PEMBAHASAN
1. Hygien
hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun
psikologis (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Personal hygiene mencakup perawatan
kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, kulit,
dan area genital (Kozier dan Erb, 2009; Potter dan Perry, 2006; Tarwoto dan Wartonah,
2006). Personal hygiene yang tidak baik dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan
dengan perilaku sehat dan kebersihan diri di kalangan anak sekolah, seperti diare, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), cacingan, infeksi
tangan mulut, campak, cacar air, gondong, infeksi mata, dan infeksi telinga (Tarwoto dan
Wartonah, 2006).
Widaninggar (2003) menyatakan kondisi lingkungan anak harus benar-benar
diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitang
dengan rumah dan lingkungan adalah bangunan rumah, kebutuhan ruang, pergantian
udara, sinar matahari, penerangan, air bersih, pembuangan sampah/limbah, kamar mandi
dan jamban/wc dan halaman rumah. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan
anak lebih mudah terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status
gizi (Poedjiadi, 1994). Sanitasi lingkungan sangat terkait dengan ketersediaan air bersih,
ketersediaan jamban, serta kebersihan peralatan makan pada setiap keluarga. Makin
tersedia air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,makin kecil risiko anak terkena penyakit
kurang gizi. (Soekirman, 2000).
Berdasarkan data tabel frekuensi hygiene berdasarkan kebersihan kulit, dapat
disimpulkan bahwa dari total jumlah balita sebesar 66 balita, 83,3% dinyatakan bersih,
15,2% kurang bersih dan 1,5% missing.
2. SANITASI
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama
terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup.