Anda di halaman 1dari 160

CV.

kuala BATEE
INDONESIA

METODE
PELAKSANAAN
Pengembangan Jaringan di Kawasan Perkotaan
KEGIATAN :
Terfasilitasi
PEKERJAAN : Optimalisasi SPAM IKK Kabanjahe Kab. Karo
LOKASI : IKK Kabanjahe Kab. Karo
PAKET : PSPAM.KT.19.09
SUMBER DANA : APBN 2019

 RUANG LINGKUP
Metode pelaksanaan adalah merupakan acuan untuk melaksanakan
pekerjaan di lapangan agar dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang ditetapkan
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam dokumen lelang. Pekerjaan yang
akan dilaksanakan Optimalisasi SPAM IKK Kabanjahe Kab. Karo, jangka waktu
Pelaksanaan Pekerjaan adalah 120 (seratus Dua Puluh hari) Hari Kelender Tujuan
pekerjaan tersebut untuk Kebutuhan akan air bersih pada masyarakat Kabanjahe
Kab. Karo. Setelah meneliti gambar rencana serta mepelajari kondisi lapangan
baik secara Teknis maupun non teknis, kami membuat suatu metode Pelaksanan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagai berikut.

 KEADAAN LOKASI PEKERJAAN


Pekerjaan Optimalisasi SPAM IKK Kabanjahe Kab. Karo dalam kondisi
yang dapat dicapai dengan transportasi darat dengan kata lain lokasi ini tergolong
mudah, sehingga menurut kami tidak ada kendalaTerhadap proses pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.

 PENGADAAN MATERIAL, PERALATAN DAN TENAGA AHLI


Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan sangat didukung
oleh ketersedian material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, kami
akan berhubungan langsung denagn distributor kami yang mendukung kami untuk
lancarnya pasok material ke lokasi pekerjaan kami. Sedangkan untuk peralatan
juga akan kita sediakan dengan maksimal dan menurut kami dapat terpenuhi karna
telah baiknya infrastruktur pendukung ke lokasi pekerjaan, tenaga ahli lapangan
untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dan pengawasanya nanti akan terisi oleh
tenaga tehnik kami yang telah berpengalaman dan mampu untuk mengendalikan
pelaksanaan dan pengawasan mutu pekerjaan.

1|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 PENGADAAN PERALATAN
Sebagian besar peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan peralatan
milik sendiri,sehingga dalam pengadaan peralatan tidak mengalami kesulitan.

 TENAGA AHLI
Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami menyediakan
tenaga ahli di lapangan sesuai dengan keahlianya masing-masing yang telah
mempunyai pengalaman dalam bidang pekerjaan pemasangan pipa air bersih
(SPAM), sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

 KONDISI CUACA
Kondisi cuaca diperkirakan memasuki masa transisi dimana cuaca hujan dan
kemarau akan datang bergantian, yang selanjutnya diperkirakan akan didominasi
hujan.

 JAM KERJA
Jam kerja di lapangan adalah mulai pukul 08.00 sampai dengan 16.00. Dalam hal
terdapat kebutuhan khusus yang tidak dapat ditunda pada esok harinya, maka
diadakan kerja lembur/malam dengan sepengetahuan dan ijin Pengawas Lapangan.

Berikut ini uraian metode pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Jaringan Air Bersih :

A. REVITALISASI SPAM IKK KABANJAHE


I. PEKERJAAN PENGADAAN PIPA DAN AKSESORIS
1 Pipa HDPE SDR-17 PN 10 Bar OD 250 mm (10")
2 Pipa HDPE SDR-17 PN 10 Bar OD 200 mm (8")
3 Pipa HDPE SDR-17 PN 10 Bar OD 160 mm (6")
4 Pipa HDPE SDR-17 PN 10 Bar OD 110 mm (4")
5 Pipa HDPE SDR-17 PN 10 Bar OD 90 mm (3")
6 Pipa HDPE SDR-17 PN 10 Bar OD 63 mm (2")
7 Reducer Tee HDPE OD 250 x 160 mm (10" x 6")
8 Reducer Tee HDPE OD 160 x 110 mm (6" x 4")
9 Reducer Tee HDPE OD 160 x 90 mm (6" x 3")
10 Reducer Tee HDPE OD 110 x 90 mm (4" x 3")
11 Reducer Tee HDPE OD 110 x 63 mm (4" x 2")
12 Reducer Tee HDPE OD 90 x 63 mm (3" x 2")
13 Equal Tee HDPE OD 250 mm (10")    

2|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

14 Equal Tee HDPE OD 110 mm (4")    


15 Equal Tee HDPE OD 90 mm (3")    
16 Equal Tee HDPE OD 63 mm (2")    
17 Reducer HDPE OD 250 x 200 mm (10" x 8")    
18 Reducer HDPE OD 250 x 160 mm (10" x 6")    
19 Reducer HDPE OD 160 x 110 mm (6" x 4")    
20 Reducer HDPE OD 160 x 90 mm (6" x 3")    
21 Reducer HDPE OD 110 x 90 mm (4" x 3")    
22 Reducer HDPE OD 110 x 63 mm (4" x 2")    
23 Reducer HDPE OD 90 x 63 mm (3" x 2")    
24 Elbow 90° HDPE OD 250 mm (10")    
25 Elbow 90° HDPE OD 110 mm (4")    
26 Elbow 90° HDPE OD 90 mm (3")    
27 Elbow 90° HDPE OD 63 mm (2")    
28 Elbow 45° HDPE OD 250 mm (10")    
29 Elbow 45° HDPE OD 110 mm (4")    
30 Elbow 45° HDPE OD 90 mm (3")    
31 End Cap HDPE OD 200 mm (8")    
32 End Cap HDPE OD 160 mm (6")    
33 End Cap HDPE OD 110 mm (4")    
34 End Cap HDPE OD 90 mm (3")    
35 End Cap HDPE OD 63 mm (2")    
36 All Flange Gate Valve ND 250 mm (10")    
37 All Flange Gate Valve ND160 mm (6")    
38 All Flange Gate Valve ND 110 mm (4")    
39 All Flange Gate Valve ND 90 mm (3")    
40 All Flange Gate Valve ND 63 mm (2")    
41 Stub End + Flange HDPE OD 250 mm (10")
42 Stub End + Flange HDPE OD 160 mm (6")
43 Stub End + Flange HDPE OD 110 mm (4")
44 Stub End + Flange HDPE OD 90 mm (3")
45 Stub End + Flange HDPE OD 63 mm (2")
46 Rubber Packing    
47 Bolt & Nut 5/8" x 3"    
48 Bolt & Nut ¾" x 2,5"    
49 Street Valve Box ND 250 mm (10")    
50 Street Valve Box ND 160 mm (6")    
51 Street Valve Box ND 110 mm (4")    
52 Street Valve Box ND 90 mm (3")    
53 Street Valve Box ND 63 mm (2")    

3|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

I. PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES


Setelah adanya hasil Pemenang Lelang, maka pihak penyedia sudah dapat
melakukan Pra Order Pipa, Sesaat setelah Kontrak maka langsung di lakukan
Order/Pemesanan pipa dan asesories , yang dimana waktu produksinya 4 minggu,
pengiriman dari Surabaya ke Kupang 1 minggu sehingga total 5 minggu pipa,
asesories, telah tiba dilokasi (gudang sementara).
Pipa yang dibutuhkan akan dibeli dan dipesan melalui prosedur yang benar. Pipa
yang dipesan adalah pipa yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Begitu juga
dengan Accesories. Accessories yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan
spesifikasi rencana. Pipa dan accessories akan didatangkan dengan menggunakan
trailer, diturunkan dengan tenaga manusia. Keselamatan dalam proses bongkar
pipa dan accessories ini menjadi fokus utama. Pencegahanresiko kecelakan akan
dilakukan dengan menyesuaikan dengan RK3K yang dilampirkan.

a. Pengadaan Pipa
Setelah shop drawing disetujui oleh semua pihak, maka proses pemesanan pipa
bisa dilakukan. Dimana nati pipa akan dikirim secara simultan dengan pelaksanaan
pekerjaan mengingat keterbatasan gudang penyimpanan juga demi menjaga
keamanan material pipa. Yang mana pada pekerjaan ini pipa yang dipakai adalah
Pipa HDPE 100 PN-10 315mm (12") SNI dengan volume 522 m’. Pekerjaan ini akan
dilaksanakan mulai hari ke 8 selama 30 hari.

b. Pengadaan Accessories
Seiring dengan pelaksanaan pengadaan pipa, pelaksanaan pengadaan
accessories pipa juga sudah harus dimulai sebelum pelaksanaan pemasangan
dikerjakan. Adapun accessories yang dibutuhkan adalah :
- Stube Flange Ø 315mm (4 buah)
- Flange Adaptor Ø 315mm (2 buah)
- Bend Segmented Ø 315mm x 90⁰ (1 buah)
- Flange Lass Ø 315 mm (1 buah)

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (2 Unit)
 Wheel Loader (1 Unit)
 Dump Truck (1 Unit)

II. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DAN AKSESORIS


1 Pemasangan Pipa HDPE OD 250 mm (10") :
a Pek. Galian dan Bongkaran
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
  - Galian Perkerasan Rabat Beton dengan Alat
b Pemasangan Pipa HDPE OD 250 mm (10")

4|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

c Timbunan Kembali Galian Tanah


d Pembuangan Tanah Sisa Galian
e Rekondisi Jalan Aspal :  
  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A
  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
f Rekondisi Berm Jalan Beton Mutu K-175
g Bongkaran dan Pasang Kembali Stopper Tempat Parkir
       
2 Pemasangan Pipa HDPE OD 200 mm (8") :
a Pek. Galian dan Bongkaran
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
b Pemasangan Pipa HDPE OD 200 mm (8")
c Timbunan Kembali Galian Tanah
d Pembuangan Tanah Sisa Galian
e Rekondisi Jalan Aspal :  
  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A
  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
       
3 Pemasangan Pipa HDPE OD 160 mm (6") :
a Pek. Galian dan Bongkaran
  - Galian Tanah Keras  
b Pemasangan Pipa HDPE OD 160 mm (6")
c Timbunan Kembali Galian Tanah
       
4 Pemasangan Pipa HDPE OD 110 mm (4") :
a Pek. Galian dan Bongkaran
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
b Pemasangan Pipa HDPE OD 110 mm (4")
c Timbunan Kembali Galian Tanah
d Pembuangan Tanah Sisa Galian
e Rekondisi Jalan Aspal :  

5|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A


  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
       
5 Pemasangan Pipa HDPE OD 90 mm (3") :
a Pek. Galian dan Bongkaran
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
  - Galian Perkerasan Rabat Beton dengan Alat
b Pemasangan Pipa HDPE OD 90 mm (3")
c Timbunan Kembali Galian Tanah
d Pembuangan Tanah Sisa Galian
e Rekondisi Jalan Aspal :  
  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A
  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
f Rekondisi Berm Jalan Beton Mutu K-175
       
6 Pemasangan Pipa HDPE OD 63 mm (2") :
a Pek. Galian dan Bongkaran
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
b Pemasangan Pipa HDPE OD 63 mm (2")
c Timbunan Kembali Galian Tanah
d Pembuangan Tanah Sisa Galian
e Rekondisi Jalan Aspal :  
  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A
  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
7 Thrust Block Beton Cor K-175
8 Pemasangan Aksesoris Pipa :
  - OD 250    

6|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - OD 200    
  - OD 160    
  - OD 110    
  - OD 90    
  - OD 63    
9 Pemasangan Gate Valve :
  - ND 250    
  - ND 150    
  - ND 100    
  - ND 75    
  - ND 50    
10 Pencucian/Pengetesan Pipa :
  - Pipa HDPE OD 250 mm (10")
  - Pipa HDPE OD 200 mm (8")
  - Pipa HDPE OD 160 mm (6")
  - Pipa HDPE OD 110 mm (4")
  - Pipa HDPE OD 90 mm (3")
  - Pipa HDPE OD 63 mm (2")
11 Biaya Pengangkutan Pipa dan Aksesoris Pipa :
  - Pipa HDPE OD 250 mm (10")
  - Pipa HDPE OD 200 mm (8")
  - Pipa HDPE OD 160 mm (6")
  - Pipa HDPE OD 110 mm (4")
  - Pipa HDPE OD 90 mm (3")
  - Pipa HDPE OD 63 mm (2")

1. GALIAN DAN BONGKARAN TANAH


Galian tanah untuk pemasangan pipa dilaksanakan dengan galian tanah biasa
dengan kedalaman disesuaikan dengan diameter pipa yang akan dipasang, adapun
parit yang akan digali hanya untuk ruang penyambungan pipa setiap 6 meter untuk
dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus
ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat
dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-
penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa. Lubang pit
akan di amankan dengan menggunakan tanah galian yang dimasukan kedalam
karung serta di batasi dengan garis pita pengaman. Ruang penyambungan harus
dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
Galian dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang
rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.

Peralatan yang digunakan :


7|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Alat Pertukangan
 Alat Ukur Elevasi dan Jarak (1Unit)

2. TIMBUNAN
Penimbunan kembali parit-parit dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
rencana dan spesifikasinya serta disebutkan didalam “pekerjaan tanah”.Semua
bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lainnnya
yang menurut Direksi sesuai dengan bahan urugan.

Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran-kotoran, debu-debu
atau bahan-bahan lain yang menurut Direksi/Pengawas Lapangan dapat diangap
tidak dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh
melebihi 10% berat keseluruhannya.

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai
gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini harus
dipadatkan dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang nyata. Setiap
dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin
berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-
sambungannya.

Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau kerikil
halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil
halus ini harus disebarkan merata ke setiap penjuru ruangan dalam galian sekitar
sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan.

Dari garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm diatas
pipa, galian harus ditimbun dengan pasir atau kerikil halus dan dipadatkan secara
merata, dalam penempatan timbunan ini dengan hati-hati, untuk menghindarkan
terjadinya kerusakan atau pergeseran pipa.

Cara atau metode penimbunan kembali yaitu dilakukan lapis demi lapisan,
dipadatkan sekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana
dengan cara yang tidak merusak pipa-pipa. Pemadatan pada sisi-sisi harus
dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 15 cm dari yang pertama diatas
pipa harus dipadatkan hanya pada sisi-sisi pipa saja. Hanya peralatan yang
digerakan oleh tangan yang boleh digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan
alat-alat penyambung harus diperbaiki oleh Pemborong dengan biaya sendiri.

Peralatan yang digunakan :


 Alat Pertukangan

8|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Alat Ukur Elevasi dan Jarak (1Unit)

3. PEMBUANGAN TANAH GALIAN SISA GALIAN

• Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana
memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
• Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan
menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan
atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan
dalam
pekerjaan permanen.
• Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak
disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar
Daerah Milik Jalan (DMJ).
• Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat
untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan
akhir.

4. PEMASANGAN DAN PENYAMBUNGAN PIPA HDPE


Pipa yang akan di sambung, adalah Pipa Pipa HDPE OD 63 mm (2") - Pipa HDPE
OD 250 mm (10"). Penyambungan pipa yang digunakan dengan Metode
Penyambungan Butt Fusion. Metode penyambungan Butt Fusion adalah proses
termofusi yang melibatkan pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang
akan di sambung sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujung nya. Baru lah
kedua ujung tersebut di tempelkan dengan bantuan tekanan tertentu untuk
membuat sambungan yang senyawa.

Metode kerja penyambungan :

 Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambung


baik dalam maupun luar sehingaa terbebas dari debu, kotoran, sampah dan
lain-lain.

9|Page
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue yang telah
dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan supaya tidak ada bulu-
bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las.
 Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung pipa
dikencangkan sampai berada diposisi yang tepat.
 Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata elektrik
(screpe), sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
 Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas tissue
yang telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan sempurna.
 Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur dengan
thermostat).
 Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan 210°C,
diantar ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan pemanasan 13 BAR untuk
menarik sebatang pipa kearah alat las fusion.
 Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ril-Las + 2 mm lebar.
Tempo pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang disyaratkan oleh
pabrik.
 Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4 detik lalu
dalam waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan di alat but fusion sampai tekanan persenyawaannya.
 Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi dari
perusahaan pabrikan pipa yang akan diadakan.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Data Logger HDPE (1 Unit)
 Alat Penyambung Pipa HDPE (2 Unit)
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan
pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat
pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa

10 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

5. PELETAKAN PIPA
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya, harus diperhatikan agar
jangan sampai ada benda asing yang masuk kedalam pipa. Pada waktu instalasi
pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan cara-cara
yang disetujui oleh Tenaga Ahli. Penanganan dan penyimpanan pipa-pipa dan alat-
alat bantu (fitting) harus dilakukan hati-hati. Pipa tidak boleh disimpan dibawah
sinar matahari langsung. Kerusakan apapun yang dapat timbul, harus dicegah dan
pipa jangan sampai diletakan diatas benda tajam. Pipa yangsudah tergores atau
cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding tidak boleh dipasang. semua batang pipa
harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa, dengan
memperhitungkan keamanan lalul lintas pipa-pipa tidak boleh ditempatkan
dilapangan lebih dari 30m didepan parit-parit penggalian.
Menjamin bahwa bagian dalam pipa-pipa selau dalam keadaan bersih dan bebas
dari benda-benda asing. Setiap pipa harus diperiksa secara seksama sebelum dan
setelah dipasang dan pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap kali
pekerjaan pada hari itu berakhir, maka ujung-ujung pipa yang terbuka untuk
semerntra waktu harus ditutup dengan blok-blok dari kayu, penyekat-penyekat atau
sebagaiman yang diinstruksikan oleh Pengawas proyek/Tenaga Ahli, Tiap-tiap pipa
dipasang dengan tepat menurut

garis dan kelandaian sesungguhnya sehinnga dengan pipa yang berbatas


merupakan suatu sambungan konsentris yang tertutup.
Tiap-tiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat dan
sedemkian rupa, sehinnga dengan pipa yang berbatasan suatu sambungan
konsentris yang tertutup dan tidak merupakan ketidak lurusan

Semua pipa-pipa dan penyebrangan –penyebrangn sungai dan bangunan-bangunan


lain harus dipasang dengan peralatan-peralatan yang layak, seperti penjepit-
penjepit, penggantungan dan penopang-penopang dan sebagainya. sehingga
pemuaian dan penciutan, getaran-geteran kecil pada perpipaan harus didalam
batas-batas yang diijinkan dan tidak mengakibatkan kebocoran.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Alat Ukur Elevasi dan Jarak (1 Unit)
III. PEKERJAAN PERLINTASAN PIPA & CROSSING PIPA
Crossing Pipa HDPE OD 250 mm (10") pada Jalan Aspal, L= 67 Meter (7
1
titik)
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
  - Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)

11 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Pembuangan Tanah Sisa Galian


  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A
  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
       
2 Crossing Pipa HDPE OD 200 mm (8") pada Jalan Aspal, L= 37 Meter (3 titik)
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
  - Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)
  - Pembuangan Tanah Sisa Galian
  - Lapis Pondasi Agregat Kelas A
  - Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
       
Crossing Pipa HDPE OD 160 mm (6") pada Jalan Aspal, L= 120 Meter (10
3
titik)
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
  - Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)
  - Pembuangan Tanah Sisa Galian
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Aus (AC-WC)
       
4 Crossing Pipa HDPE OD 110 mm (4") pada Jalan Aspal, L= 82 Meter (7 titik)
  - Galian Tanah Keras  
  - Galian Jalan Aspal  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
  - Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)
  - Pembuangan Tanah Sisa Galian
  - Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair
  - Laston Lapis Antara (AC-BC)
  - Lapis Pengikat (Prime Coat) - Aspal Cair

12 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Laston Lapis Aus (AC-WC)


       
5 Perlintasan Pipa ND 150 mm (6") pada Saluran Drainase (2 titik)
  - Pipa GIP Medium A ND 150 mm (6")
  - All Flange Elbow 45° GIP ND 150 mm (6")
  - Stub End + Flange HDPE OD 160 mm (6")
  - Lap Joint Flange CI ND 150 mm (6")
  - Bolt & Nut Size M22 x 80 mm
  - Flange Gasket ND 150 mm (6")
  - Single Air Release Valve ND 50 mm (2")
  - Pengelasan    
  - Pengecatan Pipa dengan Meni Besi
       
6 Perlintasan Pipa GIP ND 100 mm (4") pada Saluran Drainase (1 titik)
  - Pipa GIP Medium A ND 100 mm (4")
  - All Flange Elbow 45° GIP ND 100 mm (4")
  - Stub End + Flange HDPE OD 110 mm (4")
  - Lap Joint Flange CI ND 100 mm (4")
  - Bolt & Nut Size M18 x 65 mm
  - Flange Gasket ND 100 mm (4")
  - Pengelasan    
  - Pengecatan Pipa dengan Meni Besi
       
7 Perlintasan Pipa GIP ND 75 mm (3") pada Saluran Drainase (1 titik)
  - Pipa GIP Medium A ND 75 mm (3")
  - All Flange Elbow 45° GIP ND 75 mm (3")
  - Stub End + Flange HDPE OD 90 mm (3")
  - Lap Joint Flange CI ND 75 mm (3")
  - Bolt & Nut Size M18 x 65 mm
  - Flange Gasket ND 75 mm (3")
  - Pengelasan    
  - Pengecatan Pipa dengan Meni Besi

1. Crossing Pipa HDPE OD 250 mm (10") pada Jalan Aspal, L= 67 Meter


(7 titik)
- Galian Tanah Keras
 Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar
lebar galian harus sedemikian rupa agar pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik.
 Pada tanah yang lembek kedalaman galian harus sesuai dengan
gambar kerja.
13 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan peralatan galian (Jack


Hammer, Genzet, Linggis, Pacul dan Sekop dll)
 Para pekerjaan diwajibkan menggunakan standard keamana kerja
(Sepatu Boot, Masker, Sarung Tangan, Helm dll)
 Panjang maksimum jalur penggalian yang diizinkan pada satu lokasi
penggalian adalah 100 meter.Kedalaman galian harus dihitung
permukaan tanah, kedalaman dan lebar galian harus menurut dimensi
yang ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Koordinator daerah. Dasar galian harus rata sesuai dengan
permukaan dinding pipa yang ditanam.
 Apabila galian tanah lebih dari apa yang direncanakan maka pelaksana
harus menimbunnya kembali dengan pasir dan memadatkannya
kembali sampai permukaan yang direncanakan biaya penimbunan dan
pemadatan menjadi tanggung jawab pelaksana.
 Dimensi galian yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator
daerah harus segera dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakan
pipa harus disesuaikan dengan kemajuan galian tanah.
 Pelaksana harus juga membuat galian-galian yang diperlukan untuk
pembuatan dan peletakkan thrust block, bak-bak kontrol dan lain-lain
sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator daerah.

- Galian Jalan Aspal


- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa
digunakan, akan dibuang ketempat tertentu.
- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan
sejumlah peralatan pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian
akan dibuat stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan
mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat penyokong
dan pengaku yang memadai.
- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan
dilakukan perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan
pekerjaan selanjutnya. Semua galian akan diberi rambu peringatan
dan penghalang yang cukup untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.

14 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang


banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter 30 cm, yang
bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi /
tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang
ke lokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan
dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat
pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul
dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak
lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari
Direksi.

- Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran-kotoran, debu-
debu atau bahan-bahan lain yang menurut Direksi/Pengawas Lapangan dapat
diangap tidak dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir,
tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhannya.

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai
gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini
harus dipadatkan dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang
nyata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa
terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh
sambungan-sambungannya.

Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau
kerikil halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan
kerikil halus ini harus disebarkan merata ke setiap penjuru ruangan dalam
galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan.

- Pembuangan Tanah Sisa Galian

 Tanah digali menggunakan alat excavator dengan ukuran dan kedalaman


sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi pekerjaan.
 Rapikan dasar galian secara manual dengan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan lat bantu lain yang diperlukan
 Pasang rambu peringatan dan barikade di sekitar lokasi pekerjaan agar tidak
membahayakan para pengguna jalan 
 Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan
lapisan atas tanah ini harus dibuang ke lokasi pembuangan yang telah
disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
15 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Timbunan Kembali Galian Tanah


• Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana
memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
• Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan
menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan
atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan
dalam
pekerjaan permanen.
• Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak
disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar
Daerah Milik Jalan (DMJ).
• Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat
untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan
akhir.

- Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah pekerjaan Agregat Kelas B
selesai dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi
penghamparan dan pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang
link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar
design dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan
gambar design lokasi in diajukan dan disetujui direksi pekerjaan
terlebih dahulu yaitu dengan gambar penampang melintang yang
menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian
dilaksanakan pemasangan patok-patok elevasi.
3. disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila
dipersiapkan dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari
balai pengujian dan pengendalian dinas dengan mengirim rencana
agregat hasil pengolahan Stone Cruiser yang ada di base camp.
4. Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian
dilanjutkan dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh

16 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

hasil komposisi dari agregat campuran dari material, dilaksanakan


trial mix dan kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu
kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat report dan
ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.
5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
6. Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer
dengan tebal hamparan maximum 15 cm. kemudian hasil hamparan
dipadatkan langsung dengan mengggunakan alat pemadat Vibro
Roller dengan jumlah lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan
dengan menggunakan alat pemadat PTR agar diperoleh hasil
hamparan yang butirannya tidak lepas. pada saat proses pemadatan
ini diikuti penyiraman dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan
berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang hamparan yang
telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design,
pengecekan elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil
pengecekan elevasi dilanjutkan dengan melakukan pengujian
kepadatan Base kelas B lapis pertama sampai dipadatkan dengan
CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m, pengujian CBR dilakukan
sampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan
spesifikasi maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progres pekerjaan dapat diprestasikan.
Peralatan yang digunakan :
 Motor Grader
 Vobro Roller
 Dump Truck
 Water Tanker

- Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A
dengan konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal
dipanaskan pada tangki Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah
aspal mencapai suhu yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal
Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan
ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.

Alat yang digunakan antara lain :


a. Aspal Sprayer

17 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

b. Air Compressor

- Laston Lapis Antara (AC-BC)


Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah
dilapis dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari
produsen terdekat dari lokasi pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi.
Pemadatan dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk
Break Down dengan Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan
kedua dilakukan dengan PTR pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali
lintasan.

Alat yang digunakan antara lain :


a. Aspal Finisher
b. Tandem Roller
c. PTR
d. Dump Truck
e. Water Tank
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

2. Crossing Pipa HDPE OD 200 mm (8") pada Jalan Aspal, L= 37 Meter


(3 titik)
- Galian Tanah Keras
 Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar lebar
galian harus sedemikian rupa agar pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik.
 Pada tanah yang lembek kedalaman galian harus sesuai dengan gambar
kerja.
 Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan peralatan galian (Jack Hammer,
Genzet, Linggis, Pacul dan Sekop dll)
 Para pekerjaan diwajibkan menggunakan standard keamana kerja (Sepatu
Boot, Masker, Sarung Tangan, Helm dll)
 Panjang maksimum jalur penggalian yang diizinkan pada satu lokasi
penggalian adalah 100 meter.Kedalaman galian harus dihitung permukaan
18 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

tanah, kedalaman dan lebar galian harus menurut dimensi yang ditentukan
dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Koordinator daerah. Dasar
galian harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa yang ditanam.
 Apabila galian tanah lebih dari apa yang direncanakan maka pelaksana harus
menimbunnya kembali dengan pasir dan memadatkannya kembali sampai
permukaan yang direncanakan biaya penimbunan dan pemadatan menjadi
tanggung jawab pelaksana.
 Dimensi galian yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator
daerah harus segera dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakan pipa
harus disesuaikan dengan kemajuan galian tanah.
 Pelaksana harus juga membuat galian-galian yang diperlukan untuk
pembuatan dan peletakkan thrust block, bak-bak kontrol dan lain-lain sesuai
dengan gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator daerah.

- Galian Jalan Aspal


- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa
digunakan, akan dibuang ketempat tertentu.
- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan
sejumlah peralatan pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian
akan dibuat stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan
mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat penyokong
dan pengaku yang memadai.
- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan
dilakukan perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan
pekerjaan selanjutnya. Semua galian akan diberi rambu peringatan
dan penghalang yang cukup untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang
banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter 30 cm, yang
bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi /
tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang
ke lokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan
dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat

19 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul


dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak
lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari
Direksi.

- Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran-kotoran, debu-
debu atau bahan-bahan lain yang menurut Direksi/Pengawas Lapangan dapat
diangap tidak dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir,
tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhannya.

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai
gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini
harus dipadatkan dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang
nyata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa
terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh
sambungan-sambungannya.

Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau
kerikil halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan
kerikil halus ini harus disebarkan merata ke setiap penjuru ruangan dalam
galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan.

- Pembuangan Tanah Sisa Galian

 Tanah digali menggunakan alat excavator dengan ukuran dan kedalaman


sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi pekerjaan.
 Rapikan dasar galian secara manual dengan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan lat bantu lain yang diperlukan
 Pasang rambu peringatan dan barikade di sekitar lokasi pekerjaan agar tidak
membahayakan para pengguna jalan 
 Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan
lapisan atas tanah ini harus dibuang ke lokasi pembuangan yang telah
disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Timbunan Kembali Galian Tanah


• Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana
memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
• Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah

20 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan
menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan
atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan
dalam
pekerjaan permanen.
• Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak
disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar
Daerah Milik Jalan (DMJ).
• Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat
untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan
akhir.

- Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah pekerjaan Agregat Kelas B
selesai dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi
penghamparan dan pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang
link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
9. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar
design dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan
gambar design lokasi in diajukan dan disetujui direksi pekerjaan
terlebih dahulu yaitu dengan gambar penampang melintang yang
menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
10.Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian
dilaksanakan pemasangan patok-patok elevasi.
11.disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila
dipersiapkan dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari
balai pengujian dan pengendalian dinas dengan mengirim rencana
agregat hasil pengolahan Stone Cruiser yang ada di base camp.
12.Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian
dilanjutkan dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh
hasil komposisi dari agregat campuran dari material, dilaksanakan
trial mix dan kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu
kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat report dan
ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.

21 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

13.Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi


pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
14.Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer
dengan tebal hamparan maximum 15 cm. kemudian hasil hamparan
dipadatkan langsung dengan mengggunakan alat pemadat Vibro
Roller dengan jumlah lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan
dengan menggunakan alat pemadat PTR agar diperoleh hasil
hamparan yang butirannya tidak lepas. pada saat proses pemadatan
ini diikuti penyiraman dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan
berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang hamparan yang
telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
15. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design,
pengecekan elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil
pengecekan elevasi dilanjutkan dengan melakukan pengujian
kepadatan Base kelas B lapis pertama sampai dipadatkan dengan
CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m, pengujian CBR dilakukan
sampai panjang yang diinginkan selesai.
16. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan
spesifikasi maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progres pekerjaan dapat diprestasikan.
Peralatan yang digunakan :
 Motor Grader
 Vobro Roller
 Dump Truck
 Water Tanker

- Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A
dengan konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal
dipanaskan pada tangki Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah
aspal mencapai suhu yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal
Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan
ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.

Alat yang digunakan antara lain :


c. Aspal Sprayer
d. Air Compressor

- Laston Lapis Antara (AC-BC)


Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah
dilapis dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari
produsen terdekat dari lokasi pekerjaan.
22 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi.


Pemadatan dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk
Break Down dengan Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan
kedua dilakukan dengan PTR pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali
lintasan.

Alat yang digunakan antara lain :


f. Aspal Finisher
g. Tandem Roller
h. PTR
i. Dump Truck
j. Water Tank
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

3. Crossing Pipa HDPE OD 160 mm (6") pada Jalan Aspal, L= 120 Meter
(10 titik)
- Galian Tanah Keras
 Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar lebar
galian harus sedemikian rupa agar pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik.
 Pada tanah yang lembek kedalaman galian harus sesuai dengan gambar
kerja.
 Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan peralatan galian (Jack Hammer,
Genzet, Linggis, Pacul dan Sekop dll)
 Para pekerjaan diwajibkan menggunakan standard keamana kerja (Sepatu
Boot, Masker, Sarung Tangan, Helm dll)
 Panjang maksimum jalur penggalian yang diizinkan pada satu lokasi
penggalian adalah 100 meter.Kedalaman galian harus dihitung permukaan
tanah, kedalaman dan lebar galian harus menurut dimensi yang ditentukan
dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Koordinator daerah. Dasar
galian harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa yang ditanam.
 Apabila galian tanah lebih dari apa yang direncanakan maka pelaksana harus
menimbunnya kembali dengan pasir dan memadatkannya kembali sampai
permukaan yang direncanakan biaya penimbunan dan pemadatan menjadi
tanggung jawab pelaksana.
23 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Dimensi galian yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator


daerah harus segera dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakan pipa
harus disesuaikan dengan kemajuan galian tanah.
 Pelaksana harus juga membuat galian-galian yang diperlukan untuk
pembuatan dan peletakkan thrust block, bak-bak kontrol dan lain-lain sesuai
dengan gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator daerah.

- Galian Jalan Aspal


- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa
digunakan, akan dibuang ketempat tertentu.
- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan
sejumlah peralatan pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian
akan dibuat stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan
mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat penyokong
dan pengaku yang memadai.
- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan
dilakukan perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan
pekerjaan selanjutnya. Semua galian akan diberi rambu peringatan
dan penghalang yang cukup untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang
banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter 30 cm, yang
bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi /
tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang
ke lokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan
dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat
pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul
dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak
lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari
Direksi.

24 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran-kotoran, debu-
debu atau bahan-bahan lain yang menurut Direksi/Pengawas Lapangan dapat
diangap tidak dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir,
tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhannya.

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai
gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini
harus dipadatkan dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang
nyata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa
terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh
sambungan-sambungannya.

Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau
kerikil halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan
kerikil halus ini harus disebarkan merata ke setiap penjuru ruangan dalam
galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan.

- Pembuangan Tanah Sisa Galian

 Tanah digali menggunakan alat excavator dengan ukuran dan kedalaman


sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi pekerjaan.
 Rapikan dasar galian secara manual dengan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan lat bantu lain yang diperlukan
 Pasang rambu peringatan dan barikade di sekitar lokasi pekerjaan agar tidak
membahayakan para pengguna jalan 
 Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan
lapisan atas tanah ini harus dibuang ke lokasi pembuangan yang telah
disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Timbunan Kembali Galian Tanah


• Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana
memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
• Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan
menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan
atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan
dalam

25 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pekerjaan permanen.
• Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak
disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar
Daerah Milik Jalan (DMJ).
• Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat
untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan
akhir.

- Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah pekerjaan Agregat Kelas B
selesai dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi
penghamparan dan pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang
link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
17.Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar
design dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan
gambar design lokasi in diajukan dan disetujui direksi pekerjaan
terlebih dahulu yaitu dengan gambar penampang melintang yang
menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
18.Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian
dilaksanakan pemasangan patok-patok elevasi.
19.disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila
dipersiapkan dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari
balai pengujian dan pengendalian dinas dengan mengirim rencana
agregat hasil pengolahan Stone Cruiser yang ada di base camp.
20.Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian
dilanjutkan dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh
hasil komposisi dari agregat campuran dari material, dilaksanakan
trial mix dan kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu
kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat report dan
ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.
21.Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
22.Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer
dengan tebal hamparan maximum 15 cm. kemudian hasil hamparan
dipadatkan langsung dengan mengggunakan alat pemadat Vibro

26 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Roller dengan jumlah lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan


dengan menggunakan alat pemadat PTR agar diperoleh hasil
hamparan yang butirannya tidak lepas. pada saat proses pemadatan
ini diikuti penyiraman dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan
berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang hamparan yang
telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
23. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design,
pengecekan elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil
pengecekan elevasi dilanjutkan dengan melakukan pengujian
kepadatan Base kelas B lapis pertama sampai dipadatkan dengan
CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m, pengujian CBR dilakukan
sampai panjang yang diinginkan selesai.
24. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan
spesifikasi maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progres pekerjaan dapat diprestasikan.
Peralatan yang digunakan :
 Motor Grader
 Vobro Roller
 Dump Truck
 Water Tanker

- Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A
dengan konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal
dipanaskan pada tangki Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah
aspal mencapai suhu yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal
Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan
ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.

Alat yang digunakan antara lain :


e. Aspal Sprayer
f. Air Compressor

- Laston Lapis Antara (AC-BC)


Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah
dilapis dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari
produsen terdekat dari lokasi pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi.
Pemadatan dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk
Break Down dengan Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan
kedua dilakukan dengan PTR pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali
lintasan.

27 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Alat yang digunakan antara lain :


k. Aspal Finisher
l. Tandem Roller
m. PTR
n. Dump Truck
o. Water Tank
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

4. Crossing Pipa HDPE OD 110 mm (4") pada Jalan Aspal, L= 82 Meter


(7 titik)
- Galian Tanah Keras
 Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar lebar
galian harus sedemikian rupa agar pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik.
 Pada tanah yang lembek kedalaman galian harus sesuai dengan gambar
kerja.
 Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan peralatan galian (Jack Hammer,
Genzet, Linggis, Pacul dan Sekop dll)
 Para pekerjaan diwajibkan menggunakan standard keamana kerja (Sepatu
Boot, Masker, Sarung Tangan, Helm dll)
 Panjang maksimum jalur penggalian yang diizinkan pada satu lokasi
penggalian adalah 100 meter.Kedalaman galian harus dihitung permukaan
tanah, kedalaman dan lebar galian harus menurut dimensi yang ditentukan
dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Koordinator daerah. Dasar
galian harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa yang ditanam.
 Apabila galian tanah lebih dari apa yang direncanakan maka pelaksana harus
menimbunnya kembali dengan pasir dan memadatkannya kembali sampai
permukaan yang direncanakan biaya penimbunan dan pemadatan menjadi
tanggung jawab pelaksana.
 Dimensi galian yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi/Koordinator
daerah harus segera dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakan pipa
harus disesuaikan dengan kemajuan galian tanah.

28 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Pelaksana harus juga membuat galian-galian yang diperlukan untuk


pembuatan dan peletakkan thrust block, bak-bak kontrol dan lain-lain sesuai
dengan gambar atau petunjuk Direksi/Koordinator daerah.

- Galian Jalan Aspal


- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa
digunakan, akan dibuang ketempat tertentu.
- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan
sejumlah peralatan pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian
akan dibuat stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur dan
mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat penyokong
dan pengaku yang memadai.
- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan
dilakukan perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan
pekerjaan selanjutnya. Semua galian akan diberi rambu peringatan
dan penghalang yang cukup untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang
banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter 30 cm, yang
bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi /
tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang
ke lokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan
dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat
pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul
dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak
lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari
Direksi.

- Timbunan Pasir Urug (Bedding Pipa)


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran-kotoran, debu-
debu atau bahan-bahan lain yang menurut Direksi/Pengawas Lapangan dapat
diangap tidak dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir,
tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhannya.
29 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai
gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini
harus dipadatkan dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang
nyata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa
terjamin berkedudukan pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh
sambungan-sambungannya.

Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau
kerikil halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan
kerikil halus ini harus disebarkan merata ke setiap penjuru ruangan dalam
galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan.

- Pembuangan Tanah Sisa Galian

 Tanah digali menggunakan alat excavator dengan ukuran dan kedalaman


sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi pekerjaan.
 Rapikan dasar galian secara manual dengan alat bantu seperti cangkul,
sekop, dan lat bantu lain yang diperlukan
 Pasang rambu peringatan dan barikade di sekitar lokasi pekerjaan agar tidak
membahayakan para pengguna jalan 
 Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan
lapisan atas tanah ini harus dibuang ke lokasi pembuangan yang telah
disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Timbunan Kembali Galian Tanah


• Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana
memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
• Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan
menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan
atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan
dalam
pekerjaan permanen.
• Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak
disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar
Daerah Milik Jalan (DMJ).
• Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan

30 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat
untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan
akhir.

- Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah pekerjaan Agregat Kelas B
selesai dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi
penghamparan dan pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang
link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
25.Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar
design dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan
gambar design lokasi in diajukan dan disetujui direksi pekerjaan
terlebih dahulu yaitu dengan gambar penampang melintang yang
menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
26.Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian
dilaksanakan pemasangan patok-patok elevasi.
27.disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila
dipersiapkan dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari
balai pengujian dan pengendalian dinas dengan mengirim rencana
agregat hasil pengolahan Stone Cruiser yang ada di base camp.
28.Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian
dilanjutkan dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh
hasil komposisi dari agregat campuran dari material, dilaksanakan
trial mix dan kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu
kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat report dan
ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.
29.Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
30.Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer
dengan tebal hamparan maximum 15 cm. kemudian hasil hamparan
dipadatkan langsung dengan mengggunakan alat pemadat Vibro
Roller dengan jumlah lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan
dengan menggunakan alat pemadat PTR agar diperoleh hasil
hamparan yang butirannya tidak lepas. pada saat proses pemadatan
ini diikuti penyiraman dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan
berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang hamparan yang
telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
31. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design,
pengecekan elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil
31 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pengecekan elevasi dilanjutkan dengan melakukan pengujian


kepadatan Base kelas B lapis pertama sampai dipadatkan dengan
CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m, pengujian CBR dilakukan
sampai panjang yang diinginkan selesai.
32. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan
spesifikasi maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progres pekerjaan dapat diprestasikan.
Peralatan yang digunakan :
 Motor Grader
 Vobro Roller
 Dump Truck
 Water Tanker

- Lapis Perekat (Tack Coat) - Aspal Cair


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A
dengan konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal
dipanaskan pada tangki Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah
aspal mencapai suhu yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal
Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan
ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.

Alat yang digunakan antara lain :


g. Aspal Sprayer
h. Air Compressor

- Laston Lapis Antara (AC-BC)


Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah
dilapis dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari
produsen terdekat dari lokasi pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi.
Pemadatan dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk
Break Down dengan Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan
kedua dilakukan dengan PTR pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali
lintasan.

Alat yang digunakan antara lain :


p. Aspal Finisher
q. Tandem Roller
r. PTR
s. Dump Truck
t. Water Tank
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan

32 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

5. Perlintasan Pipa ND 150 mm (6") pada Saluran Drainase (2 titik)


1. Pipa Gip
Setelah dilakukan penyambungan pipa maka dapat dilanjutkan dengan
pekerjaan urugan kembali tanah hasil galian paling lama 1 hari setelah
pengetesan pipa kecuali Direksi/Koordinator daerah menentukan lain.
setelah pipa di letakan diatas permukaan tanah galian maka harus
dilanjutkan urungan tanah hasil galian menutupi permukaan pipa dengan
ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Untuk pasangan pipa melintasi
jalan, urugan setebal 40 cm harus dipadatkan, tanah yang digunakan
untuk urugan harus bebas dari lempung dan zat organik. Permukaan tanah
timbunan harus beberapa cm diatas permukaan tanah asli untuk
mengimbangi adanya penurunan, sebelum pipa di test penimbunan
dilaksanakan sesuai gambar kerja. di tempat sambungan tidak ditimbun
sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera
disempurnakan setelah test pipa dan uji coba pengaliran sehingga mudah
ketahuan adanya kebocoran atau tidak. atau dapat dilaksanakan yang
disetujui Direksi/koordinator.

2. Pengelasan
Setelah Pengukuran dan Pembersihan telah dapat dimulai pekerjaan
Galian Tanah sepanjang jalur Pipa sehingga tidak harus menunggu
tibanya pipa di lokasi. Pipa GIP yang digunakan adalah Pipa GIP 2", 3",
4" dan 6". Pada pekerjaan pemasangan pipa GIP ini dilakukan setelah
pekerjaan galian yang sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam
gambar kerja, pekerjaan pemasangan pipa GIP dilakukan oleh tenaga
profesional dibantu dengan pekerja, pekerjaan pemasangan pipa ini
dengan titik Las Listrik dan pada titik atau jarak tertentu dapat
menggunakan (Water Moer, Socket GIP). Sebelumnya kedua ujung
pipa yang akan disatukan dengan titik las harus dibersihkan terlebih
dahulu. Pada titik yang akan dipasang menggunakan Water Moer
sebelumnya kedua sisi pipa disambung terlebih dahulu di lapisi dengan
meni pada ulir agar lebih memperkuat hasil sambungan. Pekerjaan
penyambungan Pipa GIP menggunakan alat bantu berupa kunci pipa,
sney, alat potong pipa, katrol dan bantu lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan penyambungan pipa GIP. perlu diperhtikan agar

33 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

dalam proses pengelasan harus betul-betul rapih agar tidak terjadi


kebocoran pada saat uji pengaliran.

3. Pengecatan Pipa dengan Besi Mini


Dalam tahapan ini dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan plesteran
dan acian selesai. Sebelum dilakukan pengecetan permukaan dinding
yang akan dicat diamplas secara merata. Kemudian dilakukan
pembersihan dari segala noda, kotoran, debu dan minyak. Setelah itu,
dilakukan proses pengecetan dimulai ketika semua permukaan yang
akan dicat telah bersih dari kotoran dan telah dihaluskan. Diawali dengan
dilakukan pengecetan menggunakan cat dasar. Dalam proses
pengecetan dilakukan menggunakan alat kuas biasa. Selanjutnya,
dilaksanakan pengecetan dengan cat yang sesuai dengan spesifikasi
teknis, teknik pengecetan dilakukan secara berlapis-lapis dengan catatan
cat pada lapis-lapis sebelumnya telah kering lalu dilakukan cat pada lapis
berikutnya.

1.Lap permukaan yang mau di cat pastikan tidak ada debu dan tidak kotor.
2.Mulai dengan membuka kaleng pastikan aduk cat hingga warnanya
merata,tambahkan thiner secukupnya dan mulai semprot, kalau pakai kuas
celup 1/3 kuas ke dalam cat mulai pengecatan cat dasar (sincromate ,anti
karat, epoxy) secara keseluruhan di mulai di area yang sulit di jangkau
contoh: bagian tepi, sudut, tepian yang berbentuk ornamen dan area yang
tinggi.
3.Pastikan sapuan cat di lakukan merata dan pengecatan searah dari atas ke
bawah atau kiri kanan dan lanjutkan arah pengecatan yang sama seluruh
area, pengecatan di laku kan dua lapis atau lebih, pastikan lapisan pertama
telah kering dan lanjut ke aplikasi lapisan warna pilihan yang sesuai dengan
selera anda selanjutnya.
4.Setelah lapisan  cat ke dua yang warna telah kering  dengan sempurna maka
langkah selanjutnya (khusus cat besi tempa poles warna sesuai warna
pilihan).
5.Setelah lapisan warna kering  maka finishing dengan cat warna clear, pernish
pelindung sehingga tahan pudar/kusam,anti gores.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang

34 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

6. Perlintasan Pipa GIP ND 100 mm (4") pada Saluran Drainase (1 titik)


1. Pipa Gip
Setelah dilakukan penyambungan pipa maka dapat dilanjutkan dengan
pekerjaan urugan kembali tanah hasil galian paling lama 1 hari setelah
pengetesan pipa kecuali Direksi/Koordinator daerah menentukan lain.
setelah pipa di letakan diatas permukaan tanah galian maka harus
dilanjutkan urungan tanah hasil galian menutupi permukaan pipa dengan
ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Untuk pasangan pipa melintasi
jalan, urugan setebal 40 cm harus dipadatkan, tanah yang digunakan
untuk urugan harus bebas dari lempung dan zat organik. Permukaan tanah
timbunan harus beberapa cm diatas permukaan tanah asli untuk
mengimbangi adanya penurunan, sebelum pipa di test penimbunan
dilaksanakan sesuai gambar kerja. di tempat sambungan tidak ditimbun
sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera
disempurnakan setelah test pipa dan uji coba pengaliran sehingga mudah
ketahuan adanya kebocoran atau tidak. atau dapat dilaksanakan yang
disetujui Direksi/koordinator.

2. Pengelasan
Setelah Pengukuran dan Pembersihan telah dapat dimulai pekerjaan
Galian Tanah sepanjang jalur Pipa sehingga tidak harus menunggu
tibanya pipa di lokasi. Pipa GIP yang digunakan adalah Pipa GIP 2", 3",
4" dan 6". Pada pekerjaan pemasangan pipa GIP ini dilakukan setelah
pekerjaan galian yang sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam
gambar kerja, pekerjaan pemasangan pipa GIP dilakukan oleh tenaga
profesional dibantu dengan pekerja, pekerjaan pemasangan pipa ini
dengan titik Las Listrik dan pada titik atau jarak tertentu dapat
menggunakan (Water Moer, Socket GIP). Sebelumnya kedua ujung
pipa yang akan disatukan dengan titik las harus dibersihkan terlebih
dahulu. Pada titik yang akan dipasang menggunakan Water Moer
sebelumnya kedua sisi pipa disambung terlebih dahulu di lapisi dengan
meni pada ulir agar lebih memperkuat hasil sambungan. Pekerjaan
penyambungan Pipa GIP menggunakan alat bantu berupa kunci pipa,
sney, alat potong pipa, katrol dan bantu lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan penyambungan pipa GIP. perlu diperhtikan agar
dalam proses pengelasan harus betul-betul rapih agar tidak terjadi
kebocoran pada saat uji pengaliran.

3. Pengecatan Pipa dengan Besi Mini


Dalam tahapan ini dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan plesteran
dan acian selesai. Sebelum dilakukan pengecetan permukaan dinding
yang akan dicat diamplas secara merata. Kemudian dilakukan
pembersihan dari segala noda, kotoran, debu dan minyak. Setelah itu,

35 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

dilakukan proses pengecetan dimulai ketika semua permukaan yang


akan dicat telah bersih dari kotoran dan telah dihaluskan. Diawali dengan
dilakukan pengecetan menggunakan cat dasar. Dalam proses
pengecetan dilakukan menggunakan alat kuas biasa. Selanjutnya,
dilaksanakan pengecetan dengan cat yang sesuai dengan spesifikasi
teknis, teknik pengecetan dilakukan secara berlapis-lapis dengan catatan
cat pada lapis-lapis sebelumnya telah kering lalu dilakukan cat pada lapis
berikutnya.

1. Lap permukaan yang mau di cat pastikan tidak ada debu dan tidak kotor.
2.Mulai dengan membuka kaleng pastikan aduk cat hingga warnanya
merata,tambahkan thiner secukupnya dan mulai semprot, kalau pakai kuas
celup 1/3 kuas ke dalam cat mulai pengecatan cat dasar (sincromate ,anti
karat, epoxy) secara keseluruhan di mulai di area yang sulit di jangkau
contoh: bagian tepi, sudut, tepian yang berbentuk ornamen dan area yang
tinggi.
3.Pastikan sapuan cat di lakukan merata dan pengecatan searah dari atas ke
bawah atau kiri kanan dan lanjutkan arah pengecatan yang sama seluruh
area, pengecatan di laku kan dua lapis atau lebih, pastikan lapisan pertama
telah kering dan lanjut ke aplikasi lapisan warna pilihan yang sesuai dengan
selera anda selanjutnya.
4.Setelah lapisan  cat ke dua yang warna telah kering  dengan sempurna maka
langkah selanjutnya (khusus cat besi tempa poles warna sesuai warna
pilihan).
5.Setelah lapisan warna kering  maka finishing dengan cat warna clear, pernish
pelindung sehingga tahan pudar/kusam,anti gores.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

7. Perlintasan Pipa GIP ND 75 mm (3") pada Saluran Drainase (1 titik)


1. Pipa Gip
Setelah dilakukan penyambungan pipa maka dapat dilanjutkan dengan
pekerjaan urugan kembali tanah hasil galian paling lama 1 hari setelah
pengetesan pipa kecuali Direksi/Koordinator daerah menentukan lain.
36 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

setelah pipa di letakan diatas permukaan tanah galian maka harus


dilanjutkan urungan tanah hasil galian menutupi permukaan pipa dengan
ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Untuk pasangan pipa melintasi
jalan, urugan setebal 40 cm harus dipadatkan, tanah yang digunakan
untuk urugan harus bebas dari lempung dan zat organik. Permukaan tanah
timbunan harus beberapa cm diatas permukaan tanah asli untuk
mengimbangi adanya penurunan, sebelum pipa di test penimbunan
dilaksanakan sesuai gambar kerja. di tempat sambungan tidak ditimbun
sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera
disempurnakan setelah test pipa dan uji coba pengaliran sehingga mudah
ketahuan adanya kebocoran atau tidak. atau dapat dilaksanakan yang
disetujui Direksi/koordinator.

2. Pengelasan
Setelah Pengukuran dan Pembersihan telah dapat dimulai pekerjaan
Galian Tanah sepanjang jalur Pipa sehingga tidak harus menunggu
tibanya pipa di lokasi. Pipa GIP yang digunakan adalah Pipa GIP 2", 3",
4" dan 6". Pada pekerjaan pemasangan pipa GIP ini dilakukan setelah
pekerjaan galian yang sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam
gambar kerja, pekerjaan pemasangan pipa GIP dilakukan oleh tenaga
profesional dibantu dengan pekerja, pekerjaan pemasangan pipa ini
dengan titik Las Listrik dan pada titik atau jarak tertentu dapat
menggunakan (Water Moer, Socket GIP). Sebelumnya kedua ujung
pipa yang akan disatukan dengan titik las harus dibersihkan terlebih
dahulu. Pada titik yang akan dipasang menggunakan Water Moer
sebelumnya kedua sisi pipa disambung terlebih dahulu di lapisi dengan
meni pada ulir agar lebih memperkuat hasil sambungan. Pekerjaan
penyambungan Pipa GIP menggunakan alat bantu berupa kunci pipa,
sney, alat potong pipa, katrol dan bantu lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan penyambungan pipa GIP. perlu diperhtikan agar
dalam proses pengelasan harus betul-betul rapih agar tidak terjadi
kebocoran pada saat uji pengaliran.

3. Pengecatan Pipa dengan Besi Mini

Dalam tahapan ini dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan plesteran


dan acian selesai. Sebelum dilakukan pengecetan permukaan dinding
yang akan dicat diamplas secara merata. Kemudian dilakukan
pembersihan dari segala noda, kotoran, debu dan minyak. Setelah itu,
dilakukan proses pengecetan dimulai ketika semua permukaan yang
akan dicat telah bersih dari kotoran dan telah dihaluskan. Diawali dengan
dilakukan pengecetan menggunakan cat dasar. Dalam proses
pengecetan dilakukan menggunakan alat kuas biasa. Selanjutnya,
dilaksanakan pengecetan dengan cat yang sesuai dengan spesifikasi
teknis, teknik pengecetan dilakukan secara berlapis-lapis dengan catatan
cat pada lapis-lapis sebelumnya telah kering lalu dilakukan cat pada lapis
berikutnya.
37 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

1. Lap permukaan yang mau di cat pastikan tidak ada debu dan tidak kotor.
2.Mulai dengan membuka kaleng pastikan aduk cat hingga warnanya
merata,tambahkan thiner secukupnya dan mulai semprot, kalau pakai kuas
celup 1/3 kuas ke dalam cat mulai pengecatan cat dasar (sincromate ,anti
karat, epoxy) secara keseluruhan di mulai di area yang sulit di jangkau
contoh: bagian tepi, sudut, tepian yang berbentuk ornamen dan area yang
tinggi.
3.Pastikan sapuan cat di lakukan merata dan pengecatan searah dari atas ke
bawah atau kiri kanan dan lanjutkan arah pengecatan yang sama seluruh
area, pengecatan di laku kan dua lapis atau lebih, pastikan lapisan pertama
telah kering dan lanjut ke aplikasi lapisan warna pilihan yang sesuai dengan
selera anda selanjutnya.
4.Setelah lapisan  cat ke dua yang warna telah kering  dengan sempurna maka
langkah selanjutnya (khusus cat besi tempa poles warna sesuai warna
pilihan).
5.Setelah lapisan warna kering  maka finishing dengan cat warna clear, pernish
pelindung sehingga tahan pudar/kusam,anti gores.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

IV. PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH


1 Clamp Saddle :    
  Clamp Saddle HDPE OD 63 x 20 mm (2" x ½")
  Clamp Saddle HDPE OD 90 x 20 mm (3" x ½")
2 Aksesoris SR :    
  Pipa Dinas GIP Medium Class ND 12.5 mm (½")
  Knee Drat 90° GI ND 13 mm (½")
  Double Nipple GI ND 13 mm (½")
  Stop Kran ND 12.5 mm (½")
  Union Socket/Watermour GI ND 13 mm (½")

38 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  Water Meter Multijet ND 15 mm (1/2")


  Stop Cock (Pit Kran) ND 12.5 mm (½")
  Socket Drat GI ND 13 mm (½")
  Plug Drat GI ND 13 mm (½")
  Box Instalasi Meter Air Bahan PP Tipe Sliding
  Pondasi Meter Air Beton Cor K-175 Uk. (0.5 x 0.3 x 0.15) m
  Pemasangan dan Perapihan

PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH

1. Sambungan Mekanis pada beberapa titik saja sesuai kebutuhan) :


Penyambungan dilakukan tanpa mesin khusus, yang diperlukan hanya
peralatan bantu biasa.
- Flange Joint :
Penyambungan jenis ini menggunakan STUB END yang dikombinasikan
dengan Flens dan diikat dengan mur baut, selain untuk penyambungan
untuk sesasama pipa atau Fitting Pipa PE cara ini juga digunakan untuk
sambungan pipa PE dengan jenis pipa seperti pipa Pvc atau pipa GIP
- Compession Fitting
Cara Penyambungan jenis ini menggunakan menggunakan fitting khusus yg
caranya relatip praktis, ada beberapa type dan bentuk fitting yang
digunakan dalam penyambungan ini. Jenis ini juga sering disebut dengan
istilah Quick Joint, Fitting ini dibuat dari material Poly Propelene dengan
ukuran dia.1/2" (20 mm) sampai dengan dia. 160 mm.

- Mechanical Bolt Coupling (Giboult Coupling)


Sama seperti sambungan flens, fiting ini biasanya digunakan juga untuk
menyambung pipa dan fiting PE dengan pipa dan fitting dari material
lainnya, prinsip kerjanya adalah dengan mengencangkan baut dan mur,
sehingga o-ring disisi dalam akan menekan pipa sehingga pipa tidak
bergerak.
2. Sambungan Pengelasan (Welding Joint)
Berbeda dari sambungan mekanis, kelompok penyambungan jenis ini
memerlukan mesin khusus, karna dalam proses kerjanya membutuhkan
panas dan priode waktu tertentu, untuk beberapa jenis penyambungan
membutuhkan tekanan. Karena sistem pengelasan pipa Polyethylene (PE)
ini dengan cara meleburkan permukaan yang disambungkan, maka
sambungan2 pengelasan sering disebut juga fusion joint.
- Buttfusion
Pada penyambungan ini kedua sisi yang disambung dipanaskan hingga
lunak, kemudian dengan tekanan sejajar sumbu kedua sisi disatukan dalam
waktu tertentu.
- Head fusion

39 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Ada dua jenis penyambungan dengan cara head fusion, tetapi prinsip dasar
keduanya adalah sama, yaitu
pemanasan pada permukaan dalam fitting/coupling dan permukaan luar
material yang akan disambung.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

B. OPTIMALISASI SPAM DESA LAU RIMAN (SPC LAU BENGAP)


I. PEMINDAHAN PIPA HDPE OD 315 MM (12") DARI RESERVOIR
1 Pemindahan Pipa HDPE OD 315 mm (12"), L= 500 m
  - Galian Tanah Sedalam 1 s.d 2 m
  - Bongkar Pipa    
  - Angkut Pipa    
  - Timbunan Tanah Kembali
  - Pemotongan Pipa HDPE OD 300 mm (12")
2 Pemasangan Kembali Pipa HDPE OD 315 mm (12"), L= 500 m
  - Galian Tanah Sedalam 1 s.d 2 m
  - Pemasangan Pipa HDPE OD 300 mm (12")
  - Timbunan Tanah Kembali
3 Pengadaan Aksesoris Pipa :
  - Giboult Joint ND 300 mm (12")
4 Pemasangan Aksesoris Pipa :
  - Giboult Joint ND 300 mm (12")

1. Pemindahan Pipa HDPE OD 315 mm (12"), L= 500 m


- Galian Tanah Sedalam 1 s.d 2 m
Galian tanah untuk pemasangan pipa dilaksanakan dengan galian tanah biasa
dengan kedalaman disesuaikan dengan diameter pipa yang akan dipasang, adapun
parit yang akan digali hanya untuk ruang penyambungan pipa setiap 6 meter untuk
dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus
ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat

40 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-


penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa. Lubang pit
akan di amankan dengan menggunakan tanah galian yang dimasukan kedalam
karung serta di batasi dengan garis pita pengaman. Ruang penyambungan harus
dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
Galian dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang
rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.

Peralatan yang digunakan :


 Alat Pertukangan
 Alat Ukur Elevasi dan Jarak (1Unit)

- Bongkar Pipa

1. Ujung pipa spigot dan sambungan soket harus dijaga dari keruskana, terutama
untuk ujung pipa yang telah ditirus
2. Tidak boleh membanting dan meluncurkan pipa ke permukaan yang keras
3. Tidak boleh bongkar muat pipa dengan tangan dan pipa tidak boleh diluncurkan.
Bila menggunakan peralatan angkat, gunakan cara yang tidak merusak tetapi tidak
kontak langsung dengan pipa besi, sling, hook atau rantai
4. Apabila pengiriman pipa dengan cara teleskopi maka diambil terlebih dahulu
adalah pipa dengan diameter terkecil dan disimpan terpisah sesuai dengan
diameter pipa

- Angkut Pipa
1. Gunakan alat angkut dengan permukaan yang datar. Pemukaan harus bebas dari
paku dan benda tajam lainnya.
2. Sisi-sisi kendaraan harus ditopang dengan jarak antar tonggak penopang kira-kita
2 m, pipa harus dilindungan selama pengangkuatan. Semua tonggak harus datar
dengan ujung tidak tajam. Untuk pipa dalam ikatan kira-kira 1 x 1 m, penopang
dapat ditempatkan pada interval 2,5 sampai 3 m.
3. Ujung soket dan ujung spigot pipa tidak boleh dibebani.
4. Bagian pipa yang menjulur keluar alat angkut maksimum 1 m.
5. Pipa yang lebih tebal ditempatkan dibagian bawah yang lebih tipis .

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah

41 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri
(APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety,
kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan
supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

2. Pemasangan Kembali Pipa HDPE OD 315 mm (12"), L= 500 m


- Galian Tanah Sedalam 1 s.d 2 m
Galian tanah untuk pemasangan pipa dilaksanakan dengan galian tanah biasa
dengan kedalaman disesuaikan dengan diameter pipa yang akan dipasang, adapun
parit yang akan digali hanya untuk ruang penyambungan pipa setiap 6 meter untuk
dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus
ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat
dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-
penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa. Lubang pit
akan di amankan dengan menggunakan tanah galian yang dimasukan kedalam
karung serta di batasi dengan garis pita pengaman. Ruang penyambungan harus
dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
Galian dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang
rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.

Peralatan yang digunakan :


 Alat Pertukangan
 Alat Ukur Elevasi dan Jarak (1Unit)

3. Pengadaan Aksesoris Pipa :


Seiring dengan pelaksanaan pengadaan pipa, pelaksanaan pengadaan
accessories pipa juga sudah harus dimulai sebelum pelaksanaan pemasangan
dikerjakan. Adapun accessories yang dibutuhkan adalah :
- Stube Flange Ø 315mm (4 buah)
- Flange Adaptor Ø 315mm (2 buah)
- Bend Segmented Ø 315mm x 90⁰ (1 buah)
- Flange Lass Ø 315 mm (1 buah)

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (2 Unit)
 Wheel Loader (1 Unit)
 Dump Truck (1 Unit)

4. Pemasangan Aksesoris Pipa :


42 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Pipa yang akan di sambung, penyambungan pipa yang digunakan dengan


Metode Penyambungan Butt Fusion. Metode penyambungan Butt Fusion adalah
proses termofusi yang melibatkan pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa
yang akan di sambung sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujung nya. Baru
lah kedua ujung tersebut di tempelkan dengan bantuan tekanan tertentu untuk
membuat sambungan yang senyawa.

Metode kerja penyambungan :

Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambung baik


dalam maupun luar sehingaa terbebas dari debu, kotoran, sampah dan lain-lain.
Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue yang telah
dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan supaya tidak ada bulu-bulu
kain yang menempel pada bagian yang akan di las.
Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung pipa dikencangkan
sampai berada diposisi yang tepat.
Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata elektrik (screpe),
sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas tissue yang
telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan sempurna.
Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur dengan thermostat).
Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan 210°C, diantar
ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan pemanasan 13 BAR untuk menarik
sebatang pipa kearah alat las fusion.
Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ril-Las + 2 mm lebar. Tempo
pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang disyaratkan oleh pabrik.
Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4 detik lalu dalam
waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa yang sudah dipanaskan di alat
but fusion sampai tekanan persenyawaannya.
Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi dari perusahaan
pabrikan pipa yang akan diadakan.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Data Logger HDPE (1 Unit)
 Alat Penyambung Pipa HDPE (2 Unit)
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan
pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
43 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas


 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat
pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu –
rambu lalu lintas.

II. JARINGAN PIPA DARI DESA LAU RIMAN KE DESA KACINAMBUN


1 Pengadaan Pipa dan Aksesoris Pipa :
  - Pipa HDPE SDR-17 PN 10 OD 110 mm (4")
  - Pipa HDPE SDR-17 PN 10 OD 90 mm (3")
  - Elbow 90° HDPE OD 110 mm (4")
  - Elbow 45° HDPE OD 110 mm (4")
  - Equal Tee HDPE OD 110 mm (4")
  - AF Gate Valve ND 100 mm (4")
  - Stub Flange ND 100 mm (4")
  - Rubber Packing    
  - Mur & Baut    
2 Pemasangan Pipa HDPE OD 110 mm (4") :
  - Galian Tanah Biasa Sedalam 1 Meter
  - Pemasangan Pipa  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
3 Pemasangan Pipa HDPE OD 90 mm (3") :
  - Galian Tanah Biasa Sedalam 1 Meter
  - Pemasangan Pipa  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
4 Pemasangan Aksesoris Pipa :
  - OD 110    

44 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

5 Pemasangan Gate Valve :


  - OD 110    
6 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah :
  - Clamp Saddle HDPE OD 63 x 20 mm (2" x ½")
  - Pipa Dinas GIP Medium Class ND 12.5 mm (½")
  - Knee Drat 90° GI ND 13 mm (½")
  - Double Nipple GI ND 13 mm (½")
  - Stop Kran ND 12.5 mm (½")
  - Union Socket/Watermour GI ND 13 mm (½")
  - Water Meter Multijet ND 15 mm (1/2")
  - Stop Cock (Pit Kran) ND 12.5 mm (½")
  - Socket Drat GI ND 13 mm (½")
  - Plug Drat GI ND 13 mm (½")
  - Box Instalasi Meter Air Bahan PP Tipe Sliding
  - Pondasi Meter Air Beton Cor K-175 Uk. (0.5 x 0.3 x 0.15) m
  - Pemasangan dan Perapihan

1. Pengadaan Pipa dan Aksesoris Pipa


Setelah adanya hasil Pemenang Lelang, maka pihak penyedia sudah dapat
melakukan Pra Order Pipa, Sesaat setelah Kontrak maka langsung di lakukan
Order/Pemesanan pipa dan asesories , yang dimana waktu produksinya 4 minggu,
pengiriman dari Surabaya ke Kupang 1 minggu sehingga total 5 minggu pipa,
asesories, telah tiba dilokasi (gudang sementara).
Pipa yang dibutuhkan akan dibeli dan dipesan melalui prosedur yang benar. Pipa
yang dipesan adalah pipa yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Begitu juga
dengan Accesories. Accessories yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan
spesifikasi rencana. Pipa dan accessories akan didatangkan dengan menggunakan
trailer, diturunkan dengan tenaga manusia. Keselamatan dalam proses bongkar
pipa dan accessories ini menjadi fokus utama. Pencegahanresiko kecelakan akan
dilakukan dengan menyesuaikan dengan RK3K yang dilampirkan.

a. Pengadaan Pipa
Setelah shop drawing disetujui oleh semua pihak, maka proses pemesanan pipa
bisa dilakukan. Dimana nati pipa akan dikirim secara simultan dengan pelaksanaan
pekerjaan mengingat keterbatasan gudang penyimpanan juga demi menjaga
keamanan material pipa. Yang mana pada pekerjaan ini pipa yang dipakai adalah
Pipa HDPE 100 PN-10 315mm (12") SNI dengan volume 522 m’. Pekerjaan ini akan
dilaksanakan mulai hari ke 8 selama 30 hari.

b. Pengadaan Accessories

45 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Seiring dengan pelaksanaan pengadaan pipa, pelaksanaan pengadaan


accessories pipa juga sudah harus dimulai sebelum pelaksanaan pemasangan
dikerjakan. Adapun accessories yang dibutuhkan adalah :
- Stube Flange Ø 315mm (4 buah)
- Flange Adaptor Ø 315mm (2 buah)
- Bend Segmented Ø 315mm x 90⁰ (1 buah)
- Flange Lass Ø 315 mm (1 buah)

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (2 Unit)
 Wheel Loader (1 Unit)
 Dump Truck (1 Unit)

2. Pemasangan Pipa HDPE OD 110 mm (4") :


Pipa yang akan di sambung, adalah Pipa Pipa HDPE OD 110 mm (4").
Penyambungan pipa yang digunakan dengan Metode Penyambungan Butt Fusion.
Metode penyambungan Butt Fusion adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan di sambung sampai
kondisi leleh tercapai pada kedua ujung nya. Baru lah kedua ujung tersebut di
tempelkan dengan bantuan tekanan tertentu untuk membuat sambungan yang
senyawa.

Metode kerja penyambungan :

 Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambung


baik dalam maupun luar sehingaa terbebas dari debu, kotoran, sampah dan
lain-lain.
 Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue yang telah
dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan supaya tidak ada bulu-
bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las.
 Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung pipa
dikencangkan sampai berada diposisi yang tepat.
 Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata elektrik
(screpe), sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
 Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas tissue
yang telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan sempurna.
 Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur dengan
thermostat).
 Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan 210°C,
diantar ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan pemanasan 13 BAR untuk
menarik sebatang pipa kearah alat las fusion.

46 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ril-Las + 2 mm lebar.


Tempo pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang disyaratkan oleh
pabrik.
 Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4 detik lalu
dalam waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan di alat but fusion sampai tekanan persenyawaannya.
 Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi dari
perusahaan pabrikan pipa yang akan diadakan.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Data Logger HDPE (1 Unit)
 Alat Penyambung Pipa HDPE (2 Unit)
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan
pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat
pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa

3. Pemasangan Pipa HDPE OD 90 mm (3") :


Pipa yang akan di sambung, adalah Pipa Pipa HDPE OD 90 mm (3"). Penyambungan
pipa yang digunakan dengan Metode Penyambungan Butt Fusion. Metode
penyambungan Butt Fusion adalah proses termofusi yang melibatkan pemanasan
secara bersama di kedua ujung pipa yang akan di sambung sampai kondisi leleh
tercapai pada kedua ujung nya. Baru lah kedua ujung tersebut di tempelkan dengan
bantuan tekanan tertentu untuk membuat sambungan yang senyawa.

Metode kerja penyambungan :

 Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambung


baik dalam maupun luar sehingaa terbebas dari debu, kotoran, sampah dan
lain-lain.

47 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue yang telah
dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan supaya tidak ada bulu-
bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las.
 Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung pipa
dikencangkan sampai berada diposisi yang tepat.
 Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata elektrik
(screpe), sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
 Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas tissue
yang telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan sempurna.
 Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur dengan
thermostat).
 Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan 210°C,
diantar ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan pemanasan 13 BAR untuk
menarik sebatang pipa kearah alat las fusion.
 Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ril-Las + 2 mm lebar.
Tempo pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang disyaratkan oleh
pabrik.
 Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4 detik lalu
dalam waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan di alat but fusion sampai tekanan persenyawaannya.
 Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi dari
perusahaan pabrikan pipa yang akan diadakan.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Data Logger HDPE (1 Unit)
 Alat Penyambung Pipa HDPE (2 Unit)
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan
pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat
pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa

48 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

4. Pemasangan Gate Valve :


pemasangan Gate Valve secara prinsip sangat sederhana, dengan menggunakan
dua konektor berulir atau  menggunakan dua flange yang dihubungkan ke sistem
pipa.

Sedangkan cara kerja Gate Valve, jika handle (pegangan) diputar, bagian bonnet
bergerak naik ke atas konektor dengan area stopping wedge merubah dengan
memaksa gerakan menjadi naik dan turun.  Handle yang menaikkan dan
menurunkan stopper menempati ruang bonnet.
Ketika handel diputar, maka stopper bergerak di dalam valve. Stopper masuk
kedalam ruang dimana cairan melewatinya.

Pada posisi buka atau tutup, valve jenis ini bisa dikenali berdasarkan tinggi
rendahnya handle (pegangan).Jika posisi handle rendah berarti valve dalan kondisi
terbuka, dan sebaliknya.

Casing valve yang sedikit lebih lebar dari pipa yang terhubung memungkinkan
stopper benar-benar menutupi ruang aliran dan membuatnya benar benar tertutup.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri
(APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety,
kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan
supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

III. JARINGAN PIPA DARI DESA KACINAMBUN KE DESA KUTAMBELIN


1 Pengadaan Pipa dan Aksesoris Pipa :
  - Pipa HDPE SDR-17 PN 10 OD 90 mm (3")
  - Elbow 45° HDPE OD 90 mm (3")
2 Pemasangan Pipa HDPE OD 90 mm (3") :
  - Galian Tanah Biasa Sedalam 1 Meter
  - Pemasangan Pipa  
  - Timbunan Kembali Galian Tanah
3 Pemasangan Aksesoris Pipa :
  - OD 110    
4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah :
  - Clamp Saddle HDPE OD 63 x 20 mm (2" x ½")
  - Pipa Dinas GIP Medium Class ND 12.5 mm (½")
  - Knee Drat 90° GI ND 13 mm (½")

49 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Double Nipple GI ND 13 mm (½")


  - Stop Kran ND 12.5 mm (½")
  - Union Socket/Watermour GI ND 13 mm (½")
  - Water Meter Multijet ND 15 mm (1/2")
  - Stop Cock (Pit Kran) ND 12.5 mm (½")
  - Socket Drat GI ND 13 mm (½")
  - Plug Drat GI ND 13 mm (½")
  - Box Instalasi Meter Air Bahan PP Tipe Sliding
  - Pondasi Meter Air Beton Cor K-175 Uk. (0.5 x 0.3 x 0.15) m
  - Pemasangan dan Perapihan

1. Pengadaan Pipa dan Aksesoris Pipa :


Pipa yang akan di sambung, adalah Pipa Pipa HDPE OD 90 mm (3"). Penyambungan
pipa yang digunakan dengan Metode Penyambungan Butt Fusion. Metode
penyambungan Butt Fusion adalah proses termofusi yang melibatkan pemanasan
secara bersama di kedua ujung pipa yang akan di sambung sampai kondisi leleh
tercapai pada kedua ujung nya. Baru lah kedua ujung tersebut di tempelkan dengan
bantuan tekanan tertentu untuk membuat sambungan yang senyawa.

Metode kerja penyambungan :

 Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambung


baik dalam maupun luar sehingaa terbebas dari debu, kotoran, sampah dan
lain-lain.
 Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue yang telah
dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan supaya tidak ada bulu-
bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las.
 Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung pipa
dikencangkan sampai berada diposisi yang tepat.
 Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata elektrik
(screpe), sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
 Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas tissue
yang telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan sempurna.
 Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur dengan
thermostat).

50 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan 210°C,
diantar ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan pemanasan 13 BAR untuk
menarik sebatang pipa kearah alat las fusion.
 Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ril-Las + 2 mm lebar.
Tempo pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang disyaratkan oleh
pabrik.
 Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4 detik lalu
dalam waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan di alat but fusion sampai tekanan persenyawaannya.
 Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi dari
perusahaan pabrikan pipa yang akan diadakan.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Data Logger HDPE (1 Unit)
 Alat Penyambung Pipa HDPE (2 Unit)
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan
pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat
pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa

2. Pemasangan Pipa HDPE OD 90 mm (3") :


Pipa yang akan di sambung, adalah Pipa Pipa HDPE OD 90 mm (3"). Penyambungan
pipa yang digunakan dengan Metode Penyambungan Butt Fusion. Metode
penyambungan Butt Fusion adalah proses termofusi yang melibatkan pemanasan
secara bersama di kedua ujung pipa yang akan di sambung sampai kondisi leleh
tercapai pada kedua ujung nya. Baru lah kedua ujung tersebut di tempelkan dengan
bantuan tekanan tertentu untuk membuat sambungan yang senyawa.

Metode kerja penyambungan :

51 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambung


baik dalam maupun luar sehingaa terbebas dari debu, kotoran, sampah dan
lain-lain.
 Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue yang telah
dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan supaya tidak ada bulu-
bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las.
 Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung pipa
dikencangkan sampai berada diposisi yang tepat.
 Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata elektrik
(screpe), sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
 Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas tissue
yang telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan sempurna.
 Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur dengan
thermostat).
 Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan 210°C,
diantar ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan pemanasan 13 BAR untuk
menarik sebatang pipa kearah alat las fusion.
 Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ril-Las + 2 mm lebar.
Tempo pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang disyaratkan oleh
pabrik.
 Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4 detik lalu
dalam waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan di alat but fusion sampai tekanan persenyawaannya.
 Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi dari
perusahaan pabrikan pipa yang akan diadakan.

Peralatan yang digunakan :


 Catrol/Tripot (1 Unit)
 Data Logger HDPE (1 Unit)
 Alat Penyambung Pipa HDPE (2 Unit)
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong dan
pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu plat
pemanas
 Pipa dan penutupnya
52 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Papan landasan
 Pemotong pipa

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan
luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

IV. REHAB PAGAR BRC DI SITE WTP MANUKMULIA, L =38,4 METER


1 Galian Tanah    
2 Timbunan Pasir Urug, Tebal 10 cm
3 Pas. Batu Belah, Camp. 1 PC : 4 PP
4 Pas. Batu Bata, Camp. 1 PC : 4 PP
5 Tiang Kolom (Uk. 20/25 cm) (16 Buah)
  - Beton Cor K-175    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting    
6 Pagar BRC, Tinggi 1,2 Meter

1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu
diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan
galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan :
• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

53 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan
patok – patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai.
Pekerja melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari
surveyor dan diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian
sebagian ditempatkan / distok disamping galian untuk timbunan kembali,
jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih,
atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung di
buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak dump truck harus
ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran.
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2. Timbunan Pasir Urug, Tebal 10 cm


Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Lantai pada proyek ini meliputi timbunan
yang digunakan dari pasir yang didatangkan. Dalam pelaksanaannya
pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan
keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
- Pemadatan pasir bawah lantai dikerjakan setelah pekerjaan timbunan
tanah bawah lantai,
- Pasir yang didatangkan ke lokasi akan ditimbunan bawah lantai
dengan tenaga orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi
lapis, sehingga benar benar padat, karena berisiko penurunan lantai
pada kemudian hari
Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.

54 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang dan terperosok ke lubang yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet,
patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan
helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan membarikade
lobang galian dengan pemasangan ralling, Memasang rambu “awas lobang”,
menutup lobang galian (bila perlu),memasang lampu yang cukup (bila perlu)
serta Memberikan pengamanan untuk penahan tanah yang aman, dan selalu
waspada jika hujan.

3. Pas. Batu Belah, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan pasangan batu belah sesuai dengan gambar. Bahan yang
digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, berat, dan berwarna
kehitam-hitaman.
- Batu harus bersih dari tanah / Lumpur dan kotoran lainnya.

Pemasangan pondasi batu kali harus memenuhi ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :
- Adukan / spesi yang digunakan minimal 1 PC : 4 PS.
- Sebelum pemasangan, dibuat profil yang ukuran sesuai dengan
gambar yang dimaksud.
- Sebelum pasangan batu, dasar galian pondasi diberi lapisan pasir
pasangan dan batu kosong yang ketebalannya masing-masing sesuai
gambar.
- Permukaan bagian atas pondasi batu kali harus rata (water pass),
diberi spesi dan dilaksanakan (digaris-garis silang). Pada tempat-
tempat yang akan dipasang kolom praktis harus diberi stick besi beton.

Peralatan yang digunakan :


• Alat Bantu
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang
55 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

4. Pas. Batu Bata, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang
paling berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran.
Pada pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan
harus tercapai. Bagian dari pekerjaan ini adalah :
Adukan
Adukan pasangan kami buat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya,
tidak kami dicampur lagi dengan adukan yang baru.Pengukuran (Uit-zet)
harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:

pasangan dinding kami buat rata (horizontal), dan pengukuran kami


dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali
menaikkan benang tidak melebihi 30 cm, dari pasangan yang telah selesai

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak digunakan ditengah pasangan
bata, kecuali pasangan pada sudut.Pengakhiran sambungan pada satu hari
kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom–kolom praktis, Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi, dan
Balok Latai yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding. Lubang untuk
alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan
secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka,
selama waktu hujan lebat akan kami diberi perlindungan dengan sesuatu
penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi
perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7
hari setelah pemasangannya. Meterial yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi dan telah disetujui oleh konsultan pengawas dan pengerjaannya
mengacu pada gambar kerja.

Item Pekerjaan :
 Pasangan Dinding 1 Pc : 2 Ps
56 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang
5. Tiang Kolom (Uk. 20/25 cm) (16 Buah)
Pekerjaan kolom beton di laksanakan sesudah pekerjaan sloff. Adapun
metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan
pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat
bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami akan
memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.
Item Pekerjaan :
 Bekisting/Mall Balok
 Pembesian Tulangan (Polos)
 Beton K-225

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang.
Material untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan
ketentuan – ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland
yang sesuai dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik
digudang, untuk bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan
kotoran lain dan bahan lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir
terlebih dahulu dilaporkan kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun
air yang digunakan untuk mencampur (pencampuran adukan digunakan

57 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mesin molen ataupun dengan menggunakan ready mix) adalah air yang
bebas dari lumpur, minyak, asam dan kotoran – kotoran lain. Pencampuran
dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk
mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini dilaksanakan
setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi
kuat tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak
melebihi kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan
secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan
dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan
tempat kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi
pekerjaan guna kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai
penuh dan telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor
sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila
ada sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus
terhadap sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser
minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa
sehingga campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat
menyatu. Dibersihkan dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram
dengan air hingga jenuh.

58 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran


disertai dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan
yang dapt menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan
cara menyiram permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai
dengan ketentuan. Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan
perapihan yang akan dilakukan oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang
dihasilkan dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam
beberapa kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri
dari garis terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai
dengan Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton
sampai mutu beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar
rencana konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi
tulangan tidak bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan
untuk diinjak penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan
atas dan lapisan bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali
putaran dengan kawat beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar
dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan
harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip – klip yang cocok pada
persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai
dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang cukup
untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut
akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari
logam yang tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus
ditopang dengan beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus

59 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mempunyai permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm.


Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus
ditopang dengan logam. Jarak minimum antara batang yang sejajar harus
sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara batang tidak
kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar. Pada
permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton
dicor secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-
bidang, batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan
sebagaimana pada gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan
acuan / cetakan akan dibuat rata, sambungan – sambungan papan atau
sudut – sudut dibuat rapat agar tidak bocor yang dapat berakibat lolosnya air
semen dan terjadi sarang kerikil / keropos. Bahan untuk cetakan kayu
(bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga permukaan cetakan beton
halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada kedudukanya sehingga
mencegah pergerakan selama pengecoran beton berlangsung. Bekisting
akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan pada posisi yang
akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan
setelah beton mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya
sendiri serta sudah mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang
ditunjuk oleh direksi dan dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan
beton cor dilakukan dilakukan pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya
menggunakan tenaga manusia (man power). Pembongkaran ini dikerjakan
dengan membuka bekisting terpasang. Proses pembongkaran bertujuan
untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat – alat bantu yang akan
digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual (manusia) dan
alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan terhadap beton
yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di lakukan
penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

6. Pagar BRC, Tinggi 1,2 Meter

60 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

1. Ukur Lahan
Jadi siapkan meteran panjang untuk mengukur keliling lahan yang akan dipasang
pagar brc. Bagi menjadi beberapa bagian dengan berprinsip pada ukuran brc yang
akan anda beli. Untuk produk standard pagar brc memiliki panjang 2,4m. 

2. Tambahkan Ruang Untuk Tiang Pagar


Setelah diperoleh panjang lahan, bagi dalam beberapa titik dengan pedoman
ukuran pagar BRC. Misalnya setiap 2,4 akan dipasang tiang pipa besi, lebihkan
beberapa centimeter untuk ruang tiang pipa besi. Sesuaikan dengan diameter tiang
besi yang tersedia. Jika menggunakan tiang pipa besi kuran 2 inchi maka setiap 2,4
meter harus ditambahkan 6,05cm untuk tiang pipa besinya. 

3. Jika Menggunakan Tiang Beton


Jika Anda menggunakan tiang beton, Anda dapat mengatur sendiri berapa lebar
tiang yang diinginkan.

4. Gali Lubang Untuk Tiang


Tancapkan patok sebagai tanda yang nantinya akan digali lubang untuk penegak
tiang pipa besi. Hal yang harus diperhatikan adalah lubang galian harus lebih
dalam, minimal 30-40 cm dari tanah datar atau disesuaikan dengan kondisi tanah
setempat dan tinggi pagar.

Jika tanah cukup padat dan keras, 20 cm sudah cukup layak. Demikian juga jika
semakin tinggi pagar, maka galian pondasi juga harus lebih dalam. Sedangkan
Lebar galian adalah sekitar 20-30 cm.

5. Tegakkan Tiang
Jika galian telah siap, maka Anda harus menegakkan tiang dengan waterpas dan
dibantu atau disangga menggunakan kayu agar tiang tidak bergerak. Tegakkan
beberapa tiang, kemudian lakukan pengecoran setiap galian dan tiang dengan cor
beton bertulang.

6. Pasang Pagar Brc pada tiang dengan klem dan baut


Selang satu atau beberapa hari setelah pengecoran, lakukan pemasangan pagar
BRC dengan klem dan baut pada tiang pipa besi yang telah ditancapkan.

7. Gunakan Dynabolt dan klem untuk Tiang beton


Jika Anda tiang beton, maka pagar BRC dapat dipasang dengan klem u-clip dan
dibaut menggunakan dynabolt ukuran M8. Panjang dynabolt minimal 3cm.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan
61 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

keselamatan dan keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan sesak nafas, mata terkena
debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah bekisting yang bisa
megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat mobilisasi
material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri
(APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu
safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang
memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

V. BAK PENGUMPUL KAP. 25 M3 (UK. 3 x 3 x 3 M)


a) PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan dan Perataan Lapangan
2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
       
b) PEKERJAAN TANAH DAN TIMBUNAN
1 Galian Tanah    
2 Timbunan Kembali Galian Tanah
3 Timbunan Pasir Urug di Bawah Lantai, Tebal 10 cm
       
c) PEKERJAAN STRUKTUR BAK PENGUMPUL
1 Lantai Kerja Beton Cor K-100, Tebal 5 cm
2 Plat Lantai Dasar Reservoir, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Lantai Dasar
3 Dinding Utama Reservoir, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Dinding
4 Dinding Partisi Reservoir, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Dinding
5 Plat Atap Reservoir, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Plat Lantai

62 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

6 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 60x60 cm


       
d) PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT INLET
1 Galian Tanah    
2 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
  - Beton Cor K-175    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Lantai Dasar
3 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP
4 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP
5 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 50x50 cm
       
e) PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT WASHOUT
1 Galian Tanah    
2 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
  - Beton Cor K-175    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Lantai Dasar
3 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP
4 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP
5 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 50x50 cm
       
f) PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT OUTLET (2 UNIT)
1 Galian Tanah    
2 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
  - Beton Cor K-175    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Lantai Dasar
3 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP
4 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP
5 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 50x50 cm
       
g) PEKERJAAN PERPIPAAN
1 Unit Inlet    
  - Pipa GIP ND 100 mm (4")
  - Puddle Flange Pipa GIP ND 100 mm (4"), L = 0,8 Meter
  - Elbow 90° GIP ND 100 mm (4")
  - Stub End + Flange HDPE OD 110 mm (4")
  - All Flange Gate Valve ND 100 mm (4")
  - Rubber Packing    
  - Bolt & Nut ¾" x 2,5"  

63 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Pengelasan    
  - Pemasangan Aksesoris Pipa
  - Pemasangan Gate Valve
       
2 Unit Outlet    
  - Pipa GIP ND 75 mm (3")
  - Puddle Flange Pipa GIP ND 75 mm (3"), L = 0,8 Meter
  - Strainer ND 75 mm (3")
  - Stub End + Flange HDPE OD 90 mm (3")
  - All Flange Gate Valve ND 75 mm (3")
  - Rubber Packing    
  - Bolt & Nut ¾" x 2,5"  
  - Pengelasan    
  - Pemasangan Aksesoris Pipa
  - Pemasangan Gate Valve
       
3 Unit Washout    
  - Pipa GIP ND 50 mm (2")
  - Puddle Flange Pipa GIP ND 50 mm (2"), L = 0,8 Meter
  - All Flange Gate Valve ND 50 mm (2")
  - Rubber Packing    
  - Bolt & Nut ¾" x 2,5"  
  - Pemasangan Gate Valve
       
3 Unit Overflow    
  - Pipa GIP Medium Class ND 50 mm (2")
  - Elbow 90° GIP ND 50 mm (2")
  - Pengelasan    
  - Pemasangan Aksesoris Pipa

V. BAK PENGUMPUL KAP. 25 M3 (UK. 3 x 3 x 3 M)


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan dan Perataan Lapangan
Pekerjaan keamanan dan keselamatan kerja (BPJS) akan di kerjakan dengan
cara mendaftarkan semua orang yang terlibat dalam pekerjaan ke BPJS agar
nantinya jika ada kecelakaan kerja para tenaga kerja mendapat jaminan atas
keamanan dan kesalamatan kerja.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pada tahap ini, terlebih dahulu membersihkan pada lokasi pekerjaan dari
segala kotoran/sampah dan berkas - berkas, Setelah lokasi bersih baru kemudian

64 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

menyediakan keperluan pekerjaan dan membuat gudang-gudang los kerja dan


kantor Pengawas.
• Uraian jumlah pekerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
Mandor = 1 Orang
Pekerja = 3 Orang
• Uraian jumlah peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Alat Bantu = 1 Set
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan. Resiko bahaya
dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang. Oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan
alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker.
Salah satu pekerjaan persiapan yang penting adalah pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bouplank Adapun kegunaan survey awal (field engineer) adalah untuk
mengestimasi volume pekerjaan, apakah sesuai dengan volume rencana dan
sebagai data awal dalam pelaksanaan serta menyiapkan job mix formula sebagai
bahan persiapan (pedoman) dalam rangka pemakaian material yang dipakai untuk
setiap pekerjaan. Pekerjaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan pada
proyek ini. Agar didapatkan hasil yang akurat, maka setiap alat survey harus sudah
dikalibrasi. Surveyor dipilih tenaga yang berpengalaman. Kemudian akan dilakukan
pemasangan bouwplank dengan menggunakan kayu yang kuat dengan ukuran
patok 5 / 7 cm dan untuk papan 2 / 20 cm, papan bouwplank tersebut harus
diketam halus dan lurus. Dalam pemasangan bowplank akan dilakukan dengan
disaksikan oleh pemilik proyek dan konsultan pengawas dan konsultan perencana
sehingga akan didapatkan sesuai dengan yang telah direncanakan dan harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pemasangan tersebut
sudah benar, dan baru akan dilakukan pekerjaan selanjutnya.

B. PEKERJAAN TANAH DAN TIMBUNAN


1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu
diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan
galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan :
• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja

65 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan
patok – patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai.
Pekerja melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari
surveyor dan diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian
sebagian ditempatkan / distok disamping galian untuk timbunan kembali,
jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih,
atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung di
buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak dump truck harus
ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran.
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2. Timbunan Kembali Galian Tanah


Pekerjaan urugan kembali bekas galian pada proyek ini meliputi
timbunan yang digunakan dari hasil galian. Dalam pelaksanaannya
pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan
keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
- Tanah stok dari samping lubang dihampar ke lokasi timbunan dengan
tenaga orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi
lapis.
- Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.
66 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

3. Timbunan Pasir Urug di Bawah Lantai, Tebal 10 cm


Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Lantai pada proyek ini meliputi timbunan
yang digunakan dari pasir yang didatangkan. Dalam pelaksanaannya
pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan
keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
- Pemadatan pasir bawah lantai dikerjakan setelah pekerjaan timbunan
tanah bawah lantai,
- Pasir yang didatangkan ke lokasi akan ditimbunan bawah lantai
dengan tenaga orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi
lapis, sehingga benar benar padat, karena berisiko penurunan lantai
pada kemudian hari
Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.

C. PEKERJAAN STRUKTUR BAK PENGUMPUL


1. Lantai Kerja Beton Cor K-100, Tebal 5 cm
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
B-0.  
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah  terdapat urugan
pasir  dengan ketebalan yang sesuai  rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.

67 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok


adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

2 Plat Lantai Dasar Reservoir, Tebal 15 cm


Pekerjaan Plat lantai ini di laksanakan berbarengan dengan pekerjaan balok.
Adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan
pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat
bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami akan memasang
bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami
akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.

68 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.

69 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah

70 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

3 Dinding Utama Reservoir, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Reservoir adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama
kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami
akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami
akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan

71 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.

72 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton

73 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

4 Dinding Partisi Reservoir, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Partisi Reservoir 15 cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk

74 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan

75 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada

76 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

5 Plat Atap Reservoir, Tebal 15 cm


Pekerjaan Plat Reservoir ini di laksanakan berbarengan dengan pekerjaan balok.
Adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan
pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat
bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami akan memasang
bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami
akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

77 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

78 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga


campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara

79 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang dan terperosok ke lubang
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para
pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku
pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan membarikade lobang galian dengan pemasangan ralling, Memasang
rambu “awas lobang”, menutup lobang galian (bila perlu),memasang lampu yang

80 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

cukup (bila perlu) serta Memberikan pengamanan untuk penahan tanah yang aman,
dan selalu waspada jika hujan.

D PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT INLET


1 Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu diperhatikan
dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga terhadap dampak
lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi
pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan :
• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan patok –
patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Pekerja
melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari surveyor dan
diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian sebagian ditempatkan /
distok disamping galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian
untuk timbunan harus aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang
galian. Hasil galian yang berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan
kembali dimuat langsung di buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak
dump truck harus ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak
berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm


Pekerjaan Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm ini di laksanakan
berbarengan dengan pekerjaan balok. Adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :

81 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.

82 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau

83 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

3 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP

84 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang
paling berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada
pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus tercapai.
Bagian dari pekerjaan ini adalah :
Adukan
Adukan pasangan kami buat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak kami dicampur lagi
dengan adukan yang baru.Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:

pasangan dinding kami buat rata (horizontal), dan pengukuran kami dilakukan
dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak melebihi 30 cm, dari pasangan yang telah selesai

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom praktis,
Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi, dan Balok Latai yang ukurannya disesuaikan dengan
tebal dinding. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat akan kami diberi perlindungan dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
Meterial yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas dan pengerjaannya mengacu pada gambar kerja.

Item Pekerjaan :
 Pasangan Dinding 1 Pc : 2 Ps

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
85 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Kepala Tukang

4 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP

Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan


dengan campuran 1 : 2 , sebelum pekerjaan plateran dimulai , celah-celah
dan permukaan pasangan batu bata harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum adukan dipasang sesuai dengan petunjuk teknis dan diakui oleh
pemilik proyek dan konsultan supervisi.

Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang
berhubungan sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan
kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak
memungkinkan terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan plasteran.
- Persiapan dinding yang akan di plester
 Semua siar dipermukaan dinding batu bata kami dikerok sedalam 9 - 10
mm.
 Permukaan dinding beton yang diplesteran kami /diketrik (dibuat kasar)
agar bahan plesterannya dapat merekat.
- Mencampur plesteran kai laksanakan sesuia dengan spesifikasi dan di
setujui oleh konsultan pengawas

Item Pekerjaan :
 Plasteran Dinding Bata

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

E PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT WASHOUT


1. Galian Tanah

86 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu
diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan
galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan :
• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan
patok – patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai.
Pekerja melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari
surveyor dan diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian
sebagian ditempatkan / distok disamping galian untuk timbunan kembali,
jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih,
atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung di
buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak dump truck harus
ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran.
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm


Pekerjaan Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm ini di laksanakan
berbarengan dengan pekerjaan balok. Adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.
87 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran

88 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat


kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar

89 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

90 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

3 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling
berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada
pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus tercapai.
Bagian dari pekerjaan ini adalah :
Adukan
Adukan pasangan kami buat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak kami dicampur lagi
dengan adukan yang baru.Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:

pasangan dinding kami buat rata (horizontal), dan pengukuran kami dilakukan
dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak melebihi 30 cm, dari pasangan yang telah selesai

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom praktis,
Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi, dan Balok Latai yang ukurannya disesuaikan dengan
tebal dinding. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat akan kami diberi perlindungan dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
Meterial yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas dan pengerjaannya mengacu pada gambar kerja.

Item Pekerjaan :
 Pasangan Dinding 1 Pc : 2 Ps

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
91 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

4 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan dengan
campuran 1 : 2 , sebelum pekerjaan plateran dimulai , celah-celah dan permukaan
pasangan batu bata harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang
sesuai dengan petunjuk teknis dan diakui oleh pemilik proyek dan konsultan
supervisi.

Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang berhubungan
sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada Pengawas/Kuasa
Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya
pekerjaan tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk melaksanakan
pekerjaan plasteran.
- Persiapan dinding yang akan di plester
 Semua siar dipermukaan dinding batu bata kami dikerok sedalam 9 - 10 mm.
 Permukaan dinding beton yang diplesteran kami /diketrik (dibuat kasar) agar bahan
plesterannya dapat merekat.
- Mencampur plesteran kai laksanakan sesuia dengan spesifikasi dan di setujui oleh
konsultan pengawas

Item Pekerjaan :
 Plasteran Dinding Bata

Peralatan yang digunakan :

92 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

F PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT OUTLET (2 UNIT)


1 Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu
diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan
galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan :
• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

93 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan
patok – patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai.
Pekerja melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari
surveyor dan diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian
sebagian ditempatkan / distok disamping galian untuk timbunan kembali,
jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih,
atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung di
buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak dump truck harus
ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran.
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm


Pekerjaan Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm ini di laksanakan
berbarengan dengan pekerjaan balok. Adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk

94 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan


menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram

95 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.

96 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

3 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling
berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada
pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus tercapai.
Bagian dari pekerjaan ini adalah :
Adukan
Adukan pasangan kami buat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak kami dicampur lagi
dengan adukan yang baru.Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:

pasangan dinding kami buat rata (horizontal), dan pengukuran kami dilakukan
dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak melebihi 30 cm, dari pasangan yang telah selesai

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian

97 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom praktis,


Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi, dan Balok Latai yang ukurannya disesuaikan dengan
tebal dinding. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat akan kami diberi perlindungan dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
Meterial yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas dan pengerjaannya mengacu pada gambar kerja.

Item Pekerjaan :
 Pasangan Dinding 1 Pc : 2 Ps

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

4 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP

Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan dengan


campuran 1 : 2 , sebelum pekerjaan plateran dimulai , celah-celah dan permukaan
pasangan batu bata harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang

98 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

sesuai dengan petunjuk teknis dan diakui oleh pemilik proyek dan konsultan
supervisi.

Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang berhubungan
sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada Pengawas/Kuasa
Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya
pekerjaan tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk melaksanakan
pekerjaan plasteran.
- Persiapan dinding yang akan di plester
 Semua siar dipermukaan dinding batu bata kami dikerok sedalam 9 - 10 mm.
 Permukaan dinding beton yang diplesteran kami /diketrik (dibuat kasar) agar bahan
plesterannya dapat merekat.
- Mencampur plesteran kai laksanakan sesuia dengan spesifikasi dan di setujui oleh
konsultan pengawas

Item Pekerjaan :
 Plasteran Dinding Bata

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

VI. BAK PELEPAS TEKAN (BPT)

99 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

a) PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan dan Perataan Lapangan
2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
       
b) PEKERJAAN TANAH DAN TIMBUNAN
1 Galian Tanah    
2 Timbunan Kembali Tanah Galian
3 Timbunan Pasir Urug di Bawah Lantai, Tebal 10 cm
       
c) PEKERJAAN STRUKTUR BPT
1 Lantai Kerja Beton K-100, Tebal 5 cm
2 Plat Lantai Dasar BPT, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Lantai Dasar
3 Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Dinding
4 Dinding Partisi BPT, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Dinding
5 Plat Atap BPT, Tebal 15 cm
  - Beton Cor K-225    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Plat Atap
6 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 60x60 cm
       
d) PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT INLET
1 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
  - Beton Cor K-175    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting untuk Lantai Dasar
2 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP
3 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP
4 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 50x50 cm
       
e) PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT WASHOUT
1 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
  - Beton Cor K-175    

100 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Pembesian dengan Besi Polos


  - Bekisting untuk Lantai Dasar
2 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP
3 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP
4 Manhole Plat Bordes Tebal 4 mm, Uk. 50x50 cm
       
f) PEKERJAAN PERPIPAAN
1 Unit Inlet    
  - Puddle Flange Pipa GIP ND 100 mm (4"), L = 0,8 Meter
  - Elbow 90° GIP ND 100 mm (4")
  - Stub Flange OD 110 mm (4")
  - All Flange Gate Valve ND 100 mm (4")
  - Rubber Packing    
  - Bolt & Nut ¾" x 2,5"  
  - Pengelasan    
  - Pemasangan Aksesoris Pipa
  - Pemasangan Gate Valve
       
2 Unit Outlet    
  - Puddle Flange Pipa GIP ND 75 mm (3"), L = 0,8 Meter
  - Strainer ND 75 mm (3")
  - Stub Flange OD 90 mm (3")
  - All Flange Gate Valve ND 75 mm (3")
  - Rubber Packing    
  - Bolt & Nut ¾" x 2,5"  
  - Pengelasan    
  - Pemasangan Pipa dan Aksesoris
  - Pemasangan Gate Valve
       
3 Unit Washout    
  - Puddle Flange Pipa GIP ND 75 mm (3"), L = 0,8 Meter
  - Elbow 90° GIP ND 75 mm (3")
  - Equal Tee GIP ND 75 x 75 mm
  - All Flange Gate Valve ND 75 mm (3")
  - Rubber Packing    
  - Bolt & Nut ¾" x 2,5"  
  - Pengelasan    
  - Pemasangan Pipa dan Aksesoris
  - Pemasangan Gate Valve
       
4 Unit Overflow    

101 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

  - Puddle Flange Pipa GIP ND 75 mm (3"), L = 0,8 Meter


  - Elbow 90° GIP ND 75 mm (3")
  - Pengelasan    
  - Pemasangan Pipa dan Aksesoris

VI. BAK PELEPAS TEKAN (BPT)


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan dan Perataan Lapangan
Pekerjaan keamanan dan keselamatan kerja (BPJS) akan di kerjakan dengan
cara mendaftarkan semua orang yang terlibat dalam pekerjaan ke BPJS agar
nantinya jika ada kecelakaan kerja para tenaga kerja mendapat jaminan atas
keamanan dan kesalamatan kerja.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pada tahap ini, terlebih dahulu membersihkan pada lokasi pekerjaan dari
segala kotoran/sampah dan berkas - berkas, Setelah lokasi bersih baru kemudian
menyediakan keperluan pekerjaan dan membuat gudang-gudang los kerja dan
kantor Pengawas.
• Uraian jumlah pekerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
Mandor = 1 Orang
Pekerja = 3 Orang
• Uraian jumlah peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Alat Bantu = 1 Set
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan. Resiko bahaya
dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang. Oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan
alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker.
Salah satu pekerjaan persiapan yang penting adalah pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bouplank Adapun kegunaan survey awal (field engineer) adalah untuk
mengestimasi volume pekerjaan, apakah sesuai dengan volume rencana dan
sebagai data awal dalam pelaksanaan serta menyiapkan job mix formula sebagai
bahan persiapan (pedoman) dalam rangka pemakaian material yang dipakai untuk
setiap pekerjaan. Pekerjaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan pada
proyek ini. Agar didapatkan hasil yang akurat, maka setiap alat survey harus sudah
dikalibrasi. Surveyor dipilih tenaga yang berpengalaman. Kemudian akan dilakukan
pemasangan bouwplank dengan menggunakan kayu yang kuat dengan ukuran
patok 5 / 7 cm dan untuk papan 2 / 20 cm, papan bouwplank tersebut harus
diketam halus dan lurus. Dalam pemasangan bowplank akan dilakukan dengan
disaksikan oleh pemilik proyek dan konsultan pengawas dan konsultan perencana
sehingga akan didapatkan sesuai dengan yang telah direncanakan dan harus
102 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mendapat persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pemasangan tersebut


sudah benar, dan baru akan dilakukan pekerjaan selanjutnya.

B. PEKERJAAN TANAH DAN TIMBUNAN


1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu
diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan
galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan :
• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan
patok – patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai.
Pekerja melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari
surveyor dan diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian
sebagian ditempatkan / distok disamping galian untuk timbunan kembali,
jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih,
atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung di
buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak dump truck harus
ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran.
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2. Timbunan Kembali Galian Tanah


Pekerjaan urugan kembali bekas galian pada proyek ini meliputi
timbunan yang digunakan dari hasil galian. Dalam pelaksanaannya
pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan
keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).

103 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
- Tanah stok dari samping lubang dihampar ke lokasi timbunan dengan
tenaga orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi
lapis.
- Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.

3. Timbunan Pasir Urug di Bawah Lantai, Tebal 10 cm


Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Lantai pada proyek ini meliputi timbunan
yang digunakan dari pasir yang didatangkan. Dalam pelaksanaannya
pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan
keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
- Pemadatan pasir bawah lantai dikerjakan setelah pekerjaan timbunan
tanah bawah lantai,
- Pasir yang didatangkan ke lokasi akan ditimbunan bawah lantai
dengan tenaga orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi
lapis, sehingga benar benar padat, karena berisiko penurunan lantai
pada kemudian hari
Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.
C. PEKERJAAN STRUKTUR BPT
104 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

1. Lantai Kerja Beton Cor K-100, Tebal 5 cm


Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
B-0.  
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah  terdapat urugan
pasir  dengan ketebalan yang sesuai  rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

2 Plat Lantai Dasar Reservoir, Tebal 15 cm


Pekerjaan Plat lantai ini di laksanakan berbarengan dengan pekerjaan balok.
Adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan
pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat
bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami akan memasang
bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami
akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
105 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan


menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan

106 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada

107 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

3 Dinding Utama Reservoir, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Utama Reservoir, Tebal 15 cm adapun metode pekerjaannya
adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan
pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini
selesai kami laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan
pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang

108 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

109 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga


campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara

110 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

4 Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer

111 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

112 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada

113 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

4 Dinding Partisi BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Utama Reservoir, Tebal 15 cm adapun metode pekerjaannya
adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan
pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini

114 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

selesai kami laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat


persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan
pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

115 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat

116 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah

117 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah


mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

3 Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Reservoir adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama
kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami
akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami
akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.

118 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara


mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.

119 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah

120 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

5 Plat Atap BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan

121 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.

122 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton

123 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

4 Dinding Partisi BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Partisi BPT, Tebal 15 Cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
124 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

125 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting

126 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,


batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

D. PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT INLET


1 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
Pekerjaan Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor

127 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

128 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga


campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara

129 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

4 Dinding Partisi BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Partisi BPT, Tebal 15 Cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer

130 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

131 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada

132 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

2 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling
berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada

133 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus tercapai.


Bagian dari pekerjaan ini adalah :
Adukan
Adukan pasangan kami buat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak kami dicampur lagi
dengan adukan yang baru.Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:

pasangan dinding kami buat rata (horizontal), dan pengukuran kami dilakukan
dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak melebihi 30 cm, dari pasangan yang telah selesai

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom praktis,
Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi, dan Balok Latai yang ukurannya disesuaikan dengan
tebal dinding. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat akan kami diberi perlindungan dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
Meterial yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas dan pengerjaannya mengacu pada gambar kerja.

Item Pekerjaan :
 Pasangan Dinding 1 Pc : 2 Ps

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

134 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

3 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan dengan
campuran 1 : 2 , sebelum pekerjaan plateran dimulai , celah-celah dan permukaan
pasangan batu bata harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang
sesuai dengan petunjuk teknis dan diakui oleh pemilik proyek dan konsultan
supervisi.

Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang
berhubungan sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada
Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan
terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk melaksanakan
pekerjaan plasteran.
- Persiapan dinding yang akan di plester
- Semua siar dipermukaan dinding batu bata kami dikerok sedalam 9 - 10 mm.
- Permukaan dinding beton yang diplesteran kami /diketrik (dibuat kasar) agar
bahan plesterannya dapat merekat.
- Mencampur plesteran kai laksanakan sesuia dengan spesifikasi dan di setujui
oleh konsultan pengawas

Item Pekerjaan :
 Plasteran Dinding Bata

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor

135 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

E PEKERJAAN BAK GATE VALVE UNIT WASHOUT


1 Plat Lantai Dasar Bak Gate Valve Inlet Tebal 10 cm
Pekerjaan Dinding Utama BPT, Tebal 15 cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
136 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan


menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram

137 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.

138 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

4 Dinding Partisi BPT, Tebal 15 cm


Pekerjaan Dinding Partisi BPT, Tebal 15 Cm adapun metode pekerjaannya adalah
pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan
pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
139 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

140 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting

141 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,


batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

2 Pas. Dinding Batu Bata Tebal ½ Batu, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling
berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada
pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus tercapai.
Bagian dari pekerjaan ini adalah :
Adukan
Adukan pasangan kami buat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak kami dicampur lagi
dengan adukan yang baru.Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:

142 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pasangan dinding kami buat rata (horizontal), dan pengukuran kami dilakukan
dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak melebihi 30 cm, dari pasangan yang telah selesai

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom praktis,
Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi, dan Balok Latai yang ukurannya disesuaikan dengan
tebal dinding. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat akan kami diberi perlindungan dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
Meterial yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas dan pengerjaannya mengacu pada gambar kerja.

Item Pekerjaan :
 Pasangan Dinding 1 Pc : 2 Ps

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di

143 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

3 Pas. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP


Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan dengan
campuran 1 : 2 , sebelum pekerjaan plateran dimulai , celah-celah dan permukaan
pasangan batu bata harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang
sesuai dengan petunjuk teknis dan diakui oleh pemilik proyek dan konsultan
supervisi.

Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang
berhubungan sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada
Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan
terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk melaksanakan
pekerjaan plasteran.
- Persiapan dinding yang akan di plester
- Semua siar dipermukaan dinding batu bata kami dikerok sedalam 9 - 10 mm.
- Permukaan dinding beton yang diplesteran kami /diketrik (dibuat kasar) agar
bahan plesterannya dapat merekat.
- Mencampur plesteran kai laksanakan sesuia dengan spesifikasi dan di setujui
oleh konsultan pengawas

Item Pekerjaan :
 Plasteran Dinding Bata

Peralatan yang digunakan :


 Alat Bantu

Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata
iritasi, tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka
berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
144 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm,
sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di
jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki
SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.
C. OPTIMALISASI SPAM DESA TIGANDERKET
I. PEKERJAAN BENDUNG DAN INTAKE
1 Galian Tanah Berbatu  
2 Timbunan Tanah Kembali
3 Lantai Kerja, Cor K-175  
4 Pekerjaan Struktur Bendung
  - Beton Cor K-250    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting    
5 Pekerjaan Bak Pengumpul
a Pekerjaan Lantai    
  - Beton Cor K-250    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting    
b Pekerjaan Dinding    
  - Beton Cor K-250    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting    
c Pekerjaan Atap    
  - Beton Cor K-250    
  - Pembesian dengan Besi Polos
  - Bekisting    
6 Manhole Uk. 80 x 80 cm  

C. OPTIMALISASI SPAM DESA TIGANDERKET


I. PEKERJAAN BENDUNG DAN INTAKE
1 Galian Tanah Berbatu
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan
pondasi. Galian dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu diperhatikan
dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga terhadap dampak
lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi
pembuangan tanah ke disposal area.

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
145 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan patok –
patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Pekerja
melakukan penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari surveyor dan
diawasi oleh pelaksana dan pengawas. Material hasil galian sebagian ditempatkan /
distok disamping galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian
untuk timbunan harus aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang
galian. Hasil galian yang berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan
kembali dimuat langsung di buang menggunakan dump truck ke disposal area. Bak
dump truck harus ditutupi dengan terpal / plastik agar tanah yang dibawa tidak
berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan galian.

2 Timbunan Tanah Kembali


Pekerjaan Timbunan Tanah kembali bekas galian pada proyek ini meliputi
timbunan yang digunakan dari hasil galian. Dalam pelaksanaannya pekerjaan
timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja dan
dampak lingkungan (environmental aspect).

Peralatan yang digunakan :


• Alat Pertukangan
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Metode kerja :
- Tanah stok dari samping lubang dihampar ke lokasi timbunan dengan tenaga
orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi lapis.
- Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang dan terperosok ke lubang
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para

146 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku
pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan membarikade lobang galian dengan pemasangan ralling, Memasang
rambu “awas lobang”, menutup lobang galian (bila perlu),memasang lampu yang
cukup (bila perlu) serta Memberikan pengamanan untuk penahan tanah yang
aman, dan selalu waspada jika hujan.

3 Lantai Kerja, Cor K-175


 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
B-0.  
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah  terdapat urugan
pasir  dengan ketebalan yang sesuai  rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

4 Pekerjaan Struktur Bendung


Pekerjaan Struktur Bendung adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama
kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami
akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami
akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
147 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

148 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting

149 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,


batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

5 Pekerjaan Bak Pengumpul


Pekerjaan Bak Pengumpul adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami
kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan
membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami akan
memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu

Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor

150 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai
dengan standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk
bahan lain yang digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan
lain yang tidak diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk
mencampur (pencampuran adukan digunakan mesin molen ataupun dengan
menggunakan ready mix) adalah air yang bebas dari lumpur, minyak, asam dan
kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi
dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.

151 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan
dari bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu
beton yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi / detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak
bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak
penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan
bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat
beton 1.6 mm, ujung – ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar
tidak mencuat keluar dari beton. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan
dijamin terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip –
klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang
tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan

152 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar
dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat
lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum antara
batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara
batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas – batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar atau seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat
rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak
bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada
kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton
berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi tulangan yang telah di tempatkan
pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah
mendapat ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan
dilakukan dengan hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan
pembongkaran bekisting. Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man
power). Pembongkaran ini dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses
pembongkaran bertujuan untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat –
alat bantu yang akan digunakan pada saat membongkar dengan tenaga manual
(manusia) dan alat bantu (pertukangan) pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan
terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan yang cukup. Setelah itu akan di
lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air hingga umur beton sudah
memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan penyiraman jika sudah
mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

II. PEKERJAAN PIPA DAN AKSESORIS PIPA INTAKE KE BAK PENGUMPUL


1 Pipa GIP ND 200 mm  
2 Pipa GIP ND 150 mm  
3 Elbow Steel 45° ND 200 mm
4 Elbow Steel 45° ND 150 mm
5 AF Gate Valve ND 200 mm
6 AF Gate Valve ND 150 mm

153 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

7 AF Gate Valve ND 100 mm


8 Flange Steel ND 200 mm
9 Flange Steel ND 150 mm
10 All Flange Puddle Flange ND 200 mm L = 100 cm
11 All Flange Puddle Flange ND 150 mm L = 80 cm
12 Screen ND 200 mm  
13 Screen ND 150 mm  
14 Bolt & Nut 5/8" x 3"    
15 Bolt & Nut ¾" x 2,5"    
16 Rubber Packing    
17 Pengelasan    
18 Pemasangan Pipa GIP ND 200 mm
19 Pemasangan Pipa GIP ND 150 mm
20 Pemasangan Aksesoris Pipa :
  - ND 200 mm    
  - ND 150 mm    
21 Pemasangan Gate Valve :
  - ND 200 mm    
  - ND 150 mm    

II. PEKERJAAN PIPA DAN AKSESORIS PIPA INTAKE KE BAK PENGUMPUL


1. Untuk menjaga tersedianya fitting dan accessories yang diperlukan dalam
pemasangan pipa, pengadaan keduanya dimasukkan dalam satu paket
pemasangan pipa.
2. Penyambungan pipa harus dilakukan dengan cara yang benar.
3. Fitting dan Accessories pipa yang akan digunakan harus sesuai dengen
ketentuan stadar penggunaan asesories pipa untuk jaringan pipa air bersih yang
sudah diatur dalam spesifikasi teknis pada dasarnya telah tercantum dalam BQ.
4. Mengingat keadaan lapangan di mana kemungkinan masih terdapat fitting yang
belum termasuk di dalam daftar fitting/accessories pada BQ maka Kontraktor
harus memperhitungkan kekurangan ini dengan sebaik-baiknya.
5. Ke dalam BQ telah dimasukkan biaya overhead accessories, overhead ini
disarankan digunakan secara efisien dan efektif.
6. Meskipun penyambungan harus dilaksanakan sesuai standar yang berlaku dan
kemungkinan masih ada kekurangan dalam daftar fitting/accessories, dengan
adanya biaya overhead fitting/accessories, maka tidak ada addendum atau
Pekerjaan Tambah Kurang dalam penyediaan accessories dan semua peralatan
penyambungan pipa.
7. Meskipun Seal Tape untuk pemasangan pipa GIP  ≤ 1,00” (25 mm) dan lem
untuk pemasangan pipa PVC telah disediakan oleh Kontraktor Pengadaan Pipa,

154 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

Kontraktor Pemasangan harus menyediakan bahan ini apabila terjadi


kekurangan. Kekurangan dapat terjadi karena penggunaan bahan berlebihan.
Demikian juga halnya bila terjadi kekurangan lem pada pemasangan pipa PVC.
Kontraktor harus menyediakan kekurangannya. Demikian juga bila terdapat
kekurangan mur baut atau karet packing karena tercecer dan gasket karena
pemakaian yang berlebihan, Kontraktor harus menyediakan kekurangannya.
8. Gate Valve Dan Stopkran.
a. Penggunaan Gate Valve atau Stop kran tertera dalam gambar bersama
accessories/fitting lainnya.
b. Valve yang beroperasi dibawah tekanan 2 kg/cm 2 atau diameter di bawah 100
mm, digunakan stopkran, harus dengan badan dari bronze dan hand wheel
dari cast iron atau melleable iron.
c. Valve yang berperasi di atas tekanan 2 kg/cm 2 atau diameter di atas 100 mm
digunakan gate valve, harus dengan badan dari besi tuang dan spidler dari
bronse. Kedua ujungnya berupa flange yang harus sudah diberi lubang dengan
ukuran sesuai Standar.
d. Permukaan badan Gate valve baik yang berada di bawah permukaan tanah
(dalam box valve) atau yang berada di atas tanah harus dicat atau diter.
e. Pada setiap valve harus jelas kelihatan ukuran dan merk/kode perusahaan.
f. Harus tidak bocor pada tekanan minimal 7,5 kg/cm 2
g. Valve harus dilengkapi dengan perlengkapan sambungan (jointing
material).termasuk packing.

PEMASANGAN PIPA
1. PENGUKURAN JALUR PIPA.
a. Semua Jalur Pipa diameter besar maupun kecil harus diukur ketinggiannya
(level) sesuai dengan gambar rencana. Pengukuran harus dilakukan dengan
alat yang dapat dipercaya, seperti waterpas, slang plastik, theodolit atau apa
saja yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
b. Kesalahan dalam pemasangan pipa yang tidak sesuai dengan rencana jalur
ketinggiannya yang mengakibatkan air tidak mencapai sasaran adalah
tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memperbaiki/membongkar pasang kembali pipa bila
ternyata jalur ketinggian pemasangannya tidak benar dan air tidak mencapai
sasaran. Biaya untuk perbaikan ini adalah tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
d. Alokasi Biaya Pengukuran Jalur telah tercantum dalam BQ.
e. Kontraktor harus melakukan pengukuran jalur dengan disaksikan dan
disetujui Pengawas Pekerjaan.

155 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

III. PEKERJAAN REHAB PIPA DAN AKSESORIS PIPA TRANSMISI


1 Pipa GIP ND 200 mm  
2 Pipa GIP ND 150 mm  
3 Pipa HDPE ND 200 mm
4 Elbow Steel 45° ND 200 mm
5 Reducer Steel ND 200 x 150 mm
6 Stub Flange HDPE ND 200 mm
7 AF Gate Valve ND 200 mm
8 AF Gate Valve ND 150 mm
9 Collar Ø 200 mm    
10 Mur & Baut    
11 Bolt & Nut 5/8" x 3"    
12 Bolt & Nut ¾" x 2,5"    
13 Rubber Packing    
14 Flange Steel ND 200 mm
15 Flange Steel ND 150 mm
16 Pengelasan    
17 Pemasangan Pipa GIP ND 200 mm
18 Pemasangan Pipa GIP ND 150 mm
19 Pemasangan Pipa HDPE ND 200 mm
20 Galian Tanah Biasa  
21 Timbunan Tanah Kembali
22 Pemasangan Aksesoris Pipa :
  - ND 200 mm    
  - ND 150 mm    
23 Pemasangan Gate Valve :
  - ND 200 mm    
  - ND 150 mm    

III. PEKERJAAN REHAB PIPA DAN AKSESORIS PIPA TRANSMISI


Galian Pipa
a. Lebar galian pipa disesuaikan dengan ketentuan pada gambar dan harus
cukup untuk dapat meletakan pipa dan menyambungkannya dengan baik. Bila
diperlukan galian harus dibuat dengan lebar ekstra, seperti untuk memasukan
penyangga, penguat galian dan peralatan-peralatan pipa atau bila struktur
tanah merupakan tanah lepas/pasir yang mudah longsor.
b. Dasar galian yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan (lumpur atau
endapan rawa) harus diganti dengan tanah biasa, sirtu atau pasir. Batu-batu,
dan bahan-bahan kasar yang muncul di atas dasar galian harus disingkirkan
hingga terdapat ruang sekurang-kurangnya 10 cm sekeliling tiap sisi pipa

156 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

untuk pipa  50 mm atau yang lebih kecil dan 20 cm untuk pipa yang lebih
besar dan peralatannya.
c. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan
tanah hasil galian.

Pemasangan Pipa
a. Lintasan Pipa yang beroperasi pada tekanan di atas 2 kg/cm 2 , penyambungan
dilakukan dengan steel flanges.
b. Jalur pipa GIP baik yang tertanam maupun yang tidak tertanam atau
tergantung di tepi tebing penyambungannya menggunakan steel flanges.
c. Dalam memasang pipa harus diupayakan agar kedua pipa berada pada as
yang lurus, dengan demikian baut dapat masuk ke dalam lubang flanges
dengan baik.
d. Penyambungan Pipa dengan Socket.
 Pemasangan pipa GIP  ≤ 1,00” (25 mm), penyambungan dilakukan
dengan socket. Kecuali ditentukan lain, seperti pada pelintasan jembatan
pipa, pipa tergantung di tebing dan lain-lain.
 Pada perpipaan instalasi SPL, Reservoir dan lainnya, penyembungan pipa
semuanya menggunakan socket dan uliran. Kecuali bila ditentukan
dengan cara lain sesuai gambar.
 Dalam melakukan penyambungan pipa, uliran pipa harus dilapis dengan
plastic seal yang cukup, dilapis meni besi atau lem pipa PVC yang
bermutu baik untuk menghindari kebocoran.
 Bagian terlemah dari pipa GIP adalah bagian ujung ulirnya. Oleh sebab itu
bagian ini harus dijaga agar tidak kena benturan atau pukulan. Kebocoran
sering terjadi pada bagian sambungan yang ulirannya rusak. Dalam
pengangkutan perlu dijaga agar penutup uliran dari plastik jangan sampai
terlepas
 Dalam memasang pipa harus diupayakan agar kedua pipa berada pada as
yang lurus, dengan demikian uliran ujung pipa dapat masuk ke dalam
socket dengan baik.
 Bekas coating yang terkelupas harus ditutup dengan meni besi.
e. Pada sudut-sudut belokan yang kecil dan tidak memungkinkan digunakan
bend, maka bila dipan-dang aman, penggunaan Gibault Joint (dresser)
diperbolehkan.
f. Pembuatan Bend yang tidak terdapat di pasaran dapat dilakukan sendiri oleh
Kontraktor dengan syarat sebagai berikut :
 Bend tidak boleh terbuat dari bagian-bagian yang terlalu banyak dilas.
Maksimum 2 sambungan las. Pengelasan harus rapi, satu alur dan tidak
bocor pada tekanan 10 kg/cm2. Kontraktor disarankan telah menguji

157 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

kebocoran di bawah tekanan pada bend las-lasan yang diserahkannya.


Bila terjadi kebocoran, Kontraktor harus memperbaiki atau menggantinya.
 Pada pembengkokan, diameter pipa harus tetap sama. Perubahan bentuk
pipa dari aslinya akan mengakibatkan bend tersebut di afkir.
g. Pada pelintasan-pelintasan baik sungai atau yang lain, penyembungan Pipa
GIP dilakukan dengan flanges. Demikian juga untuk semua jalur pipa GIP yang
tertanam maupun tidak tertanam.
h. Apabila pemotongan pipa dilakukan dengan las dan tidak diberikan flanges
atau uliran baru, penyambungan harus dilakukan dengan Gibault Joint
(dresser).
i. Persyaratan sambungan flanges adalah sebagai berikut :
 Semua bagian harus dibersihkan secara seksama.
 Packing karet dipotong sesuai ukuran flanges dan ditempatkan secara
cermat.
 Pada setiap baut harus dilengkapi dengan ring/washer. Baut, mur dan
ring, sebelum dipasang, harus dicelup dalam ter atau solar.
 Baut-baut harus dikeraskan pelan-pelan dalam urutan yang tepat hingga
tegangan kerja baut dan packingnya merata.
 Packing karet dilumas dengan gasket pada kedua permukaannya.
j. Kecuali kalau ditentukan lain oleh Direksi, nomor, jenis, dan panjang baut-baut
harus sesuai dengan standar yang berlaku dan untuk setiap baut harus dipakai
sebuah mur yang dan dua buah washer/ring.

D. SMKK    
1 Biaya Penyelenggaraan SMKK
Yang dimaksud dengan SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Prinsip dasar dalam penerapan SMK3 sesuai dengan kebijakan Nasional yang harus
diterapkan oleh perusahaan adalah:

1. Penetapan kebijakan K3;

 Penyusunan Kebijakan K3:


 Penetapan Kebijakan:
 Pelaksanaan No.2 diatas harus
 Peninjauan ulang no.3
 Komitmen tingkatan pimpinan
 Peran serta pekerja & orang lain di tempat

2.Perencanaan K3;
158 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

 Rencana K3 berdasarkan: penelahaan awal, HIRA, peraturan & sumber daya


 Rencana K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian
bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pel, indikator pencapaian,
sistem pertanggung jawaban

3. Pelaksanaan rencana K3

 Penyediaan SDM : perusahaan berkewajiban untuk memiliki SDM yang


berkompeten dan bersertifikat sesuai peraturan perundangan
 Penyediaan sarana & prasarana : Organisasi/unit K3, Anggaran, Prosedur
kerja, informasi, pelaporan, pendokumentasian, Instruksi kerja

Kegiatan pelaksanaan meliputi:

 Tindakan pengendalian risiko kec. & PAK


 Perancangan dan rekayasa
 Prosedur & instruksi kerja
 Penyerahan sbg Pelaksana Pekerjaan
 Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
 Produk  Akhir
 Keadaan Darurat Kec. dan Bencana Industri
 Rencana & Pemulihan Keadaan Darurat

PENGUJIAN ALIRAN DAN KEBOCORAN.


1. PENGUJIAN ALIRAN DAN KEBOCORAN.
a. Setelah pipa selesai dipasang, Kontraktor bersama Pengawas dan Direksi
melakukan pengujian aliran, untuk mengetahui apakah debit yang dialirkan
sesuai dengan debit yang direncanakan dan meneliti terjadi kebocoran atau
tidak.
b. Apabila terjadi penyimpangan yaitu hanya debit yang dialirkan hanya 60% dari
debit yang direncanakan, padahal seluruh prosedur dan ketentuan bestek telah
dilaksanakan maka Pengawas, Direksi dan Kontraktor harus menyampaikan hal
ini kepada Konsultan Perencana. Kemudian secara bersama-sama melakukan
evaluasi.
c. Kesalahan yang terjadi pada Tahap Perencanaan akan diselesaikan sesuai
Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.
d. Kesalahan yang terjadi pada Tahap Pelaksanaan adalah tanggung jawab
Kontraktor bersama Pengawas dan Direksi dan harus diperbaiki sesuai
Ketentuan-Ketentuan Bestek yang telah disepakati dalam Rapat Penunjukan
(Aanwijzing).

159 | P a g e
CV. kuala BATEE
INDONESIA

e.Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya. Oleh sebab itu, segala perubahan yang terjadi
selama proses pelaksanaan baik dari Pengawas, Direksi atau Pihak Lain Yang
Berkompeten (Kepala Desa atau Tokoh-Tokoh Desa lainnya) harus dilakukan
secara tertulis atau dituangkan dalam suatu Berita Acara Perubahan.

f. Semua kebocoran yang terjadi dalam pengujian ini harus diperbaiki sesuai
ketentuan teknis standar. Contohnya : kebocoran akibat salah cara
penyambungan, perbaikan dilakukan dengan cara pengganti-an fitting atau
dipasang fitting bila sebelumnya memang tidak dipasang. Perbaikan dengan
ikatan karet bola motor/mobil tidak dibenarkan. Kebocoran akibat pecahnya pipa
dilakukan dengan penggantian pipa, disambung dengan dresser atau gibault
joint. Perbaikan yang bersifat tidak standar ditolak.

g. Sebelum dilakukan pengujian Kontraktor harus membersihkan seluruh pipa


yang terpasang dengan penggelontoran sesuai dengan petunjuk Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan menguras air dari cabang penguras, dimulai
dari bagian hulu dan secara berturut-turut ke bagian hilir. Lamanya pengurasan
harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Peralatan yang digunakan :


 Alat Pengetes Tekanan (1 Unit)
 Pompa Air (2 Unit)
Demikan metode pelaksanaan ini kita buat sebagai acuan awal untuk pekerjaan
dilapangn, sehingga dapat berjalan dalam skema dan sistematis. Apabila ada
penyesuaian lain dilapangan akan kita tentukan pada saat mengerjakan pekerjaan
dilapangan.

Banda Aceh, 04 September 2019


CV. KUALA BATEE INDONESIA

AKMAL
Direktur

160 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai