Kekompok :3
Nurnidawati 1710913320028
ii
Rahmatun Ni'mah 1710913320031
Usman 1710913310039
Banjarbaru, Maret
2020
Dosen Pengajar :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Makalah ini di buat dalam rangka pemenuhan tugas keperawatan gerontik
dengan judul makalah “ Pelayanan Gerontik di Rimah Sakit”. Dalam proses
pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan. Demikian
makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Kelompok 3
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ............................................................................................. ii
Kata Pengatar ..................................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit .............................................. 4
2.2 Jenis Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit........................................................ 7
2.3 Batasan Pelayanan Geriatri ........................................................................... 10
2.4 Alur pelayanan Geriatri di Rumah Sakit ...................................................... 10
2.5 Siapa saja yang perlu mendapatkan Pelayanan Geriatri ............................... 11
2.6 Assesment Geriatri ....................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan ...................................................................................................... 28
3.2. Saran ............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan
hal tersebut tidak dapat dihindari. Pada usia tua, manusia akan mengalami
kemunduran dalam berbagai segi kehidupan, misalnya kemunduran
kesehatan, kemunduran aktivitas dan kemunduran dalam hubungan sosial.
Manusia yang dahulunya punya berbagai macam aktivitas, namun karena
terbentur dengan masalah kesehatan, daya ingat, kekuatan, sekarang hanya
bisa tinggal dirumah dengan alasan umur dan tanpa bisa melakukakan apa-
apa karena keterbatasan tenaga yang di miliki.
Karena keseharian para lanjut usia yang kebanyakan tidak melakukakn
kegiatan apa-apa inilah yang mengakibatkan para lanjut usia menjadi sangat
rentan terhadap berbagai macam penyakit. Berdasarkan dari banyak sumber
disebutkan bahwa, rata-rata pada seorang lansia dapat mengidap penyakit
lebih dari satu. Hal itu dikarenakan faktor usia dan kondisi para lansia yang
sudah tidak memungkinkan. Daya imunitas pada para lansia ini sudah tidak
sama lagi dengan para orang dewasa pada umumnya, apalagi anak kecil.
Pada suatu rumah sakit, pelayanan kepada para lanjut usia ini lebih
ditekankan, karena mengingat penyakit yang diderita lansia kebanyakan
merupakan penyakit komplikasi dan lebih kompleks. Berbagai macam
penyakit dapat menghinggapi tubuh para lansia. walaupun sebenarnya kita
tahu, jika seseorang dapat menjaga kesehatannya dari ketika dia masih muda
maka, ketika usianya sudah memasuki angka tua, dia akan dapat merasakan
efek dari usahanya yang terus giat menjaga kesehatan. Tubuhnya akan tetap
fit dan sehat. Disamping itu pula faktor keluarga juga menjadi sangat
penting, karena pihak keluarga dapat memperhatikan pola makan dan
kesehatan para anggota keluarganya untuk mengantisipasi terkena penyakit
diusia tua.
1
Namun, penyakit yang diderita para lansia ini juga tidak hanya berasal
dari faktor kecerobohan yang tidak dapat menjaga kesehatan sejak dulu, tapi
karena didasari oleh faktor usia. Persentase untuk pengguna sarana
kesehatan oleh penderita penyakit atau pasien pada rumah sakit semarang
15% di pegang oleh para usia lanjut. Namun, sayangnya belum ada rumah
sakit yang benar-benar dapat memfasilitasi para pasien usia lanjut ini untuk
mendapatkan pengobatan atau penyembuhan secara intensif.
Sebagai analisa awal, a) kebutuhan akan adanya suatu fasilitas yang
mengakomodasi para lansia terutama dibidang kesehatan sangat penting
bagi mereka, b) belum tersedianya suatu fasilitas kesehatan yang khusus dan
memadai untuk menangani para lansia. c) pada umumnya kebanyakan
rumah sakit yang ada di kota belum menyediakan unit atau instalasi
terpisah, khusus untuk para lansia, padahal jika kita tinjau penyakit para
lansia ini jauh lebih kompleks dan sulit jika dibandingkan dengan penyakit
yang diderita oleh orang dewasa apalagi anak kecil, untuk itu para lansia
membutuhkan tempat atau unit yang sesuai dengan kebutuhannya. Baik dari
fasilitas ruang, dan semua sudut unit bangunan harus sesuai dengan standar
para lansia, karena jika telah sesuai maka akan sangat membantu dalam
proses penyembuhan para lansia, dan para lansia dapat merasa nyaman
dalam mengikuti masa pengobatannya.
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisiyang
dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidupdan berkembang
di masyarakat, tetapi juga karena lansiatergolongdalamkelompokyang
rentan. Penghormatan tersebutdapat berupa pemberian fasilitas dan
pelayanan khususdalamrangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak
merekasebagaimana diatur dalam Pasal8 UU Nomor 39 Tahun 1999.Salah
satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanankhusus di rumah
sakit berupa kursi roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang
bertongkat, tangga, fasilitas lain, danlayanan khusus berupa “Pelayanan
Geriatri”.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui batasan pelayanan geriatri.
2
2. Untuk mengetahui alur pelayanan geriatri di Rumah Sakit.
3. Untuk mengetahui pelayanan geriatri di Rumah Sakit.
4. Untuk mengetahui jenis pelayanan geriatri di Rumah Sakit.
5. Untuk mengetahui assessment geriatri.
6. Untuk mengetahui siapa saja yang perlu mendapatkan pelayanan
geriatri.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
e. Asisten farmasi.
f. Disyaratkan pula harus memiliki akses ke InstalasiRehabilitasi Medik
yang lengkap di rumah sakit yang sama.
4. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkap atau Paripurna
Merupakan suatu bentuk pelayanan geriatri yang memberikan
pelayananpoliklinik, day hospital, ruang geriatri akut dan kronis,
pendidikan, serta penelitian dan pengembangan. Tenaga Tim Geriatri
Paripurna sama dengan Tim GeriatriLengkap, akan tetapi ditambah tenaga
untuk penelitan, pengembangan, dan konsultasi hukum.
Seperti pada Pelayanan Geriatri Lengkap, pada Pelayanan Geriatri
Paripurna disyaratkan pula untuk mempunyai akses keInstalasi Rehabilitasi
Medik yang lengkap.Yang diwajibkan untuk melakukan penelitian adalah
tingkatpelayanan sangat lengkap saja, sedangkan tujuan penelitianadalah
untuik pengembangan ilmu geriatri. Tingkat pelayanan dibawahnya boleh
dilaksanakan penelitian yang lebih sederhana (Allender, 2005).
Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien Lanjut Usia dengan kriteria
(Permenkes, 2014):
a. Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
b. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Selain pasien Lanjut Usia, pelayanan Geriatri juga diberikan kepada
pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu)
penyakit fisik dan/atau psikis. Pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud
pernyataan diatas yaitu dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan
Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin. Berdasarkan kemampuan
pelayanan, batasan pelayanan Geriatri di Rumah Sakit dibagi menjadi:
a. Tingkat sederhana.
b. Tingkat lengkap.
c. Tingkat sempurna.
d. Tingkat paripurna.
Batasan tingkat pelayanan Geriatri di Rumah Sakit ditetapkan berdasarkan:
5
a. Jenis pelayanan.
b. Sarana dan prasarana.
c. Peralatan.
d. Ketenagaan.
Pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas:
a. Ruang pendaftaran/administrasi.
b. Ruang tunggu.
c. Ruang periksa.
d. Ruang Tim Terpadu Geriatri.
Ruang pendaftaran/administrasi dapat bergabung dengan ruang pendaftaran
atau administrasi lain di Rumah Sakit.
Pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas:
a. Ruang pendaftaran/administrasi
b. Ruang tunggu
c. Ruang periksa
d. Ruang bangsal Geriatri akut
e. Ruang Tim Terpadu Geriatri
Ruang bangsal Geriatri akut terdiri atas ruang rawat inap dan ruang
fisioterapi.
Pelayanan Geriatri tingkat sempurna dan Geriatri tingkat paripurna
paling sedikit terdiri atas:
a. Ruang pendaftaran/administrasi
b. Ruang tunggu
c. Ruang periksa
d. ruang bangsal Geriatri akut (terdiri atas ruang rawat inap dan ruang
fisioterapi)
e. ruang Klinik Asuhan Siang
f. ruang bangsal Geriatri kronis
g. ruang penitipan Pasien Geriatri (respite care)
h. ruang Hospice care
i. ruang Tim Terpadu Geriatri.
6
B. Alur Pelayanan Geriatri
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD akan dilakukan
triase apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa
akan diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila
tergolong pasien geriatri (misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada
sindrom geriatri, gangguan kognitif–demensia, jatuh–osteoporosis dan
inkontinensia) akan dilakukan asesmen geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu
Geriatri.
Perencanaan tatalaksana pasien geriatri disesuaikan dengan jenis pelayanan
yang ada di rumah sakit menurut tingkatan pelayanan geriatri di rumah sakit.
Terdapat 4 (empat) model alur pelayanan pasien geriatri mulai dari pelayanan
tingkat sederhana, lengkap, sempurna dan paripurna yang memiliki perbedaan
dalam jenis pelayanan yang diberikan.
Model 1.
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana
7
Model 3.
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri Tingkat Sempurna
Model 4.
8
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri Tingkat Paripurna
9
akhirnya pasien dapat dipulangkan sepenuhnya ke masyarakat dan
mendapatkan pelayanan geriatri oleh masyarakat melalui pelayanan rujukan
(permenkes RI, 2014).
10
2) Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
3) Selain pasien Lanjut Usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pelayanan Geriatri juga diberikan kepada pasien dengan usia 70 (tujuh
puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik dan/atau
psikis.
4) Pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang
bekerja secara Interdisiplin.
Pasal 4 menjelaskan bahwa:
11
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit
akut atau semi akut, antara lain : stroke akut,pneumonia,asidosis,penyakit
jantung kongestif, dan lain-lain.Pasien lansia dilakukan asesment,tindakan
kuratif dan rehabilitasi oleh Tim Geriatri. Ketenagaan di bangsal ini
tergantung dari jumlah tempat tidur dan kompleknya pelayanan yang
diberikan,minimal ada tenaga geriatris atau internis yang mendapat kursus
geristri,perawat 1 (satu) : TT minimal 1 (satu) perawat,tenaga rehabilitasi
(FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam tim tersebut
psikolog,nutrision,tenaga farmasi, dan tenaga lain sesuai kebutuhan rumah
sakit. Tenaga di bangsal akut ini melayani konsultasi dari bangsal lain yang
membutuhkan.
3. Rehabilitasi Medik;
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan
medik,psikososial,edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampun
fungsional semaksimal mungkin. Penyakit pada usia lanjut mempunyai
kecenderungan terjadi kecacatan,sehingga oleh WHO selalu diharapkan
penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek impairment,disabilitas
dan handikap,sehingga rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam
pelayanan lansia dan harus dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien masuk
sampai pulang sesuai kebutuhannya.
Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,tenaga
profesional harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga,baik penyakit yang
menyertai maupun kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.Banyak
instrument untuk menilai kemampuan seorang lansia,salah satu diantaranya
adalah Index Katz yang cukup sederhana dan mudah diterapkan untuk
menilai kemampuan fungsional AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan
juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam penyakit pada
golongan lansia. Adapun aktivitas yang dinilai adalah :
a. Bathing
Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau dapat
melakukan sendiri secara menyeluruh.
12
Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh
atau tidak dapat mandi sendiri.
b. Dressing
Mandiri:menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan pakaian
sendiri serta menalikan sepatu sendiri.
Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
c. Toiletting
Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai pakaian
dalam,membersihkan kotoran.
Tergantung : mendapat bantuan orang lain.
c. Transfering
Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ketempat duduk
(memakai/tidak memakai alat bantu).
Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.
d. Continence
Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan
bantuan manual atau kateter.
e. Feeding
Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan
memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan memotong
daging daging dan menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega
pada roti).
Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan
sendiri secara parenteral.
4. Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di
atas,kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yangdisebut
sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan sendiri,atau disebut juga Index
Katzyang secara berurutan adalah sebagai berikut :
a) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;
b) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;
c) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi lain;
13
d) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1 (satu) fungsi
lain;
e) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting” dan 1 (satu)
fungsi lain;
f) Index Katz F : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting,transfering”,
dan 1 (satu) fungsi lain;
g) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam) aktivitas.
5. Bangsal Geriatri Kronis;
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan
penyakit kronis yang memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama dan
memerlukan biaya sangat tinggi mengingat turn over ratenya yang sangat
rendah (sementara ini rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).
6. Pendidikan dan Riset.
Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian pelayanan
geriatri, antara lain : dilaksanakan untuk pendidikan tenaga
paramedis,medis,terapis rehabilitasi, dan berbagai riset yang diperlukan
untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan ilmu geriatri.
7. Jenis pelayanan geriatri terbagi menjadi 4 sesuai dengan undang-undang
yang berlaku yang harus diterapkan pada rumah sakit.
a) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas
rawat jalan dan kunjungan rumah (home care).
b) Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat
jalan, rawat inap akut, dan kunjungan rumah (home care).
c) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling sedikit terdiri atas
rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah (home care), dan Klinik
Asuhan Siang.
d) Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, Klinik
Asuhan Siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap
Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri (respite care), kunjungan rumah
(home care), dan Hospice.
14
Maka dengan itu rumah sakit dapat menyediakan pelayanan geriatri rawat
jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis
pelayanan yang ada (Kementrian Kesehatan Republik Indonesi, 2014).
F. Assassment Geriatri
ASSESMEN GERIATRI
A. Identitas Pasien
Nama :- Gender: -
Alamat :-
Riwayat Pekerjaan :-
Jumlah Anak :-
Laki-Laki :-
Perempuan :-
Jumlah Cucu :-
Pembiayaan Kesehatan :-
Pendidikan :-
Kepemilikan rumah :-
Care giver :-
Sumber pendapatan :-
Total income :-
15
B. Riwayat Medis
1. Keluhan utama:
-
2. Riwayat pembedahan
Tanggal / tahun Jenis Operasi
- -
5. Riwayat alergi: -
6. Kebiasaan
Merokok
Minum Alkohol
Olahraga
16
Apakah anda melakukan olah raga?
Minum kopi?
8. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling
dekat dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Indikator pertanyaan Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu Sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan yang
lalu masalah kesehatan anda
menghalangi kegiatan anda, (mis.
pergi mengunjungi teman,
aktivitas sosial)
17
mengganggu kerja anda sehari –
hari?
h. Selama bulan lalu, berapa sering
anda merasa tak ada lagi sesuatu
yang anda harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa sering
anda merasa tak diperhatikan
keluarga?
j. Berapa sering selama bulan lalu
anda merasa ingin menangis apa
saja?
k. Selama bulan lalu, berapa sering
anda merasa bahwa hidup ini
sudah tak ada gunanya lagi?
9. Status fungsional
a. ADL dasar dan Instrumental
Indikator fungsional Bisa sendiri Perlu Tergantung
Sepenuhnya bantuan orang
Seseorang Lain
sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Transfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat – obatan
Ber telepon
18
b. Keterbatasan fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi
kegiatan anda berikut ini?
Indikator >3 bulan <3 bulan Tak
terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang
(mis.menggeser meja/almari, angkat
barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (sehari-hari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kaki 100 meter
Makan, mandi, berpakaian ke WC
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah
Nadi / menit ...x/menit ...x/menit ...x/menit
Laju respirasi / menit ...x/menit ...x/menit ...x/menit
2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini
Berat badan ...kg ... kg ... kg
Tinggi badan ... cm ... cm ... cm
BMI
19
2. Keadaan kulit : Kering sekali / biasa / basah
Bercak kemerahan : ada / tidak.
Lesi kulit lain : Curiga keganasan (...)
Dekubitus : ada / tidak
3. Pendengaran
Ya Tidak
Dengar suara normal
Pakai alat bantu dengar
Serumen impaksi
4. Penglihatan
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat
kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
- Terdapat katarak / tidak
- Kanan
- Kiri
5. Mulut
Buruk Baik
Higiene mulut - -
20
Ada Tidak
Gigi palsu - -
Terpasang Baik Tidak
Lecet di bawah gigi palsu - -
Lesi yang lain (kalau ada - -
jelaskan)
6. Leher
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak
Kel. Tiroid
Bekas luka pada tiroid :-
Masa lain :-
Kelenjar limfe :-
7. Dada
Massa teraba / tidak, bila ya: kanan / kiri
Kelainan lain: -
8. Paru – paru
Paru-paru Kiri Kanan
Perkusi - -
Auskultasi: - -
- suara dasar - -
21
9. Kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama Regular Ireguler
- Bising Ya Tidak
10. Abdomen
Hati: -
Massa abdomen: -
Bising / bruit: -
Nyeri tekan: -
22
Cairan asites: -
Limpa: -
11. Rektum/anus
Ada Tidak
Tonus sphincter ani -
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Impaksi fekal
12. Genital/pelvis: -
13. Muskuloskeletal
Tak Tl.blk Bah Siku Tangan Pinggu Lutut Kak
ada g u l i
Deformita
s
Gerak
terbatas
Nyeri
Benjolan /
peradanga
n
Penjelasan: -
14. Neurologik / Psikologik
a. Status mentalis:
Baik Terganggu
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
23
Situasi
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit segera
(mengulang)
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
(Bila terdapat kecurigaan adanya dementia, asesmen lebih lanjut perlu
dikerjakan)
b. Perasaan hati / afeksi
Baik / labil / depresif / agitatif / cemas
c. Umum
24
Normal Abnormal
(jelaskan)
Syaraf otak
Motorik : - kekuatan
- tonus
Sensorik: - tajam
- raba
- getaran
Refleks
Sereblar : - jari ke hidung
- tumit ke ujung kaki
- Romberg
Gerak langkah
a. Tanda – tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat
Rigiditas cogwebell
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis
25
- Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
- Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu/Tempe (1 potong
= 25 gr)
- Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 300-500 gr)
- Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas =
100 gr)
TABEL 24 HOUR RECALL
Buka 17.50
26
Kriteria yang perlu mendappatkan pelayanan geriatric sebagai berikut (Goenawan
Partowidigdo . 2004):
a. Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau tanpa
disertai penyakit akut
b. Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls),
atau imobilisasi (bedridden)
c. Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care) seperti kesulitan
makan atau berpakaian
d. Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku
(behaviour) dini
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan
pendekatan interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.
Menurut permenkes (2014) pelayanan geriatric diberikan pada pasien usia
lanjut dengan kriteria memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis
atau memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan pelayanan geriatri memiliki alur pelayanan. Terdapat empat
model alur pelayanan pasien geriatri mulai dari pelayanan tingkat sederhana,
lengkap, sempurna dan paripurna yang memiliki perbedaan dalam jenis
pelayanan yang diberikan. Semua pasien lanjut usia yang datang ke
poliklinik/UGD akan dilakukan triase apakah tergolong ke dalam pasien
geriatri. Pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai
dengan penyakitnya. Sedangkan yang tergolong pasien geriatri (misalnya
memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan
kognitif–demensia, jatuh–osteoporosis dan inkontinensia) akan dilakukan
asesmen geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.
Adanya pelayanan geriatri di rumah sakit berujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan keselamatan pasien geriatri serta
memberikan acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan
geriatri.
Jenis pelayanan geriatri dirumah sakit terdiri dari dari poliklinik geriatri,
bangsal geriatri akut, rehabilitasi medik. Berdasarkan undang-undang jenis
pelayanan geriatri terbagi menjadi 4 yaitu tingkat sederhana terdiri atas rawat
jalan dan kunjungan rumah (home care), tingkat lengkap terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut, dan kunjungan rumah (home care), tingkat sempurna terdiri
atas rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah (home care), dan Klinik
28
Asuhan Siang. Tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan Siang,
rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien
Geriatri (respite care), kunjungan rumah (home care), dan Hospice. Asessment
pada pasien geriatri menggunakan format assesment geriatri yang telah
ditetapkan. Adapun keriteria pelayanan yang dapat diberikan kepada pasien
geriatri adalah masalah-masalah yang dialami kebanyaan lansia, seperti
penyakit dan aktifitas fisik.
i. Saran
Secara umum, ada tiga unsur yang perlu diperhatikan dalam pelayanan
rumah sakit khusus geriatri. Pertama, sumber daya manusia. Kedua, ada alur
pelayanan. Ketiga, sarana dan prasarana. Sementara untuk proses pelayanan,
yang terpenting dilakukan sesuai dengan bagaimana seharusnya. Dari sisi
sarana dan prasarana, harus mampu menunjang fase penyembuhan dan
pemulihan pasien yang memerlukan strategi khusus yang berbeda dengan
pasien dewasa. Pada fase ketika mengobati atau fase akut, seringkali apa yang
terjadi pada pasien geriatri dalam perjalanan penyakitnya terjadi hal yang di luar
dugaan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30