Oleh:
YUNIA INDRIANI PUSPITA SARI
1708104010004
KELOMPOK 3
ASISTEN : M. ZAIYANI
3
Pengukuran kedalalaman air
Pengukuran kedalaman air dapat dilakukan dengan
menggunakan alat deep meter.
Cara penggunaan deep meter
- Tekan tombol ON/OFF.
- Diletakkan diatas permukaan air.
- Nilai akan terlihat secara otomatis.
2. Faktor kimia
Pengukuran salinitas
Salinitas adalah tingkat kadar garam atau keasinan terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
Kandungan garam pada sebagian besar sungai, danau, kolam, aquarium
dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dapat
dikategorikan sebagai air tawar.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan mengukur salinitas atau
kadar garam dalam suatu perairan adalah sebagai berikut :
- Refraktometer merupaka alat untuk mengukur salinitas yang
sangat umum dan dapat digunakan oleh semua orang. Kadang
juga disebut sebagai alat pengukur indeks pembiasan pada cairan
yang digunakan untuk mengukur kadar garam. Prinsip alat ini
adalah dengan memanfaatkan indeks pembiasan cahaya untuk
mengetahui tingkat salinitas air.
Karena memanfaatkan cahaya langsung maka alat ini harus
dipakai ditempat yang terbuka atau terkena langsung dengan sinar
matahari, karena sehabis kita mengambil sampel air laut kita
langsung dapat mengetahui kadar salinias pada air tersebut. Jika
menggunakan alat ini didalam ruangan dengan memanfaatkan
cahaya dari lampu maka hasil dari alat ukur ini tidak akan akurat.
4
Cara penggunaan refraktometer
- Buka penutup refrakto meter lalu teteskan refraktometer dengan
aquadest
-Bersihkan tetesan aquadest tadi dengan tisyu dan jangan sampai ada sisa
aquadest yang tertinggal
-Teteskan air sampel yang ingin diketahui kadar salinitasnya
-lalu arahkan refrakto meter ke arah cahaya matahari langsung
-Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih
-Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan kadar
salinitasnya
-Catat hasil nilai salinitasnya
-Lalu bilas lagi kaca prisma dengan aquades, bersihkan dengan tisyu dan
simpan refraktometer di tempat kering
-
SALINTI METER
Saliniti meter adalah alat untuk mengukur kepadatan dari air yang
akan dihitung salinitasnya. Prinsip kerja alat berdasarkan daya hantar listrik,
Semakin besar salinitas maka semakin besar pula daya hantar listriknya
begitu juga sebaliknya jika salinitasnya kecil maka semakin kecil pula daya
hantar listriknya (Purba, 2007).
Alat ini hanya digunakan dilaboratorium, berbeda dengan
refraktometer yang biasa digunakan di ruangan terbuka yang terkena sinar
matahari langsung.
Cara menggunakan salinometer adalah sebagai berikut :
- Ambil gelas ukur yang panjang, lalu isi dengan air sampel yang akan
diukur salinitasnya
- Salinitas akan terbaca pada nilai skalanya
5
mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah
larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah
konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang
bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan
nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion
hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut
sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan
organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Barus, 2002).
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik perairan asam atau kurang produktif. Malah dapat
menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah ( keasaman yang tinggi )
kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya menjadi
pada suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan
berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7
(Burhan, 2003).
6
untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan
organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang dapat
memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang
dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana
dalam bentuk nutrien dan gas.
Kandungan oksigen terlarut di dalam air merupakan salah satu
penentu karakteristik kualitas air yang terpenting dalam kehidupan organisme
aquatik. Pada saat pengambilan sampel air, konsentrasi oksigen terlarut
mewakili status kualitas air tersebut (Rakhmanda, 2011).
7
BAB V
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T.A., 2002. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,
Jakarta.
Burhan, Latief . 2003 . Dasar-dasar Ekologi. Airlangga. Surabaya, Penerbit
Universias Airlangga.
Durmishi, et al. 2008. The physical, physical-chemical and chemical parameters
determination of river water Shkumbini part A. Phil: Balwois
Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya, Penerbit
Universias Airlangga.
Irawan. 2009. Faktor-faktor Penting dalam Proses Pembesaran Ikan di Fasilitas
Nursery dan Pembesaran. USU, Medan.
Purba, Michael. 2007 . Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Rakhmanda, A. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Byan
Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan. 1: 1-7
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana. 30(3): 21-26.
Sembiring, H. 2008. Keanekaragaman dan distribusi udang serta kaitannya dengan
faktor fisik kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang [tesis].
Sekolah Pascasarjana Biologi. Universitas Sumatera Utara Medan.
9
LAMPIRAN
DO meter pH meter
10