Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FATWA DAN YURISPRUDENSI

“METODOLOGI DAN SUMBER FATWA WAHDAH


ISLAMIYAH”

Oleh:
Andi sabirin mahmud
05120170008
Muh ansar
05120170009

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019-2020

i
KATA PENGANTAR
ِ ‫ســــــــــــــــــم‬
ْ ِ‫ه ب‬
ِ ‫ن الل‬
ِ ‫م‬
َ ‫ح‬
ْ ‫الر‬
َّ ِ ‫حيْم‬
ِ ‫الر‬
َّ

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah karena


berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Dalam makalah ini kami sedikit memaparkan tentang
“METODOLOGI DAN SUMBER FATWA WAHDAH ISLAMIYAH”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan dan disususn dalam berbagai keterbatasan. Maka
dari itu, kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa
memperbaikinya kedepan, serta mentoleransi segala kesalahan kata atau
sususnan yang kami buat dalam makalah ini.
Kami mengucapklan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................1
C. Tujuan penulisan.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap proses penetapan fatwa.............................................................2
B. Proses penetapan fatwa OVO wahdah islamiyah........................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................7
B. Saran ..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Makalah ini dibuat dengan mengambil satu contoh dari fatwa yang
dikeluarkan oleh organisasi masyarakat (ormas) islam yaitu wahdah
islamiyah,yang dimana makalah ini membahas mengenai proses atau
metodologi pengambilan fatwa oleh wahdah islamiyah beserta sumber
referensi fatwa wahdah islamiyah
Adapun masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah
sistem pembayaran elektronik OVO dan yang menyerupai, pada makalah
ini akan di jelaskan bagaimana pengambilan suatu fatwa dan sumber fatwa
yang terkait dengan sistem pembayaran

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana proses pengambilan suatu fatwa atau metodologi fatwa


wahdah islamiyah mengenai sistem pembayaran ovo?
2. Darimana saja sumber dalam memutuskan fatwa tentang sistem
pembayaran elektronik ovo?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui proses pengambilan suatu fatwa atau metodologi fatwa


wahdah islamiyah mengenai sistem pembayaran ovo
2. Mengetahui sumber dalam memutuskan fatwa tentang sistem
pembayaran elektronik ovo

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahap proses penetapan fatwa

Pertama, sebelum fatwa ditetapkan, melakukan kajian


komprehensif guna memperoleh deskripsi utuh tentang masalah yang
sedang dipantau. Tahapan ini disebut tashawwur al-masalah). Selain
kajian, tim juga membuat rumusan masalah, termasuk dapak sosial
keagamaan yang ditimbulkan dan titik kritis dari beragam aspek hukum
(syariah) yang berhubungan dengan masalah.
 
Kedua, menelusuri kembali dan menelaah pandangan fuqaha (ahli
fikih) mujtahid masa lalu, pendapat pada imam mazhab dan ulama, telaah
atas fatwa terkait, dan mencari pandangan-pandangan para ahli fikih
terkait masalah yang akan difatwakan
 
Ketiga, menugaskan anggota Komisi Fatwa atau ahli yang
memiliki kompetensi di bidang masalah yang akan difatwakan untuk
membuat makalah atau analisis. Jika yang dibahas sangat penting,
pembahasan bisa melibatkan beberapa Komisi lain.

Keempat, jika telah jelas hukum dan dalil-dalilnya (ma’lum min al


din bi al-dlarurah),maka Komisi Fatwa akan menetapkan fatwa dengan
menyampaikan hukum sebagaimana apa adanya. Adakalanya masalah
yang ditanyakan sudah jelas jawabannya dalam syariah.
 
Kelima, mendiskusikan dan mencari titik temu jika ternyata ada
perbedaan pendapat (masail khilafiyah) di kalangan ulama mazhab. Hasil
titik temu pendapat akan sangat menentukan. Ada metode tertentu yang

2
bisa ditempuh untuk mencapai titik temu, atau jika tidak tercapai titik
temu.
 
Keenam, ijtihad kolektif di antara para anggota Komisi Fatwa jika
ternyata tidak ditemukan pendapat hukum di kalangan mazhab atau ulama.
Metode  penetapan pendapat itu lazim disebut bayani dan ta’lili, serta
metode penetapan hukum (manhaj) yang dipedomani para ulama mazhab.
 
Ketujuh, dalam hal terjadi perbedaan pandangan di antara anggota
Komisi Fatwa, dan tak tercapai titik temu, maka penetapan fatwa tetap
dilakukan. Cuma, perbedaan pendapat itu dimuat dan diuraikan argumen
masing-masing disertai penjelasan dalam hal pengamalannya sebaiknya
berhati-hati dan sedapat mungkin keluar dari perbedaan pendapat.
 
Kedelapan, penetapan fatwa senantiasa memperhatikan otoritas
pengaturan hukum oleh syariat serta mempertimbangkan kemaslahatan
umum serta tujuan penetapan hukum (maqashid al-syariah)

B. Proses penetapan fatwa OVO wahdah islamiyah

Dalam memutuskan suatu fatwa, wahdah islamiyah mempunyai 4 metode


pengambilan fatwa :

a. Menimbang
Menimbang atau Konsiderans dalam suatu peraturan memuat uraian
singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan
alasan pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut.
Adapun dalam fatwa mengenai ovo adalah sebagai berikut :

3
1. Bahwa masyarakat khususnya kader dan binaan Wahdah Islamiyah
membutuhkan penjelasan hukum syar’i tentang Hukum Go-Pay
dan sejenisnya;
2. Bahwa dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan kebijakan
syariat, Dewan Syariah Wahdah Islamiyah harus selalu merespon
fenomena yang berkembang di tengah umat, khususnya di kalangan
kader Wahdah Islamiyah;
3. Bahwa oleh karena itu Dewan Syariah Wahdah Islamiyah merasa
perlu membuat ketetapan akan hal tersebut dan menuangkannya
dalam sebuah surat keputusan.

b. Mengingat

Mengingat atau dikenal sebagai dasar hukum merupakan suatu landasan


yang bersifat yuridis bagi pembentukan fatwa tersebut.
Adapun dalam fatwa mengenai ovo adalah sebagai berikut :

1. Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬dalam Alquran Surah al-Maidah ayat 1


“Wahai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu…”
2. Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬dalam Alquran Surah al-Nisa ayat 29:
“Wahai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan
(mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa
perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian….”
3. Hadis Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬yang diriwayatkan oleh Muslim
dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri :
“Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama
(ukurannya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian
yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama
(ukurannya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian
yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang
tidak tunai dengan yang tunai.”

4
4. Hadis Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬yang diriwayatkan oleh al-
Tirmidzi dengan sanad hasan sahih dari sahabat ‘Amr bin ‘Auf al-
Muzani :
“Shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk
mufakat) boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali shulh
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram;
dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka
sepakati kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
5. Kaidah yang berbunyi:
“Hukum asal segala sesuatu adalah dibolehkan hingga ada dalil
yang mengharamkannya.” (al-Asybah wa al-Nazhair, Imam al-
Suyuti hal.60)
6. Kaidah yang berbunyi:
“Semua yang telah dikenal karena urf seperti yang disyaratkan
karena suatu syarat.” (‘Ilm al-Usūl al-Fiqh, Abd al-Wahhab al-
Khallaf, hal.90)

c. Memperhatikan

1. Pendapat Imam Malik, dalam kitab al-Mudawanah al-Kubra, Jilid


3, hal. 90, tentang kebolehan menggunakan alat tukar dari bahan
yang disepakati oleh manusia;
2. Pendapat Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ al-Fatawa, Jilid 19,
hal. 251, bahwa dinar dan dirham adalah sebagai tsaman (harga)
yang berfungsi sebagai standar bagi objek transaksi jual beli;
3. Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia
No:116/DSN-MU/IX/20I7 tentang Uang Elektronik Syariah;
4. Hasil Liqa Ilmi Dewan Syariah Wahdah Islamiyah ke-19 pada
tanggal 7 Jumadilakhir 1439 H/ 24 Februari 2018 M;

5
5. Hasil Musyawarah Pengurus Harian Dewan Syariah Wahdah
Islamiyah pada tanggal 28 Jumadilakhir 1440 H/ 06 Maret 2019
M bahwa Go-Pay dan sejenisnya dapat dikategorikan sebagai
akad sharf (tukar-menukar uang).

d. Menetapkan : memutuskan

1. Hukum asal penggunaan Go-Pay dan sejenisnya adalah


dibolehkan selama memenuhi kaidah-kaidah sharf (tukar-
menukar uang);
Diskon yang didapatkan melalui pembayaran Go-Pay dan
sejenisnya termasuk athaya (pemberian) yang diperbolehkan dan
tidak termasuk faedah dari piutang (riba);
2. Mengimbau kepada seluruh kaum muslimin untuk menjaga
persatuan dan ukhuwah serta saling menghargai perbedaan dalam
menyikapi masalah ini.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi
dan sumberv fatwa wahdah islamiyah hampir sama dengan MUI dan
ormas ormas islam lainnya yang terdiri dari proses menimbang,
mengingat, memperhatikan dan menetapkan.
B. Saran
pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.  dengan sebuah pedoman
yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik
serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://wahdah.or.id/hukum-menggunakan-go-pay-ovo-dan-sejenisnya-
dalam-islam/
Begini Metodologi Pembuatan Fatwa MUI - hukumonline.com
https://wahdah.or.id/category/c12-dewan-syariah/

Anda mungkin juga menyukai