Sasono, Herman Budi. 2013. Manajemen
2010. Transport Cost and Ekspor. Yogyakarta: Penerbit
International Trade. Oxford: ANDI.
University of Oxford. Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Sosial. Bandung: Refika Aditama
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 25. Semarang: Badan Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Penerbit Universitas Diponegoro. Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Jamshidi. and Moazemi. 2016. The Suseno. Simorangkir, Iskandar. 2004.
Impact of External Environment Sistem dan Kebijakan Nilai tukar.
on Export Performance. Journal Jakarta: PPSK.
of Business and Financial Affairs
Volume 5 Issue 4 ISSN: 2167-
Upini, Mira., Prof. Dr. Sais Muhammad.,
dan Prof. Dr. Abubakar Hamzah.
2015. Volume Ekspor Pupuk Urea
Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 3 No. 3. ISSN 2302-
0172. Banda Aceh: Universitas
Syiah Kuala.
Wibowo, Ardy. 2017. Pengaruh Biaya
Angkut Utama (Main Carriage)
dan Harga Jual Ekspor Barecore
ke China dan Taiwan (Studi
Kasus pada Transaksi Ekspor PT.
Albasia Sejahtera Mandiri
Temanggung dengan Incoterms
CFR tahun 2012 – 2016).
Semarang: Politeknik Negeri
Semarang.
Winarno, M.E. 2013. Metodologi
Penelitian Dalam Pendidikan
jasmani. Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang.
www.bi.go.id/id/moneter/informasi-
kurs/transaksi-bi/Default.aspx.
Diakses pada 3 Juni 2018.
2010. Incoterms® rules 2010.
https://iccwbo.org/resources-for-
business/ incoterms-
rules/incoterms-rules-2010/.
(diakses pada 27 Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai