Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Biologi Laut

PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR FISIKA-


KIMIA PERAIRAN

Oleh:
YUNIA INDRIANI PUSPITA SARI
1708104010004

KELOMPOK 3
ASISTEN : M. ZAIYANI

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH
FEBRUARI, 2020
BAB VI
PEMBAHASAN

Dalam studi ekologi dikenal faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan


dan keadaan organisme di alam, yaitu faktor non-biotik dan faktor biotik. Faktor
non-biotik sendiri dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor fisika dan faktor kimia.
Faktor fisika meliputi temperatur, intensitas cahaya, kedalaman air dan arus.
Sedangkan faktor kimia meliputi salinitas, derajat keasaman (pH) dan oksigen
terlarut Faktor biotik meliputi sumber daya makanan, predator dan pesaing
(Hariyanto, dkk., 2008).
1. Faktor fisika
 Pengukuran temperatur (suhu air)
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur
proses kehidupan dan penyerapan organisme (Nybakken
1992 dalam sembiring, 2008). Menurut Handjojo dan Djoko Setianto
(2005) dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang
memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan
berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisika yang sangat penting di air.
Dalam Pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah Thermometer.
Satuan suhu yang sering digunakan adalah Celcius (°C), sering juga
disebut centigrade. Satuan suhu yang sering digunakan dalam bidang teknik
dan fisika adalah satuan oK, sedang bidang biologi pada umumnya
menggunakan oC (Durmishi, dkk., 2008).
Cara penggunaan Thermometer :
- Celupkan bagian ujung thermometer ke dalam air yang akan diukur dan
tunggu sekitar 15 menit sehingga menunjukkan suhu yang stabil.
- Pembacaan skala dilakukan sewaktu Thermometer masih di dalam air
- Bila sampel diambil dengan botol cuplikan maka pemgukuran suhu harus
segera dilakukan.
- Bila menggunakan Thermometer digital yang dilengkapi dengan kabel
yang panjang, maka suhu air dapat diukur langsung, baik pada permukaan
maupun pada air kedalaman tetentu.
2
 Pengkuran intensitas cahaya (kecerahan)
Intensitas cahaya tentunya mempunyai pengaruh terhadap suatu
lingkungan dan komponen-komponen di dalamnya. Besar atau kecilnya
intensitas cahaya ditentukan oleh posisi matahari, cuaca, dan posisinya
terhadap benda atau organisme lain, yaitu dalam bayangan atau
tidak. Satuan intentensitas cahaya  adalah lux dan alatnya dinamakan
luxmeter. Penentuan derajat kecerahan air dari suatu perairan juga dapat
diukur menggunakan alat Sechi disc. Semakin besar intensitas cahaya, maka
suhunya juga akan semakin meningkatkan, sehingga menurunkan nilai
kelembaban (Hariyanto, dkk., 2008).
Cara penggunaan Sechi disc :
- Celupkan keeping sechi kedalam perairan yang dikaji air secara perlahan-
lahan dengan memegang ujung talinya.
- Tepat pada saat warna putih tidak dapat dibedakan lagi dari warna hitam,
kemudian catat jeluknya.
- Lalu keeping sechi dinaikkan perlahan-lahan hingga terlihat kembali
warna putih dan dicatat jeluknya.
- Selanjutnya kedua nilai jeluk tadi dirata-ratakan sebagai nilai transparansi
cahaya.
Cara penggunaan lux meter adalah pada tombol range ada yang
dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu
2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka
(batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000
lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari
2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan
pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti
pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000
lux. Jika Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik
menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih
akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat (Michael, 2007).

3
 Pengukuran kedalalaman air
Pengukuran kedalaman air dapat dilakukan dengan
menggunakan alat deep meter.
Cara penggunaan deep meter
- Tekan tombol ON/OFF.
- Diletakkan diatas permukaan air.
- Nilai akan terlihat secara otomatis.

2. Faktor kimia
 Pengukuran salinitas
Salinitas adalah tingkat kadar garam atau keasinan terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
Kandungan garam pada sebagian besar sungai, danau, kolam, aquarium
dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dapat
dikategorikan sebagai air tawar.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan mengukur salinitas atau
kadar garam dalam suatu perairan adalah sebagai berikut :
- Refraktometer merupaka alat untuk mengukur salinitas yang
sangat umum dan dapat digunakan oleh semua orang. Kadang
juga disebut sebagai alat pengukur indeks pembiasan pada cairan
yang digunakan untuk mengukur kadar garam. Prinsip alat ini
adalah dengan memanfaatkan indeks pembiasan cahaya untuk
mengetahui tingkat salinitas air.
Karena memanfaatkan cahaya langsung maka alat ini harus
dipakai ditempat yang terbuka atau terkena langsung dengan sinar
matahari, karena sehabis kita mengambil sampel air laut kita
langsung dapat mengetahui kadar salinias pada air tersebut. Jika
menggunakan alat ini didalam ruangan dengan memanfaatkan
cahaya dari lampu maka hasil dari alat ukur ini tidak akan akurat.

4
Cara penggunaan refraktometer
- Buka penutup refrakto meter lalu teteskan refraktometer dengan
aquadest
-Bersihkan tetesan aquadest tadi dengan tisyu dan jangan sampai ada sisa
aquadest yang tertinggal
-Teteskan air sampel yang ingin diketahui kadar salinitasnya
-lalu arahkan refrakto meter ke arah cahaya matahari langsung
-Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih
-Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan kadar
salinitasnya
-Catat hasil nilai salinitasnya
-Lalu bilas lagi kaca prisma dengan aquades, bersihkan dengan tisyu dan
simpan refraktometer di tempat kering
-
 SALINTI METER
Saliniti meter adalah alat untuk mengukur kepadatan dari air yang
akan dihitung salinitasnya. Prinsip kerja alat berdasarkan daya hantar listrik,
Semakin besar salinitas maka semakin besar pula daya hantar listriknya
begitu juga sebaliknya jika salinitasnya kecil maka semakin kecil pula daya
hantar listriknya (Purba, 2007).
Alat ini hanya digunakan dilaboratorium, berbeda dengan
refraktometer yang biasa digunakan di ruangan terbuka yang terkena sinar
matahari langsung.
Cara menggunakan salinometer adalah sebagai berikut :
- Ambil gelas ukur yang panjang, lalu isi dengan air sampel yang akan
diukur salinitasnya
- Salinitas akan terbaca pada nilai skalanya

 Pengukuran derajat keasaman (pH)


Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk
menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai
konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk

5
mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah
larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah
konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang
bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan
nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion
hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut
sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan
organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Barus, 2002).
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik perairan asam atau kurang produktif. Malah dapat
menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah ( keasaman yang tinggi )
kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya menjadi
pada suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan
berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7
(Burhan, 2003).

Cara penggunaan pH meter, yaitu dengan cara :


- Elektroda dikalibrasikan teelebih dahulu dengan menggunakan
larutan buffer 7 agar angka pada pH meter tersebut stabil.
- Kemudian elektroda pH baru dimasukkan kedalam air untuk
diukur.
- Selanjutnya setelah angka tertera pada display stabil, langsung
dibaca dan angka tersebut menunjukkan nilai pH yang diukur.
- Dicatat hasilnya.

 Pengukuran oksigen terlarut


Salmin (2005) menyatakan Oksigen terlarut (DO) merupakan
parameter yang penting dalam menentukan kualitas perairan. DO berperan
dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik, seperti
diketahui bahwa DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi
untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, DO juga dibutuhkan

6
untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan
organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang dapat
memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang
dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana
dalam bentuk nutrien dan gas.
Kandungan oksigen terlarut di dalam air merupakan salah satu
penentu karakteristik kualitas air yang terpenting dalam kehidupan organisme
aquatik. Pada saat pengambilan sampel air, konsentrasi oksigen terlarut
mewakili status kualitas air tersebut (Rakhmanda, 2011).

Cara menggunakan DO Meter :


- DO meter dikalibrasi terlebih dahulu ke udara.
- Kemudian pengukuran DO air dilakukan dengan cara dicelupkan ke
dalam air dan dicatat angka derajat DO yang terdapat pada span
kalibrasi.

7
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa :
1. faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan dan keadaan organisme di alam,
yaitu faktor non-biotik dan faktor biotik
2. Faktor non-biotik sendiri dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor fisika dan
faktor kimia.
3. Faktor fisika meliputi temperatur, intensitas cahaya, kedalaman air dan arus.
Sedangkan faktor kimia meliputi salinitas, derajat keasaman (pH) dan oksigen
terlarut.
4. Faktor biotik meliputi sumber daya makanan, predator dan pesaing.
5. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah Thermometer, mengukur
kecerahan adalah lux meter dan sechi disc, mengukur kedalaman air adalah deep
meter, mengukur salinitas adalah salinity meter dan refraktometer, mengukur
derajat keasaman adalah pH meter untuk mengukur oksigen terlarut adalah DO
meter.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barus, T.A., 2002. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,
Jakarta.
Burhan, Latief . 2003 . Dasar-dasar Ekologi. Airlangga. Surabaya, Penerbit
Universias Airlangga.
Durmishi, et al. 2008. The physical, physical-chemical and chemical parameters
determination of river water Shkumbini part A. Phil: Balwois
Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya, Penerbit
Universias Airlangga.
Irawan. 2009. Faktor-faktor Penting dalam Proses Pembesaran Ikan di Fasilitas
Nursery dan Pembesaran. USU, Medan.
Purba, Michael.  2007 . Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Rakhmanda, A. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Byan
Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan. 1: 1-7
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana. 30(3): 21-26.
Sembiring, H. 2008. Keanekaragaman dan distribusi udang serta kaitannya dengan
faktor fisik kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang [tesis].
Sekolah Pascasarjana Biologi. Universitas Sumatera Utara Medan.

9
LAMPIRAN

Thermometer Lux meter Sechi disc

Deep meter Refraktometer Saliniti meter

DO meter pH meter
10

Anda mungkin juga menyukai