Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Pendidikan Anak Tunanetra & Pendidikan anak Tunarungu dan Anak
dengan Gangguan Komunikasi”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin

Bogor, Oktober 2017

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak setiap anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami perkembangan normal.Banyak di
antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau
memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan
penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak
berkebutuhan khusus atau anak luar biasa.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat diperlukan adanya
pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak berkebutuhan khusus) dan akibat-akibat yang
terjadi pada penderita. Anak berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang cacat dikarenakan
mereka termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyimpangan atau
kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi, serta sosialnya bila dibandingkan dengan nak yang
normal.

Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat
perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik
motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi
social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan
khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan beraitan
dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-
aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara
besosialisasikan. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu
perubahan perilaku kearah pendewasaan.

B. Tujuan

1. Pengertian,klasifikasi, penyebab serta cara pencegahan terjadinya ketunanetraan

2. Menjelaskan dampak ketunanetraan

3. Menjelaskan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak tunanetra

4. Menjelaskan definisi,klasifikasi, penyebab dan cara pencegahan terjadinya tunarungu

5. Menjelaskan dampak tunarungu dan gangguan komunikasi

6. Menjelaskan keb khusus dan layanan pendidikan anak tunarungu


BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 5

PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNARUNGU

Anak tuna rungu merupakan anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan dalam
pendengarannya, sehingga berdampak negatif bagi perkembangannya.Oleh karena itu perlu
mendapatkan layanan pendidikan khusus pada sekolah khusus, sekolah reguler maupun pendidikan
inklusi.

Kegiatan Belajar 1

Definisi, klasifikasi, Penyebab Ketunarunguan

A. Definisi

1. Definisi Tunarungu

Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan rungu artinya
pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu
mendengar suara yang pada umumnya ada pada ciri fisik orang tunarungu.

2. Klasifikasi Tunarungu

a. Anak tunarungu berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran

1) Anak tuna rungu ringan

· Mengalami kehilangan pendengaran 27 – 40 db :

· Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh,

· Membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan

· Memerlukan terapi bicara

2) tunarungu sedang

· Mengalami kehilangan pendengaran 41 – 55 db :

· Mengerti bahasa percakapan,

· Tidak dapat mengikuti diskusi kelas,

· Membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara

3) Tunarungu berat

· Orang yang mengalami kehilangan pendengaran 56 – 90 db :

· Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat,


· Masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat
bantu dengar serta dengan cara yang khusus

4) Tunarungu berat sekali

· Mengalami kehilangan pendengaran >91 db :

· Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran,

· Banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses menerima
informasi

b. Anak tunarungu berdasarkan saat terjadinya

1. Ketunarunguan prabahasa, Yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan


bicara dan bahasa berkembang

2. Ketunarunguan pasca bahasa, Yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan
bicara dan bahasa berkembang

c. Berdasarkan letak gangguan pendengaran

1. Tunarungu tipe konduktif , Yaitu tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan telinga bagian luar
dan tengah

2. Tunarungu tipe sensorineural , Yaitu tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan telinga bagian
dalam serta syaraf pendengaran

3. Tunarungu tipe campuran , Yaitu tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan telinga bagian
luar dan tengah dan dalam/syaraf pendengaran

B. Penyebab Terjadinya Tunarungu

1. Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Konduktif

a. Kerusakan pada telinga luar karena :

· Tidak terbentuk telinga bagian luar dari lahir

· Terjadinya peradangan pada lubang telinga luar

b. Kerusakan pada telinga bagian tengah

Penyebab : Benturan keras pada telinga karena jatuh, Peradangan/infeksi telingan bag tengah,
Otosclerosis terjadi pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes

2. Penyebab tunarungu tipe Sensorineural

a. Ketunarunguan disebabkan faktor genetik , Yaitu tunarungu yg disebbkan oleh keturunan dari
orang tua kepada anaknya.

b. Ketunarunguan disebabkan faktor non genetik

· Rubela campak jerman

· Ketidaksesuaian darah ibu dengan anak


· Meningitis

· Trauma akustik

C. Cara Mencegah Tunarungu

1. Sebelum nikah

a. menghindari pernikahan sedarah

b. melakukan pemeriksaan darah dan konseling genetika

2. Pada saat hamil

a. Menjaga kesehatan dan periksa kehamilan

b. Mengkonsumsi gizi seimbang

c. Melakukan imunisasi anti tetanus

d. Tidak boleh minum obat sembarangan

3. Pada saat melahirkan

a. Tidak menggunakan alat penyedot

b. Jika ibu ada virus pada vagina maka lahirkan dng caesar

4. Pada saat setelah melahirkan

a. Melakukan imunisasi, jika anak flu berobat jangan kelamaan

b. Menjaga telinga dari kebisingan

D. Definisi Gangguan Komunikasi

a. Definisi Gangguan Komunikasi :

Yaitu gangguan yang dialami seseorang dalam penyampaian informasi baik melalui verbal,non
verbal, tekanan, intonasi, kualitas suara dsb.

E. Klasifikasi

1. Gangguan Bicara (Gangguan artikulasi, Distorsi, Audisi)

2. Gangguan Kelancaran (Gagap , Clutering (bicara terlalu cepat))

3. Gangguan Suara (Kelainan kualitas suara , Kelainan pada titi nada suara , Kelainan intensitas
suara, Fleksibelitas suara)

F. Penyebab Gangguan Komunikasi

Kehilangan pendengaran , Kelainan organ Bicara , Gagguan emosi , Keterlambatan perkembangan ,


Mental Retardasi , Kerusakan otak , Lingkungan
Kegiatan Belajar 2

Dampak Tunarungu dan Gangguan Komunikasi bagi Anak

A. Dampak Tunarungu Bagi Anak

1. Dampak Tunarungu terhadap perkembangan bicara dan bahasa

Kemampuan berbicara dan berbahasa diperoleh melalui proses peniruan bunyi-bunyi bahasa.
Kemampuan berbicara tersebut diperoleh melalui tahapan-tahapan tertentu, tahapan normal
( Robert M. Smith, & John T. Neiswork) tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fase Reflexive Vocalization ( 0 – 6 bulan)

b. Fase babbling/vocal play ( 6 minggu 6 bulan)

c. Fase lalling (6 – 9 bulan)

d. Fase echolalic (9 – 12 bulan)

e. Fase true speech ( 12 -18 bulan)

Kesulitan berkomunikasi yang dialami anak tunarungu, mengakibatkan mereka memiliki kosakata
yang terbatas, sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung kiasan, kata-kata abstrak, serta
kurang menguasai irama dan gaya bahasa.

2. Dampak tunarungu terhadap kemampuan akdemis

Perkembangan kecerdasan anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan mereka yang mendengar.
Disamping itu , bahasa merupakan kunci masuknya berbagai ilmu pengetahuan sehingga
keterbatasan dalam kemampuan berbahasa menghambat anak tunarungu untuk memahami
berbagai pengetahuan lainnya.

Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi akdemik yang rendah, disbanding anak yang
mendengar seusianya pada mata pelajaran yang bersifat verbal seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS
PKn, Matematika dan seni rupa.

3. Dampak tunarungu terhadap kemampuan Sosial-Emosional

Pada umumnya, keluarga yang mempunyai anak tunarungu mengalami banyak kesulitan untuk
melibatkan anak tersebut dalam keadaan dan kejadian sehari-hari agar ia tahu dan mengerti apa
yang terjadi dilingkungannya. Apabila keluarga memberikan perhatian dan dukungan yang penuh
serta melaksanakan intervensi dini, anak tunarungu dapat lebih menyesaikan diri dengan
lingkungannya. Sikap yang dimaksud adalah :

a. Pergaulan yang terbatas pada sesame tunarungu

b. Memliki sifat egosentris yang melebihi anak normal

c. Memiliki perasaan takut

d. Perhatian anak tunarungu sulit dialihkan

e. Memiliki sifat polos


4. Dampak tunarungu terhadap Aspek fisik dan kesehatan

Pada aspek fisik, anak tunarungu tidak banyak mengalami hambatan. Namun pada sebagian
tunarungu ada pula yang mengalami gangguan keseimbangan sehingga cara berjalannya kaku dan
agak membungkuk.

Pada aspek kesehatan, umumnya anak tunarungu dapat merawat diri sendiri.

B. Dampak Gangguan Komunikasi Bagi Anak

1. Hambatan dalam berinteraksi sosial

Seorang anak yang mengalami hambatan/gangguan dalam kemampuan berkomunikasi, akan


mengalami hambata dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Hambatan dalam perkembangan kemampuan akademik

Ilmu pengetahuan disampaikan melalui bahasa, sehingga untuk memahami pengetahuan tersebut,
seseorang harus memahami bahasa terlebih dahulu. Gangguan dalam kemampuan berbahasa dapat
menghambat seseorang dalam mengembangkan kemampuan akademiknya.

Kegiatan Belajar 3

Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi

A. Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi

1. Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu

Masalah utama akibat ketunarunguan bukan terletak pada ketidskmampuannya berbicara sebagai
sarana komunikasi lisan, melainkan terhambatnya kemampuan berbahasa secara keseluruhan.oleh
karena itu anak tunarungu membutuhkan layanan untuk mengembangkan kemampuan
kebahasaannya, melalui layanan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) adalah layanan
khusus yang merupakan suatu kesatuan antara pembinaan komunikasi dan optimalisasi sisa
pengendaran untuk mempersepsi bunyi dan irama.

2. Kebutuhan Khusus Anak dengan Gangguan Komunikasi

a. Kebutuhan khusus anak dengan gangguan artikulasi

b. Kebutuhan khusus anak gagap

c. Kebutuhan khusus anak yang mengalami keterlambatan dalam komunikasi verbal

d. Kebutuhan khusus anak dengan gangguan komunikasi karena autis


B. Profil Pendidikan Khusus Bagi Anak Tunarungu

1. Sistem pendidikan bagi anak tunarngu

a. System pendidikan segregasi

1) Sekolah khusus

2) Sekolah dasar luar biasa (SDLB)

3) Kelas jauh/kelas kunjung

b. System integrasi

c. System pendidikan inklusif

2. Metode komunikasi

a. Metode oral-aural

b. Metode manual (isyarat)

3. Prinsip-prinsip pembelajaran siswa tuna rungu

a. Apabila anda sedang memberikan penjelasan kepada siswa, hendaknya posisi anda selalu
berhadapan dengan siswa (face to face)

b. Siswa tunarungu ditempatkan di bagian depan untuk mempermudah siswa membaca ujaran
guru

c. Guru harus berbicara dengan tenang tidak boleh terlalu cepat

4. Strategi Pembelajaran

a. Strategi individualisasi

b. Strategi kooperatif

c. Strategi modifikasi perilaku

5. Media pembelajaran

Media visual yang dapat digunakan antara lain gambar, grafik, realita, model atau tiruan, slides.

Media audio yang dapat digunakan antara lain anata lain seperti program kaset suara seperti
membedakan suara binatang.

6. Fasilitas pendukung

Adanya sumber yang dilengkapi dengan berbagai media, seperti mengembangkan layanan
kemampuan berkomunikasi oral.

7. Penilaian (assessment)

Penilaian terhadap anak tunarungu dapat dilakukan dengan cara tes, pengamatan, pemberian tugas,
wawancara, portofolio,
C. Profil Pendidikan Anak Dengan Gangguan Komunikasi

Pendidikan untuk anak dengan gangguan komunikasi tergantung jenis gangguan komunikasi dan
hambatan lain yang dialami anak tersebut, karena banyak gangguan komunikasi yang merupakan
hambatan utama yang dialami anak. Mereka memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan
hambatan utamanya serta layanan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasinya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak yang
memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka
secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan
bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.

Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,
dukungan sosial yang kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut,
dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan kesehatan dan
konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.

Anda mungkin juga menyukai