I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan waktu retensi dan volume retensi dari masing-masing zat
2. Menentukan jumlah pelat teoritis dari masing-masing zat
III.2 Bahan
1.Metanol
2.Butanol
3. Heksanol
4.Campuran heksanol,butanol,methanol (1:1:1)
2. 1-butanol
3. 1-heksanol
1.Metanol
1,6770 2
N=16 ( 2 x 0,0797 )
= 1770,963
1.Metanol
V retensi=t retensi ×r
V retensi = 1,677 min x 1,5 mL/min = 2,515 mL
Dari rumus di atas diperoleh data :
No Senyawa Volume retensi ¿)
1 Metanol 2,515
2 Butanol 3,66
3 Heksanol 5,355
4 Campuran (1:1:1)
1.metanol 2,428
2.butanol 3,455
3.heksanol 5,230
VIII. Pembahasan
Kromatografi gas adalah suatu metode penentuan suatu analit baik dari segi
kualitatif maupun segi kuantitatif. Pada analisis ini, sampel yang berupa cairan atau
gas diinjeksi menjadi fasa gas. Gas pembawa yang berupa fasa gerak akan menbawa
gas ini dalam suatu kolom kapilaritas yang akan memisahkan komponan dari sampel
berdasarkan kemampuannya untuk memisah antara fasa gerak dan fasa diam. Fasa
gerak dari metode kromatografi gas berupa gas. Gas yang biasa digunakan sebagai
dasa gerak dari metode kromatografi gas adalah gas yang bersifat inert seperti gas
nitrogen, helium, atau argon. Tipe dari gas pembawa tergantung dari detekor yang
digunakan oleh instrumen.
Pada kromatogradi gas, terdapat dua jenis kolom yang digunakan: kolom terjejal
dan kolom kapilartas. Kolom terjejal tersusun atas gelas, stainles steel, tembaga atau
alumunium yang memiliki panjang sekitar 2-6 m dengan diameter antara 2-4 mm.
Pada kolom kapilaritas, atau kolom tubular terbuka, tersusun oleh silika yang terfusi
dan dilapisi oleh polimer. Panjang kolom ini berkisar dari 15-100 m dengan diameter
150-300 mikro meter . Fasa diam yang terdapat pada kolom yang dipakai memiliki
sifat tergantung pada zat yang akan diuji dengan metode kromatografi gas. Fasa diam
dapat bersifat polar atau non polar tergantung dari jenisnya.
Komponen lain yang penting bagi kromatografi gas adalah oven kolom. Kolom
terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit
dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa
teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu
cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah. Suhu juga merupakan komponen lain
yang penting dan harus diperhatikan pada analisis menggunakan kromatografi gas.
Suhu yang tepat akan memisahkan komponen-komponen senyawa dan membuat
sinyal yang memiliki resolusi yang lebih baik.
Pada percobaan ini, dihasilkan sinyal sinyal tunggal yang memiliki intensitas yang
tinggi pada standar metanol, 1-butanol, dan 1-heksanol. Hasil ini menunjukkan bahwa
zat yang kita masukan bersifat relatif murni dengan sedikit sekali pengotor yang ada
dalam zat. Begitu pula dengan campuran, terdapat 3 sinyal intens yang menunjukkan
adanya metanol, 1-heksanol, dan 1-butanol. Hal ini dapat diketahui dari waktu retensi
yang diberikan pada kromatograf yang dihasilkan dari analisa kromatografi gas.Hasil
dari waktu retensi pada campuran mendekati waktu retensi pada standar.Hasil waktu
retensi pada standar yaitu untuk methanol 1,677 min, butanol yaitu 2,442 min
,heksanol yaitu 3,57 min.Sedangkan hasil waktu retensi pada campuran yaitu 1,619
min ; 2,3037 min ; 3,4867 min yang diyakini sebagai waktu retensi dari
methanol;butanol;dan heksanol. Adapun muncul puncak lain yang diyakini sebagai zat
pengotor akibat penggunaan syringe yang belum steril dari zat lain.Bisa saja masih
terdapat zat tersisa pada jarum syringe meskipun telah mengalami satu kali
pembilasan.Selain itu pengaruh eksternal seperti suhu,partikel udara juga
mempengaruhi.
Jumlah plat secara teoritis adalah banyaknya distribusi keseimbangan dinamis yang
terjadi dalam 1 kolom. Jumlah pelat teoritis dari metanol, 1-butano, dan 1-heksanol
pada campuran secara berurut 1770,963 , 1093,428 , 2839,14 . Kesimpulan
Dari percobaan diperoleh waktu retensi dari metanol, 1-butanol, dan 1-heksanol
secara berurut 1,677 menit, 2,442 menit, dan 3,57 menit .Volume retensi dari
metanol,1-butanol, dan 1-heksanol secara berurut 2,515 mL , 3,66 mL, dan 5,355
mL.Jumlah pelat teoritis dari metanol, 1-butano, dan 1-heksanol pada campuran
secara berurut 1770,963 , 1093,428 , 2839,14 .
Brady, E James. 2009. Chemistry.John Wiley & Sons. New York. Hal 589-642
http://www.chem-is-try.org/materi kimia/instrumen analisis/kromatografi
gas cair. Diakses pada tanggal 6 Februari 2020.
http://www.antteknik.com/en/tips-from-our-experts/?p=gas-chromatography-
troubleshooting-tips&t=1 . Diakses pada tanggal 7 Februari 2020
XI.Lampiran
1. Metanol
2. 1-butanol
3. 1-heksanol
4. Campuran heksanol,butanol,methanol (1:1:1)