Anda di halaman 1dari 20

Critical Book Report

KALKULUS INTEGRAL

DISUSUN OLEH :

Agnes Bunga Triani Situmorang 4193311016

Agnes Yulitya Sihombing 4193111079

Marince 4193111065

Sartika Rismaya manihuruk 4193111076

Yuni Samosir. 4193311039

MATEMTIKA DIK E 2019

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITASITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integral dan turunan adalah konsep yang penting dalam matematika. Integral dan
turunan merupakan dua operasi utamadi dalam kalkulus. Prinsip-prinsip integral
diformulasikan oleh Isaac Newton dan Gottfried Leibniz pada abad 17 dengan memanfaatkan
hubungan erat yang ada antara anti turunan dan integral tentu, yaitu suatu hubungan yang
memungkinkankita untuk menghitung cara mudah nilai yang sebenarnya dari banyak integral
tentu tanpa perlu memakai jumlah. Hubungan ini disebut teorema dasar kalkulus. Melalui
teorema dasar kalkulus, mereka mengembangkan konsep dasar integral yang dikaitkan dengan
turunan. Sehingga integral dapat didefenisikan sebagai anti turunan.
Integral memiliki aplikasiyang luas dalam bidang sains dan industri. Sebagai contoh
integral banyak dilibatkan dalam berbagai situasi seperti : penggunaan laju tetesan minyak
dari tangki untuk menentukan jumlah kebocoran selama selang waktu tertentu,penggunaan
kecepatan pesawat ulang-alik Endeavour untuk menentukan ketinggian yang dicapai pada
waktu tertentu, penggunaan pengetahuan tentang konsumsi energi untuk menentukan energi
yang digunakan disuatu tempat pada suatu hari.
Kebanyakan mahasiswa diperguruan tinggi pada kelas konvensional memiliki
pemahaman yang dangkal dan tidak lengkap tentang konsep dasar kalkulus termasuk juga
Aplikasi Integral.mahasiswa memandang matematika sebagai kumpulan dari konsep dan
teknis yang statisuntuk diselesaikan tahap demi tahap. Dalam pembelajaran matematika
mahasiswa hanya diminta untuk menyelesaikan, menggambar dalam bentuk grafik,
menemukan, mengevaluasi, menetukan, dan menghitung dalam suatu mode yang sudah jelas.
1.2 Tujuan
1. Mengulas isi mengenai Aplikasi Inteagral
2. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi dari bab buku tersebut.
3. Untuk memahami materi Aplikasi integral dan membanding 2 buku berbeda dengan
materi yang sama.
BAB II
ISI

2.1 Identitas Buku

1
Buku Pertama

Judul : Kalkulus Integral dan Aplikasinya


Penulis : Didit Budi Nugroho
Tahun terbit : 2012
Penerbit : Graha Ilmu
Kota terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-979-756-836-8
Buku Kedua
Judul : Kalkulus dan Geometri Analitis
Penulis : Edwin J. Purcell
Dale Varberg
Tahun terbit : 1987
Penerbit : Erlangga
Kota terbit : Ciracas
2.2 Isi Ringkasan
Buku Pertama (Kalkulus Integral dan Aplikasinya)
Suatu fungsi kontinu atas suatu interval tertutup mempunyai integral tentu, yang
adalah limit dari sembarang jumlahan rieman untuk fungsi. Kita dapat menggunakan integral
tentu menggunakan teorema fundamental kalkulus integral.
Aplikasi-aplikasi dari integral untuki menyelesaikan berbagai masalah geometri
seperti: Luas bidang datar, yang akan dibahas adalah menentukan :
Volume benda putar yang akan dibahas adalah menentukan volume suatu benda padat
menggunakan bidang potong., panjang kurva, yang akan dibahas adalah menentukan panjang
suatu kurva mulus, luas permukaan putaran, yang akan dibahas adalah menentukan luas
untuk suatu permukaanyang dihasilkan oleh perputaran kurva.
 Luas bidang datar
Kurva-kurva yang diamati adalah kurva yang muncul dalam persamaan kartesius,
persamaan parameter, dan persamaan kutub.

1. Persamaan Kartesius
Dalam bagian ini yang akan dicari adalah suatu rumus untuk menentukan luas bidang
datar antara dua kurvakartesius. Terdapat dua kasus yang diperhatikan seperti yang terlihat
dalam gambar yaitu :

2
1. Dalam kasus pertama, kita ingin menentukan luas bidang datar antara y = f(x) dan y =
g(x) untuk x € I=[a,b]. Diasumsikan bahwa f(x) ≥ g(x) pada I, lihat gambar. Masalah dalam
kasus diselesaikan seperti masalah luas bidang datar yang sudah dibicarakan dalam Bab 2.
Pertama kali interval dibagi menjadi n interval bagian dengan lebar sama :
b−a
∆ x=
n
Berikutnya diambil suatu titik dalam setiap interval bagian, misalnya x i dan dibentuk
persegi panjang pada setiap interval bagian seperti dalam gambar. Tinggidari setiap persegi
panjaang diberikan oleh
¿ ¿
F( x i ¿ - g( x i ¿ ,
sehingga luas setiap persegi panjang dinyatakan dengan
¿ ¿
[F( x i ¿ - g( x i )]∆ x
Jadi luas bidang datar antara dua kurva dihampiri oleh jumlahan luas bidang datar dari n
persegi panjang :
n
0 0
L ≈ ∑ (f ( x i ¿)−g(x i )) Δ x ¿
i=1

Luas Bidang Datar Antara Dua Kurva Kartesius Atas Interval y :


d

L = ∫ ( jarak positif x antara kedua kurva) dy


c

= ∫ [ F ( y )−G( y ) ]dy.
c

2. Persamaan Parameter
Rumus untuk mencari luas bidang datar antara sumbu x dan suatu kurva parameter
yang diberikan oleh
x = p (t) dan y = q(t), a ≤ x ≤ b
Rumus luas bidang datar diatas sumbu x dan dibawah kurva y = f(x) dimana x∈ [ a ,b ] :
x=b

L= ∫ f (x ) dx.
x=a

Selain itu juga diperlukan diferensial


dp
dx = dt
dt
Persamaan keduanya disubsitusi sehingga diperoleh rumus :
t =t 2
dp
L== ∫ y. dt
t =t 1 dt

3
Luas Bidang Datar Antara Kurva Parameter dan Sumbu x
Diberikan suatu kurva C yang didefinisikan secara parametrik oleh
X = p(t) , y = q (t), t1≤ t ≤ t2,
Luas bidang datar tertutup yang dibatasi kurva parameter C dan sumbu x yaitu :
t2
dx
L=∫y dt
t1 dt
3. Persamaan Kutub
Bagian ini memperhatikan bidang datar yang dibatasi oleh kurva kutub. Hal ini
menggunakan luas suatu juring dan lingkaran dengan jari – jari r dan sudut pusat :
1 2
L= r θ
2
n
i
Luas eksak bidang datar yaitu : L = lim ∑ ¿ ¿ ¿2 Δ θ
n → ∞ i=1 2

 Luas Bidang Datar antara Dua Kurva Kutub


β
1
L = ∫¿¿

Contoh :
Hitung luas bidang datar tertutup di luar lingkaran r = 6 cosθ dan di dalam kardioda r = 2 + 2
cos (θ)
Penyelesaian : 6 cos θ = 2 + 2 cos θ = 4 cos θ = 2
1
= cos(θ) =
2
1
= θ ± π ±1/3π
3
1
π
2
1
L1 = ∫ ¿¿
2 1

1
π
2
1
¿ ∫ ¿¿
2 1

1
π
2

¿ 2 ∫ ¿¿
1

¿2¿

4
=2 [( −3
2 ) ]
π +2−0 −(−π + 0) = 4 – π

 Volume Benda Putar


Diambil y = f(x) adalah suatu fungsi kontinu tak negatif pada suatu interval [ a , b ].
Ketika daerah antara sumbu x, dan kurva y = f(x), a≤ x ≤b, diputar terhadap sumbu x, maka
diperoleh daerah tiga dimensi yang dinamakan benda putaran. Sumbu x dinamakan sumbu
putar.
1. Metode Cakram
Rumus cakram untuk perputaran terhadap sumbu x :
a b
2
V = π ∫ ( jari− jari cakram)2 dx = π ∫ [ f ( x )¿ ] dx
b a

Rumus cakram untuk perputaran terhadap sumbu y :


d d
2 2
V = π ∫ ( jari− jari cakram) dy = π ∫ [ f ( y ) ¿ ] dy
c c

Rumus cakram untuk perputaran terhadap suatu garis datar :


b

V = π ∫ ( jarak y antarakurva dan sumbu)2 dx


a

b
= π ∫ ( [ f ( x )−K ])2 dx
a

Rumus cakram untuk perputaran terhadap garis tegak :


d

V = π ∫ ( jarak x antara kurva dan sumbu)2 dy


c

d
= π ∫ ( [ F ( y )−L ] )2 dy
c

2. Metode Cincin
Ukuran cincin yaitu :
Jari – jari luar : Rl (x) = f(x) – K
Jari- jari dalam : Rd (x) = g(x) – K
Rumus Cincin untuk perputaran terhadap garis datar:
b

V =π ∫ ¿¿ dx
a

b
= π ∫ ¿¿ dx
a

5
3. Metode Kulit Silindris
l
Jari jari luar = p +
2
l
Jari-jari dalam = p –
2
d

Volume benda putar : V = 2 π ∫ [ p ( y ) t ( y ) ] Δ y


c

b
Sumbu putar horizontal : V = 2 π ∫ [ p ( y ) t ( y ) ] dx
a

 Panjang Busur
Suatu busur mulus adalah grafik dari suatu fungsi kontinu yang derivatifnya juga
kontinu (grafik tidak mempunyai titik-titik sudut). Busur-busur yang diamati adalah busur
yang muncul dalam persamaan kartesius, persamaan parameter, dan persamaan kutub.

1. Persamaan kartesius
Diperhatikan suatu fungsi y = f(x) yang kontinu terdiferensial pada interval tertutup
[a,b]. Panjang busur dari titik A (a,f(a)) ke titik B (b,f(b)) dapat dihampiri dengan membagi
interval menjadi n interval bagian dengan lebar Δx. Setiap titik pada busur yang
berkorespondensi dengan titk diskrit xk dinotasikan dengan Pk.
y = f(x), a ≤ x ≤ b. Jika f’ (x) kontinu pada [a,b], maka panjang busur y = f(x) dari A
(a, f(a)) ke titik B (b, f(b)) adalah :
b b
dy 2
S=∫ √1+[f ' ( x ) ]2 dx=∫ 1+
a a √ ( )
dx
dx

dy
Perlakuan untuk Ketidakkontinuan dari .
dx
dy dx
Diandaikan bahwa di suatu titik pada busur adalah tidak ada, tetapi mungkin
dx dy
ada. Dalam kasus ini, bisa dicari panjang busur dengan menyatakan x sebagai fungsi dari y.
Kita juga dapat menurunkan suatu rumus panjang busur x = F(y) untuk y Є [c,d].
x = F(y) , c ≤ y ≤ d. Jika F’(y) kontinu pada [c,d], maka panjang busur x = F(y) dari
titik A (F(c), c) ke titik B (F(d), d) adalah :
d b
dx 2
' 2
S=∫ √1+[F ( y ) ] dy=∫ 1+
c a √ ( )
dy
dy

6
Sekarang, diperoleh masalah integral yang melibatkan substitusi trigonometri untuk
bentuk a2 + u2 dan diperoleh rumus yaitu :
1 1
1 1 2 2
S=∫
0 √(
4 )
4 + y 2 dy=2 ∫
0 √( )
2
+ y dy

2. Persamaan Parameter
Disini akan mencari panjang suatu busur parameter yang diberikan oleh persamaan :
x = p (t) dan y = q (t) , t1 ≤ t ≤ t2
Diasumsikan bahwa fungsi p dan q mempunyai derivatif yang kontinu pada interval
[t1,t2] dan derivatif-derivatif tersebut tidak secara serempak sama dengan nol. Busur parameter
bergerakk berdasarkan kenaikan t dari t1 sampai t2 dan melewati titik koordinat tepat satu kali.
Diberikan suatu busur C yang didefinisikan secara parametrik oleh :
x = p (t), y = q (t) , t1 ≤ t ≤ t2
Dimana p’(t) dan q’(t) kontinu dan tidak bernilai nol secara serempak pada interval
[t1,t2], serta C dilewati tepat satu kali selama t naik dari t = t 1 ke t = t2. Panjang busur
parameter C yaitu :
t2
dx 2 dy 2
S=∫
t1 √( dt)( )
+
dt
dt

3. Persamaan Kutub
Dalam bagian ini kita akan mencari panjang busur yang diberikan oleh persamaan
kutub :
r = P (θ), α≤θ≤β
jika r = P (θ) mempunyai derivatif pertama yang kontinu untuk α ≤ θ ≤ β dan jika titik A (r, θ)
melintasi busur r = P(θ) tepat satu kali ketika θ berjalan dari α sampai β, maka panjang busur
kutub yaitu :
β
dr 2
S=∫ r 2 +
α √ ( )

Luas Permukaan Kurva


1.Persamaan Kartesius
Permukaan-permukaan yang oaling sederhana yaitu silinder dan kerucut. Luas
permukaan samping silinder = 2πhr. Ketika kerucut dibelah secara tegak dan dibuka, maka
terbentuk suatu juring dengan jari-jari l dan panjang busur s = 2πr. Berdasarkan rumus luas

1
suatu juring, diperoleh luas permukaan samping kerucut = sl = πrl. Kerucut terpancung
2

7
mempunyai luas permukaan samping yaitu LP = πr2l2 ̶ πr1l1 atau LP = π (r1 + r2)l. Panjang garis
pelukis untuk kerucut terpancung yaitu l = l2 ̶ l1.
Luas permukaan untuk Perputaran Terhadap Sumbu x. Jika y = f(x) ≥ 0 adalah terdiferensial
kontinu pada [a,b], maka luas permukaan yang dihasilkan oleh perputaran kurva y = F(x)
terhadap sumbu x yaitu :
b b
dy 2
LP =2 π ∫ y 1+
a dx √ ( )
dx=2 π ∫ f (x) √1+[f ' ( x ) ]2 dx
a

Luas permukaan untuk Perputaran Terhadap Sumbu y. Jika x = f(y) ≥ 0 adalah terdiferensial
kontinu pada [c,d], maka luas permukaan yang dihasilkan oleh perputaran kurva x = F(y)
terhadap sumbu y yaitu :
d d
dx 2
LP =2 π ∫ x 1+
c dy √ ( )
dy =2 π ∫ F( y) √ 1+[F ' ( y ) ]2 dy
c

2. Persamaan Parameter.
Jika kurva diparameterisasi oleh persamaan-persamaan x = p(t) dan y = q(t), t 1 ≤ t ≤ t2,
dimana p dan q terdiferensial kontinu pada interval [t1,t2], maka akar kuadrat yang muncul
dalam rumus panjang kurva adalah :

dx 2 dy 2
√[ p' ( t ) ]2 +[q ' ( t ) ]2= √( dt)( )
+
dt
Dimana p’(t) dan q’(t) kontinu dan tidak bernilai nol secara serempak pada interval
[t1,t2], serta C dilewati tepat satu kali selama t naik dari t = t 1 ke t = t2, maka luas permukaan
yang di hasilkan oleh perputaran kurva terhadap sumbu-sumbu koordinat dirumuskan
1. Perputaran terhadap sumbu x, dimana y ≥ 0
t2
dx 2 dy 2
LP =2 π ∫ y
t1 √( dt
+
dt)( )
dt

2. Perputaran terhadap sumbu y, dimana x ≥ 0.


t2
dx 2 dy 2
LP =2 π ∫ x
t1 √( dt
+
dt)( )
dt

3. Persamaan Kutub

8
Jika r = f(θ) mempunyai suatu derivatif pertama kontinu untuk α ≤ θ ≤ β dan jika titik
A(r,θ)melewati kurva tepat satu kali ketika θ berjalan dari α sampai β, maka luas permukaan
yang dibangkitkan oleh perputaran kurva terhadap sumbu-sumbu koordinat dirumuskan :
1. Perputaran terhadap sumbu kutub (sumbu x, dimana y ≥ 0).
β
dr 2
α √
LP =2 π ∫ rsin(θ) r 2+ ( )

1
2. Perputaran terhadap garis θ = π (sumbu y, dimana x ≥ 0).
2
β
dr 2

LP =2 π ∫ rcos(θ) r +
α
2

dθ ( )
Buku Kedua (Kalkulus dan Geometri Analitis)
1. LUAS DAERAH BIDANG RATA
Daerah Diatas Sumbu X
Andaikan y = f(x) menentukan persamaan sebuah kurva pada bidang xy dan andaikan f
kontinu dan tak – negatif pada selang (interval) a ≤ x ≤ b. Tinjaulah daerah R yang dibatasi
oleh grafik – grafik dari y = f(x), x = a, x = b dan y = 0. Kita mengacu R sebagai daerah di
bawah y = f(x) antara x = a dan x = b. Luasnya, A(R), ditentukan oleh
b

A(R) = ∫ f ( x ) dx
a

Contoh 1 : Tentukan luas daerah R di bawah kurva y = x4 – 2x3 + 2 antara x = -1 dan x = 2.


2 2
x5 x4
4
Penyelesaian : A(R) = ∫ ¿ ¿ – 2x + 2) dx =
−1
3
− +2 x
5 5 [ ]
−1

= ( 325 − 162 + 4 )−( −15 − 12 −2 ) = 5110


DAERAH DI BAWAH SUMBU X
Luas dinyatakan oleh bilangan yang tak negatif. Apabila grafik y = f(x) terletak di bawah

b
sumbu – x, maka ∫ f ( x ) dx adalag bilangan yang negatif, sehingga tak dapat melukiskan
a

suatu luas. Akan tetapi bilangan itu adalah negatif untuk luas daerah yang dibatasi oleh
y = f(x), x = a, x = b dan y = 0.
x2
Contoh 2 : Tentukan luas daerah R yang dibatasi oleh y = −4, sumbu x, x = -2 dan x = 3
3
3 3
x2 −x 2
Penyelesaian : A(R) = −∫
−2
( 3 )
−4 dx = ∫
−2 3 (
+ 4 dx )
9
3
−x 3 −27 8 145
=
[9
+4 x ] (
−2
=
9 )( )
+12 − −8 =
9 9
Perhatikan bahwa kita dapat menyatakan luas daerah itu sebagai satu integral dengan
menggunakan lambang nilai mutlak, yaitu
2
3 2
A(R) = ∫ |x −3 x −x +3|dx
−1

Tetapi penulisan ini bukan penyederhanaan dalam perhitungan, sebab untuk menghitung
integral terakhir ini kita harus menulis integral ini sebagai dua integral seperti telah kita
lakukan.
 Cara Berfikir Yang Dapat Membantu
Sampai kini baik untuk daerah – daerah sederhana sejenis yang ditinjau di atas, mudah
sekali menuliskan integral yang benar. Bilamana kita meninjau daerah yang lebih rumit
(misalnya, daerah di antara dua kurva), tugas pemilihan integral yang benar lebih sukar.
Tetapi, terdapat suatu cara berfikir yang dapat sangat membantu. Pemikiran itu kembali ke
definisi luas dan integral tentu. Berikut cara berfikir tersebut dalam lima langkah.
Langkah 1 : Gambarlah daerah yang bersangkutan
Langkah 2 : Potonglah menjadi jalur – jalur dan berilah nomor pada suatu jalur
tertentu
Langkah 3 : Hampiri luas suatu jalur tertentu tersebut dengan luas persegi panjang
yang sesuai
Langkah 4 : Jumlahkan luas aproksimasi tersebut
Langkah 5 : Ambillah kemudian limit dari jumlah itu dengan jalan menunjukkan jalur
ke nol lebar sehingga diperoleh suatu integral tertentu.
Setelah kita pahami benar prosedur lima langkah tersebut, kita dapat menyingkatnya
menjadi tiga langkah, yaitu : potong – potong, aproksimasikan, integralkan.
Ingatlah bahwa mengintegralkan berarti, menjumlahkan dan mengambil limit apabila
❑ ❑
panjang jalur menuju nol. Dalam proses ini ∑ … . ∆ x berubah menjadi ∫ …. dx.
❑ ❑

DAERAH ANTARA DUA KURVA


Tinjaulah kurva – kurva y = f(x) dan y = g(x) dengan g(x) ≤ f(x) pada selang a ≤x≤ b.
Kerva – kurva ini dan selang itu membatasi daerah yang tergambar.
Anda perlu memperhatikan bahwa f(x) – g(x) adalah tinggi jalur potong yang benar;
walaupun kurva g berada di sebelah bawah sumbu x. Sebab dalam hal ini g(x) negatif; jadi
10
mengurangi dengan g(x) berarti menjumlahkan dengan bilangan yang positif. Anda dapat
melihat sendiri bahwa fi(x) – g(x) adalah tinggi jalur yang benar, sekalipun f(x) dan g(x)
adalah negatif.
JARAK DAN PERPINDAHAN
Pandang suatu benda yang bergerak sepanjang garis lurus dengan kecepatan v(t) pada

b
saat t. Bila v(t) ≥ /0, maka ∫ v (t) dt menyatakan jarak yang ditempuh dalam selang waktu a ≤
a

t ≤ b. Namun v(t) dapat pula bernilai negatif (yang berarti bahwa benda itu bergerak dalam
arah sebaliknya), maka
b

∫ v ( t ) dt =s ( b )−s ( a )
a

Menyatakan perpindahan benda itu, yang berarti, jarak lurus dari tempat berangkat s(a) ke
tempat akhir s(b). Untuk mendapatkan jarak keseluruhan yang ditempuh benda selama a ≤ t ≤

b, kita harus menghitung ∫|v (t)|dt , luas daerah antara kurva kecepatan dan sumbu – t.
a

 Volume Benda dalam Bidang : Lempengan, Cakram, Cincin


Integral tentu dapat digunakan untuk menghitung luas. Akan tetapi integral tersebut
dapat digunakan untuk banyak persoalan lainnya. Khususnya, hal ini benar untuk volume
benda – benda tertentu yang akan kita bahas di bawah ini.
Dan volume V benda dapat diaproksimasi dengan jumlah Riemann
n
V ≈∑ A¿¿
i=1

Apabila norma partisi kita tujukan ke nol, kita memperoleh suatu integral tentu; integral
ini kita definisikan sebagai volume benda
b
V = ∫ A ( x ) dx
a

Dalam perhitungan volume – volume benda, sebaiknya anda jangan menggunakan


rumus itu secara hafalan. Akan tetapi anda haruslah memahami proses yang menuju ke
penemuan rumus tersebut.
BENDA PUTAR : METODE CAKRAM
Apabila sebuah daerah rata, yang terletak seluruhnya pada satu bagian bidang yang
terbagi oleh sebuah garis lurus tetap, diputar mengelilingi garis tersebut, daerah itu akan
membentuk sebuah benda putar. Garis yang tetap tersebut dinamakan sumbu putar.

11
BENDA RUANG LAIN YANG PENAMPANGNYA DIKETAHUI
Benda yang kita bahas memiliki daerah – daerah lingkaran sebagai penampang –
penampang tegak. Metode yang kita gunakan tetap berlaku untuk benda – benda yang
penampangnya tegaknya berbentuk bujur sangkar atau segituiga. Sesungguhnya yang kita
perlukan ialah bahwa kita dapat menghitung luas penampang – penampang tersebut.
 Volume Benda Putar: Kulit Tabung
Sebuah kulit tabung adalah sebuah benda yang dibatasi oleh dua tabung lingkaran
tegak yang sumbunya simetris berhimpit. Apabila jari-jari tabung dalam adalah r1, dan jari-
jari tabung luar adalah r2, sedangkan tinggi tabung adalah h, maka volume tabung adalah

V =2 π ( r 1+2 r 2 )h ( r 1−r 2)
Sehingga
V =2 π ( jari− jari rata−rata )( tinggi ) (tebal )
= 2π rh ∆r
METODE KULIT TABUNG
b
V =2 π ∫ x f ( x ) dx
a

a. Panjang Kurva pada Bidang (Kurva Rata)


Defenisi kurva rata disebut mulus apabila kurva itu ditentukan oleh persamaan-
persamaan x = f(t), y = g(t), a ≤ t ≤ b, dengan ketentuan bahwa turunan-turunan f’ dan g’
adalah kontinu pada [a.b] sedangkan f’(t) dan g’(t) tidak bersama-sama nol diselang (a,b).
PANJANG
Defenisi panjang L kurva apabila norma partisi mendekati nol,
b b
dx 2 dy 2
L=∫
a
' 2
√[ f ( t ) ] +[g ( t ) ] dt = ∫
' 2

a √( dt)( )
+
dt
dt

Apabila persamaan kurva itu adalah y = f(x), a ≤ x ≤ b, maka


b
dy 2
L=∫ 1+
a √ ( )
dx
dx

Apabila diketahui persamaan x = g(y), dengan c ≤ x ≤ d, rumus tersebut menjadi


d
dx 2
L=∫ 1+
c √ ( )
dy
dy

2. LUAS PERMUKAAN BENDA PIJAR

12
Apabila sebuah kurva yang terletak pada sebuah bidang dapat mengelilingi sebuah
garis pada bidang itu, maka kurva tersebut membentuk suatu permukaan benda putar. Sebuah
kerucut terpancung adalah bagian permukaan kerucut yang terletak antara dua bidang yang
tegak lurus pada sumbu kerucut. Apabila jari-jari lingkaran alasnya adalah r1 dan jari-jari
lingkaran adalah r2 sedangkan l panjang ruas garis pada pembangun kerucut antara dua
lingkaran itu (rusuk kerucut terpancung), maka luas selimut kerucut itu adalah :
r 1+r
A = 2π ¿ 2
) l = 2 π ( jari – jari rata ) X rusuk
2
Pemutaran Mengelilingi Sumbu X
Apabila permukaan terbentuk oleh sebuah kurva y = f (x), a ≤ X≤ b, yang diputar
mengelilingi sumbu x, maka untuk mendapatkan luasnya menggunakan :
¿∗¿ y ¿ b
ds = 2
A=2π ∫ ¿ π ∫ f (x) √ 1+( f ' ( x ) )2 dx
¿ a

Contoh :
Tentukan luas permukaan benda putar apabila kurva y = √ x , 0 ≤ x ≤ 4, diputar mengelilingi
sumbu x !
1
Penyelesaian : f (x) = √ x dan f’(x) = Jadi ,
2√ x
4 4
1 4 x +1
A = 2π ∫ √ x 1+
0 4x √
dx = 2π ∫ √ x
0 √ 4x
dx
4

= π ∫ √ 4 x+ 1 dx = ¿ ¿04
0

π 3 3
= (17 2 −1 2 ) ≈ 36,18
6

Pemutaran Mengelilingi Sumbu Y


Contoh :
Tentukanlah luas permukaan yang terbentuk apabila kurva x = √ a2− y 2, −a ≤ y ≤ aa≤y≤ag
diputar mengelilingi sumbu Y !
Penyelesaian :
−y
X = g(x) = √ a2− y 2, so g’(y) = sehingga
√ a2 − y 2
¿∗¿ x ¿ c
y2
A = 2π ∫
¿
2 2
¿ ds = 2π ∫ √ a − y 1+
−a √ a2− y 2
dy

13
a
2
= 2π ∫ dy =[ 2 πay ] =4 π a
−a

Dengan demikian luas permukaan bola dengan jari-jari a adalah 4 π a2 yang sesuai dengan
hasil yang diperoleh di Sekolah Menengah.
 Kerja
Dalam fisika diketahui bahwa apabila suatu benda bergerak sejauh d sepanjang suatu
garis, sedangkan ada gaya F yang konstan yang menggerakkan benda itu dengan arah yang
sama dengan arah gerak benda tersebut, maka kerja W yang dilakukan oleh gaya tadi adalah :
W = F.d
Kerja yang dilakukan untuk menggerakkan benda a ke b adalah :
b

W = ∫ F ( x)dx
a

1. Aplikasi Pada Pegas yaitu dengan menggunakan hukum Hooke yaitu :


F(x) = kx
Contoh :
Apabila panjang alami pegas adalah 10 inci dan apabila diperlukan gaya 3 pon untuk menarik
dan menahannya sejauh 2 inci, tentukan kerja yang diperlukan untuk menarik pegas itu
sejauh 15 inci dari keadaan alami.
Penyelesaian : Jauh x inci adalah F(x) = kx.
3 3
F(2) =3. Jadi k.2 =3, atau k = ; F(x) =
2 2
5 2
3 3 x 75
W = ∫ x dx=⌈ . ⌉ = = 18,75 inci - pon
0 2 2 2 4
2. Aplikasi Pada Pemompaan Cairan
Contoh :
Sebuah tangki yang berbentuk kerucut lingkaran tegak penuh dengan air. Apabila tinggi
tangki adalah 10 kaki dan jari-jari lingkaran atas 4 kaki, tentukanlah kerja yang diperlukan
untuk :
(a) memompa air sehingga sampai tepi tangki
(b) sehingga mencapai 10 kaki di atas tangki
Penyelesaian :
4y 2
a. ΔW =¿ gaya . jarak ≈ δπ ( ) Δ y .(10− y)
10

14
10
4
W =δπ ∫ ¿ ¿) dy
25 0

4 π .62,4 10 y 3 y 4
¿
25 [
3

4 ]
≈ 26,138 kaki – pon

10 10
24 δπ
b. W = δπ ∫ ¿¿ ) (20-y) dy = ∫ (20 y 2¿ − y 3) dy ¿
0 25 0

4 ( 62,3 )( π ) 20 y 3 y 4
=
25 [ 3

4 ]
≈ 130,690kaki – pon

 GAYA CAIRAN (FLUIDA)


Menurut Ahli Fisika Prancis Blaise Pascal (1623- 1663 ), tekanan = ( gaya pada tiap
satuan luas) dari cairan sama besarnya dari arah mana pun. Jadi tekanan pada semua titik
sebuah permukaan sama besarnya, tidak perduli apakah permukaan itu datar, tegak atau
miring, asalkan titik-titik yang bersangkutan berada pad kedalaman yang sama.
Contoh :
Sebuah tong diletakkan pada tanah. Tong itu diisi dengan minyak dengan kepadatan δ = 50
pon tiap kaki kubik. Apabila ujung-ujung tongberbentuk lingkaran diameternya 8 kaki, hitung
gayatotal pada salah satu ujung tong.
Penyelesaian :
0
2
F = δ ∫ ¿ ¿ (-2y dy) = δ
−4
[ 3
3
(16 - y 2 ¿ 2 ]
= 50 ( 23 ) ¿ ≈ 2133 poin
 MOMEN, PUSAT MASSA
Hasil kali massa m dan jarak berarah dari sutu titik tertentu dinamakan momen
partikel (benda) terhadap titik tersebut. Syarat kesetimbangan di titik asal adalah M = 0. Bila
kita terapkan untuk X, maka diperoleh :
n

M i=1
∑ ximi
X= = n
m
∑ mi
i=1

Contoh :
Diketahui massa sebesar 4,2,6, dan 7 pon pada posisi 0,1,2 dan 4 terhadap suatu sistem
koordinat pada sumbu X. Tentukan titik berat sistem ini.
Penyelesaian :

15
( 0 ) ( 4 )+ (1 )( 2 ) + ( 2 ) ( 6 ) + ( 4 ) (7) 42
X= = ≈ 2,21
4 +2+6+7 19
Distribusi Massa Yang Kontinu Pada Suatu Garis
Catatan :
1. Ingat bahwa rumus untuk massa di sejumlah titik, yaitu :
❑ ❑ ❑

∑ xi mi ∑ xΔm ∫ xδ ( x )
❑ ❑ ❑
❑ ❑ ❑
∑ mi ∑ Δm ∫ xδ ( x )
❑ ❑ ❑

2. Penjumlahan momen – momen bagian kecil kawat untuk memperoleh momen seluruh
kawat. Massa suatu bagian kecil kawat Δ x, terpusat di titik x .

Contoh :
Kepadatan δ ( x)sepotong kawat di sebuah titik yang terletak x cm dari salah satu ujungnya
adalah δ ( x )=3 x 2 gr/cm. Tentukan pusat massa kawat antara x = 0 dan x =10
Penyelesaian :
10
3 x4

X=
∫ x .3 x2 dx
0
=
[ ] 4
=
7500
=7,5 cm
10
[x ]3 1000
∫ 3 x2
0

Distribusi Massa Pada Bidang


Koordinat- koordinat (x,y ) titik berat tersebut adalah :
n n
x i mi y i mi
My ∑ Mx ∑
X¿ = i=1n y = = i=1n
m m
∑ mi ∑ mi
i=1 i=1

Contoh :
Ada 5 partikel dengan massa sebesar 1,4,2,3, dan 2 satuan massa yang masing-masing ada di
titik- titik (6, -1), (2,3), (-4,2), (-7, 4), dan (2, -2). Tentukan pusat massanya.
Penyelesaian :
( 6 ) ( 1 )+ (2 )( 4 ) + (−4 ) ( 2 )+ (−7 ) ( 3 ) +(2)(2) −11
x= = 12
1+ 4+ 2+ 3+ 2
(−1 )( 1 ) + ( 3 ) ( 4 ) + ( 2 ) (2 )+ ( 4 ) ( 3 ) +(−2)( 2) 23
y= =
1+ 4+2+3+2 12

16
BAB III
Kelebihan dan Kekurangan
3.1 Kelebihan :
Buku Pertama :
1. Penjelasan materinya cukup bagus
2. Menggunakan kata- kata yang mudah dipahami oleh pembaca
3. Cover yang digunakan cukup bagus tidak terlalu mencolok
4. Kertas yang dipakai berwarna putih terkesan bersih dan rapi
Buku Kedua :
1. Penjelasan materinya cukup bagus
2. Informasi yang terdapat didalam sangat terperinci
3. Kata-kata yang digunakan mudah dipahami
4. Terdapat banyak contoh soal yang bervariasi
5. Cover buku menggunakan warna yang soft sehingga kesan pertamanya tidak
begitu buruk

3.2Kekurangan :
Buku Pertama :
1. Kurangnya contoh soal yang bervariasi
2. Kertas yang digunakan juga sedikit tipis
Buku Kedua :
1. Kertas yang digunakan sedikit tipis
2. Gambarnya yang terdapat di dalam buku terlalu banyak

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Aplikasi Integral berhubungan dengan bidang fisika seperti hukum Hooke. Didalam
aplikasi integral terdapat perhitungan luas dan volume suatu benda dan juga terdapat
persamaan- persamaan yang menjadi bagian dari luas maupun hal lainnya yang mencangkup
aplikasi integral. Dalam mengerjakan aplikasi integral diperlukan ketelitian karena untuk
menghitung luas dan sebagainya sudah menggunakan integral sehingga ketelitian sangat
dibutuhkan. Didalam mengerjakan aplikasi integral juga diperlukan untuk memperhatikan
arah atau sumbu seperti horizontal, vertikal, tegak lurus, dalam keadaan datar dan sebagainya.
Terdapat juga sudut dan trigonometri dalam mengerjakan soal-soal aplikasi integral.

4.2 Saran
Kedua buku cukup bagus dalam menyampaikan materi dengan cara tersendiri. Setiap
buku memilki kelebihan dan kekurangan baik akan informasi maupun hal lainnya. Untuk
pemula sebaiknya menggunakan buku kedua karena didalam buku kedua terdapat banyak
variasi soal dan juga latihan-latihan soal yang dapat mengukur batas kemampuan pembaca,
namun jika ingin memakai buku pertama sebaiknya dibarengi dengan buku kedua sehingga
dapat menutupi kekurangan buku pertama.

18
Daftar Pustaka

Nugroho, Didit Budi .2012. Kalkulus dan Aplikasinya. Graha Ilmu: Yogyakarta

Purcell, Edwin J. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1. Erlangga : Ciracas

19

Anda mungkin juga menyukai