Halaqah 06-10
Halaqah 06-10
Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya
ada pengagungan terhadap Allāh, Rabb semesta alam dan merupakan wujud cinta
dengan mengorbankan sebagian harta kita untuk Allāh, seperti:
(Al-Kautsar 2).
Barang siapa yang menyerahkan ibadah meyembelih ini untuk selain All āh dalam
rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain All āh, sama saja
kepada seorang Nabi atau kepada seorang wali atau kepada jin dan lain-lain, maka
dia:
• Telah terjatuh kedalam syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam
• Membatalkan amalannya, dan
• Terkena ancaman laknat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dan makna laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allāh Subhānahu wa Ta’ āla.
Oleh karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkurban dan
menyembelih untuk selain Allāh, sedikitpun, meskipun dengan seekor lalat, dengan
harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat.
Kita harus yakin sebagai seorang Muslim bahwa manfaat dan juga mudharat
ditangan Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata dan hanya kepadaNya-lah seorang
muslim bertawakal.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-9 ini dan sampai berjumpa
kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah 06
PENGERTIAN TAUHID
الر ِح ْي ِم
َّ الر ْح َم ِن
َّ ِب ْس ِم هللا
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا و على آله و صحبه أجمعين
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Belajar Tauhid yaitu “Apa itu Tauhid?”
Sebelum kita jauh melangkah di dalam Silsilah ini, tentunya kita harus benar-benar
memahami apa makna Tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan.
TAUHID
■ Secara bahasa adalah mengEsakan
■ Secara istilah adalah mengEsakan Allāh di dalam beribadah.
}27{ } ﺇِﻻَّ ﺍﻟَّﺬِﻱ َﻓﻄَﺮَﻧِﻲ26{ ََﻭﺇِ ْﺫ َﻗﺎﻝَ ﺇِ ْﺑﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻷَﺑِﻴ ِﻪ َﻭ َﻗﻮْ ِﻣ ِﻪ ﺇِ َّﻧﻨِﻰ َﺑﺮَﺁﺀٌ ِّﻣﻤَّﺄ َﺗ ْﻌﺒُﺪُﻭﻥ
َ َﻣﻦْ َﻗﺎﻝَ ﻻَ ﺇِﻟَ َﻪ ﺇِﻻَّ ﻪﻠﻟﺍُ َﻭ َﻛ َﻔﺮَ ِﺑﻤَﺎ ُﻳ ْﻌﺒَﺪُ ِﻣﻦْ ﺩ ُْﻭ ِﻥ ﻪﻠﻟﺍِ َﺣﺮُ َﻡ َﻣﺎﻟُ ُﻪ َﻭﺩَ ُﻣ ُﻪ َﻭ ِﺣﺴَﺎ ُﺑ ُﻪ َﻋ
ِﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ
’’Barangsiapa yang mengatakan ‘’Lā ilāha illallāh’’ dan mengingkari segala sesuatu
yang disembah selain Allāh maka haram hartanya dan darahnya (artinya tidak
boleh diganggu) dan perhitungannya (hisabnya) adalah atas All āh Subh ānahu wa
Ta’āla ‘’.
Oleh karena itu, rukun kalimat Tauhid (Lā ilāha illallāh) ada 2 :
⑴ Nafi (pengingkaran)
Nafi pada kalimat ‘’Lā ilāha’’ artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah.
Maksudnya adalah mengingkari tuhan–tuhan selain Allāh.
⑵ Itsbat (penetapan) Itsbat pada kalimat ‘’illallāh” artinya kecuali All āh.
Maksudnya adalah menetapkan Allāh sebagai satu-satunya sesembahan.
الر ِح ْي ِم
َّ الر ْح َم ِن
َّ ِب ْس ِم هللا
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Belajar Tauhid “Termasuk Syirik Memakai Jimat”
Saudaraku sekalian, Allāh Azza wa Jalla adalah Dzat yang memberi manfaat dan
mudharat.
Kalau Allāh menghendaki memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan
ada yang bisa mencegahnya.
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab (perantara) maka ini
termasuk syirik kecil, karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab
sebagai sebab.
Padahal yang berhak untuk menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat
yang menciptakan yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Itulah halaqah yang ke-7 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.
Ini adalah halaqah yang ke-8 dari “Silsilah Belajar Tauhid berjudul “Bertabarruk
(Mencari Barakah).”
Kaum Muslimīn,
Allāh berfirman:
Dan Allāh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada
sebagian makhluqNya, sehingga makhluq tersebut menjadi makhluq yang
berbarakah dan banyak kebaikannya.
Allāh berfirman :
Malam Laylatul Qadr adalah malam yang berbarakah dan cara mendapatkan
barakahnya dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam
tersebut.
Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari
keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama
tersebut.
Disana ada barakah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzat yang berbarakah, dimana
barokah seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini hanya All āh berikan kepada
para Nabi dan juga Rasūl.
Oleh karena itu, dahulu para shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bertabarruk dengan:
Sepeninggal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mereka tidak melakukan hal ini
kepada Abū Bakr dan ‘Umar dan para shahābat yang lain.
Dan ini menunjukan bahwasanya inilah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul.
Meminta barakah hanya kepada Allāh dan dengan cara yang disyari’atkan.
Adapun meminta barakah dari Allāh dengan sebab yang tidak disyari’atkan seperti
dengan:
Inilah halaqah yang ke-8 dan sampai berjumpa kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Belajar Tauhid berjudul “Termasuk Syirik
Bernadzar Untuk Selain Allāh”
Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk All āh Subh ānahu wa
Ta’āla semata, seperti:
• Seseorang bernadzar untuk Allāh akan berpuasa 1 hari bila lulus ujian, atau
• Dan lain-lain.
ار
ٍ ص َّ َو َما أَ ْن َف ْق ُت ْم مِنْ َن َف َق ٍة أَ ْو َن َذ ْر ُت ْم مِنْ َن ْذ ٍر َفإِنَّ هَّللا َ َي ْعلَ ُم ُه ۗ َو َما ل
َ ِلظالِمِينَ مِنْ أَ ْن
’’Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan maka sesungguhnya
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahuinya.’’
(Al-Baqarah 270)
Ini menunjukan bahwasanya nadzar adalah ibadah yang seorang Muslim akan
diberikan pahala atas nadzar tersebut.
(Al-Hajj 29)
’’Barangsiapa yang bernadzar untuk menta’ati Allāh Subhānahu wa Ta’ āla maka
hendaknya menta’atinya dan barang siapa yang bernadzar untuk memaksiati All āh
maka janganlah dia memaksiatiNya”.
(HR. Al-Bukhāri)
Bernadzar untuk selain Allāh adalah termasuk syirik besar yang mengeluarkan
seseorang dari Islam, seperti seseorang bernadzar apabila seseorang sembuh dari
penyakit maka akan menyembelih untuk wali fulan atau berpuasa untuk syaikh
fulan dan lain-lain.
Itulah halaqah yang ke-10 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.