FOTORESPIRASI
Tumbuhan adalah salah satu makluk hidup di bumi ini yang mempunyai suatu
keistimewaan. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri dengan memanfaatkan
sesuatu yang ada disekitarnya. Proses pembuatan makanan ini disebut fotosintesis. Oleh
karena itu tumbuhan berada pada urutan paling bawah dalam piramida rantai makanan
karena tumbuhan merupakan produsen.
Selain berfotosintesis tumbuhan juga melakukan bernafas atau sering disebut
respirasi. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri-ciri dari makluk hidup, namun cara
makhluk hidup satu dengan yang lainnya berbeda. Tumbuhan yang satu dengan yang
lainnya juga mempunyai perbedaan dalam respirasi, ada yang menggunakan oksigen dan
ada pula yang tidak menggunakan oksigen dalam menghasilkan energi.
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai
oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap
senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat
dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan
menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang
terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Selain itu respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan.
Fotorespirasi adalah sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan oleh
penerimaan cahaya yang diterima oleh daun. Diketahui pula bahwa kebutuhan energi dan
ketersediaan oksigen dalam sel juga mempengaruhi fotorespirasi. Walaupun menyerupai
respirasi (pernafasan) biasa, yaitu proses oksidasi yang melibatkan oksigen, mekanisme
respirasi karena rangsangan cahaya ini agak berbeda dan dianggap sebagai proses fisiologi
tersendiri (Garnerd, 1991).
Secara biokimia, proses fotorespirasi merupakan cabang dari jalur glikolat. Enzim
utama yang terlibat adalah enzim yang sama dalam proses reaksi gelap fotosintesis,
Rubisco (ribulosa- bifosfat karboksilase-oksigenase). Rubisco memiliki dua sisi aktif: sisi
karboksilase yang aktif pada fotosintesis dan sisi oksigenase yang aktif pada fotorespirasi.
Kedua proses yang terjadi pada stroma ini juga memerlukan substrat yang sama, ribulosa
bifosfat (RuBP), dan juga dipengaruhi secara positif oleh konsentrasi ion Magnesium dan
derajat keasaman (pH) sel. Dengan demikian fotorespirasi menjadi pesaing bagi
fotosintesis, suatu kondisi yang tidak disukai kalangan pertanian, karena mengurangi
akumulasi energi. Jika kadar CO2 dalam sel rendah (misalnya karena meningkatnya
penyinaran dan suhu sehingga laju produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup),
RuBP akan dipecah oleh Rubisco menjadi P-glikolat dan P- gliserat (dengan melibatkan
satu molekul air menjadi glikolat dan P-OH). P-gliserat (P dibaca "fosfo") akan
didefosforilasi oleh ADP sehingga membentuk ATP. P-glikolat memasuki proses agak
rumit menuju peroksisoma, lalu mitokondria, lalu kembali ke peroksisoma untuk diubah
menjadi serin, lalu gliserat. Gliserat masuk kembali ke kloroplas untuk diproses secara
normal oleh siklus Calvin menjadi gliseraldehid-3-fosfat (G3P) (Salisbury dan Ross, 1992).
Proses yang disebut juga "asimilasi cahaya oksidatif" ini terjadi pada sel-sel mesofil
daun dan diketahui merupakan gejala umum pada tumbuhan C3, seperti kedelai dan padi.
Lebih jauh, proses ini hanya terjadi pada stroma dari kloroplas, dan didukung oleh
peroksisom dan mitokondria (Salisbury, 1995).
Banyak perkiraan tentang fakta bahwa enzim rubisco juga mendukung suatu proses
yang bertentangan dengan fungsi utamanya. Tidak ada deskripsi yang jelas mengenai hal
ini, tetapi sebuah usulan menyatakan bahwa proses untuk melindungi kloroplas pada
tumbuhan dari kerusakan oleh cahaya matahari yang kuat pada kondisi kering, ketika CO2
dihalangi untuk masuk ke daun karena stomata menutup dengan tujuan untuk menghindari
kehilangan air. Oksigen dapat masuk dengan difusi melewati kutikula daun, dan dengan
demikian fotorespirasi dapat dilakukan dan ATP dan NADPH yang dihasilkan oleh proses
fotosintesis dapat digunakan. Sebaliknya, akumulasi dari senyawa kaya energi ini – di
mana tidak dapat digunakan untuk fotosintesis normal karena kekurangan CO2 – bisa
mempengaruhi kloroplas. Hal itu secara aktual telah ditunjukkan dimana tumbuhan
terkondisikan untuk memperkuat penyinaran di bawah kondisi dimana oksigen dicegah
untuk masuk ke daun, tidak dapat memfotosintesis pada kecepatan normalnya ketika hal itu
kembali pada kondisi normal. Ini mengindikasikan bahwa kerusakan permanen pada alat
fotosintesis terjadi (Lakitan, 2007).
Reaksi Fotorespirasi pada tumbuhan C4 sangat rendah terjadi karena pada tumbuha
C4 memiliki enzim pengikat CO2 (PEP) sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO 2 dan O2
(karena PEP hanya mengikat CO2). PEP akan langsung membawa CO2 ke RuBP sehingga
menekan terikatnya O2 pada RuBP. Rendahnya fotorespirasi pada tanaman C4,
menyebabkan tanaman C4 lebih produktif dibanding tanaman C3 dan CAM.