Oleh:
Andi sabirin mahmud
05120170008
Muh ansar
05120170009
i
KATA PENGANTAR
ِ ســــــــــــــــــم
ْ ِه ب
ِ ن الل
ِ م
َ ح
ْ الر
َّ ِ حيْم
ِ الر
َّ
ii
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................1
C. Tujuan penulisan.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap proses penetapan fatwa.............................................................2
B. Proses penetapan fatwa OVO wahdah islamiyah........................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................7
B. Saran ..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makalah ini dibuat dengan mengambil satu contoh dari fatwa yang
dikeluarkan oleh organisasi masyarakat (ormas) islam yaitu wahdah
islamiyah,yang dimana makalah ini membahas mengenai proses atau
metodologi pengambilan fatwa oleh wahdah islamiyah beserta sumber
referensi fatwa wahdah islamiyah
Adapun masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah
sistem pembayaran elektronik OVO dan yang menyerupai, pada makalah
ini akan di jelaskan bagaimana pengambilan suatu fatwa dan sumber fatwa
yang terkait dengan sistem pembayaran
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
bisa ditempuh untuk mencapai titik temu, atau jika tidak tercapai titik
temu.
Keenam, ijtihad kolektif di antara para anggota Komisi Fatwa jika
ternyata tidak ditemukan pendapat hukum di kalangan mazhab atau ulama.
Metode penetapan pendapat itu lazim disebut bayani dan ta’lili, serta
metode penetapan hukum (manhaj) yang dipedomani para ulama mazhab.
Ketujuh, dalam hal terjadi perbedaan pandangan di antara anggota
Komisi Fatwa, dan tak tercapai titik temu, maka penetapan fatwa tetap
dilakukan. Cuma, perbedaan pendapat itu dimuat dan diuraikan argumen
masing-masing disertai penjelasan dalam hal pengamalannya sebaiknya
berhati-hati dan sedapat mungkin keluar dari perbedaan pendapat.
Kedelapan, penetapan fatwa senantiasa memperhatikan otoritas
pengaturan hukum oleh syariat serta mempertimbangkan kemaslahatan
umum serta tujuan penetapan hukum (maqashid al-syariah)
a. Menimbang
Menimbang atau Konsiderans dalam suatu peraturan memuat uraian
singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan
alasan pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut.
Adapun dalam fatwa mengenai ovo adalah sebagai berikut :
3
1. Bahwa masyarakat khususnya kader dan binaan Wahdah Islamiyah
membutuhkan penjelasan hukum syar’i tentang Hukum Go-Pay
dan sejenisnya;
2. Bahwa dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan kebijakan
syariat, Dewan Syariah Wahdah Islamiyah harus selalu merespon
fenomena yang berkembang di tengah umat, khususnya di kalangan
kader Wahdah Islamiyah;
3. Bahwa oleh karena itu Dewan Syariah Wahdah Islamiyah merasa
perlu membuat ketetapan akan hal tersebut dan menuangkannya
dalam sebuah surat keputusan.
b. Mengingat
4
4. Hadis Rasulullah صلى هللا عليه وسلمyang diriwayatkan oleh al-
Tirmidzi dengan sanad hasan sahih dari sahabat ‘Amr bin ‘Auf al-
Muzani :
“Shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk
mufakat) boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali shulh
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram;
dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka
sepakati kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
5. Kaidah yang berbunyi:
“Hukum asal segala sesuatu adalah dibolehkan hingga ada dalil
yang mengharamkannya.” (al-Asybah wa al-Nazhair, Imam al-
Suyuti hal.60)
6. Kaidah yang berbunyi:
“Semua yang telah dikenal karena urf seperti yang disyaratkan
karena suatu syarat.” (‘Ilm al-Usūl al-Fiqh, Abd al-Wahhab al-
Khallaf, hal.90)
c. Memperhatikan
5
5. Hasil Musyawarah Pengurus Harian Dewan Syariah Wahdah
Islamiyah pada tanggal 28 Jumadilakhir 1440 H/ 06 Maret 2019
M bahwa Go-Pay dan sejenisnya dapat dikategorikan sebagai
akad sharf (tukar-menukar uang).
d. Menetapkan : memutuskan
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi
dan sumberv fatwa wahdah islamiyah hampir sama dengan MUI dan
ormas ormas islam lainnya yang terdiri dari proses menimbang,
mengingat, memperhatikan dan menetapkan.
B. Saran
pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman
yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik
serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://wahdah.or.id/hukum-menggunakan-go-pay-ovo-dan-sejenisnya-
dalam-islam/
Begini Metodologi Pembuatan Fatwa MUI - hukumonline.com
https://wahdah.or.id/category/c12-dewan-syariah/