Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

"PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN"

Disusun oleh :

RAHMATULLAH A.LAMBOKA
E281 19 051

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO KEMENTRIAN RISET
TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
PALU
2019
Daftar isi
Kata pengantar......................................................................................i

Daftar isi................................................................................................ii

Bab 1 pendahuluan................................................................................1

1.1 latar belakang ..................................................................l


1.2 rumusan masalah .............................................................2
1.3 tujuan penulisan ...............................................................2

bab 2 pembahasan ..................................................................................... ii


2.1. konsep dan urgensi kewarganegaraan.......................................... 1
2.2. sumber historis dan sosiologis politik kewarganegaraan.............................2
2.3. dimamika tantangan pendidikan kewarganegaraan........................................2
2.4Esensi dan urgensi pendidikan keawarganegaraan.........................................3

bab 3 penutup

3.1 kesimpulan ..................................................................................................

3.2. saran ...........................................................................................................

Daftar pustaka....................................................................................................
Kata pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,

inayah, taufik dan Hidayah- Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dalam

bentuk maupun yang isinya yang sangat sederhana

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah, selain untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan juga kami lakukan sebagai bahan

pembelajaran kami Mahasiswa lainnya.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca dalam Pembelajaran.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan Makalah ini.

Yang paling terutama untuk Ibu Dr. Ir. Nuraeni, M.P Pembimbing kami dalam

Pendidikan kewarnegaraan untuk menyusun makalah ini.


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG

Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar negara kita, negara republik
Indonesia. Nama pancasila itu sendiri sebenarnya tidak lah terdapat baik di dalam pembukaan UUD
1945, namun telah cukup jelas bahwa pancasila yang di maksud adalah lima dasar negara Indonesia,
sebagai mana yang tercantum di dalam pembukaan uud 1945 alenia kempat berbunyi

1. Ketuhanan yang maha esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pendidikan pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas proes reformasi.bukan hanya
materinya yang banyak berubah . prsoses pendidikannya juga seharusnya mengalami perubahan yang
mendasar. Perubahan materi pendidkan pacasila menyangkut amandemen terhadap uud 1945 tentang
ketatanegaraan dan hak asasi manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan dengan kebebasan
yang lebih besar kepada mahasiswa untuk mengrefleksikan dan bersikap kritis terhadap
implementasi pemerintah. Bagaimana pun juga mahasiswa dapat menrima informasi dan
mendiskusikan informasi trsebut memalui pendidikan pancasila di lakuan dengan situasi luar
bergerak secara dinamis.

1.2 rumusan masalah :

1. untuk mengetahui konsep dan urgensi Pemdidikan Kewarganegaraan.

2. untuk menggali sumber historis, sosiologis, politik Pendidikan Kewarganegaraan

3. untuk memberikan argument tentang dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

4. untuk mendeskripsikan essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan.

1.3. tujuan penulisan

1. untuk mengetahui konsep urgensi pendidikan

2. untuk menggali sumber historis, sosiologis, Pendidikan Kewarganegaraan

3. untuk mendessribsikan essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan

Untuk memahami konsep dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Ada dua hal yang
perlu diklarifikasi lebih dahulu tentang istilah PKn. Apa yang dimaksud dengan konsep PKn dan
apa urgensinya? Untuk menelusuri konsep PKn, kita dapat mengkajinya secara etimologis,
yuridis, dan teoretis.

Untuk mengerti konsep PKn, kita dapat menganalisis PKn secara kata per kata. PKn dibentuk
oleh dua kata, ialah kata “pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Untuk mengerti istilah
pendidikan, kita dapat melihat Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) atau secara lengkap lihat
definisi pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1). Mari kita perhatikan definisi pendidikan berikut
ini. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20
Tahun 2003 Pasal 1).

Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan. Dalam
literatur Inggris ketiganya dinyatakan dengan istilah citizen, citizenship dan citizenship
education. Selanjutnya secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan
di Indonesia dapat ditelusuri dalam peraturan perundangan berikut ini.

Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. (Undang-
Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
(Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Penjelasan Pasal 37).

Untuk menelusuri konsep PKn menurut para ahli, kita dapat mengkaji karya M. Nu’man
Somantri, 2001; Abdul Azis Wahab dan Sapriya, 2011; Winarno, 2013, dan lain-lain. Berikut ini
ditampilkan satu definisi PKn menurut M. Nu’man Somantri (2001) sebagai berikut:

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik


yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari
pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih
para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya, bagaimana urgensi pendidikan kewarganegaraan. Mari kita telusuri pentingnya


pendidikan kewarganegaraan menurut para ahli dan peraturan perundangan. Tujuan pendidikan
kewarganegaraan di mana pun umumnya bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik
(good citizen). Kita dapat mencermati Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 37 Ayat (1) huruf b yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Demikian pula pada ayat (2) huruf b dinyatakan
bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Bahkan dalam
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi lebih eksplisit dan tegas dengan menyatakan
nama mata kuliah kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib. Dikatakan bahwa mata kuliah
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.

B. Sumber historis, sosiologis dan politik pendidikan kewarganegaraan

Sumber Historis Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan kewarnegaraan (PKN) sudah di mulai jauh sebelum Indonesia diproklamasikan

sebagai Negara merdeka, dalam sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo

tahun 1908 disepakati sebagaii Hari Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri

masyarakat pada saat itu mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Setelah berdiri Boedi Oetomo,

berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Syarikat Islam. Muhammadiyah, Indische

Party, PSII, PKI, NU, dan organisasi lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari

penjajahan pada saat itu. Organisasi tersebut bergerak untuk membangun rasa kebangsaan.

Dan akhirnya Presiden Soekarno pernah berkata bahwa "Jangan sekali-sekali meninggalkan

sejarah." Hal tersebut kemudian memiliki sebuah makna dimana dalam setiap sejarah terdapat

berbagai macam fungsi yang dimana penting dan akan sangatlah berguna dalam rangka untuk

membangun sebuah kehidupan karena dengan sejarah maka kita akan belajar untuk tidak mengulangi
hal yang sama dikemudian hari. Dalam konteks tersebut maka sebuah sejarah akan berguna untuk

membangun kehidupan pada sebuah bangsa untuk dapat melihat jalan yang dimana lebih bijaksana di

masa depan. Kemudian, sebuah sejarah jugala sebuah guru pada kehidupan. Dalam pendidikan

kewarganegaraan kemudian diharapkan siswa akan mendapatkan berbagai macam inspirasi yang

dimana dapat digunakan untuk berpartisipas dalam sebuah kegiatan untuk melakukan pembangunan

bangsa yang dimana sesuai dengan apa yang mereka sukai dengan menghindari berbagai macam

perilaku yang bernuansa untuk tidak mengulangi kembali kesalahan sejarah.

Sumber Sosiologis Pendidikan Kewarganegaraan

Sosiologis kemudian adalah sebuah ilmu yang dimana mempelajari kehidupan antar manusia.

Dalam sebuah ilmu sosisologis maka kemudian didalamnya sendiri terdapat kajian yang dimana

tedapat latar belakang, susunan, dan berbagi pola dari sebuah kehidupan sosial yang dimana terdapat

dari berbagai macam golongan dan juga kelompok yang dimana ada pada masyarakat, kemudian

disamping itu pula terdapat berbagai macam masalah sosial, perubahan, dan juga berbagai

pembaharuan yang dimana terdapat di dalam masayrakat. Dari pendekatan sosiologis ini kemudian

diharapkan untuk dapt melakukan sebuah kajian terhadap struktur sosial, proses sosial, dan berbagai

macam perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk dapat diselesaikan secara bijaksana

dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila.

Adapun juga Sosiologis, Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di Indonesia dari zaman ke

zaman mengalami perubahan sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu seperti istilah waktu

dulu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) menjadi Pendidikan Kewarganegaraan

(PKN). Menurut pandangan Sosiologis, Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) diperlukan dalam

kehidupan kita sehari-hari


Sumber Politis Pendidikan Kewarganegaraan

Sumber politis kemudian berasal dari fenomena yang dimana terjadi pada kehidupan

berbangsa di Indonesia itu sendiri yang dimana tujuannya adalah agar kita mampu unutk melakukan

formulasi terhadap berbagai macam saran tentang upaya dan juga sebuah usaha yang dimana

kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan dari kehidupan politik yang dimana ideal dan

juga sesuai dengan nilai Pancasila. “ Ideologi Politik adalah himpunan Nilai-nilai , idee, norma-

norma, kepercayaan dan keyakinan , yang dimiliki dari seseorang atau sekelompok orang, atas dasar

mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang

menentukan tingkah Laku Politiknya.”

Secara politis, Pendidikan Kewarnegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat di

gali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat didentifikasi dari

pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal Istilah : A.

Kewarnegaraan (1957); B. Civics (1962); dan C. Pendidikan Kewarnegaraan Negara (1968).

Pada massa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara

pemerolehan dan kehilangan Kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak

membahas tentang sejarah kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan

yang terutam di arahkan untuk “ Nation and Character Building “ bangsa Indonesia.

C. Dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan


Pendidikan kewarga negaraan(PKn) selalu mengalami perubahan setiap jamannya. Dari masa
ke masa sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini. Ada dinamika dan tantangan yang selalu
dihadapi. Dalam karya tulis kita akan membahas tentang dinamika dan tantangan yang pernah
dihadapi oleh Indonesia dari masa ke masa .

Dinamika sendiri adalah sesuatu yang mempunyai tenaga/kekuatan, selalu bergerak


berkembang serta bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan tertentu dan tantangan adalah hal hal
yang perlu dilewatkan untuk mencapai suatu tujuan.Saat ini dinamika perubahan dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan yang telah mempengaruhi di
Indonesia sejak dulu .Semua perubahan tersebut dapat teridentifikasi dari dokumen kurikulum
yang pernah berlaku di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini. negara Indonesia
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai negara merdeka sampai dengan periode
saat ini yang dikenal Indonesia era reformasi.

Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali tahun 1957 dengan nama Kewarganegaraan, yang
isinya sebatas hak dan kewajiban warga negara serta cara-cara memperoleh dan kehilangan status
kewarganegaraan,namun saat muncul orde baru mata pelajaran ini hampir dihilangkan karena
tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman pada saat itu. lalu Kewarganegaraan berubah
menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP), materi yang sangat dominan disini adalah mengenai
materi P-4. Pada kurikulum 1984 maupun Kurikulum 1994.
Dalam era reformasi P4 dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran yang
tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun
1989 yang diubah dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama pendidikan
Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan Kewarganegaraan. Begitu pula kurikulum 2004
memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan kewarganegaraan / pendidikan
kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan isi PKn yang lebih
memperjelas akar keilmuan yakni politik, hukum dan moral.
Pada saat kurikulum 2013 mata pelajaran ini berubah nama menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) dimana dalam kurikulum tersebut menekan tentang sikap (afeksi).
Terdapat beberapa dinamika yang memengaruhi dinamika pendidikan kewarganegaraan
antara lain :
 dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan
 dinamika perubahan dalam kehidupan masyarakat baik berupa tuntutan maupun
kebutuhan
 dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK

Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan selalu mengalami perubahan ?

Apa dinamika dan tantangan yang pernah dihadapi oleh PKn Indonesia dari masa ke masa.?

Praktik kenegaraan/pemerintahan Republik Indonesia (RI) sejak periode Negara Indonesia di

proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945 . Sebagai Negara merdeka sampai dengan periode saat

ini yang di kenal Indonesia era refomasi..

Mengapa Dinamika dan Tantangan PKn sangat erat dengan perjalanan sejarah praktik

kenegaraan/pemerintahan RI ?

Inilah ciri khas PKn sebagai mata kuliah di bandingkan dengan mata kuliah lain. Ontologi

PKn adalah sikap dan perilaku warga negara dalam keidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

Bernegara. Status warga negara dapat meliputi penduduk yang berkedudukan sebagai pejabat negara

sampai dengan rakyat biasa. Tentu peran dalam fungsi warga negara berbeda-beda, sehingga sikap

dan perilaku mereka sangat dinamis.


Oleh karena itu, mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan tantangan

sikap serta perilaku warya negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Apa dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan yang telah

mempengaruhi PKn..?

Mengapa dinamika dan tantangan PKn mengikuti Periodisasi Pelaksanaan UUD (konstitusi) ?

Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang bersangkutan,

tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa depan. Misalnya, kecenderungan

masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM, pelaksanaan demokrasi, dan lingkungan hidup.

Sebagai warga negara muda, mahasiswa perlu memahami, memiliki kesadaran dan partisipatif

terhadap gejala demikian.

D. Esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan


Generasi penerus melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di harpakan
mampu mengantisipasi hari depan senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya bangsa, negara dalam hubungan internasional serta memiliki wawasan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir , pola sikap perilaku yang
cinta tanah air berdasarkan pancasila semua itu di perlukan demi tetap utuh dan
tgegaknya negara kesatuanrepublik Indonesia. Tujuan utama pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,sikapm
dan perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dlam diri
warga negara republik Indonesia untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
berbudi luhur,berkepribadian, mandiri, maju, tangguh , cerdas, beretos kerja, profesional
bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Bahwa sikap ini di sertai dengan;
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta menghayati nilai – nilai falsafah
bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Rasional,dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang di jiwai kesadaran bela negara
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengatahuan teknolgi dan seni untuk kepentingan
keanusiaan bangsa dan negara.
Bab III
PENUTUP
3.1 kesimpulan

Bedasarkan uraian di susun dalam makalah ini penulis menyempaikan bahwa pendidikan
pacasila sangat di butuhkan dalam bebagai kalangan untuk mewujudkan suatu bangsa dan
negara yang mampu mengembangkan pancasila sebagai landasan utama dalam kehidupan
berbangsaan bernegara pada khusunya. Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini
semoga dapat berguna bagi pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab
segala tantangan yang ada.

3,2 saran

Dalam membuat makalah esensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan ini
mungki terdapat kesalahan – kesalahan sehingga kami mengharapkan kritik dari pembaca
agar makalah yang kami buat ini menjadi lebih baik dan sempurna.
Daftar pustaka
NOOr MS BAKRI.2010.Pendidikan pancasila.yogyakarta.pustaka pelajar.

Fadjar abdul mukthie.2005. hukum konstitusi dan mahkamah konstitusi.


Yogyakarta;kontitusi press.

Kemendiknas nomor 22 tahun 2006,tentang standar isi mata pelajaran pendidikan


kewarganegaraan.

Abidinsyah.2011. urgensi pendidikan berkarakter dan membangun peradaban bangsa


yang bermatabat,jurnal socioscienta vol. 3.no. 1 fabruari 2011.

Yogyakarta 2012. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Di jenjang Perguruan

Tinggi. [Online]. (http://yogaslavianarmy.wordpress.com/2012/05/04/urgensi-

pendidikan-kewarganegaraan-di-jenjang-perguruan-tinggi/, di unduh pada tanggal 6 Februari

2020.

\ Ariskriswanto. 2014. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan. [Online].

(http://ariskriswanto.blogspot.com/2014/03/urgensi-pendidikan-kewarganegaraan-oleh html.

di unduh pada tanggal 6 februari 2020.

Anda mungkin juga menyukai