Interior Bumi PDF
Interior Bumi PDF
Interior Bumi
MFS 1810
Salahuddin Husein
shddin © 2007
Pendahuluan
• Semenjak lebih dari 200 tahun silam, para ilmuwan melalui perhitungan
densitas (rasio massa terhadap volume) material-material yang ada di Bumi
telah mengetahui bahwa planet ini tidak bersifat homogen.
• Pada tahun 1797 Henry Cavendish menghitung densitas rerata Bumi sebesar
5,5 gr/cm3.
• Volume Bumi dapat dihitung dengan mudah karena radius planet ini telah
lama diketahui secara akurat.
Massa Bumi hanya dapat diperkirakan secara tidak langsung berdasarkan
perbandingan gaya tarik gravitasi antara Bulan dan Bumi dengan bola metal
yang telah diketahui massa-nya.
1
shddin © 2007
Pendahuluan
• Dengan membandingkan densitas rerata Bumi sebesar 5,5 gr/cm3 terhadap
densitas bebatuan yang ada di permukaan Bumi yang hanya berkisar antara
2,5 hingga 3,0 gr/cm3, para ilmuwan memprediksi bahwa interior Bumi harus
tersusun oleh material dengan densitas yang lebih besar daripada yang ada
di permukaan.
• Dewasa ini, Bumi dipandang sebagai sebuah bola yang tersusun oleh
beberapa lapisan konsentris yang saling berbeda komposisi dan densitasnya.
shddin © 2007
Pendahuluan
2
shddin © 2007
Pendahuluan
Karena tidak ada
pengamatan langsung
kedalam interior Bumi,
model ini dibuat
berdasarkan bukti-bukti
tidak langsung, sebagian
besar dari studi gelombang
seismik.
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
• Gempabumi adalah getaran Bumi, yang disebabkan oleh (1) peristiwa patah
dan pergerakan mendadak dari suatu tubuh batuan yang mengalami
regangan diluar batas sifat elastisnya, dan (2) oleh letusan gunungapi.
• Jika suatu batuan yang mengalami regangan patah, batuan tersebut akan
berusaha kembali ke posisi semula (proses ini dikenal dengan nama teori
elastic-rebound) seraya menghasilkan getaran yang disebut gelombang
seismik.
3
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
Elastic-rebound theory
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
4
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
• Ada dua jenis gelombang seismik:
(1) Gelombang badan (body waves): merambat melalui bagian dalam Bumi
serupa seperti rambatan suara. Dikenal 2 jenis:
(a) Gelombang primer (P): partikel batuan bergerak maju-mundur searah
dengan arah rambatan gelombang,
(b) Gelombang sekunder (S): partikel batuan bergerak ke atas-bawah
tegak lurus dengan arah rambatan gelombang.
5
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
6
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
7
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
• Kecepatan rambat gelombang seismik P dan S ditentukan oleh sifat densitas
dan elastisitas material yang dilewati, dimana keduanya bertambah besar bila
semakin dalam.
8
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
(a) Andai Bumi memiliki komposisi dan densitas yang homogen, maka
gelombang seismik merambat melalui garis lurus.
(b) Karena semakin dalam densitas dan elastisitas bertambah, rambat
gelombang seismik akan mengalami pembiasan (refraksi) dan lintasannya
membentuk kurva.
Gelombang seismik hanya akan bergerak secara lurus dan tidak akan
dibiaskan jika arah rambatannya tegak lurus terhadap batas kontak material
yang berbeda densitas dan elastisitas.
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
9
shddin © 2007
Gelombang Gempabumi
shddin © 2007
Inti Bumi
Beno Gutenberg pada
tahun 1914
menemukan zona
bayangan gelombang P
(P-wave shadow zone).
Berkurangnya
kecepatan gelombang
P secara mendadak
pada batas inti-mantel
(kedalaman 2.900 km)
menyebabkan
gelombang P dibiaskan
sedemikian rupa
sehingga hanya sedikit
saja gelombang P yang
mencapai permukaan
pada zona antara 103o
Pembiasan gelombang P dan ketidakhadiran
dan 143o dari titik pusat
gelombang S, mendukung dugaan bahwa inti Bumi
gempa.
tersusun oleh material cair.
10
shddin © 2007
Inti Bumi
Harold Jeffreys (1926)
menemukan bahwa
gelombang S sama
sekali diblok oleh inti,
sehingga membentuk
zona bayangan
gelombang S (S-wave
shadow zone) yang
lebih besar dari 103o.
Gelombang S tidak
akan melewati material
cair, sehingga
tampaknya inti Bumi
bersifat cair.
shddin © 2007
Inti Bumi
Meski demikian,
sebagian kecil
gelombang P ternyata
masih mencapai
permukaan pada zona
bayangan gelombang P
103o – 143o tersebut.
11
shddin © 2007
Inti Bumi
• Inti Bumi terletak dibawah Mantel pada kedalaman 2.900 km dari permukaan
dan memiliki diameter 6.960 km (sama dengan diameter Planet Mars).
• Inti Bumi menyumbang 16,4% volume Bumi dan 1/3 massa Bumi.
• Inti Bumi tidak mungkin tersusun oleh komposisi mineral-mineral yang ada di
permukaan, karena pada tekanan yang demikian besar mereka masih tidak
akan mencapai densitas yang diharapkan.
• Baik inti luar dan inti dalam keduanya diperkirakan tersusun oleh besi.
shddin © 2007
Inti Bumi
• Tetapi besi murni terlalu besar densitasnya untuk menjadi penyusun inti luar,
sehingga harus ada pengotor dengan densitas lebih kecil. Percobaan
laboratorium dan perbandingan dengan meteorit menunjukkan kemungkinan
12% inti luar tersusun oleh sulfur, serta sedikit silika, oksigen, nikel dan
potassium.
• Sebaliknya dengan inti dalam, besi murni terlalu kecil densitasnya untuk
mencapai densitas yang diharapkan, sehingga harus ada pengotor dengan
densitas lebih besar. Kemungkinan 10-20% inti dalam tersusun oleh nikel.
12
shddin © 2007
Mantel Bumi
shddin © 2007
Mantel Bumi
Meski secara
umum semakin
dalam kecepatan
gelombang P
dan S
bertambah,
namun ada
beberapa bidang
diskontinyuitas
hadir.
13
shddin © 2007
Mantel Bumi
Bidang diskontinyuitas pada
mantel atas terkait dengan
perubahan fase mineral yang
diikuti oleh pertambahan
densitas:
shddin © 2007
Mantel Bumi
Meskipun densitas mantel dapat diketahui dengan menghitung rambat
gelombang seismik, yaitu berkisar antara 3,3 hingga 5,7 gr/cm3, namun
menduga komposisinya tidak mudah.
14
shddin © 2007
Mantel Bumi
Pipa kimberlit adalah pipa batuan beku dalam pembawa intan, pertamakali
dijumpai di dekat kota Kimberley, Afrika Selatan.
Pipa kimberlit disusun oleh kimberlit yang berwarna abu-abu kebiruan (olivin,
serpentin, kalsit dan silika) dan seringkali mengandung inklusi peridotit.
Kehadiran intan dan koesit (kuarsa dalam tekanan tinggi) mengindikasikan
kimberlit terbentuk dari magma pada kedalaman 100 – 300 km.
Fakta bahwa kerak benua hanya setebal rerata 35 km menunjukkan magma
kimberlit berasal dari mantel. Sehingga inklusi peridotit merupakan bukti bahwa
mantel tersusun oleh batuan jenis tersebut.
shddin © 2007
Tomografi Seismik
Dalam dekade terakhir, para ahli geofisika mengembangkan metode baru
dalam mempelajari dinamika mantel Bumi, yaitu tomografi seismik (seismic
tomography).
15
shddin © 2007
Tomografi Seismik
Daerah berwarna merah adalah mantel dengan kecepatan seismik lambat dan
diinterpretasikan disusun oleh material panas dan densitas kecil, umumnya
dijumpai pada kerak samudera yang terkait dengan pergerakan magma ke
permukaan. Daerah berwarna biru adalah mantel dengan kecepatan seismik
cepat dan diduga disusun oleh material dingin dan densitas besar, umumnya
dijumpai pada kerak benua yang memiliki akar jauh kebawah mantel.
Interior Bumi tidak lagi dilihat seperti bola-bola konsentrik kerak, mantel dan
inti.
shddin © 2007
Tomografi Seismik
16
shddin © 2007
Tomografi Seismik
Studi tomografi juga
memperlihatkan bahwa
batas mantel dan inti
bukanlah bidang konsentrik
yang halus. Banyak
tinggian (antimountains)
dan rendahan
(anticontinents) dengan
beda tinggi mencapai 20
km.
Topografi permukaan inti
luar demikian dapat
menyebabkan banyaknya
energi yang hilang dari
perputaran inti luar sebagai
panas dan menggerakkan
arus konveksi pada mantel.
Model dinamika interior Bumi yang dibuat berdasarkan studi tomografi. Inti luar
dianggap homogen untuk memperlihatkan detail inti dalam.
shddin © 2007
Kerak Bumi
• Ada 2 jenis kerak Bumi: kerak benua dan kerak samudera, keduanya memiliki
densitas lebih kecil daripada mantel dibawahnya.
• Kerak benua memiliki densitas antara 2,0 hingga 3,0 gr/cm3 (diluar mineral
logam berat), dengan rerata 2,70 gr/cm3. Kerak samudera memiliki densitas
rerata 3,0 gr/cm3.
• Kecepatan rambat gelombang P pada kerak benua adalah 6,75 km/s, namun
di dasar kerak kecepatannya menjadi 8 km/s. Kecepatan rambat gelombang
P pada kerak samudera adalah 7 km/s.
17
shddin © 2007
Panas Bumi
• Dari data pemboran pertambangan, diketahui temperatur Bumi semakin
dalam menjadi semakin besar. Di dekat permukaan, gradien geotermal rerata
sekitar 25 oC/km.
• Namun nilai gradien tersebut tidak konstan (karena semua batuan akan
meleleh pada kedalaman 100 km saja!). Diperkirakan temperatur pada dasar
kerak sekitar 800 – 1200 oC.
shddin © 2007
Panas Bumi
Sebagian panas dari dalam batuan kerak Bumi lepas ke atmosfer, dikenal
sebagai fenomena heat flow.
(a) Heat flow pada punggung tengah samudera dimana pemekaran dan
pembentukan kerak samudera tengah berlangsung.
(b) Heat flow pada palung samudera dimana penunjaman kerak samudera
dibawah kerak benua yang memunculkan busur gunungapi tengah
berlangsung.
18
shddin © 2007
Gravitasi Bumi
• Hukum gravitasi universal (ditemukan oleh Isaac Newton): gaya tarik gravitasi
antara 2 obyek berbanding lurus dengan perkalian massa dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak.
F = G((m1 x m2)/D2)
• Berat (weight) adalah gaya gravitasi antara obyek dan pusat massa Bumi.
• Obyek 1 dan 2 terletak pada jarak
yang sama, namun gaya gravitasi 1
lebih besar karena massa-nya lebih
besar.
shddin © 2007
Gravitasi Bumi
• Gaya tarik gravitasi akan sama di semua tempat di permukaan Bumi jika
planet ini sempurna bulatnya, komposisinya homogen, dan tidak berputar
pada porosnya (rotasi).
• Rotasi menghasilkan gaya
sentrifugal yang melawan gaya
gravitasi, sehingga obyek di
ekuator akan memiliki berat lebih
kecil daripada obyek yang identik
di kutub.
19
shddin © 2007
Gravitasi Bumi
• Para ahli kebumian menggunakan gravimeter untuk mengukur variasi/anomali
gaya gravitasi di permukaan Bumi. Prinsipnya alat tersebut menggunakan
beban pada pegas yang bereaksi terhadap perubahan gravitasi. Gravimeter
sangat bermanfaat dalam eksplorasi minyakbumi dan sumberdaya mineral.
(a) anomali gravitasi positif, akibat massa dengan densitas besar (mass
excess)
(b) dan (c) anomali gravitasi negatif, akibat massa dengan densitas kecil (mass
deficiency)
shddin © 2007
Prinsip Isostasi
• Pada awal abad 19, para surveyor di India menemukan error pada alat
pendulum mereka yang dianggap disebabkan oleh gaya tarik Peg. Himalaya.
Namun perhitungan di kemudian hari menunjukkan jika Himalaya merupakan
massa yang lebih tebal atau lebih tinggi densitasnya, error yang dihasilkan
akan lebih besar dari yang teramati.
Kehadiran pegunungan yang memiliki densitas lebih besar (mass excess) akan
menghasilkan anomali gravitasi positif (a), namun ternyata tidak (b).
20
shddin © 2007
Prinsip Isostasi
• J. H. Pratt menjelaskannya bahwa topografi Himalaya menjadi tinggi karena
pegunungan tersebut tersusun oleh batuan dengan densitas lebih rendah
daripada wilayah di sekitarnya.
• Penjelasan Airy terbukti benar untuk pegunungan, namun penjelas Pratt juga
benar ketika dipergunakan untuk menerangkan (1) elevasi kerak benua yang
lebih tinggi daripada kerak samudera, dan (2) topografi punggungan tengah
samudera yang lebih tinggi daripada daerah sekitarnya.
• Kini penjelasan Airy dan Pratt tersebut dikenal sebagai prinsip isostasi.
shddin © 2007
Prinsip Isostasi
Prinsip isostasi dapat dianalogikan dengan apungan gunung es.
Gunung es tenggelam
hingga posisi seimbang
sedemikian rupa dengan
10% massanya berada
diatas permukaan air.
21
shddin © 2007
Prinsip Isostasi
Isostatic rebound pada kerak Bumi
umumnya terjadi:
(1) di daerah yang dulunya tertutup oleh
glasiasi (pembentukan es pada
benua), dan
shddin © 2007
Prinsip Isostasi
Isostatic rebound pada kerak Bumi
umumnya terjadi:
(2) di daerah pegunungan yang tererosi
sangat lanjut.
22
shddin © 2007
Prinsip Isostasi: Paradoks
• Jika prinsip isostasi benar, ini membawa implikasi kehadiran mantel yang
bersifat cair/liquid.
• Namun untuk waktu yang sangat panjang, yang diperlukan untuk menahan
gaya tekan (stress) akibat pembebanan batuan kerak diatasnya, mantel akan
mengalir dan bersifat cair dengan viskositas tinggi.
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi
• Kerak Bumi mengandung beberapa mineral yang bersifat magnetik, salah
satunya adalah magnetite. Namun medan magnet Bumi tentu saja bukan
karena tubuh magnetite yang besar ada di inti Bumi. Karena semua sifat
kemagnetan pada mineral tersebut akan hilang diatas titik Curie, yaitu sekitar
580 oC. Temperatur di kedalaman 100 km telah cukup tinggi untuk
menghilangkan sifat kemagnetan pada mineral-mineral yang ada.
• Fakta lainnya bahwa lokasi kutub
magnetik Bumi yang terus berpindah di
sepanjang waktu juga menunjukkan
sumber medan magnet Bumi bukanlah
suatu tubuh mineral tertentu.
23
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi
Hingga saat ini para ahli beranggapan
bahwa medan magnet Bumi dihasilkan
oleh suatu mekanisme elektromagnetik
pada inti terluar Bumi (seperti prinsip
kerja dinamo). Namun, bagaimana kerja
mekanisme tersebut, belum dipahami
seutuhnya.
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi
• Inklinasi magnetis: deviasi medan magnet terhadap bidang horisontal.
24
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi
• Deklinasi magnetis: sudut antara garis titik posisi kompas terhadap kutub
magnet Bumi dengan garis titik posisi kompas terhadap kutub geografis Bumi.
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi
• Magnetometer adalah alat untuk mengukur variasi/anomali kemagnetan. Alat
ini sangat bermanfaat terutama dalam eksplorasi sumberdaya mineral.
• Anomali kemagnetan lokal disebabkan oleh variasi jenis batuan secara lateral
dan horisontal.
25
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi: Reversal
• Ketika magma mendingin melewati titik Curie, mineral-mineral yang
mengandung unsur besi akan memperoleh sifat kemagnetannya dan
mengatur orientasi tubuhnya terhadap medan magnet. Fenomena ini mampu
merekam arah dan kekuatan medan magnet Bumi. Selama mineral tersebut
tidak terkena panas melampaui titik Curie, dia akan menyimpan rekaman
informasi kemagnetan tersebut.
• Ahli geologi mengacu kondisi kemagnetan saat ini sebagai polaritas normal,
yaitu kutub utara dan selatan magnet relatif berimpit dengan kutub utara dan
selatan geografis Bumi.
• Sejak tahun 1906, para ahli telah mengetahui bahwa arah medan magnet
pada batuan purba seringkali berlawanan dengan medan magnet Bumi saat
ini. Fenomena ini disebut sebagai pembalikan magnetik (magnetic reversal),
dimana kutub utara magnet relatif berimpit dengan kutub selatan geografis
Bumi (polaritas terbalik).
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi: Reversal
26
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi: Reversal
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi: Reversal
27
shddin © 2007
Medan Magnet Bumi: Reversal
• Penyebab proses pembalikan polaritas kemagnetan (magnetic reversal) tidak
begitu dipahami, meskipun tampaknya mereka terkait dengan perubahan
intensitas/kekuatan medan magnet.
28