Fistum Hara PDF
Fistum Hara PDF
JENIS TANAMAN
(Suatu Hasil Percobaan Laboratorium)
Oleh :
Ir. UTAMI, M.S
NIP : 195405271983032001
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Akhirnya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa Hasil Percobaan Laboratorium
yang berjudul : Gejala Simtomatik Unsur Hara Essensial Pada Beberapa Jenis
Tanaman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Table 1 Garam-Garam yang Dilarutkan dalam Air Murni oleh Sachs dan Knop
untuk Penanaman di Air............................................................................ 3
Table 2 Unsur Essensial bagi Sebagian Besar Tumbuhan Tingkat Tinggi dan
Konsentrasinya pada Jaringan (Berdasarkan Berat Kering) yang
Dianggap Memadai. .................................................................................. 7
Table 3 Fungsi Unsur Hara Makro dan Bentuk yang Tersedia bagi Tanaman ...... 9
Table 4 Fungsi Unsur Hara Mikro dan Bentuk Tersedia bagi Tanaman ............. 10
Table 5 Larutan Pokok (Stock) Unsur Hara sebagai Dasar Pembuatan Larutan
dalam Pelakuan. ...................................................................................... 14
Table 6 Perlakuan Defisiensi Unsur Hara dalam Sistim Larutan (Hidrofonik) ... 15
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
baik berupa pupuk buatan, pupuk kandang maupun pupuk hijau kedalam tanah,
oleh berbagai proses yang berada dalam tanaman seperti adanya sintesis organik
pada bagian-bagian tanaman yang mengandung klorofil atau zat hijau daun,
penyerapan unsur hara dan air yang dikerjakan oleh kegiatan tanaman.
Pertumbuhan akar akan cenderung meningkatkan penyerapan unsur hara dan air
vegetatif akibat dari adanya kekurangan atau kelebihan unsur. Maka fungsi dan
Menurut seorang ahli fisiologi Perancis yang bernama Desaussara (dalam Suastika,
unsur dalam jaringan tanaman, dan kira-kira ada 30 unsur telah dapat ditentukan,
namun tidak semua unsur yang terdapat dalam jaringan dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman.
1
2
kebutuhan unsur hara pada tumbuhan, dengan cara mengukur konsentrasi unsur-
komposisi unsur hara yang brbeda. Apabila hanya menentukan atas dasar gejala-
gejala fisuil saja di lapang maka masih mengandung beberapa kelemahan karena
kekurangan unsur hara yang berbeda seringkali memberikan tanda yang hampir
sama atau kekurangan unsur hara tertentu dapat menunjukkan gejala yang spesifik
tanaman tomat dijumpai daun berwarna ungu atau kemerahan. Hal ini disebabkan
biasanya berwarna hijau. Hal ini dapat disebabkan oleh kekurangan dari salah satu
unsur-unsur berikut : N, Fe, Mg, P, Ca, K, S, CO2, H2O, atau kekurangan cahaya.
Jadi suatu kekurangan dari hampir semua unsur makro dapat mengakibatkan
3
Tanaman mengambil unsur-unsur dari tanah melalui akarnya, dan ini telah
menemukan suatu fakta, bahwa banyaknya unsur-unsur yang diambil oleh suatu
tanaman itu ada pengaruh timbal balik. Unsur yang jumlahnya tersedikit dapat
Terdapat metode baru yang diperkenalkan oleh Sachs (1860 dan Knop, 1865
dalam Dwijoseputro, 1980) ialah penanaman di air atau di pasir yang diberi larutan
adalah karena kesukaran memberikan oksigen kepada akar yang dibutuhkan untuk
kebutuhan hidup sesuai dengan fungsinya. Dalam praktek hal ini dapat diatasi
dengan suatu pompa listrik kecil. Selanjutnya pada penanaman di pasir juga
terdapat kendala, yaitu sulitnya untuk membersihkan pasir dari unsur-unsur yang
tidak dikehendaki, dan dilihat dari segi ventilasinya cukup baik, karena disela-sela
Table 1 Garam-Garam yang Dilarutkan dalam Air Murni oleh Sachs dan Knop
untuk Penanaman di Air
ternyata dapat tumbuh baik. Diketahui pula bahwa disamping unsur-unsur yang
tersebut diatas masih ada beberapa unsur lain yang meskipun dalam jumlah yang
sedikit tetap merupakan suatu keharusan. Dengan tidak adanya mikro elemen itu
tanaman tak akan mengalami pertumbuhan yang optimal. Dengan menanam suatu
tanaman diberbagai kombinasi larutan pokok ini dapatlah diteliti tentang baik
a. Hara esensial yaitu hara yang harus memenuhi 4 kriteria yaitu (1) tanpa
hidupnya secara penuh), (2) berperan sangat penting dalam proses fisiologis
dan tidak dapat digantikan, (3) merangsang dan mengatur aktivitas enzim, dan
b. Hara benefisial yaitu hara yang berfungsi menstimulir pertumbuhan tetapi tidak
esensial atau bersifat esensial untuk spesies tertentu. Unsur hara yang termasuk
(Si), Nikel (Ni), Selenium (Se) dan Alumunium (Al) (Marschner, 1986)
c. Hara non esensial atau hara fungsional yaitu hara yang tidak mempunyai 4
kelompok yaitu hara makro adalah dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak, yang
terdiri dari 9 unsur yaitu C, H, O, N, P, K, S, Ca dan Mg, dan hara mikro yaitu
dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit yang terdiri dari 7 unsur yaitu Fe, B, Mn,
Zn, Cu, Mo dan Cl . Dalam praktek pembagian ini tak banyak artinya karena sangat
floem, hara terdiri atas hara mobil seperti K, Na, Mg, P, S, Cl dan Rb, hara
intermediate seperti Fe, Mn, Zn, Co dan Mo, dan hara immobil seperti Li, Cs, Sr,
Ba dan B.
pengelompokan lain yang menggunakan dasar berbeda yaitu seperti Mengel dan
Kirkby (1982) dalam Rai dkk (2010) mengelompokkan unsur hara tanaman
menjadi 4 kelompok menurut sifat biokimia dan fungsi fisiologi mereka yaitu
Kelompok 2) terdiri dari P dan B. Unsur ini terlibat dalam reaksi transfer energi dan
dari K, Ca, Mg, Mn dan Cl. Unsur ini berperan dalam osmotik dan keseimbangan
ion. Juga memiliki fungsi-fungsi yang spesifik dalam konfirmasi enzim dan
katalisis. Dan kelompok 4) terdiri dari Fe, Cu, Zn dan Mo. Unsur ini hadir sebagai
perubahan valensi. Selain itu, unsur hara tanaman juga dapat dikelompokan
menjadi kelompok metal/logam seperti K, Ca, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu dan Mo serta
Menjaga dan mengontrol nutrisi tanaman merupakan salah satu aspek yang
tanaman telah dikenal dalam pertanian sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Komposisi hara mineral dalam tubuh tanaman tidak dapat digunakan secara
Menurut Epstein (1972) dalam Rai dkk (2010), hara mineral dikelompokkan
sebagai hara esensiil paling tidak harus memenuhi 3 kriteria yaitu (1) tanpa
kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya,
(2) fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara yang lain, dan (3) hara
sangatlah sulit untuk menggeneralisir apakah suatu hara mineral tertentu termasuk
esensial atau non esensial, karena hara mineral yang satu bisa bersifat esensial bagi
tanaman tertentu tetapi sebaliknya tidak esensial bagi jenis tanaman yang lain.
Untuk tanaman tingkat tinggi terdapat 13 jenis hara esensial yang terdiri atas
kelompok hara makro (N, P, K, S, Mg dan Ca) dan kelompok hara mikro (Fe, Mn,
Zn, Cu, B, Mo dan Cl). Selanjutnya Brown et al (1987) dalam Salisbury dan Ross,
1992, menyajikan daftar unsur hara esensial dan konsentrasinya dalam jaringan
yang diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik (Tabel 2). Disebutkan
bahwa nilai konsentrasi tersebut menjadi pedomanyang berguna bagi para ahli
jaringan (terutama dalam daun terpilih) lebih dapat dipercaya dari analisis tanah
7
untuk menunjukkan apakah tanaman akan tumbuh lebih baik dan/atau lebih cepat
Table 2 Unsur Essensial bagi Sebagian Besar Tumbuhan Tingkat Tinggi dan
Konsentrasinya pada Jaringan (Berdasarkan Berat Kering) yang Dianggap
Memadai.
(Brown et al (1987) dalam Salisbury dan Ross, 1992)
Hampir 90% dari seluruh berat segar tanaman herba adalah air, dan sisanya
10% berupa bahan kering terutama terdiri atas 3 elemen yaitu karbon, hidrogen dan
oksigen. Sebagian kecil dari bahan kering tersebut, tetapi merupakan fraksi yang
penting terdiri atas elemen-elemen lain yang secara absolut dibutuhkan untuk
bagi tanaman tingkat tinggi. Ke-13 hara essensial tersebut dibagi lagi menjadi 2
8
kelompok berdasarkan atas banyaknya jumlah yang dibutuhkan tanaman yaitu hara
makro dibutuhkan dalam jumlah yang relatif banyak, biasanya dinyatakan dalam
persen per unit bahan kering yang meliputi N, P, K, Ca, Mg dan S, dan hara mikro
dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, biasanya dinyatakan dalam ppm (part
per million) per unit bahan kering meliputi Fe, Mn, Zn, B, Mo, Co dan Cl.
Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang essensial bagi tanaman
dan berapa banyaknya adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang
dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu. Salisbury dan
Ross, 1992 menyebutkan berdasarkan hasil analisis modern terhadap daun yang
paling dekat dengan tongkol jagung muda atau daun bendera yang diambil dari
daun jagung di kebun yang dipupuk dengan baik menunjukkan adanya konsentrasi
3 unsur essensial tambahan pada jagung yaitu seng, tembaga dan boron.
Secara fisiologis unsur hara yang diserap oleh tanaman akan memiliki fungsi
jumlah kecil, namun dari 90 unsur itu hanya 16 unsur yang diketahui bersifat
a. Sebagai bagian dari protoplasma dan dinding sel. Beberapa unsur hara
merupakan bagian yang penting dari molekul sel (misalnya S dalam protein, P
c. Sebagai katalisator dalam reaksi kimia. Misal Fe, Cu dan Zn merupakan bagian
dari berbagai enzim (bagian prostetik), Fe sebagai bagian dari sitokrom, Mg,
Table 3 Fungsi Unsur Hara Makro dan Bentuk yang Tersedia bagi Tanaman
Bentuk
Unsur hara Fungsi fisiologis
tersedia
Sebagai komponen dasar molekuler
Carbon (C) CO2
karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleik
Seperti halnya karbon, oksigen merupakan
Oksigen (O) penyusun senyawa-senyawa organik O2
tanaman
Memegang fungsi sentral dalam proses
metabolisme tanaman. Penting dalam
keseimbangan ion dan sebagai unsur
Hidrogen (H) H2 O
pereduksi utama (reducing agent) misalnya
terlibat dalam proses reduksi nitrat menjadi
amoniak
Komponen penyusun banyak senyawa
NH4+ dan
Nitrogen (N) organik penting di dalam tanaman (protein,
NO3-
enzim, vitamin B complek, hormon, klorofil)
Berfungsi dalam transfer energi,
H2PO4- dan
Forfor (P) metabolisme karbohidrat dan protein serta
HPO42-
transport karbohidrat di dalam sel daun
Sebagai kofaktor dan aktifator enzim-enzim
dalam metabolisme karbohidrat dan protein,
Kalium (K) K+
serta membantu mengatur tekanan osmotik
dan keseimbangan ion di dalam tanaman.
Menyusun lamela tengah, menjaga kestabilan
Kalsium (Ca) integritas membran dan terlibat dalam proses Ca2+
pembelahan sel.
Komponen penyusun klorofil, bertindak
sebagai kofaktor pada banyak reaksi
Magnesium
enzimatik, berfungsi mengatur pH sel Mg2+
(Mg)
tanaman dan menjadi unsur perantara
(bridging element) pada sintesis protein.
Menyusun protein, terlibat dalam masalah SO42- dan
Sulfur (S)
energi sel tanama SO2
10
Pengaruh dan peranan tiap-tiap hara mineral bersifat spesifik bagi tanaman.
Fungsi unsur hara makro dan bentuk yang tersedia bagi tanaman tertera pada Tabel
3., sedangkan fungsi unsur hara mikro dan bentuk yang tersedia bagi tanaman
Table 4 Fungsi Unsur Hara Mikro dan Bentuk Tersedia bagi Tanaman
Bentuk
Unsur hara Fungsi fisiologis
tersedia
Sebagai komponen penyusun enzim yang
Fe, sebagai carier, terlibat dalam proses
Zat besi (Fe) Fe2+ dan Fe3+
metabolisme seperti fiksasi N, fotosintesis
dan transfer elektron.
Komponen esensial beberapa enzim seperti
dehydrogenase, proteinase, peptidase,
Seng (Zn) karbonik anhydrase, alcohol dehydrogenase, Zn2+
glutamic dehydrogenase, malic
dehydrogenase
Terlibat dalam sistim penyusunan O2 dalam
Mangan (Mn) proses fotosintesis dan sebagai komponen Mn2+
enzim arginase dan phosphotransferase.
Sebagai penyusun beberapa enzim
Tembaga (Cu) diantaranya cytochrome oxidase, ascorbic Cu2+
acid oxidase dan laccase
Fungsi spesifik dari B belum diketahui
secara pasti, tetapi diduga terlibat dalam
Boron (B) metabolisme karbohidrat dan mensintesis H3PO3
komponen-komponen penyusun dinding sel
tanaman.
Dibutuhkan dalam proses asimilasi N dalam
Molibdenum tanaman, sebagai komponen esensial enzim
MoO42-
(Mo) nitrat reduktase dan nitrogenase (enzim
fiksasi N2)
Berfungsi sebagai aktifator enzim-enzim
yang menguraikan air dalam proses
fotosintesis, berfungsi dalam menjaga dan
Khlor (Cl) Cl-
mengatur tekanan osmosis sel tanaman yang
tumbuh pada kondisi tanah yang memiliki
salinitas tinggi.
BAB II
2.2.1. Alat
b. Pompa udara atau “air pump” untuk mengusahakan adanya aerasi larutan,
d. Pisau /silet, kertas karbon, isolasi, kapas, penutup ember dibuat dari triplek dan
2.2.2. Bahan
dan padi. Bahan tanaman ini disemaikan lebih dulu dalam media air dengan
kapas, dan setelah umur 10 hari dipindahkan dalam larutan unsur hara yang
telah dipersiapkan.
b. Aquades.
11
12
c. Unsur hara essensiil dalam bentuk senyawa. Unsur-unsur hara yang digunakan
terdiri dari unsur : N, P, S, Ca, Mg, K, Fe, Cu, Mn, Zn, dan B. Adapun bentuk
yaitu :
a. Perlakuan terdiri dari larutan unsur hara lengkap yaitu terdiri dari seluruh unsur
hara essensiil.
perlakuan dengan pengurangan satu unsur essensiil antara lain : -N, -P, -K, -
Ca, -Mg, -Fe, -S, -Mn, -Cu,-Zn, dan –B. Sehingga jumlah perlakuan ada 12
unsur,
Pembuatan larutan pokok (stock) dalam satuan g per liter dan larutan unsur
hara dalam satuan ml larutan pokok per liter untuk masing-masing unsur hara
c. Bahan tanaman yang telah disemaikan dipilih dan ditanamkan pada masing-
tanaman dilakukan pada setiap hari . Hal-hal yang diamati meliputi saat
Table 5 Larutan Pokok (Stock) Unsur Hara sebagai Dasar Pembuatan Larutan
dalam Pelakuan.
CaSO4 - 1000 - - - - -
MnCl2
CuCl2 - - - - - - -
ZnCl2 - - - - - - -
H3BO3 - - - - - - -
H2Mo4 - - - - - - -
Fe chelate - - - - - - -
Micronutrient
50 50 50 50 50 50 50
mixture
16
1. Jagung, daun bagian bawah menguning dan mengering dari pucuk ke arah
pangkal daun. Vena dan bagian-bagian ujung Nampak berwarna ungu. Daun
tanaman terhadap (stunt) dan menjadi kuning. Gejala awal ditandai dengan daun-
daun bawah menjadi kuning atau chlorosis, namun daun-daun bagian atas tetap
hijau. Hal ini disebabkan oleh sifat unsur N yang mudah bergerak dari daun tua
atau organ lain ke bagian yang aktif seperti daun-daun muda, keadaan ini terjadi
bilamana yang dibutuhkan tanaman tidak cukup tersedia (kurang atau difisiensi)
17
18
1. Jagung, daun menjadi pucat (putih kehijauan) dimulai dari arah pangkal ke
2. Kedelai, daun pucuk menjadi hijau muda. Gejala spesifik lain tidak nampak.
3. Kacang panjang, seluruh daun menjadi kekuningan dan di akar terdapat bintil
Menurut Dwijoseputro (1980) gejala kekurangan unsur hara fosfor (P) tidak
cepat terlihat seperti yang terjadi pada kekurangan unsur hara N. Gejala yang
terjadi pembentukan antosianin. Pada helaian dan tangkai daun Nampak bagian-
bagian yang mongering dan akhirnya daun rontok. Namun menurut Purvis dan
Carulus (1964, dalam Setyono, 1986) gejala pertama kali daun Nampak berwarna
lebih pucat disbanding dengan daun normal. Pada daun tomat bagian bawah
Hasil pengamatan kekurangan unsur hara kalium (K) pada beberapa jenis
1. Jagung,bagian vena daun bawah menjadi ungu dengan bagian ujung dan tepi
berwarna merah panta. Daun-daun muda yang baru muncul sebagian besar
berwarna ungu. Pada bagian daun yang lain terjadi pengeringan ujung ke
2. Kedelai, helaian daun muda Nampak menjadi kuning diantara vena daun
3. Kacang panjang, gejala yang spesifik tidak tampak , hanya daun Nampak hijau
pucat.
Unsur hara kalium adalah salah satu unsur yang diperlukan dalam junlah
cukup besar. Unsur hara kalium (K) menurut Tisdale et al. (1985) berfungsi
enzim , berperan pula pada serapan N dan sintesis protein. Kekurangan unsur hara
K dapat berarti menghambat serapan hara N sehingga gejala yang nampak seperti
tanaman. Gejala yang Nampak pada kekurangan unsur hara K adalah daun menjadi
kuning, terdapat bercak-bercak kering (mati) di helaian daun atau sepanjang daun
tanaman budidaya berbeda yang dapat ditunjukkan oleh adanya pngeringan bagian
daun, perubahan warna, terhambatnya pertumbuhan baik daun, akar dan buah
(Anonimous, 1988)
Gejala yang Nampak akibat kekurangan unsur hara kalsium (Ca) pada
1. Jagung, ujung dan tulang daun berwarna ungu, terjadi pengeringan daun
Nampak.
muda atau bagian pucuk untuk berkembang, hal ini disebabkan terjadinya
penghentian aktifitas meristimatik pada titik tumbuh (Tisdale et al.., 1985). Dipihak
desentegrasi pada ujung-ujung batang, akar, daun-daun muda menjadi tidak normal
keracunan Mg.
1. Jagung, daun muda bagian ujunga tepid an vena berwarna ungu, dari ujunga
pangkal daun. Daun tua nampak mongering kea rah pangkal daun.
2. Keledai, daun-daun muda berwarna hijau muda kekuningan dan daun tua
menjadi kuning.
3. Kecang panjang, daun muda nampak menjadi hijau kekuningan dan terdapat
unsur Mg mengakibatkan klorosis yang dimulai dari batang bagian bawah dan
21
kerap kali diikuti dengan matinya bagian daun seluruhnya. Menguningnya daun
(Dwidjoseputro, 1980). Menurut Nelson dan Barber (1964, dalam Setiyono, 1986)
venanya.
berikut, pada:
1. Jagung, daun-daun tanaman menjadi klorosis yang jelas termasuk tulang daun.
2. Kedelai, daun menguning dari tepi ke arah tulang daun, gejala lebih lanjut daun
3. Kacang panjang, daun tidak menunjukkan gejala spesifik hanya daun tampak
pucat.
terlambat (stunt). Pada tanaman kubis daun bagian bawah berwarna kemerahan
serupa dengan kekurangan, yaitu daun-daun muda menjadi kuning, daun tua
menjadi pucat. Belum nampaknya gejala yang spesifik pada tanaman kacang
panjang san timun diduga fungsi unsur S dalam tubuh tanaman dapat di ganti oleh
berikut, pada:
1. Jagung, daun muda terjadi etiolasi dan daun bagian bawah terjadi etiolasi dari
arah pangkal ke pucuk (ujung), pucuk daun tampak hijau muda dan akhirnya
2. Keledai, daun menjadi kuning terutama diantara venanya. Tunas pucuk yang
al. (1985) kekurangan Cu mengakibatkan daun menjadi kuning dan ukuran daun
mengecil. Gejala umum pada banayak tanaman menunjukkan daun menjadi hijau
1. Jagung, tulang-tulang daun menjadi ungu dari pangkal ke ujung daun. Terjadi
menguningnya daun.
3. Kacang panjang, daun-daun hanya tampak hijau pucat dan terdapat bintil akar
menumpuk (roset), pada jagung dan sorgum dikenal istilah tunas putih, untuk kapas
diistilahkan daun kecil (Tisdale et al., 1985). Menurut Dwidjoseputro (1980) terjadi
1. Jagung, tulang daun dan vena daun menjadi ungu demikian pula tepi daun.
2. Keledai, daun pucuk yang baru muncul terdapat bintik-bintik ungu dan daun
(1975) gejala kekurangan Mn pertama kali tampak pada daun-daun pucuk. Menurut
Nelson dan Barber (1964, dalam Setiyono, 1986) pada kedelai terjadi klorosis
1. Jagung, daun pucuk menjadi kuning pucat, daun-daun muda menjadi kuning
2. Kedelai, daun-daun muda berwarna kuning pucat, pada daun muda terdapat
bercak-bercak karat.
5. Padi, daun-daun pucuk pucuk mengalami etiolasi, daun muda dan tua bagian
ujungnya mengering.
kekurangan B pertama terlihat pada daun pucuk muda dan pada jaringan akar muda.
Pada tomat terjadi bintik-bintik hitam dibagian tumbuh (Purvis dan Carulus, 1964
1. Jagung, diantara vena daun terjadi warna kuning pucat terutama pada daun-
2. Kedelai, daun-daun menjadi kuning pucat diantara venanya. Pada tahap awal
5. Padi, daun-daun pucuk dan muda menjadi putih kehijauan (terjadi klorosis).
diantara vena-venanya dan berkembang kearah tengah daun, bagian tengan daun
segera menimbulkan klorosis, daun menjadi kuning atau pucat dengan vena tetap
hijau.
esensiil pada beberapa jenis tanaman menunjukkan adanay suatu kesamaan ataupun
Tisdale et al., (1985), Nelson dan Barber (1964 dalam Satijono, 1986) dan
Anonimus (1988). Gejala yang ditunjukkan dalam beberapa tinjauan bersifat umum
untuk semua jenis tanaman, hal ini memiliki kelemahan-kelemahan, yakni tidak
semua jenis tanaman memiliki kepekaan terhadap kekurangan unsur hara tertentu
hara yang lain sehingga tanaman kekurangan unsur tersebut atau sebaliknya
kekurangan unsur tertentu menyebabkan memacunya serapan unsur yang lain atau
26
simtomatif keracunan dan kekurangan unsur. Hal ini dapat menimbulkan kesamaan
hara A akan dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan unsur hara B. Menurut
KESIMPULAN
tanaman dalam larutan unsur hara esensiil yang dirancang dalam suatu perlakuan
kekurangan salah satu unsur tertentu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Gejala simtomatif pada jagung, kedelai, kacang panjang, timun dan padi
menunjukkan gejala yang berbeda dalam kasus kekurangan salah satu unsur
hara tertentu.
3. Gejala simtomatif kekurang unsur hara ternyata spesifik pada bagian tanaman.
4. Tanaman kacang panjang dan timun tidak menunjukkan gejala spesifik pada
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1988. Diagnosis dan Perbaikan Kahat Kalium pada Tanaman Utama.
IPB – PATT IKI (Switz) _ IKF Amerika Utara.
Setiyono, S. 1986. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Pend. Pasca Sarjana
KPK UGM – UNIBRAW. 84 p.
Tisdale, S., W.L. Nelson, J.D. Beaton. 1985. Scil Fertility and Fertilizers. Macmilan
Publ. Co. Collier Macmilan Publ. New York – London. 754 p.
28