Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UPWELLING

MAKALAH

Biologi laut

upwelling

Dosen mata kuliah : ir.irwanmay

oleh:

SUPARNO :14310003

SUNARDI :14310004

Dedy ismailsiregar :14310045

Oskar j.purba :14310042

Ibnu khoiri marpaung :14310009


Fakultas perikanan

Program studi budidaya perairan

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

MEDAN/2016

KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan inayahnya, sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul Upwelling.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kami mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras alhamdulillah makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.

Atas bantuan pimbingan serta dukunganya, kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Upwelling serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam segi isi maupun
penulisan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Dan kami juga berharap semoga makalah ini dapt bermanfaat
bagi kita semua.

Penulis

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan inayahnya, sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul Upwelling.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kami mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras alhamdulillah makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.

Atas bantuan pimbingan serta dukunganya, kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Upwelling serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam segi isi maupun
penulisan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Dan kami juga berharap semoga makalah ini dapt bermanfaat
bagi kita semua.

Penulis

DAFTARA ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan dan manfaat ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

2.1 Pengertian Upwelling ................................................................................... 3

2.2 Proses Terjadinya Upwelling ......................................................... .......... 3

2.3 Tipe-Tipe Upwelling ................................................................................... 4

2.4 Dampak Upwelling ................................................................................... 6

2.5 Upwelling dan pengaruhnya terhadap biota laut ............................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9

3.2 Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10


ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut merupakan bagian dari kehidupan karena laut adalah sesuatu yang menjadi salah satu sumber
mata pencaharian sebahagian dari manusia yang di dalamnya banyak terdapat potensi-potensi yang bisa
dijadikan sebagai nilai ekonomi. Salah satu dari ayat Al-quran yang menjelaskan mengenai suatu potensi
yang bisa di manfaatkan oleh manusia dari laut yaitu terdapat dalam (Q.S Al -maa’idah.5:96) Dihalalkan
bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu,
dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan.

Dalam ayat diatas jelas bahwa dalam lautan itu terdapat sumber makanan bagi kehidupan manusia.
Sebagai alat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan, wajib kita syukuri bahwa tuhan telah
memberikan dunia sebagai fasilitas bagi kehidupan kita, oleh sebab itu tugas kita sebagai manusia
adalah menjaga dan selalu melakukan upaya konservasi terhadap lingkungan agar satu sama lain selalu
memberi dari berbagai sisi. Karena alam merupakan lingkungan yang harus di jaga maka kita harus
melakukan perbaikan terhadap alam tersebut salah satunya dengan cara mengamati dan mengambil
pelajaran dari fenomena yang ada.

Di laut banyak halyang bisa kita peroleh, dari segi perikanan sebagai bagian dari biota laut maka
kita harus mengetahui bagaimana sirkulasi yang terjadi dalam laut.Apa dan bagaimana biota itu tetap
bertahan, maka kita harus mengamati pergerakan dari kehidupannya. Dengan begitu kita akan
mengetahui bagaimana cara untuk tetap selalu menjaga kelestariannya. Salah satu caranya adalah kita
mempelajari kaitan dan hubungan yang terdapat dalam kehidupan biota laut itu sendiri. Agar lebih
mendalam maka kita akan membahasnya satu persatu terhadap apa yang berpengaruh terhadap
lingkungannya, khususnya adalah “Pengaruh Upwelling terhadap Biota Laut.”

1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata kuliah juga bahan sebagai
ilmu pengetahuan khususnya mengenai Upwelling dan berbagai jenis Upwelling yan terjadi di perairan
dan manfaatnya ialah kita bisa mengetahui jenis serta pengaruh dari upwelling dan proses yang terjadi
pada upwelling tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Upwelling

Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik
ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke
permukaan (Nontji, 1993).

Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin
dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah
fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal ini
adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali lebih kecil dari arus horizontal.
Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan
kedalaman mengakibatkan suhu menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk
menggerakkan massa air secara vertikal. Laut juga terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan
nutrien yang semakin meningkat seiring pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan
massa air vertikal akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan
kedalaman tertentu.

2.2 Proses Terjadinya Upwelling

Angin menyebabkan pergerakan arus secara vertikal disamping arus permukaan secara
horisontal.Untuk memahami pergerakan air secara vertikal tersebut, kita harus tinjau Spiral Ekman.
Transport netto lapisan permukaan (dikenal dengan Transport Ekman) adalah 900 ke arah kanan di
belahan bumi utara. Normalnya, air permukaan menanggapi gaya tersebut dengan bergerak seperti
suatu irisan (Gross, 1992).

Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air
yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari
kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan
suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus
ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak
fitoplankton.Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah
upwelling umumnya kaya ikan. Rendahnya temperatur permukaan laut menyebabkan hilangnya panas
dan mengubah iklim local. Air bawah permukaan yang dibawa ke permukaan dari kedalaman 100-200
meter kaya akan nutrien, yang mendukung pertumbuhan. Daerah upwelling ini mendukung
pertumbuhan organisme laut yang menyediakan sekitar setengah perikanan dunia (Gross, 1992).

2.3 Tipe - Tipe Upwelling


a. Coastal Upwelling

Coastal upwelling adalah tipe yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas manusia dan
memberikan banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia, seperti ikan pelagis kecil
(sardines, anchovies, dll.). Laut dalam kaya akan nutrien termasuk nitrate and phosphate, yang
merupakan hasil dari dekomposisi materi organik (dead/detrital plankton) dari permukaan laut. Ketika
sampai ke permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton, beserta CO2 terlarut dan dan
energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis. Daerah
Upwelling memiliki produktivitas yang tinggi dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini berkaitan dengan
rantai makanan, karena fitoplankton berada pada level dasar pada rantai makanan di laut. Daearah dari
upwelling antara lain pantai Peru, Chile, Laut arab, western South Africa, eastern New Zealand,
southeastern Brazil dan pantai California. Adapun rantai makanan di laut adalah sebagai berikut :
Phytoplankton -> Zooplankton -> Predatory zooplankton -> Filter feeders -> Predatory fish Karena ini
menjadi sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies kunci dalam zona
upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan coastal upwelling adalah efek Coriolis
yang didorong oleh wind-driven yang derung diarahkan ke sebelah kanan di belahan bumi utara dan ke
arah kiri di belahan bumi selatan.

b. Equatorial Upwelling

Fenomena yang sama terjadi di ekuator. Apapun lokasinya ini merupakan hasil dari divergensi, massa air
yang nutrien terangkat dari lapisan bawah dan hasilnya ditandai oleh fakta bahwa pada daerah ekuator
di pasifik memiliki konsentrasi fitoplankton yang tinggi.

c. Southern Ocean Upwelling

Upwelling dalam skala besar juga terjadi di Southern Ocean. Di sana, dipengaruhi angin yang kuat dari
barat dan timur yang bertiup mengelilingi Antarctika, yang mengakibatkan perubahan yang signifikan
terhadap aliran massa air yang menuju ke utara. Sebenarnya tipe ini masih termasuk ke dalam coastal
upwelling. Ketika tidak ada daratan antara Amerika Selatan dengan Semenanjung Antartika, sejummah
massa air terangkat dari lapisan dalam. Dalam banyak pengamatan dan sintesis model numerik,
upwelling samudra bagian Selatan merupakan sarana utama untuk mengaduk material lapisan dalam ke
permukaan.Beberapa model sirkulasi laut menunjukkan bahwa dalam skala luas upwelling terjadi di
daerah tropis, karena didorong tekanan air mengalir berkumpul ke arah lintang rendah dimana terdifusi
dengan lapisan hangat dari permukaan.

d. Tropical cyclone upwelling


Upwelling juga bisa disebabkan oleh tropical cyclone yang melanda suatu wilayah laut, biasanya apabila
bertiup dengan kecepatannya kurang dari 5 mph (8 km/h).

e. Artificial Upwelling

Upwelling tipe jenis ini dihasilkan oleh perangkat yang menggunakan energi gelombang laut atau
konversi energi panas laut untuk memompa air ke permukaan.Perangkat seperti telah dilakukan untuk
memproduksi plankton.

f. Non-oceanic upwelling

Upwelling juga terjadi di lingkungan lainnya, seperti danau, magma dalam mantel bumi.Biasanya akibat
dari konveksi.

2.4 Dampak Upwelling

Sebaran suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui terjadinya proses upwelling di suatu perairan (Birowo dan Arief, 1983). Dalam proses
upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan zat hara dibandingkan
daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut merangsang perkembangan fitoplankton di
permukaan. Karena perkembangan fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat kesuburan
perairan, maka proses air naik selalu dihubungkan dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu
perairan dan selalu diikuti dengan meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut. (Pariwono et al,
1988 dalam Presetiahadi, 1994).

Kandungan klorofil-a dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplaknton pada suatu perairan
tertentu dan dapt digunakan sebagai petunjuk produktivitas perairan. Berdasarkan penelitian Nontji
(1974) dalam Presetiahadi, (1994) nilai rata-rata kandungan klorofil di perairan Indonesia sebesar 0,19
mg/m3, nilai rata-rata pada saat berlangsung musim timur (0,24 mg/m3) menunjukkan nilai yang lebih
besar daripada musim barat (0,16 mg/m3). Daerah-daerah denga nilai klorofil tinggi mempunyai
hubungan erat dengan adanya proses penaikan massa air / upwelling (Laut Banda, Arafura, Selat Bali
dan selatan Jawa), proses pengadukan dan pengaruh sungai-sungai (Laut Jawa, Selat Malaka dan Laut
Cina Selatan).

2.5 Upwelling dan Pengaruhnya Terhadap Biota Laut


Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa upwelling itu merupakan arus laut yang terjadi sebagai
akibat dari tiupan angin yang sejajar dengan garis pantai sehingga membuat pergerakan arus atau
mengangkut masa air dari dasar ke permukaan. Proses terjadinya upwelling sebagai akibat dari
pergerakan angin yang sejajar dengan garis pantai sehingga mempengaruhi keadaan arus permukaan,
dimana arus permukaan didorong ketengah laut yang mengakibatkat arus bawah atau dasar bergerak
menuju garis pantai sehingga seolah-olah arus bawah naik ke permukaan dan setelah mencapa garis
pantai berubah menjadi arus permukaan dan menuju ke tengah laut.

Perlu diketahui bahwa upwelling terjadi sebagai akibat dari pergerakan angin.Biasanya angin yang
bergerak menuju atau sejajar dengan garis pantai adalah angin yang berhembus akibat dari pergerakan
angin musiman sebagai pengaruh oleh rotasi bumi (putaran bumi pada porosnya). Dan pergerakan angin
yang akan mempengaruhi terjadinya upwelling adalah angin yang berhembus dari bumi belahan selatan
yang sejajar dengan garis pantai dan menuju garis equator. Peruses Fenomena upwelling ini terjadi
dimana arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.Khususnya di Asia Tenggara
karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim barat dan musim timur maka arus
laut permukaan juga banyak dipengaruhinya.Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah
utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan laut Flores.Adapun pada musim timur sebaliknya
mengalir dari arah selatan.

Pada saat terjadi upwelling, salinitas permukaan mencapai 34%0 dan temperatur berkisar antara
26,4oC-27,8oC, kadar plankton dan unsur-unsur fosfat, nitrat dan silikat naik dengan mencolok, sehingga
tingkat produktivitas tinggi. Sebaliknya pada downwelling terjadi penenggelaman air permukaan
sehingga menyebabkan produktivitas menurun.

Dua akibat utama yang patut diperhatikan pada fenomena upwelling :

Upwelling membawa air yang dingin dan kaya nutrien dari lapisan dalam, yang mendukung
pertumbuhan algae dan bloomng fitoplankton.

Pada pergerakan hewan, upwelling dapat memindahkan larvanya jauh dari habitat asli, sehingga
mengurangi harapan hidupnya.

Terakumulasinya bahan-bahan organik terrsebut menyebabkan turunnya kadar oksigen dan


meningkatnya kadar NH3, NO2 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat mematikan ikan. Kotoran
ikan dapat menimbulkan deposisi yang meningkat di dasar perairan, selanjutnya mengakibatkan
penurunan kadar oksigen di bagian dasar. Sedangkan Upwelling sendiri adalah proses naiknya air di
dasar danau/waduk karena suhu air di permukaan lebih dingin daripada suhu di bawahnya. Fenomena
upwelling merupakan gejala alam yang terjadi secara rutin, khususnya di awal musim penghujan saat
cuaca mendung dimana intensitas cahaya matahri sangat rendah sehingga menyebabkan rendahnya laju
fotosintesis dan rendahnya produksi oksigen (O2) dalam air. Pada kondisi hujan terus-menerus, suhu
permukaan air rendah sehingga massa air di dasar danau/waduk lebih hangat yang berakibat massa air
(baik berupa padatan maupun gas) di bawah itu naik ke atas yang membawa senyawa toksik (NH3 dan
H2S) sehingga ikan-ikan sulit bernafas karena konsentrasi oksigennya minim yang mengakibatkan
kematian massal ikan. Fenomena ini biasanya ditandai dengan mulai mabuk atau mengambangnya ikan
di permukaan air, bahkan lebih parah lagi matinya ikan yang hidup di dasar perairan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin
dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah
fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal ini
adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali lebih kecil dari arus horizontal

Tipe-tipe Upwelling

a. Coastal Upwelling d. Tropical cyclone upwelling


b. Equatorial Upwelling e. Artificial Upwelling

c. Southern Ocean Upwelling f. Non-oceanic upwelling

Dalam proses upwelling terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan zat hara
dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut merangsang perkembangan
fitoplankton di permukaan. Karena perkembangan fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat
kesuburan perairan.

Perlu diketahui bahwa upwelling terjadi sebagai akibat dari pergerakan angin.Biasanya angin yang
bergerak menuju atau sejajar dengan garis pantai adalah angin yang berhembus akibat dari pergerakan
angin musiman sebagai pengaruh oleh rotasi bumi (putaran bumi pada porosnya).

3.2 Saran

Sebelum melakukan suatu budidaya kita hendaknya harus mengetahui tipe apa yang terjadi di di
tempat kita membudidayakan ikan, dan bagaimana salinitas yang ada di perairan laut tersebut agar
nantinya keberhasilan budidaya kita dapat berlangsung dan berbuah keberhasilan seperti yang kita
harapkan

DAFTAR PUSTAKA

https://elfianpermana010.wordpress.com/2014/07/01/upwelling-terjadinya/

http://blogs.unpad.ac.id/suryapranatakhrisna/2012/12/10/upwelling-pada-perairan/

http://nurannisa06.blogspot.co.id/2012/12/upwelling-dan-efeknya-terhadap-perairan.html

http://bagusrn-fpk09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35557-Bahan%20Kuliah-Mengenal%20Fenomena
%20Laut%20Upwelling.html

Anda mungkin juga menyukai