Disusun Oleh:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEBIDANAN
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui konsep tentang statistika non parametrik melalui uji Wilcoxon.
2 Untuk mengetahui langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan statistika non parametrik melalui uji Wilcoxon.
3 Untuk mengetahui bagaimana uji Peringkat/Rangking
4 Untuk mengetahui kelebihan uji Ranking
5 Untuk mengetahui matriks uji peringkat
6 Untuk mengetahui langkah- langkah uji Ranking
7 Untuk mengetahui keuntungan uji peringkat
8 Untuk mengetahui penilaian uji peringkat
9 Untuk mengetahui proses pengujian
10 Untuk mengetahui contoh sampel menggunakan uji peringkat
BAB 2
PEMBAHASAN
Contoh 1:
1. Untuk mengetahui apakah suatu serum baru akan menyembuhkan leukemia,
dipilih Sembilan tikus yang penyakit leukemianya sudah cukup parah. Lima tikus
mendapat pengobatan sedangkan empat tidak. Lamanya tikus hidup, dalam tahun
sejak permulaan percobaan adalah
Perlakuan 2,1 5,3 1,4 4,6 0,9
Tanpa perlakuan 1,9 0,5 2,8 3,1
Pada tarif keberartian 0,05, dapatkah dikatakan serum tersebut manjur?
Jawab: n1 = 4 dan n2 = 5, diperoleh:
1. Ho : µ1 = µ2
2. H1 : µ1 < µ2
3. α = 0,05
4. Daerah kritis: semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u Ho benar)<0,05
5. Perhitungan: semua pengamatan diurutkan membesar dan diberi rang 1 sampai
9.
Data Asli 0,5 0,9 1,4 1,9 2,1 2,8 3,1 4,6 5,3
Rang 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rang pengamatan dari sampel perlakuan digarisbawahi.
w1 = 1 + 4 + 6 + 7 = 18
( 9 ) (10)
w2 = [ 2 ]- 18 = 27
( 4 ) (5) ( 5 ) ( 6)
Jadi, u1 = 18 – [ 2 ]
=8 u2 = 27 – [ ] 2
= 12
sehingga u = 8. Karena P(U ≤ 8 Ho benar) = 0,365 < 0,05, maka nilai u = 8 jatuh
pada daerah penerimaan.
6. Kesimpulan: terima Ho dan simpulkan bahwa serum tidaklah memperpanjang
usia dengan cara mengobati leukemia.
Contoh 2:
2. Kadar nikotin dua merek rokok, diukur dalam miligram, sebagai berikut:
Merek A 2,1 4,0 6,3 5,4 4,8 3,7 6,1 3,3
Merek B 4,1 0,6 3,1 2,5 4,0 6,2 1,6 2,2 1,9 5,4
Ujilah hipotesis, pada taraf keberartian 0,05, bahwa rata-rata kadar nikotin kedua merek
rokok sama.
Jawab: n1 = 8 dan n2 = 10
1. Ho : µ1 = µ2
2. H1 : µ1 < µ2
3. α = 0,05
4. Daerah kritis: semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u Ho benar)<0,05
5. Perhitungan: semua pengamatan diurutkan membesar dan diberi rang 1 sampai 18
Data Asli Rang Data Asli Rang
0,6 1 4,0 10,5
1,6 2 4,0 10,5
1,9 3 4,1 12
2,1 4 4,8 13
2,2 5 5,4 14,5
2,5 6 5,4 14,5
3,1 7 6,1 16
3,3 8 6,2 17
3,7 9 6,3 18
w1 = 4 + 8 + 9 + 10,5 + 13 + 14,5 + 16 + 18 = 93
( 18 ) (19)
w2 = [ 2 ]– 93 = 78
( 8 ) (9) ( 10 ) (11)
Jadi, u1 = 93 – [ ] 2
= 57 u2 = 78 – [ 2 ]= 23
Sehingga u = 23
6. Kesimpulan : terima Ho dan simpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam kadar
nikotin kedua merek rokok
Pada besaran skala datanya diperlakukan sebagai nilai pengukuran, karena itu
dapat diambil rata-ratanya dan dianalisis sidik ragam. Data uji rangking sebagaimana
adanya tidak dapat diperlakukan sebagai nilai besaran dan tidak dapat dianalisis sidik
ragam, tetapi mungkin dibuat rata-rata.
4 Contoh kuesioner
UJI RANKING
Nama
Tanggal
Produk
Ujilah keempukan sample-sampel di bawah ini. Kemudian urutkan tingkat
keempukannya. Sample yang paling empuk diberi ranking satu, yang
mempunyai keempukan kedua diberi ranking 2 dan sample yang paling keras
diberi ranking ketiga. Tempatkan nomor kode sample di dalam kotak-kotak di
bawah ini.
1 2 3
5 Analisa data
Misalnya hasil pengujian menggunakan uji ranking adalah sebagai berikut :
B1 B2 B3
p1 2 1 3
p2 2 1 3
p3 2 1 3
p4 1 2 3
p5 1 3 2
p6 2 1 3
p7 2 1 3
p8 1 2 3
Tot 13 12 23
P = Panelis
B = Daging angsa
Untuk menganalisa hasil tersebut di atas, nilai ranking di transformasikan
kenilai skor menurut prosedur Fischer dan Yates (1942). Sample yang
mempunyai ranking pertama dari tiga tingkatan ranking menghasilkan nilai
0.85. Jika mengkonversi ranking selanjutnya maka ranking kedua (sari 3
tingkatan) akan mempunyai nilai 0 dan tingkat ketiga akan mempunyai nilai
negative dari nilai ranking pertama. Contoh lain, jika mempunyai 6 tingkatan
ranking maka nilai-nilai yang diperoleh adalah
Pertama = 1.27
Kedua = 0.64
Ketiga = 0.20
Keempat = - 0.20
Kelima = -0.64
Keenam = -1.27
Table hasil di atas dapat dikonversi menjadi table nilai skor, menjadi sebagai
berikut :
BA BB BC Total
P1 0 0.85 -0.85 0
P2 0 0.85 -0.85 0
P3 0 0.85 -0.85 0
P4 0.85 0 -0.85 0
P5 0.85 0 -0.85 0
P6 0 0.85 -0.85 0
P7 0 0.85 -0.85 0
P8 0.85 0 -0.85 0
Tot 2.55 3.40 -5.95 0
Table nilai skor tersebut kemudian dianalisis sidik ragamnya.
FK = 0
JK sample = ( (2.552 + 3.102 + (-5.95)2 )/8 – FK
= (53.465/8) – 0
= 6.68
JK panelis = 0/3 – 0 = 0
JK Total (JKT) = ( (02 + 02 + 02 + 0.852 + ….. + (-0.85)2 ) - FK
= 11.56
Tabel sidik ragam :
Variable df JK JKR F
Sample 2 6.68 3.34 9.54**
Panelis 7 0
Error 14 4.88 0.35
Total 23 11.56
Sample BH Bp BC
2.55 3.40 -5.95
Mean sample 0.32 0.43 -0.74
A B C
+0.43 0.32 -0.74
3.1 Kesimpulan
1. Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya
asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi
2. uji Wilcoxon atau uji jumlah rang Wilcoxon adalah suatu cara nonparametrik yang
sangat sederhana untuk membandingkan dua populasi kontinu bila hanya tersedia
sampel bebas yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal
3. enam langkah pengujian Wilcoxon, yaitu:
1. Ho : µ1 = µ2
2. H1 : Tandingannya adalah µ1 < µ2 , µ1 > µ2 , atau µ1 ≠ µ2
3. Pilih taraf keberartian
4. Daerah kritis:
a. Semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u Ho benar) < α bila n2 ≤ 8 dan
ujinya ekaarah;
b. Semua nilai u yang memenuhi 2P(U ≤ u Ho benar) < α bila n2 ≤ 8 dan
ujinya dwiarah;
c. Semua nilai u yang lebih kecil atau sama dengan nilai kritis yang sesuai
dalam table bila 9 ≤ n2 ≤ 20
5. Hitung w1, w2, u1, u2dari sampel bebas berukuran n1 dan n2, dengan n1≤n2.
Dengan menggunakan yang terkecil diantara u1 dan u2 sebagai u, tentukanlah
apakah u jatuh pada daerah penerimaan atau pada daerah kritis.
6. Kesimpulan: tolak Ho bila u jatuh dalam daerah kritis; jika sebaliknya, terima
Ho.
3.2 Saran
Dalam mempelajari statistika nonparametrik kita telah tahu banyak mengenai
uji Wilcoxon tetapi belum tahu tentang pengaplikasiannya. Untuk itu saran dari
penulis, diharapkan kepada pembaca agar sudi kiranya untuk menelaah lebih
mendalam mengenai pengaplikasian statistika nonparametrik khususnya mengenai uji
Wilcoxon dan Uji Peringkat/ Ranking.
DAFTAR PUSTAKA
Walpole, Ronald E. 1986.Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung:
ITB
Aini, Nur dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Evaluasi Sensori. Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan, Purwokerto.
Anonim. 2013. “Ranking” (on-line).
http://en.wikipedia.org/wiki/Ranking, diakses pada 30 Maret 2013.