A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami teori medan kristal;
2. Mampu membedakan kekuatan medan antara ligan ammonia dan air.
B. PENDAHULUAN
Senyawa Koordinasi
Senyawa koordinasi merupakan senyawa yang tersusun atas atom pusat dan
ligan (sejumlah anion atau molekul netral yang mengelilingi atom atau kelompok
atom pusat tersebut) dimana keduanya diikat dengan ikatan koordinasi. Ditinjau dari
konsep asam-basa Lewis, atom pusat dalam senyawa koordinasi berperan sebagai
asam Lewis (akseptor penerima pasangan elektron), sedangkan ligan sebagai basa
Lewis (donor pasangan elektron) (Nuryono,1999)
Teori Medan Kristal
Teori medan kristal mengganggap bahwa ikatan antar ion logam dan ligan
adalah sepenuhnya ionik. Dengan kata lain, interaksi antara ligan dan ion logam
adalah interaksi elektrostatik. Ion logam dianggap bermuatan positif sedangkan ligan
merupakan partikel bermuatan negatif.
1. Oktahedral
Pada oktahedral, orbital d z dan d x 2 2
−y 2 berhadapan langsung dengan ligan,
potensial d z dan d x 2 2
−y 2 akan naik akibat tolakan dengan ligan dan energi
dan d x 2
−y 2 yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dinamakan orbital eg
(a) (b)
Gambar B.2.(a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks oktahedral; (b) pola
pembelahan pada oktahedral (Kunarti,2007)
2. Tetrahedral
Pada tetrahedral, orbital d xy , d yz , d xz lebih berinteraksi langsung
(a)
(b)
Gambar B.3.(a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks tetrahedral; (b) pola
pembelahan pada tetrahedral (Kunarti, 2007)
3. Bujur sangkar
Gambar B.4.(a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks bujur sangkar; (b) pola
pembelahan pada bujur sangkar (Kunarti,2007)
Harga 10 dq dapat besar atau kecil. Jika 10 dq kecil, maka dibutuhkan sedikit
energi untuk mengisi elektron ke orbital eg. Akibatnya elektron cenderung mengisi
orbital eg dibandingkan berpasangan terlebih dahulu. Kondisi ini dinamakan medan
lemah. Jika 10 dq besar, maka selisih energi juga besar atau dibutuhkan banyak
energi untuk mengisi elektron ke orbital eg. Elektron cenderung berpasangan terlebih
dahulu sebelum mengisi orbital eg. Kondisi seperti ini dinamakan meda kuat.
Harga 10 dq dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya.
1. Muatan ion logam
Makin banyak muatan ion,makin besar pula harga 10 Dq nya,karena makin
banyak muatan ion logam maka makin besar pula untuk menarik ligan lebih dekat.
Akibatnya pengaruh ligan makin kuat sehingga pembelahan orbital makin besar.
2. Jenis Ion pusat
Logam logam yang terletak pada satu periode, harga 10 dqnya tidak terlalu
berbeda. Untuk satu golongan, Semakin kebawah, harganya akan semakin besar.
Mn2+< Ni2+< Co2+< Fe2+< V2+< Fe3+< Co3+< Mn3+< Co3+< Rh3+< Ru3+< Pd4+< Ir3+< Pt4+
3. Ligan
Berikut adalah deret spektrokimia.
I-< Br-< SCN-~ Cl-< F-< OH-~ NO-< C2O42-< H2O<CS-< EDTA4-< NH3~ pyr~ en< phen <
CN- ~ CO
Semakin kuat ligannya, maka 10 dq juga akan semakin besar. Jika 10 dq kecil, maka
ligannya adalah ligan lemah. Ligan yang kuat dapat menggantikan ligan yang lebih
lemah.
Harga 10 dq dapat memberikan beberapa informasi mengenai warna
kompleks, serta sifat kemagnetan kompleks. Untuk mengeksitasi elektron dari tingkat
dasar ke tingkat yang lebih atas, diperlukan energi. Energi yang diserap memiliki
panjang gelombang tertentu. Sedangkan, warna kompleks yang tampak adalah warna
komplementer yang panjang gelombangnya diserap untuk eksitasi elektron.
Gambar B.5. eksitasi elektron dari keadaan dasar ke tingkat yang lebih tinggi
Jika ligan yang digunakan adalah ligan kuat, maka harga 10 dq cukup besar atau
c
panjang gelombang sinar yang diserap kecil ( E = h ). Jika ligan lemah, maka
λ
panjang gelombang sinar yang diserap akan besar.
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan instrumen untuk mengukur absorbansi yang
menggunakan monokromator untuk memilih panjang gelombang(Harvey, 2002).
Panjang gelombang pada daerah tertentu dibutuhkan untuk mengeksitasikan elektron
dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi. Spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan
untuk analisis senyawa kompleks karena senyawa kompleks dapat menyerap radiasi
sinar UV-Vis.
Dasar Analisis Kuantitatif
Hukum Beer
Untuk radiasi monokromatik, absorbansi sebanding dengan tebal b dan konsentrasi
spesies yang menyerap radiasi c.(Harvey, 2000)
C. ALAT DAN BAHAN
Bahan :
1. Larutan amoniak 1 M;
2. Larutan ion Cu2+;
3. Aquades.
Alat :
1. Labu ukur 10 ml;
2. Pipet gondok 1 ml, 2 ml, dan 10 ml;
3. Gelas Beker 100 ml dan 250 ml;
4. Alat-alat gelas lain; Gambar C.1 Spektrofotometer UV-Vis
5. Kuvet;
6. Spektrometer spectronic 20.
Cu 2 + + 6 H 2O → [ Cu( H 2O ) 6 ]
2+
(E.1)
29 Cu 2 + : [ 18 Ar ]3d 9 4 s 0
(E.3)
3d
4s
Jika terdapat 6 ligan H2O, maka
3d 4s 4p 4d
Hibridisasi yang terjadi adalah sp3d2 yaitu oktahedral, maka pola
pembelahannya adalah
dz2 dx2-y 2
Larutan 2
Pada larutan 2, sebanyak 2 mL larutan Cu2+ ditambahkan 2.5 mL ammonia
dan diencerkan menjadi 10 mL. Adanya ammonia dapat menggantikan 4 ligan H2O
pada [Cu ( H O ) ]
2 6
2+
(Kunarti, 2007) membentuk [Cu ( H O ) ( NH ) ]
2 2 3 4
2+
atau
tetramindiaquotembaga(II).
3d 4s 4p 4d
[Cu ( H O ) ]
2 6
2+
yaitu 47.653 kkal/mol. Panjang gelombang maksimum untuk
d z2 dx2-y 2 d z2 dx2-y 2
[Cu ( H O ) ( NH ) ]
2 2 3 4
2+
Larutan 3
Pada larutan 2, sebanyak 2 mL larutan Cu2+ ditambahkan 5 mL ammonia dan
diencerkan menjadi 10 mL. Harga 10 dq yang didapatkan adalah 47.653 kkal/mol
dengan panjang gelombang maksimum adalah 600 nm. Jika larutan Cu 2+ ditambahkan
banyak, hal tersebut dapat dilihat pada gambar H.1. Absorbansi larutan 3 lebih besar
dari larutan 2. Oleh karena absorbansi sebanding dengan konsentrasi (hukum
Lambert-Beer), maka konsentrasi kompleks jika ditambahkan ammonia berlebih juga
bertambah.
Larutan 4
Pada larutan 1, Sebanyak 2 mL larutan Cu2+ diencerkan dengan ammonia
menjadi 10 mL. Harga 10 dq yang didapatkan adalah 46.871 kkal/mol dengan
panjang gelombang maksimum adalah 610 nm. Pada gambar H.1 terlihat bahwa,
konsentrasi kompleks juga bertambah karena absorbansi bertambah. Harga panjang
gelombang maksimum yang tidak sama dengan sebelumnya (600nm) mungkin
dikarenakan kuvet yang kotor.
d z2 dx2-y 2
d z2 dx2-y 2
∆
∆
(a) (b)
Gambar E.4 Perbandingan pola pembelahan untuk (a)ammonia dan (b)air untuk
kompleks oktahedral.
F. KESIMPULAN
1. Teori medan kristal mengasumsikan bahwa interaksi logam dan ligan adalah
interaksi ionik;
2. Orientasi ligan ligan menyebabkan gaya yang dialami kelima orbital d belum tentu
sama, sehingga terjadi pembelahan tingkat energi;
3. Panjang Gelombang Maksimal Energi 10 dq
1. Larutan 1 : 700 nm 1. 10 dq : 40.845 kkal/mol
2. Larutan 2 : 600 nm 2. 10 dq : 47.653 kkal/mol
3. Larutan 3 : 600 nm 3. 10 dq : 47.653 kkal/mol
4. Larutan 4 : 610 nm 4. 10 dq : 46.871 kkal/mol
4. Ammonia merupakan ligan yang lebih kuat dibandingkan air (10 dq NH3> 10 dq air);
5. Ammonia memberikan pembelahan yang lebih besar dibandingkan air.
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2006, Petunjuk Praktikum Kimia II, Jurusan Kimia FMIPA UGM,
Yogyakarta, 11-13;
2. Cotton, Albert dan Geoffrey Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, Cetakan
pertama, Universitas Indonesia, Jakarta, 407-429;
3. Harvey, David, 2000, e-book Modern Analytical Chemistry, 1st edition, The
McGraw-Hill Comp Inc, United States of America, 380-384;
4. Kunarti, Eko Sri, 2007, Handout Kimia Koordinasi “Week 5b Crystal Field
Theory”;
5. Nuryono, 1999, Kimia Koordinasi, Lab Kimia Anorganik Jurusan Kimia FMIPA
UGM, Yogyakarta, 42-55;68-69;
6. Vogel, 1990, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Jilid 2, Cetakan
ke 2, Kalman Media Pusaka, Jakarta,95-98;102-105;
7. Wahyuni, Endang Tri, 2007, Handout Analisis Instrumental I, “Spectrophotometer
UV-Vis”.
Mengetahui, Yogyakarta, Minggu , 8 April 2007
Asisten Praktikan
Sri Suprapti M. Idham. D. M
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA II
KEKUATAN MEDAN LIGAN
(K2-07-4)
DISUSUN OLEH.
Nama : M. Idham. D. M
NIM : 05/ 183683/ PA/ 10392
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Maret 2007
Asisten : Sri Suprapti
Penentuan 10 dq
Larutan 2 (larutan Cu2+ 2 mL, ammonia 2.5 mL dan air 5.5 mL)
λmaks = 600 nm
1kkal / mol 1 1kkal / mol 1 1kkal / mol
10 dq = υ. = . = . = 47 .653 kkal / mol
349 .75 cm −1 λmaks 349 .75 cm −1 6.10 −5 cm 349 .75 cm −1
1.100
1.000
0.900
0.800
0.700
0.600
A
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
450 470 490 510 530 550 570 590 610 630 650 670 690 710 730
λ
NH3 0 mL (Larutan
Gambar H.1 Grafik hubungan absorbansi dengan1)panjang gelombang
NH3 2.5 mL untuk
(Larutan 2)
kompleks
NH3variasi
dengan 5 mL (Larutan
jumlah 3)
ammonia.NH3 8 mL (Larutan 4)