"PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN"
Disusun oleh :
RAHMATULLAH A.LAMBOKA
E281 19 051
Daftar isi................................................................................................ii
Bab 1 pendahuluan................................................................................1
bab 3 penutup
Daftar pustaka....................................................................................................
Kata pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan Hidayah- Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dalam
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah, selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan juga kami lakukan sebagai bahan
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
Yang paling terutama untuk Ibu Dr. Ir. Nuraeni, M.P Pembimbing kami dalam
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar negara kita, negara republik
Indonesia. Nama pancasila itu sendiri sebenarnya tidak lah terdapat baik di dalam pembukaan UUD
1945, namun telah cukup jelas bahwa pancasila yang di maksud adalah lima dasar negara Indonesia,
sebagai mana yang tercantum di dalam pembukaan uud 1945 alenia kempat berbunyi
Pendidikan pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas proes reformasi.bukan hanya
materinya yang banyak berubah . prsoses pendidikannya juga seharusnya mengalami perubahan yang
mendasar. Perubahan materi pendidkan pacasila menyangkut amandemen terhadap uud 1945 tentang
ketatanegaraan dan hak asasi manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan
yang lebih besar kepada mahasiswa untuk mengrefleksikan dan bersikap kritis terhadap
implementasi pemerintah. Bagaimana pun juga mahasiswa dapat menrima informasi dan
mendiskusikan informasi trsebut memalui pendidikan pancasila di lakuan dengan situasi luar
bergerak secara dinamis.
4. untuk mendeskripsikan essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan.
3. untuk mendessribsikan essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan
Untuk memahami konsep dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Ada dua hal yang
perlu diklarifikasi lebih dahulu tentang istilah PKn. Apa yang dimaksud dengan konsep PKn dan
apa urgensinya? Untuk menelusuri konsep PKn, kita dapat mengkajinya secara etimologis,
yuridis, dan teoretis.
Untuk mengerti konsep PKn, kita dapat menganalisis PKn secara kata per kata. PKn dibentuk
oleh dua kata, ialah kata “pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Untuk mengerti istilah
pendidikan, kita dapat melihat Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) atau secara lengkap lihat
definisi pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1). Mari kita perhatikan definisi pendidikan berikut
ini. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20
Tahun 2003 Pasal 1).
Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan. Dalam
literatur Inggris ketiganya dinyatakan dengan istilah citizen, citizenship dan citizenship
education. Selanjutnya secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan
di Indonesia dapat ditelusuri dalam peraturan perundangan berikut ini.
Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. (Undang-
Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
(Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Penjelasan Pasal 37).
Untuk menelusuri konsep PKn menurut para ahli, kita dapat mengkaji karya M. Nu’man
Somantri, 2001; Abdul Azis Wahab dan Sapriya, 2011; Winarno, 2013, dan lain-lain. Berikut ini
ditampilkan satu definisi PKn menurut M. Nu’man Somantri (2001) sebagai berikut:
sebagai Negara merdeka, dalam sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo
tahun 1908 disepakati sebagaii Hari Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri
masyarakat pada saat itu mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Setelah berdiri Boedi Oetomo,
berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Syarikat Islam. Muhammadiyah, Indische
Party, PSII, PKI, NU, dan organisasi lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari
penjajahan pada saat itu. Organisasi tersebut bergerak untuk membangun rasa kebangsaan.
Dan akhirnya Presiden Soekarno pernah berkata bahwa "Jangan sekali-sekali meninggalkan
sejarah." Hal tersebut kemudian memiliki sebuah makna dimana dalam setiap sejarah terdapat
berbagai macam fungsi yang dimana penting dan akan sangatlah berguna dalam rangka untuk
membangun sebuah kehidupan karena dengan sejarah maka kita akan belajar untuk tidak mengulangi
hal yang sama dikemudian hari. Dalam konteks tersebut maka sebuah sejarah akan berguna untuk
membangun kehidupan pada sebuah bangsa untuk dapat melihat jalan yang dimana lebih bijaksana di
masa depan. Kemudian, sebuah sejarah jugala sebuah guru pada kehidupan. Dalam pendidikan
kewarganegaraan kemudian diharapkan siswa akan mendapatkan berbagai macam inspirasi yang
dimana dapat digunakan untuk berpartisipas dalam sebuah kegiatan untuk melakukan pembangunan
bangsa yang dimana sesuai dengan apa yang mereka sukai dengan menghindari berbagai macam
Sosiologis kemudian adalah sebuah ilmu yang dimana mempelajari kehidupan antar manusia.
Dalam sebuah ilmu sosisologis maka kemudian didalamnya sendiri terdapat kajian yang dimana
tedapat latar belakang, susunan, dan berbagi pola dari sebuah kehidupan sosial yang dimana terdapat
dari berbagai macam golongan dan juga kelompok yang dimana ada pada masyarakat, kemudian
disamping itu pula terdapat berbagai macam masalah sosial, perubahan, dan juga berbagai
pembaharuan yang dimana terdapat di dalam masayrakat. Dari pendekatan sosiologis ini kemudian
diharapkan untuk dapt melakukan sebuah kajian terhadap struktur sosial, proses sosial, dan berbagai
macam perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk dapat diselesaikan secara bijaksana
zaman mengalami perubahan sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu seperti istilah waktu
Sumber politis kemudian berasal dari fenomena yang dimana terjadi pada kehidupan
berbangsa di Indonesia itu sendiri yang dimana tujuannya adalah agar kita mampu unutk melakukan
formulasi terhadap berbagai macam saran tentang upaya dan juga sebuah usaha yang dimana
kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan dari kehidupan politik yang dimana ideal dan
juga sesuai dengan nilai Pancasila. “ Ideologi Politik adalah himpunan Nilai-nilai , idee, norma-
norma, kepercayaan dan keyakinan , yang dimiliki dari seseorang atau sekelompok orang, atas dasar
mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang
Secara politis, Pendidikan Kewarnegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat di
gali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat didentifikasi dari
pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal Istilah : A.
Pada massa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara
pemerolehan dan kehilangan Kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak
yang terutam di arahkan untuk “ Nation and Character Building “ bangsa Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali tahun 1957 dengan nama Kewarganegaraan, yang
isinya sebatas hak dan kewajiban warga negara serta cara-cara memperoleh dan kehilangan status
kewarganegaraan,namun saat muncul orde baru mata pelajaran ini hampir dihilangkan karena
tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman pada saat itu. lalu Kewarganegaraan berubah
menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP), materi yang sangat dominan disini adalah mengenai
materi P-4. Pada kurikulum 1984 maupun Kurikulum 1994.
Dalam era reformasi P4 dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran yang
tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun
1989 yang diubah dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama pendidikan
Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan Kewarganegaraan. Begitu pula kurikulum 2004
memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan kewarganegaraan / pendidikan
kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan isi PKn yang lebih
memperjelas akar keilmuan yakni politik, hukum dan moral.
Pada saat kurikulum 2013 mata pelajaran ini berubah nama menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) dimana dalam kurikulum tersebut menekan tentang sikap (afeksi).
Terdapat beberapa dinamika yang memengaruhi dinamika pendidikan kewarganegaraan
antara lain :
dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan
dinamika perubahan dalam kehidupan masyarakat baik berupa tuntutan maupun
kebutuhan
dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK
Apa dinamika dan tantangan yang pernah dihadapi oleh PKn Indonesia dari masa ke masa.?
proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945 . Sebagai Negara merdeka sampai dengan periode saat
Mengapa Dinamika dan Tantangan PKn sangat erat dengan perjalanan sejarah praktik
kenegaraan/pemerintahan RI ?
Inilah ciri khas PKn sebagai mata kuliah di bandingkan dengan mata kuliah lain. Ontologi
PKn adalah sikap dan perilaku warga negara dalam keidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
Bernegara. Status warga negara dapat meliputi penduduk yang berkedudukan sebagai pejabat negara
sampai dengan rakyat biasa. Tentu peran dalam fungsi warga negara berbeda-beda, sehingga sikap
sikap serta perilaku warya negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apa dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan yang telah
mempengaruhi PKn..?
Mengapa dinamika dan tantangan PKn mengikuti Periodisasi Pelaksanaan UUD (konstitusi) ?
Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang bersangkutan,
tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa depan. Misalnya, kecenderungan
masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM, pelaksanaan demokrasi, dan lingkungan hidup.
Sebagai warga negara muda, mahasiswa perlu memahami, memiliki kesadaran dan partisipatif
Bedasarkan uraian di susun dalam makalah ini penulis menyempaikan bahwa pendidikan
pacasila sangat di butuhkan dalam bebagai kalangan untuk mewujudkan suatu bangsa dan
negara yang mampu mengembangkan pancasila sebagai landasan utama dalam kehidupan
berbangsaan bernegara pada khusunya. Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini
semoga dapat berguna bagi pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab
segala tantangan yang ada.
3,2 saran
Dalam membuat makalah esensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan ini
mungki terdapat kesalahan – kesalahan sehingga kami mengharapkan kritik dari pembaca
agar makalah yang kami buat ini menjadi lebih baik dan sempurna.
Daftar pustaka
NOOr MS BAKRI.2010.Pendidikan pancasila.yogyakarta.pustaka pelajar.
2020.
(http://ariskriswanto.blogspot.com/2014/03/urgensi-pendidikan-kewarganegaraan-oleh html.