Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

“DISTRIC HEALTH INFORMATION SYSTEM SEBAGAI UPAYA


MENUJU SATU DATA KESEHATAN INDONESIA DAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN”

OLEH :

KELOMPOK VI

Ni Wayan Yamini P07124217 006


Ni Komang Kumari Misel Aida P07124217 012
I Gusti Ayu Bitha Maha Anjela P07124217 016
Nikita Crhoasita Mba’u P07124217 020
Putu Nanda Kartika Sari P07124217 023
Kade Liska Putraning Ayu P07124217 044
Ni Putu Sri Supitadewi P07124217 048
Theresia Rambu Melani M. P. P07124217 049
Ni Luh Sarinadi P07124217 055
Ni Made Nia Lusyawati P07124217 064

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-NYAlah kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah
Sistem Informasi Kesehatan “Distric Health Information System Sebagai Upaya
Menuju Satu Data Kesehatan Indonesia Dan Pengembangan Teknologi Informasi
Kesehatan”.

Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau makalah ini,tidak sedikit


hambatan yang penulis hadapi. Sehingga dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini penulis juga menyampaikan ucapan


terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
memberikan informasi tentang materi yang terkait.

Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi,khususnya bagi penulis.

Denpasar, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

halaman

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 2

BAB II Pembahasan
A. Sistem Informasi Kesehatan................................................................ 4
B. Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi .................................. 5
C. Pengenalan DHIS2 di Indonesia ............................................................. 6
D. DHIS2 Sebagai Upaya Menuju Satu Data Kesehatan di Indonesia........ 6
E. Implementasi DHIS2 Indonesia.............................................................. 8

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
District Health Information System (DHIS) merupakan sebuah platform
open source untuk menghasilkan sebuah analisa, laporan, dan penyebaran
data dari seluruh program kesehatan yang dikembangkan oleh Health
Information System Programme (HISP).  HISP sendiri merupakan system
informasi yang dikelolah oleh Departement of Informatics di University of
Oslo yang diperuntukan untuk negara-negara berkembang dimulai dari Afrika
Selatan pada tahun 1990. Sebagai aplikasi penunjang HISP, HISP
menggunakan DHIS2 sebagai sarana pengumpulan data yang digunakan
secara public. Hingga saat ini, DHIS sudah dipakai lebih dari 60 negara di
seluruh dunia.
Dalam pengembangan DHIS, DHIS memiliki beberapa versi berbeda,
diantaranya DHIS 1.3, DHIS 1.4 dan DHIS 2. Pada tahun 1996 DHIS versi
pertama dikembangkan pada platform Microsoft Access, termasuk Visual
Basic for Application(VBA) sebagai platform front-end, Microsoft Access
sebagai database back-end, Microsoft Excel sebagai pengolahan report dan
Windows sistem operasi yang digunakan. Pada tahun 2005 DHIS 1.4
dikembangkan dan mengubah struktur database secara signifikan terhadap
struktur database DHIS 1.3 dan laporan yang dihasilkan memiliki berbagai
macam format. Pada tahun 2008 DHIS 2 diciptakan sebagai penerus DHIS
versi 1 yang dikembangkan menggunakan Java dan berbentuk aplikasi web.
DHIS 2 merupakan aplikasi yang dapat mempermudah pemerintah dan
organisasi untuk mendapatkan, mengelola dan menganalisa informasi
kesehatan. DHIS 2 memiliki berbagai macam fitur dan tampilan antarmuka
yang mudah dipahami oleh seorang non programmer sekalipun seperti
mengelola dan mengumpulkan data individu dengan fleksibel. DHIS 2
memiliki berbagai macam fitur visualisasi seperti peta, grafik, table dan

1
mengkompilasi seluruh informasi tersebut kedalam sebuah dashboard
kesehatan. Model arsitektur DHIS 2 adalah sebuah data warehouse yang
dapat mengintegrasi berbagai data kesehatan dari banyak macam sumber
terutama data kesehatan yang berasal dari level fasilitas kesehatan, dan
informasi yang dikumpulkan dapat ditampilkan dan diakses oleh semua level
organisasi kesehatan.
Selain itu DHIS 2 merupakan sistem informasi kesehatan yang dapat
dioperasikan untuk berbagai macam kebutuhan. DHIS 2
mengimplementasikan pertukaran data dan meta data standar kesehatan. Ada
banyak contoh sistem operasi yang juga mengimplementasi standard ini dan
berpotensi dapat menjadi data untuk DHIS 2.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Informasi Kesehatan?
2. Bagaiamana Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi?
3. Bagaimana pengenalan DHIS2 di Indonesia?
4. Bagaimana DHIS2 sebagai upaya menuju Satu Data Kesehatan di
Indonesia?
5. Bagaimana implementasi DHIS2 Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Informasi Kesehatan.
2. Untuk mengetahui Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3. Untuk mengetahui pengenalan DHIS2 di Indonesia.
4. Untuk mengetahui DHIS2 sebagai upaya menuju Satu Data Kesehatan
di Indonesia.
5. Untuk mengetahui implementasi DHIS2 Indonesia.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami District Health
Information System (DHIS) sehingga apabila nanti keluar dari

2
institusi pendidikan dan bekerja dalam lingkungan pelayanan
kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit mampu menerapkan
dan mengaplikasikan mengenai District Health Information System
(DHIS) sesuai dengan ketentuan yang berada dalam lingkup
pelayanan kesehatan tersebut.

2. Bagi Masyarakat
a. Memberikan pengetahuan dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi peneliti dalam penelitian ilmiah.
b. Menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya dalam melakukan
penelitian mengenai pengembangan sistem informasi kesehatan.
c. Memberikan kontribusi bagi Kementerian Kesehatan RI dalam
Penguatan Sistem Informasi Kesehatan.
d. Memberikan masukan bagi pemerintah propinsi dan
kabupaten/kota dalam membuat kebijakan pengembangan sistem
informasi kesehatan.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sistem Informasi Kesehatan


World Health Organization (WHO) mendefinisikan sistem informasi
sebagai upaya terintegrasi untuk mengumpulkan data, memproses,
melaporkan dan menggunakan informasi dan pengetahuan kesehatan untuk
medukung pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, pengembangan
program kesehatan dan penelitian. Informasi kesehatan digunakan untuk
pengambilan keputusan di semua tingkatan organisasi kesehatan baik di
level komunitas (kesehatan masyarakat), fasilitas kesehatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional dan bahkan global. Pengambilan
keputusan manajemen kesehatan dapat berupa: pengembangan rencana
strategis dan alokasi sumber daya kesehatan. Bagi dinas kesehatan untuk
mengakomodasi pelaporan rutin dan perencaaan . Di level fasilitas
pelayanan kesehatan selain digunakan untuk manajemen fasilitas
kesehatan, audit, perencanaan, manajemen logistik dan lainnya, juga
digunakan untuk mendukung pelayanan pasien dan meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien. Memahami beban penyakit di masyarakat melalui
pemantauan morbiditas dan mortalitas. Monitoring dan evaluasi terhadap
program-program kesehatan.
Sistem informasi merupakan bagian dari building block sistem
kesehatan yang menjembatani komponen yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan kesehatan serta
pelayanan obat dan vaksin dengan tatakelola dan regulasi. Sistem informasi
merupakan sub-komponen sistem kesehatan dalam konteks menyediakan
informasi kesehatan rutin dan non-rutin dalam bentuk indikator-indikator
kesehatan yang dipantau secara terus menerus.
Health metrics network (HMN) menggambarkan proses sistem
informasi kesehatan sebagai suatu siklus pengumpulan, pemrosesan data,
analisis, presentasi, interpretasi dan penggunaan informasi kesehatan untuk

4
pengambilan keputusan. Indikator kesehatan dan definisi operasional
indikator merupakan acuan penting dalam pengumpulan data kesehatan.
Alat bantu pengumpulan data dapat berupa kertas (secara manual) melalui
formulir-formulir pencatatan dan pelaporan, ataupun secara elektronik. Saat
ini penggunaan sistem informasi secara elektronik telah banyak dilakukan
untuk mengumpulkan data rutin di fasilitas pelayanan kesehatan dan
program. Untuk memfasilitasi tersebut, sistem elektronik sudah umum
digunakan baik untuk skala mikro di fasilitas kesehatan, maupun skala
makro di Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.

B. Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Inovasi teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan dalam
rangka pengumpulan data kesehatan dikembangkan baik secara mandiri,
bekerjasama dengan pihak lain atau secara terpusat TIK dikembangkan dari
yang paling sederhana sampai yang sangat kompleks. Inovasidi fasilitas
pelayanan kesehatan dapat berupa sistem informasi rumah sakit (SIMRS),
sistem informasi puskesmas (SIMPUS), sistem informasi logistik, sistem
informasi sumber daya manusia, maupun sistem lain yang lebih spesifik
untuk program kesehatan tertentu seperti sistem informasi surveilans,
sistem informasi TB terpadu (SITT), sistem informasi HIV/AIDS (SIHA)
dan sistem informasi malaria (eSismal). Sistem informasi tersebut telah
berkembang dan berjalan secara simultan di Indonesia. Teknologi yang
digunakan juga bervariasi mulai dari versi desktop, client-server sampai
teknologi mobile. Begitu juga desain interface dan standar yang digunakan,
sangat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi penggunanya.
District Health Information Software (DHIS2) merupakan salah satu
sistem elektronik yang digunakan untuk mendukung penguatan sistem
informasi kesehatan nasional. DHIS2 adalah sebuah aplikasi atau software
open source untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa informasi
kesehatan. Umumnya penggunaan DHIS2 bertujuan untuk mengumpulkan
data, menganalisa dan menyebarkan informasi kesehatan untuk
memfasilitasi perumusan, pengelolaan, perencanaan, penganggaran,

5
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi
program kesehatan secara efektif. DHIS2 telah dikembangkan sejak tahun
2004 dan digunakan di lebih dari 60 negara-negara berkembang di Afrika,
Timur Tengah dan Asia.

C. Pengenalan DHIS2 di Indonesia


DHIS2 memiliki beberapa fitur yang memungkinkan
penggunamengelola data agregat dan individu dengan fleksibel melalui
tampilan antarmuka yang mudah dipahami bagi seorang non-programmer
sekalipun. Pengguna dapat menentukan sendiri jenis data yang akan
dikumpulkan, membuat validasi, mengkalkulasi indikator secara otomatis
serta menampilkan informasi kesehatan dengan mudah. DHIS2 memiliki
fitur yang menarik untuk visualisasi data dalam berbagai bentuk, seperti
peta, grafik, tabel dan mengkompilasi semua tampilan dalam bentuk
dashboard kesehatan yang komprehensif. Integrasi dan diseminasi data
maupun informasi kesehatan menjadi lebih mudah dengan menggunakan
DHIS2.

D. DHIS2 Sebagai Upaya Menuju Satu Data Kesehatan di Indonesia


Arsitektur DHIS2 yang mengakomodasi integrasi data dari berbagai
sumber sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan terhadap informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan di level Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Provinsi. Kebutuhan tersebut diperkuat dengan kondisi
sistem informasi kesehatan di Indonesia dengan berbagai permasalahan,
antara lain:
1. Fragmentasi informasi kesehatan, baik skala nasional maupun di daerah.
Berbagai program kesehatan memiliki mekanisme tersendiri dalam
pengumpulan data, analisis dan penyajian informasi menggunakan
sumber daya sendiri. Masing-masing daerah memiliki sistem informasi
yang dikelola untuk kepentingan daerah masing-masing tanpa
terintegrasi satu sama lainnya.

6
2. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan bervariasi
dengan menggunakan referensi standar yang berbeda. Masing-masing
TIK baik yang skala nasional maupun di daerah, tidak saling terhubung
dan pemanfaatan data kesehatan tidak maksimal.
3. Kapasitas SDM terbatas baik dari jumlah dan kompetensinya untuk
melakukan pengumpulan data, analisis dan visualisasi informasi
kesehatan. Dengan permasalah tersebut, diusulkan 3 strategi penting
untuk memperkuat SIK di Indonesia, antara lain: meningkatkan kualitas
transaksi data kesehatan di level fasilitas kesehatan, mempermudah
aliran data dari level yang paling bawah serta menggunakan informasi
kesehatan untuk pengembilan keputusan di semua level, baik Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Fasilitas Kesehatan. Prinsip-pinsip
integrated dashboard dan integrated technology pada DHIS2 dapat
menjawab kebutuhan tersebut.

Integrated technology berkaitan dengan fungsi DHIS2 untuk


mengintegrasikan berbagai sumber data dari sistem yang berbeda baik yang
berbasis database maupun berbasis spreadsheet. Web service DHIS2 dapat
menjembatani automatic data transfer dari sistem lain. Data agregat yang
berasal dari SITT, SIHA, IKS dan KOMDAT yang sudah menggunakan
sistem data base tersendiri memungkinkan untuk diintegrasikan padaDHIS2.
Modul Import-Export memungkinkan ekstraksi data dari format TXT/CSV.
Modul tambahan seperti Excel Importer dapat digunakan untuk
mengintegrasikan data retrospektif berbasis Excel yang umumnya
digunakan untuk pengumpulan data dari level Fasiltias Kesehatan.
Data program Kesehatan Ibu dan Anak, Imunisasi dan Gizi di
Kabupaten/Kota banyak menggunakan Excel sebagai alat bantu
pengumpulan data. Integrated dashboard memungkinkan visualisasi
informasi kesehatan berbagai program dalam satu tampilan. Dashboard
secara fleksibel dapat dibuat, dibagikan dan diekstraksi data-nya dengan
fasilitas web service DHIS2 untuk dianalisis secara lebih mendalam.
Dashboard juga dapat dilihat menggunakan perangkat mobile menggunakan

7
Apps DHIS2 Dashboard sehingga memudahkan akses bagi pengambil
keputusan maupun pihak lain yang membutuhkan. Selain sebagai data
integrator, DHIS2 memberikan dampak bagi pengembangan standar data
agregat di Indonesia. Berbagai kebutuhan data elemen standar untuk analisis
dan visualisasi data dikembangkan melalui DHIS2.

E. Implementasi DHIS2 Indonesia


Sama halnya di negara-negara lain, implementasi DHIS2 dimulai dari
mempersiapkan DHIS2 instance yang siap untuk dimodifikasi dan
disesuaikan dengan kebutuhan nasional. Berikut ini adalah langkah-
langkah implementasi DHIS2 di Indonesia :
1) Mempersiapkan DHIS2 instance yang di-install dan di maintenance
Kementerian Kesehatan.
2) Membentuk core team DHIS2 Indonesia yang anggotanya berasal dari
Pusdatin dan subdirektorat lain di Kementerian Kesehatan, Konsultan
HIS Global Fund, Center of Excellence (UGM) dan Universitas Oslo.
3) Melakukan serangkaian kegiatan capacity building untuk menetapkan 3
building block DHIS2, yaitu ; a): Hirarki organisasi mulai dari level
nasional, provinsi, kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan, b). Data
element yang berasal dari formulir pelaporan rutin, serta c). Data set
yang disesuaikan dengan jenis laporan dan periode pelaporan.
4) Melakukan integrasi sumber data elektronik yang sudah digunakan di
level Kementerian Kesehatan, antara lain SITT untuk data TB, SIHA
untuk data HIV/AIDS, KOMDAT untuk laporan indikator minimal
level Kabupaten/Kota, eSismal untuk data malaria dan eLogistik untuk
ketersediaan obat Puskesmas.
5) Menyusun modul pelatihan dan penggunaan DHIS2 untuk pengguna
super admin dan pengguna di level Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Provinsi.
6) Training for trainer (ToT) DHIS2 bagi core team, center of excellence
dan tenaga SIK di Kabupaten/Kota dan Provinsi yang menjadi target
implementasi. ToT bertujuan untuk mempersiapkan kegiatan

8
pendampingan di level Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi pilot
implementasi.
7) Roll out di 10 Kabupaten/Kota secara serial dengan mengusung 3
konsep utama yaitu: a). Identifikasi sumber data kesehatan local,
b).Pelatihan penggunaan DHIS2 bagi pemegang program kesehatan di
level kesehatan bagi Dinas Kesehatan, dan c).Diseminasi dan advokasi
data kesehatan secara lintas sektoral di masing-masing lokasi
implementasi.
8) Supervisi penggunaan DHIS2 untuk melihat penggunaan dan
pemanfaatan DHIS2 di Kabupaten/Kota.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
World Health Organization (WHO) mendefinisikan sistem
informasi sebagai upaya terintegrasi untuk mengumpulkan data,
memproses, melaporkan dan menggunakan informasi dan pengetahuan
kesehatan untuk medukung pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,
pengembangan program kesehatan dan penelitian. Inovasi teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan dalam rangka pengumpulan
data kesehatan dikembangkan baik secara mandiri, bekerjasama dengan
pihak lain atau secara terpusat TIK dikembangkan dari yang paling
sederhana sampai yang sangat kompleks. District Health Information
Software (DHIS2) merupakan salah satu sistem elektronik yang digunakan
untuk mendukung penguatan sistem informasi kesehatan nasional.
Implementasi DHIS2 dimulai dari mempersiapkan DHIS2 instance yang
siap untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan nasional.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya inovasi-inovasi dalam teknologi
informasi dan komunikasi dapat digunakan dengan baik dan optimal
dalam meningkatkan kualitas data dalam menunjang data-data kesehatan
yang berkualitas dan akurat serta dapat diakses oleh masyarakat luas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Petunjuk


Teknis Pengisian Formulir Kesehatan Pencatatan dan Pelaporan
Program Pengendalian HIV/AIDS dan IMS. Jakarta, Indonesia : 2015.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelaporan Program Melalui


Aplikasi Komunikasi Data.

Kiberu, VM, dkk. Strengthening distric-based health reporting through the distric
health management information software system : The Ugandan
Experience. BMC Med Inform Decis Mak. 2014.

Sekretariat Direktorat Jenderal PP dan PL. Petunjuk Teknis Penemuan Pasien TB-
DM di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut Dapat.
(Widaningrum, C, dkk. Jakarta : 2015).

Anda mungkin juga menyukai