Anda di halaman 1dari 8

Diagram Fishbone 

Diagram Tulang Ikan/ Sebab – Akibat (Fishbone Diagram) Diagram sebab-akibat dikembangkan
oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943, sehingga sering disebut dengan diagram Ishikawa.
Diagram sebab-akibat (cause and effect diagram atau fishbone diagram) adalah sebuah teknik
grafis yang digunakan untuk mengurutkan dan menghubungkan interaksi antara faktor-faktor
yang berpengaruh dalam suatu proses. Diagram ini berguna untuk menganalisia dan
menemukan faktor-faktor yang berpengaruh atau efek secara signifikan di dalam menentukan
karakteristik kualitas output kerja. Efek ini bisa bernilai "baik" dan bisa bernilai "buruk".
Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi,
dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan
suatu permasalahan. Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram fishbone adalah
permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala
dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.
Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials
(bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan measurement
(pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab
lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk mencari penyebab dari
permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas maupun penyebab yang
mungkin lainnya dapat digunakan teknik brainstorming (Pande &Holpp, 2001 dalam Scarvada,
2004).
Diagram fishbone ini umumnya digunakan pada tahap mengidentifikasi permasalahan
dan menentukan penyebab dari munculnya permasalahan tersebut. Selain digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan penyebabnya, diagram fishbone ini juga dapat
digunakan pada proses perubahan. Scarvada (2004) menyatakan Diagram fishbone ini dapat
diperluas menjadi diagram sebab dan akibat (cause and effect diagram). Perluasan (extension)
terhadap Diagram Fishbone dapat dilakukan dengan teknik menanyakan ―Mengapa sampai
lima kali (five whys)‖ (Pande & Holpp, 2001 dalam Scarvada, 2004). Jadi dengan diketahui sebab
dari efek yang terjadi, diharapkan hasil dari proses produksi bisa diperbaiki dengan mengubah
faktor terkontrol dari suatu proses. Diagram ini juga berguna untuk mengidentifikasi akar
penyebab potensi darisuatu masalah. Diagram sebab akibat memfokuskan pada penekanan
masalah atau gejala yang merupakan akar penyebab masalah. Diagram sebab akibat juga
menampilkan penyebab-penyebab masalah dengan cara menghubungkan penyebab-penyebab
menjadi satu.
  Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang membantu mengi
dentifikasi, 
memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakter
istik 
kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua faktor 
penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang‐kadang disebut diag
ram 
“Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, atau diagram “fishbone” atau “tulang ikan" 
karena tampak mirip dengan tulang ikan. 
Terdapat7 faktor pokok yang tidak berkaitan yaitu7M :
1. Material (bahanmentahataukomponen)
2. Manpower (faktormanusia)
3. Method (desaindanprosesproseduroperasi)
4. Machines (mesindanperlengkapandalamproses)
5. Measurement (peralatandanteknikyang dipakaiuntukmengambildata)
6. Maintenance (sistempenyediaanperawatan)
7. Management (kebijakan, aturankerja, danlingkungankerja)
Diagram inidapatdipakaiuntukmenganalisahampirsemua permasalahan.
Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu: 
•Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat, masalah, atau kondisi 
tertentu 
•Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai faktor yang 
mempengaruhi akibat atau proses tertentu 
• Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat dapat diambil 
Manfaat menggunakan diagram fishbone ini: 
• membantu menentukan akar penyebab masalah dengan pendekatan yang terstruktur 
•Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan memanfaatkan pengetahuan kelompok 
tentang proses yang dianalisis 
•Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi atau perbedaan yang terjadi dalam suatu 
proses 
•Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan membantu setiap orang 
untuk mempelajari lebih lanjut berbagai faktor kerja dan bagaimana faktor‐faktor tersebut 
saling berhubungan 
• Mengenali area dimana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian lebih lanjut 
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan
setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi
penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on
tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna secara visual dalam menjabarkan
masalah yang mengunakan metode ―level why‖ yang dalam, kecuali bila kertas yang
digunakan benar – benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta
biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada
diagram tersebut. Analisa tulang ikan dipakai untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial
dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat
ini membantu kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu
dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses,
mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya (Imamoto et al.,
2008).
Keterbatasan Analisis Fishbone dan Perlunya Pengembangan Lebih Lanjut
Analisis fishbone jelas merupakan suatu alat yang sangat efektif untuk
mengetahui penyebab masalah; analisis fishbone benar-benar membantu untuk
mengetahui alasan untuk masalah dan juga datang dengan solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Namun, dalam beberapa Literatur beberapa kekurangan dari metode
ini telah menunjukkan. Analisis fishbone menguraikan penyebab masalah tetapi tidak
menjelaskan urutan penyebab; Dalam dunia kehidupan nyata masalah dapat terjadi
karena beberapa alasan, tetapi besarnya atau ekstremitas setiap alasan tidak bisa sama.
Diagram tulang ikan juga gagal untuk memenuhi masalah ini (Ruhm, 2004). Juga jarang
mendefinisikan kategori secara jelas dan verifikasi antara hubungan kausal juga kurang
memadai. Bahwa diagram tulang ikan dan analisis mengidentifikasi penyebab di bawah
kategori yang telah ditentukan saja dan tidak cukup berhubungan penyebab satu
dengan yang lain demikian juga untuk masing-masing kategori. Selain itu dari diagram
ini tidak mengisolasi masalah utama dari masalah dan menyajikan masing-masing dalam
cara yang sama.
Mengingat analisis fishbone memiliki beberapa keterbatasan maka
membutuhkan beberapa macam perangkat tambahan yang hanya dapat dilakukan
melalui penelitian akademik dan ilmiah. Penelitian di masa depan terhadap metode ini
dapat menemukan sequencing penyebabnya dan juga bagaimana untuk menempatkan
(lebih menekankan pada) penyebab besaran lebih tinggi. Penelitian juga dapat dilakukan
dalam bidang desain diagram dan gambar hubungan antara penyebab dari berbagai
kategori dan sub-kategori.
CARA MENCARI DAN MEMBUKTIKAN AKAR PERMASALAHAN :
1. Do the right thing and do the thing rightDo the right thing, frasa ini mempunyai makna
sebaga pemilihan job mengacu ke aturan metode.Contoh : ada job A, B, C, D dan E. Job
D adalah job yang sudah tertentu sesuai metode. A, B, C dan E bukanlah pekerjaan yang
ditentukan metode. Jadi jangan hiraukan dulu, karena tidak berkaitan dengan proyek
ini.Do the thing right, frasa ini masih berkaitan dengan hal diatas, setelah menentukan D,
maka kerjakanlah job D dengan sempurna.
2. Metode “5 Why”“5 kali kenapa” Katakanlah satu sebab telah ditemukan, tanyakan
kenapa sebab itumuncul, pertanyaan“Kenapa?”yang berulang sehingga tidak ada jawaban
lagi dari sebab yang terakhir. Itulah akar permasalahannya (the root cause).
Contoh: Gemu Tidak olahraga  malas. Kenapa Gemuk? Karena tidak olahraga.
Kenapa tidak olahraga ? Karena malas. Kenapa Malas? Malas adalah salah satu akar
permasalahan.
3. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
Data tindakan perbaikan dikumpulkan untuk dilaksanakan : Periksa apakah langkah
perbaikan telah dilaksanakan sesuai dengan penelitian
4.

Cara menggunakan diagram fishbone: 
Ketika menggunakan diagram ini, sebenarnya sedang menyusun sebuah tampilan bergambar ya
ng terstruktur dari daftar penyebab yang terorganisir untuk menunjukkan 
hubungannya terhadap sebuah akibat tertentu. 
Langkah‐langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut: 
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis 
•Hasil atau akibat disini adalah karakteristik dari kualitas tertentu, permasalahan yang 
terjadi pada kerja, tujuan perencanaan, dan sebagainya. 

 Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibat agar mudah dipaham
 Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau negatif (suatu masalah, 
akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu berupa masalah biasanya lebih mudah untuk 
dikerjakan. Lebih mudah bagi kita untuk memahami sesuatu yang sudah terjadi 
(kesalahan) daripada menentukan sesuatu yang belum terjadi (hasil yang diharapkan) . 
 Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu menentukan hasil atau akibat 
yang akan dianalisis  2.
Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang belakang. 
 Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat yang dihasilkan ole
h  proses yang akan dianalisis 
 Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut 
Penggunaan   BBM 
kendaraan  perusahaan boros * 
* : Untuk keperluan diagram digunakan contoh kasus penggunaan bahan bakar kendara
an  perusahaan yang boros. 
3. Identifikasi penyebab‐penyebab utama yang mempengaruhi hasil atau akibat. 
 Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi kategori yang akan 
berisi berbagai  penyebab yang menyebabkan penyebab utama. 
 Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan pekerjaan yang tidak mudah. 
Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan menulis daftar seluruh penyebab yang 
mungkin. Kemudian penyebab‐penyebab tersebut dikelompokkan berdasarkan 
hubungannya satu sama lain. Untuk membantu mengelompokkan atau 
mengkategorikan penyebab ini ada beberapa pedoman yang dapat digunakan. Berikut 
ini beberapa panduan yang sering digunakan: 
a. Industri jasa, biasanya menggunakan pengkategorian 4S, yaitu: surrounding, 
supplier, system, skill. 
b. Di bidang administrasi dan pemasaran, biasanya menggunakan 8P, yaitu: 
product atau service, price, people, place, promotion, procedures, processes,  policies. 
c. Industri manufaktur, biasanya menggunakan 6M, yaitu: Man (pelatihan, 
manajemen, sertifikasi, dan sejenisnya), Machine (perawatan, pemeriksaan, 
pemrograman, pengujian, update perangkat lunak dan keras), Material (bahan 
mentah, barang konsumsi, dan informasi), Method (pemrosesan, pengujian, 
pengendalian, perancangan, instruksi), Measurement (kalibrasi), Mother Nature 
(kondisi lingkungan seperti bising, kelembaban, temperatur) 
Masih ada lagi jenis pengkategorian yang lain. Dalam menerapkannya, kita bebas 
untuk  menentukan pengkategorian disesuaikan dengan kebutuhan. 
Selain itu, ada variasi lain dalam menentukan penyebab‐penyebab. Dalam hal ini, 
daripada berusaha untuk menggolongkan seluruh penyebab kedalam berbagai kategori, 
Penggunaan  BBM  kendaraan  perusahaan boros * 
tentukan saja penyebab berdasarkan urutan proses yang digunakan. Jadi, pada garis 
horisontal “tulang punggung ikan”, tuliskan semua proses utama dari kiri ke kanan. 
•Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau akibat, beberapa tulis 
diatas garis horisontal, selebihnya dibawah garis. 
• Buat kotak untuk masing‐masing penyebab utama tersebut 
Contoh: 
4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐faktor yang menjadi penyebab dari 
penyebab utama  •
Identifikasi sebanyak mungkin faktor penyebab dan tulis sebagai sub cabang utama  •
Jika penyebab‐penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari satu penyebab utama, 
tuliskan pada semua penyebab utama tersebut. 
Contoh: 

5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan lanjutkan 
mengorganisasikannya dibawah kategori atau penyebab yang berhubungan. Hal ini dapa

dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan “mengapa”. Contoh pertany
aan  untuk contoh kasus disini, adalah: 
Contoh pertanyaan: 
• Pertanyaan: Mengapa pengemudi menggunakan gigi persneling yang salah? 
• Jawaban: Pengemudi tidak mendengar suara mesin 
• Pertanyaan: Mengapa pengemudi tidak mendengar suara mesin? 
• Jawaban: Radio dinyalakan dengan suara terlalu keras 
• Jawaban: pendengaran tidak bagus 
 
• Pertanyaan: Mengapa ban sering kempes? 
• Jawaban: Tidak ada catatan ukuran tekanan ban 
• Jawaban: Ban sering bocor halus 
• Pertanyaan: Mengapa ban sering bocor halus? 
• Jawaban: kualitas ban tidak bagus 
 
• Pertanyaan: Mengapa perawatan tidak baik? 
• Jawaban: Kekurangan dana 
• Jawaban: tidak ada kesadaran 
 
• Pertanyaan: Mengapa menggunakan BBM dengan kandungan oktan yang tidak tepat?
• Jawaban: Tidak mengetahui kandungan oktan yang direkomendasikan 
• Pertanyaan: Mengapa tidak ada rekomendasi kandungan oktan 
• Jawaban: Tidak ada buku manual kepemilikan kendaraan 

Contoh :

Catatan: Jika sebuah cabang memiliki banyak sub cabang dapat dipecah menjadi diagra
m yang lebih  kecil.Diagram diatas belum semua penyebab minor digambarkan. 
6. Menganalisis diagram 
Analisis membantu kita mengidentifikasi penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih la
njut. 
Diagram fishbone ini hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Diagram pareto d
apat 
digunakan untuk membantu kita menentukan penyebab yang akan pertama kita fokuska
n. 
• Lihat keseimbangan diagram: 
oJika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat mengindikasikan 
perlunya pengkajian lebih lanjut 
oJika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat mengindikasikan 
perlunya indentifikasi lagi penyebab minornya. 
oJika ada beberapa cabang kategori utama hanya memiliki sedikit sub cabang, 
mungkin kita perlu mengkombinasikannya dalam satu kategori.   
• Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini adalah penyebab akar 
•Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat mengkuantitaskan 
hasil atau akibat dari setiap perubahan yang kita lakukan 
• Dan yang terpenting, identifikasi penyebab‐penyebab yang dapat diambil tindakan 
 
Dari contoh kasus, hasil analisisnya adalah: 
• Tingkat detail sudah seimbang 
• Tidak ada penyebab yang berulang 
•Perawatan buruk sepertinya menjadi penyebab yang dapat dilakukan pengukuran 
terhadapnya 
•Perawatan buruk sepertinya juga menjadi penyebab yang dapat dilakukan tindakan 
terhadapnya.   

Anda mungkin juga menyukai