Oleh
03021381621105
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
A. JUDUL
Optimalisasi kinerja jumbo drill dalam pembuatan lubang ledak di PT.
Cibaliung Sumberdaya, Banten.
B. LOKASI PENELITIAN
C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.
D. LATAR BELAKANG
Resources emas yang dimiliki diperkirakan sebesar 1,5 juta wmt bijih emas
dengan kadar rata-rata 9,8 gram emas per ton, dengan umur tambang diperkirakan
selama 6 tahundengan maksimum produksi 70.000 ton emas.
E. PERUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana menganalisis produktivitas aktual alat bor jumbo drill di PT.
Cibaliung Sumberdaya?
2. Bagaimana mengoptimalisasi produktivitas alat bor jumbo drill di PT.
Cibaliung Sumberdaya?
H. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.Dapat mengoptimalkan kinerja alat bor jumbo drill dalam pembuatan
lubang ledak.
2.Sebagai pedoman untuk penulisan karya tulis pada masa mendatang.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu
operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang
ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan.
Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain
seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena pentingnya kegiatan
pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang pemboran serta
segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara terperinci sebagai
bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan pemboran.
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8
(delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, dan fisi
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran
untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin
sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan
kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan
pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik
lebih applicable dari pada sistem pemboran yang lain. Oleh sebab itu maka sangat
penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk pembuatan lubang ledak
untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di peroleh hasil yang maksimal dalam
proses produksi. Pemboran memiliki banyak fungsi antara lain :
a. Explorasi tubuh bijih
b. Informasi stratigrafi
c. Survey seismik (pembacaan gelombang pada batuan)
d. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia
e. Kontrol kadar bijih
f. Perhitungan cadangan bijih
g. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dan lain-lain)
1) Jumbo Drill
Biasanya digunakan untuk membuat lubang tembak dan juga pembersihan batu
gantung sisa peledakan di dalam tambang bawah tanah. Selain kedua fungsi diatas
alat ini juga dapat digunakan untuk memasang sistim penyanggaan awal dalam
tambang bawah tanah. Pada beberapa type jumbo drill juga dilengkapi dengan
lengan khusus guna pengisian bahan peledak yang biasanya berupa ANFO
(Amonium Nitrat Fuel Oil).
2) Jackleg Drilling
Bor jackleg (jackleg drill) adalah mesin bor pneumatic yang dilengkapi kaki
hidraulik yang dapat diatur menyesuaikan dengan arah pemboran. Mesin ini
umumnya digunakan untuk mengebor batuan keras (hard rock). Kaki hidraulik
memungkinkan operator melakukan pemboran dalam berbagai sudut.
Panjang batang bor (drill steel) bervariasi mulai dari 60 cm hingga 4.8 m. Mata
bor (drill bit) yang dipasang diujung batang bor dibuat dari baja kualitas tinggi.
Mata bor ini perlu diganti secara berkala akibat aus setelah digunakan melubangi
batuan keras. Berat bor dengan kakinya dapat mencapai bobot 50 kg.
Mengoperasikan bor ini mirip dengan menunggang kuda liar yang selalu melonjak
dan melompat. Penggunaan paling sering adalah untuk membuat lubang tembak
dan lubang untuk menyisipkan rockbolt.
Lubang tembak adalah lubang bor yang kemudian akan diisi bahan peledak untuk
membuka terowongan. Sedang rockbolt digunakan untuk menyangga atap
terowongan agar tidak runtuh.
Sistem Pemboran
komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik,
batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi
terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk
pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan
sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ),
yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.
Pada pemboran tumbuk (percusif), energi dari mesin bor diteruskan oleh batang
bor dan mata bor untuk meremukkan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini
adalah piston yang mendorong dan menarik tungkai (shank) batang bor. Pada
metode perkusif yang terjadi adalah proses peremukan (crushing) permukaan
batuan oleh mata bor. Contoh alat bor yang menggunakan temper ini adalah
hammer drill, churn drill.
· Top Hammer
Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2
kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan
gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan
batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan
tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jeis yaitu : Hydrolic Top
Hammer danPneumatic Top Hammer.
Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya menggunakan
tenaga manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh : Auger Drill, Bangka Bor,
Churn Drill, Bor Mesin Semprot ( BMS ).
Integral Drill Steels terdiri dari shank adaptors, batang bor, dan mata bor yang
telah terpasang menjadi satu. Pada umumnya integral drill steels digunakan
jenjang relatif rendah dengan diemeter lubang bor antara 22-41 mm.
· Extension Drill Steels
Extension Drill Stells terdiri dari empat komponen utama yang dapat dipisahkan
satu sama lain. Komponen utama tersebut adalah :
1. Mesin bor
Mesin bor adalah alat yang mengubah energi potensial ( yang berupa udara
bertekanan dari kompresor ) menjadi energi mekanik penggerak piston dan drill
rod.
2. Shank Adaptors
3. Coupling
Coupling digunakan untuk menghubungkan batang bor yang satu dengan yang
lainnya sampai kedalaman lubang bor yang diinginkan.
4. Drill Rod
Drill rod merupakan bagian yang menggerakkan bit ( mata bor ) atau sebagai
tempat mata bor.
Mata Bor merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang langsung
mengenai batuan. Mata Bor (Bit) ada dua macam yaitu :
a. Deteacable Bit
Disebut Deteacable Bit apabila bitnya diganti-ganti tidak menyatu dengan Drill
Rod. Pada Jack Hammer, Deteacable Bit ini dikenal juga dengan Soket.
b. Forget Bit
Disebut Forget Bit apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya tidak lepas. Pada
Jack Hammer, Forget Bit ini dikenal juga dengan nama Chiel.
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di
bor, rock drillability, geomeetri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan
ketrampilan operator.
1. Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada
pemiliha metode pemboran, yaitu :
Kekerasan Batuan
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.
Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan dan
dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan
untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan merupakan fungsi
dari kekerasan, komposisi butiran mineral, porositas, dan derajat kejenuhan serta
merupakan hal yang utama yang harus diketahui untuk menentukan tingkat
kemudahan pemboran.
Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekerasan terhadap gaya
luar, baik itu kekuatan staik maupun dinamik. Pada prinsipnya, kekuatan batuan
tergantung padakomposisi mineralnya.
Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan mineral lain, ini
merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor dan
batang bor. Faktor yang mempengaruhi abrasivitas batuan adalah:
▪ Kekerasan batuan
▪ Bentuk butir
▪ Ukuran butir
▪ Porositas batuan
Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan Modulus Young (E), dan nisbah
Poisson (υ). Modulus elastisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan
normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan
kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial. Modulus
elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis
perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan.
Plastisitas
·
Tekstur Batuan
Karakteristik Pecahan
2. Rock Drillability
3. Geometri Pemboran
5. Keterampilan Operator
P = Vt x Veq ×MA×EU×D
J. METODOLOGI PENELITIAN
K. JADWAL PENELITIAN
Waktu dan jadwal kegiatan Tugas akhir ditempuh dalam waktu 2 bulan, dari
tanggal 22 Juli – 22 September 2019 dengan rincian sebagai berikut :
Jadwal Pelaksanaan
No. Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7
Administrasi dan orientasi
1
lapangan
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Konsultasi dan Bimbingan
Penyusunan dan Pengumpulan
5
Draft Laporan
L. PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat untuk dijadikan acuan pelaksanaan Tugas
Akhir dan sebagai pertimbangan bagi PT. Cibaliung Sumberdaya, dengan harapan
perusahaan dapat memberikan kesempatan pada pemohon untuk melaksanakan
Tugas Akhir tersebut. Pemohon menyadari bahwa pada saat pelaksanaan Tugas
Akhir ini akan sedikit mengganggu kegiatan perusahaan dan untuk itu sebelumnya
Pemohon meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua.Atas bantuan
dan perhatiannya pemohon ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1 . Heri Wiratmoko, 2011, “Kajian Teknis Pengaruh Pengeboran Miring Pada
Peledakan Lapisan Tanah Penutup Terhadap Produktivitas Alat Muat
Shovel Liebherr9350 Di Collar 2-3 PT Saptaindra Sejati Tutupan
Kalimantan Selatan” Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan UPN
“VETERAN” Yogyakarta.
2 . Hult. 1998, “Estimasi Produksi Mesin Bor dan Cykle Time”,New York
3 . Koesnaryo.S., 1988, “Rancangan Peledakan Batuan, Jurusan Teknik
Pertambangan”, Jurusan Teknologi Mineral, UPN “Veteran”
Yogyakarta.
4 . Koesnaryo.S., 2001, “Pemboran untuk Penyediaan Lubang Ledak”, Jurusan
Teknik Pertambangan UPN “VETERAN” Yogyakarta.
5 . Bambang , T, 1975, Pengantar Teori Teknik Pemboran, Patra, ITB, Bandung.
6 . Richard L.Ash, 1990, “Design of Blasting Round, Surface Mining”, B.A.
Kennedy Editor, Society for Mining,Metallurgy, and Explotion, Inc.
Page. 565-584.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP